Pasquale Getrudio M.Mau-PENGARUH EFEKTIVITAS POC
Pasquale Getrudio M.Mau-PENGARUH EFEKTIVITAS POC
Pasquale Getrudio M.Mau-PENGARUH EFEKTIVITAS POC
PROPOSAL PENELITIAN
Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Oleh:
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, karena belum banyak
informasi mengenai Efektivitas Pencampuran Pupuk Organik Cair Dalam Nutrisi
Hidroponik Pada Pertumbuhan Tanaman Seledri maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “ Efektivitas Pencampuran Pupuk Organik Cair Dalam
Nutrisi Hidroponik Pada Pertumbuhan Tanaman Seledri.
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman seledri ini berupa herba tegak. Umur tanaman ini bisa mencapai 2
tahun. Seledri memiliki daun berpangkal pada batang dekat tanah, bertangkai, dan
mengeluarkan bau aromatis yang khas, bunga majemuk dan bertangkai pendek-
pendek dan buah membulat panjang, dan berwarna coklat serta biji berwarna
hitam.
Seledri merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
dataran tinggi, tumbuh optimal pada ketinggian tempat antara 1.000 – 1.200 m
dpl. Suhu udara yang dikehendaki untuk pertumbuhan dan produksi tanaman
seledri 15 ºC – 24 ºC dengan kelembaban antara 80 - 90 % serta cukup mendapat
sinar matahari sekitar 8 jam/hari (Jannah, 2016). Menurut Rukmana (2011),
seledri kurang tahan terhadap air hujan yang tinggi, sehingga penanaman
sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan atau pada periode bulan tertentu
yang curah hujannya berkisar antara 60-100 mm/bulan. Tanah yang ideal untuk
tanaman seledri adalah tanah yang subur, banyak mengandung humus, gembur,
serta mengandung garam dan mineral dengan pH tanah antara 6,0 – 7,0.
2.2 Tanaman Seledri ( Apium graveolens L)
Seledri (Apium graveolens, L.) berasal dari Eropa Selatan. Pertama kali
dijelaskan oleh Carotus Linnaeus (spesies Plantanum, 1753), di
Indonesiatanaman ini dikenal dengan nama seledri. Seledri merupakan herba
berbau aromatik, rasanya manis, sedikit pedasdan sifatnya sejuk, herba bersifat
tonik, memacu enzim pencernaan (stomatika), menurunkan tekanan darah
(hipotensif), penghenti pendarahan (hemostatika), peluruh kentut (karminatifa),
mengeluarkan asam urat darah yang tinggi, pembersih darah, dan memperbaiki
fungsi hormon yang terganggu.
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Pupuk organik cair adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan
hewan yang sudah diproses dan diberikan melalui daun dengan cara
penyemprotan, guna mencukupi kebutuhan hara bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Mulyani, 2002). Pupuk organik mampu memperbaiki
struktur tanah, meningkatkan jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya
simpan air, sehingga kesuburan tanah meningkat (Yuliarti, 2009). Keuntungan dari
pupuk organik cair adalah hara yang diberikan akan lebih cepat diserap oleh
tanaman dibandingkan dengan pemberian melalui akar atau tanah (Adawiyah and
Afa, 2018)
Hidroponik menurut Sutiyoso (2004), berasal dari kata hidro yang berarti air
dan ponus yang berarti daya. Disimpulkan bahwa hidroponik adalah usaha untuk
memberdayakan air. Hidroponik yang berkembang pertama kali yaitu hidroponik
substrat. Hidroponik substrat yaitu dengan cara memanfaatkan media tanam padat
selain tanah, yang dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman dengan cara
menyediakan nutrisi tanaman, air, oksigen serta dapat mendukung akar tanaman.
Penggunaan substrat sebagai media tanam hidroponik harus memperhatikan
kesterilan dari bahan yang digunakan. Menurut Sumardiyanti, Widaryanto dan
Koesriharti dalam Sutiyoso (2003), menyebutkan bahwa pemberian nutrisi sangat
penting bagi kelangsungan hidup tanaman, terutama disebabkan karena media
tanam yang diguanakan tidak mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman.
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alat yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu pH meter, EC meter, pompa nutrisi, bak nutrisi, tray
persemaian, paranet, pipa, selang nutrisi, rockwool, net pot, gergaji, bor
listrik, jangka sorong. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
benih selada daun “Grand Rapid”, nutrisi AB Mix, pupuk organik cair GDM
1. Instalasi Hidroponik
Pipa dengan Panjang 1,5 m disiapkan untuk penanaman bibit selada,
bagian pipa yang akan ditanami dilubangi menggunakan bor listrik
dengan diameter 5 cm. Kedua sudut ujung pipa diberikan penutup lalu
dilubangi sebesar diameter selang nutrisi yang akan digunakan. Pipa
yang telah dilubangi disusun pada rakyang sudah disiapkan.
2. Persemaian dan Pembibitan
Persemaian dan Pembibitan Benih selada yang akan ditanam pada
instalasi hidroponik, harus dilakukan persemaian terlebih dahulu. Untuk
menyemai benih tersebut, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Media semai (rockwool) dipotong berukuran 3 x 3 cm.
b. Rockwool yang telah dipotong kecil-kecil kemudian
direndam dalam air hingga seluruhbagian rockwool basah
terkena air kemudian rockwool diletakkan pada tray semai.
c. Rockwool dilubangi dan disertai benih selada.
3. Pemupukan
Pemupukan dalam penelitian ini dilakukan pada saat tanaman
telah dipindahkan dari persemaian ke tempat peremajaan. Pemupukan
dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair buatan sendiri. Pupuk
organic cair dicampur dengan Nutrisi Hidroponik AB Mix ke dalam
bak penampungan nutrisi dengan dosis 10 ml untuk 1 liter air pada AB
Mix dan 25 ml untuk 1 liter air pada pupuk organik cair.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif yang didasarkan pada pemberian pupuk organic cair bernutrisi
hidroponik.
DAFTAR PUSTAKA