Makalah Farmasi Rumah Sakit Ifrs
Makalah Farmasi Rumah Sakit Ifrs
Makalah Farmasi Rumah Sakit Ifrs
DISUSUN OLEH :
Kelompok :6
YOGYAKARTA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan peran yang semakin luas, IFRS tidak hanya harus berfokus pada aspek
operasional dan manajemen logistik, tetapi juga pada peningkatan kompetensi
farmasis dalam memberikan layanan farmasi klinik yang berorientasi pada
keselamatan pasien. Penerapan standar nasional dan internasional dalam
pelayanan farmasi menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa seluruh
kegiatan yang dilakukan IFRS berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Good
Pharmacy Practice (GPP), yang menitikberatkan pada keselamatan dan
kenyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit
tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan
untuk keperluan rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud
adalah kegiatan yang menyangkut pembuatan, pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi (perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan, pelaporan,
pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep, pelayanan informasi obat,
konseling, farmasi klinik di ruangan. IFRS merupakan suatu organisasi
pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan produk yaitu sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan dan gas medis habis pakai serta pelayanan jasa
yaitu farmasi klinik (PIO, Konseling, Meso, Monitoring Terapi Obat, Reaksi
Merugikan Obat) bagi pasien atau keluarga pasien.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup IFRS yaitu memberikan pelayanan farmasi berupa
pelayanan nonklinik dan klinik. Pelayanan nonklinik biasanya tidak secara
langsung dilakukan sebagai bagian terpadu, pelayanan ini sifatnya administrasi
atau manajerial seperti pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan
perbekalan kesehatan dan interaksi profesional dengan tenaga kesehatan
lainnya. Pelayanan klinik mencakup fungsi IFRS yang dilakukan dalam program
rumah sakit yaitu Pelayanan obat di apotik/depo, konseling pasien, pelayanan
informasi obat, evaluasi penggunaan obat, monitoring efek samping obat,
pemantauan terapi obat.
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Pengelolaan sediaan famasi dan perbekalan kesehatan merupakan suatu
siklus kegutan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan,
administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan, dengan tujuan:
a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien.
b. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan
c. Meningkatkan kompetensi kemampuan tenaga farmasi.
d. Mewujudkan sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat
guna.
e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
2. Farmasi Klinis
Pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan langsung yang diberikan
kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat Pelayanan farmasi
klinik meliputi:
a. Pengkajian pelayanan dan resep
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk
peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi.
Pada setiap tahap alur pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Tujuan
pengkajian pelayanan dan resep untuk menganalisa adanya masalah
terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep.
b. Penelusuran riwayat penggunaan obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat adalah proses untuk
mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain
yang pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat
diperoleh dari wawancara atau data rekam medik/pencatatan
penggunaan obat pasien.
d. Konseling
Konseling obat adalah suatu proses diskusi antara apoteker
dengan pasien/keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis untuk
memberikan kesempatan kepada pasien keluarga pasien
mengeksplorasikan diri dan membantu meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, dan kesadaran sehingga pasien/keluarga pasien
memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam penggunaan obat
yang benar termasuk swamedikasi. Tujuan umum konseling adalah
meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi
meminimalkan risiko efek samping, meningkatkan cost effectiveness
dan menghormati pilihan paaien dalam menjalankan terapi.
e. Vinte
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan
untuk mengamati kondis kimis pasien secara langsung, dan mengkagi
masalah terkait oba, menantan terapi obat dan reaksa obat yang tidak
dikehendaki, meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan
informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan
lainnya. Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar
rumah sakit atas permintaan pasien yang biasa disebut dengan
pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care). Sebelum
melakukan kegiatan visite apoteker harus mempersiapkan diri dengan
mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa
terapi obat dari rekam medis atan sumber lain.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit tempat
penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk
keperluan rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah
kegiatan yang menyangkut pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengelolaan perbekalan farmasi (perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pencatatan, pelaporan, pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep,
pelayanan informasi obat. konseling, farmasi klinik di ruangan. Tugas IFRS,
Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan,
Tanggung jawab IFRS. Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan
terkoordinasi. dengan baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang
bersifat diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik. Fungsi IFRS,
IFRS berfungsi sebagai unit pelayanan dan unit produksi. Unit pelayanan yang
dimaksud adalah pelayanan yang bersifat manajemen (nonklinik) dan pelayanan farmasi
klinik. Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau instalasi pusat pelayanan
sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau
bahan yang membutuhkan kondisi steril.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar Charles, J.P., Lia Amalia. 2003. Teori dan Penerapan Farmasi Rumah Sakit.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Rusli. 2016. Farmasi Rumah Sakit dan Klinik. Jakarta Pusdik SDM Kesehatan, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusat Kesehatan