Chapter1
Chapter1
Chapter1
PENDAHULUAN
cukup besar. Karena kurangnya tenaga kerja terampil, akses pasar yang
lapangan kerja. Tujuan lain dapat dicapai dengan masuknya modal asing,
era liberalisasi ekonomi dan globalisasi, tetapi investasi juga merupakan cara
untuk menumbuhkan industri karena investasi asing langsung adalah urat nadi
1
bergantung satu sama lain untuk memenuhi harapan mereka.
Kedua belah pihak tadi secara formal mengikatkan diri pada suatu
kontrak yang pada akhirnya akan menjalin hubungan hukum di antara mereka,
kejelasan hukum. Investor asing akan tertarik ke Indonesia dengan rasa aman
internasional, kejelasan hukum di bidang ini sangat penting bagi suatu negara
antara para pihak merupakan akibat dari globalisasi yang telah melahirkan
formal yang dihasilkan dari kesepakatan antara para pihak, dan/atau dengan
yang dibentuk oleh negara atau metode penyelesaian konflik di luar pengadilan
seperti arbitrase.
1
Syahmin AK., Hukum Ekonomi dan Perdagangan Internasional, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
2
internasional, sebagaimana diketahui secara umum, bertujuan untuk
ekonomi. Hal ini sering terjadi antara negara industri dan negara berkembang,
bisnis milik investor asing adalah salah satu tindakan sepihak oleh negara-
sebagai akibat dari kemerdekaan sejumlah negara Afrika dan Asia pada awal
Persada, 2016), hal. 17. Lihat pula, Hendrik Budi, Hukum Investasi, (Jakarta: PT. Sinar Grafika,
2010), hal. 113
2
UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, karena tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan percepatan perkembangan perekonomian dan pembangunan hukum nasional, khususnya
di bidang penanaman modal
3
Huala Adolf, Arbitrase Komersial Internasional, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2016), hal.
36
3
1960-an.4 Negara-negara yang keberatan kemudian mencoba membawa
Inisiatif ini, bagaimanapun, memiliki pengaruh kecil pada saat itu karena
asing dan negara tuan rumah (host state) sebagai akibat dari munculnya isu-isu
Investment Disputes between States and Nationals of Other States 1965 (ICSID
14 Oktober 1966, Konvensi ini mulai berlaku setelah disetujui oleh 20 (dua
forum arbitrase bukanlah ide baru sebagai cara penyelesaian masalah hukum
Modal.
Gugatan Churchill Mining Plc dan Planet Mining Pty Ltd v. Republik
4
Yenny Mario Doan, Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and
Nationals of Other States, (Jakarta: Centre for International Law Studies, Faculty of Law University
of Indonesia, Volume 7 Number I, October 2009), hal. 168
5
Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional: Suatu Pengantar, (Bandung: CV Keni Media, 2010),
hal. 247
6
Eman Suparman, Arbitrase & Dilema Penegakan Keadilan, (Jakarta: PT. Pikahati Aneska
bekerjasama dengan BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia), 2012), hal. 4
4
Indonesia di forum ICSID mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir.
sebesar USD 9.4 juta sebagai akibat dari putusan arbitrase di forum ICSID
tersebut yang pada tanggal 6 Desember 2016 yang menolak seluruh klaim yang
diajukan oleh Churchill Mining Plc dan Planet Mining Pty. Ltd. terhadap
Maret 2017, Churchill Mining Plc dan Planet Mining Pty. Ltd. mengajukan
secara sepihak mencabut SK IUP Eksploitasi milik PT. Ridlatama pada 4 Mei
2010, yang menandai dimulainya kasus ini secara resmi. Hal ini terjadi sebagai
Permohonan IUP PT. Ridlatama dan prosedur Penanaman Modal Asing (PMA)
tidak diikuti saat mengalihkan saham ke pihak asing. Churchill Mining Plc,
untuk menangani batu bara di kecamatan Busang dan Telen di Kabupaten Kutai
Timur.7
7
Yuni Ati Sitanggang, Upaya Churchill Mining plc terkait Pencabutan Izin PT Ridlatama (ejournal
Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2 Nomor 4, 2014), hal. 937
5
Kedua perusahaan mulai bekerja sama pada tahun 2006 ketika
Project (EKCP) kepada Churchill Mining Plc. Churchill Mining Plc kemudian
saham PT. Ridlatama dan menjadi mitra investor perusahaan lokal tersebut.8
Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada 27 Agustus 2010, melalui anak
Group. Keputusan Bupati Kutai Timur untuk mencabut PT. Izin Usaha
Kutai Timur adalah sah dan sesuai dengan semua aturan administrasi, dan
bahwa Bupati Kutai Timur tidak bertindak melanggar proses yang berkaitan
Tata Usaha Negara Jakarta setelah merasa tidak puas dengan hasil Putusan, dan
8
Ibid., hal. 937.
9
Ibid., hal 943.
6
Mahkamah Agung Republik Indonesia, namun kasasi tersebut ditolak.
Churchill Mining Plc merasa tidak puas dengan hal tersebut, mengajukan kasus
berikut:
10
Aldo Rico Geraldi, Penyelesaian Sengketa Investasi Melalui International Centre For Settlement
Of Investment Dispute (Studi Kasus Pemerintah Indonesia Vs Churchill Mining),
(Tanjungpura Law Journal, Vol. 1, No.2, 2017), hal. 91
7
ICSID terkait gugatan arbitrase Churchill Mining Plc?
Mining Plc.
diantaranya ialah:
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
8
investor asing terhadap Pemerintah Republik Indonesia, juga sikap
BAB I PENDAHULUAN
9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
mungkin berkembang.
10