Initial Public Offerings, Investment Banking, and Capital Formation Resume

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Tugas Ringkasan Materi

Initial Public Offerings, Investment Banking, and Capital Formation


Nama : Haris Wahyudi
NIM : 235020209111001
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Lanjutan
Dosen Pengampu : Dr. Atim Djazuli, S.E., MM.

1. Keputusan untuk “go public”


Ketika berbicara mengenai “go public”, hal ini berarti menjual sebagian saham perusahaan kepada
investor luar dalam penawaran umum perdana (IPO) dan kemudian memperdagangkan sahamnya di
pasar publik/saham/modal atau melantai di bursa. Terdapat beberapa keuntungan yang
menyebabkan perusahaan ingin go public, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat kekurangan
sebagai konsekuensi dari melantai di bursa saham, antara lain,
A. Keuntungan
• Meningkatkan likuiditas dan memungkinkan pendiri meraup kekayaan mereka
• Memungkinkan pendiri untuk melakukan diversifikasi kepemilikan
• Memfasilitasi pengumpulan dana perusahaan yang baru
• Menetapkan nilai bagi perusahaan
• Memfasilitasi negosiasi penggabungan/merger
• Meningkatkan pasar potensial
B. Kekurangan
• Meningkatkan biaya pelaporan
• Meningkatkan persyaratan pengungkapan/disclosure
• Meningkatkan risiko memiliki pasar yang tidak aktif dan/atau harga rendah
• Mengurangi kontrol pemilik/manajer
• Meningkatkan waktu yang dihabiskan untuk hubungan investor

2. Proses menjadi “go public”


Penawaran Umum Perdana/Initial Public Offerings (IPO) merupakan proses yang rumit, mahal, dan
memakan waktu, seperti dijelaskan sebagai berikut,
A. Memilih Bank Investasi
Setelah perusahaan memutuskan untuk go public, perusahaan tersebut menghadapi masalah
bagaimana menjual sahamnya kepada sejumlah besar investor. Meskipun sebagian besar
perusahaan tahu cara menjual produk mereka, hanya sedikit yang memiliki pengalaman dalam
menjual sekuritas, maka dari itu perusahaan akan memilih bank investasi/penjamin emisi untuk
membantu mereka melakukan hal ini. Bank investasi dapat didefinisikan sebagai lembaga
keuangan yang berfungsi untuk menawarkan modal kepada nasabah, membantu perusahaan
maupun pemerintah dalam menghimpun perolehan dana melalui penjualan efek pada pasar
modal. Mereka membantu perusahaan dalam mengakses pasar modal dengan tujuan untuk
ekspansi bisnis atau kebutuhan lainnya. Fungsi bank investasi antara lain sebagai berikut,
• Penjaminan Emisi: Bank investasi bertindak sebagai penjamin emisi, yaitu mereka menilai
risiko dan menentukan harga penawaran saham. Mereka juga bertanggung jawab untuk
membeli saham yang tidak terjual selama proses IPO.
• Pembuatan Prospektus: Mereka membantu penyusunan prospektus yang berisi informasi
tentang perusahaan dan sekuritas yang ditawarkan. Prospektus ini sangat penting karena
memberikan informasi yang jelas kepada investor tentang potensi dan risiko investasi.
• Pemasaran Sekuritas: Bank investasi memfasilitasi proses pemasaran saham kepada investor.
Dengan melakukan roadshow dan presentasi, mereka membantu meningkatkan kesadaran
dan kepercayaan investor terhadap perusahaan yang melakukan IPO.
• Penyediaan Likuiditas: Mereka juga berperan dalam menyediakan likuiditas melalui
pembelian dan penjualan efek di pasar modal. Hal ini membantu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dana yang cepat dan efisien.
• Nasihat Strategis: Bank investasi berfungsi sebagai penasihat keuangan bagi investor sebuah
institusi besar. Mereka memberikan nasihat strategis mengenai berbagai masalah keuangan
kepada kliennya, termasuk merger dan akuisisi.
B. Sindikat Penjaminan Emisi (The Underwriting Syndicate)
Bank investasi dan perusahaan akan memutuskan apakah IPO yang dilaksanakan akan dijamin
oleh bank atau tidak. Biasanya perusahaan akan memilih unjuk menjamin penerbitan sahamnya
yang mana bank akan membeli penerbitan dari perusahaan dengan harga per saham yang
ditetapkan. Bank investasi kemudian akan mencoba menjual saham yang baru diterbitkan kepada
investor. Potensi kerugian tentu ada pada bank investasi ketika saham ini sulit terjual, oleh
karenanya bank investasi akan membentuk sindikat penjaminan emisi untuk membagi risiko
tersebut.
Sindikat Penjamin Emisi adalah kelompok sementara yang terdiri dari beberapa bank investasi
dan broker-dealer yang bekerja sama untuk menjual penawaran baru sekuritas ekuitas atau utang
kepada investor. Dengan membentuk sindikat, perusahaan dapat mengurangi risiko yang harus
ditanggung oleh penjamin emisi. Hal ini karena pembagian resiko di antara anggota sindikat dapat
mengurangi dampak negatif jika saham tidak terjual secara keseluruhan
C. Peraturan Penjualan Sekuritas/Efek
Peraturan penjualan efek di Indonesia diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek
Indonesia (BEI), termasuk didalamnya tentang IPO. Pemahaman mengenai regulasi ini sangat
penting bagi perusahaan yang ingin melakukan IPO agar prosesnya berjalan lancar dan sukses.
Beberapa poin penting dalam aturan penjualan efek di Indonesia seputar persiapan IPO adalah,
• Persiapan Internal
Perusahaan harus mempersiapkan dokumen-dokumen penting, termasuk Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham mengenai
rencana IPO. Selain itu, perusahaan perlu memilih penjamin emisi (underwriter) yang akan
membantu dalam proses IPO.
• Dokumen Pendaftaran
Setelah mendapatkan persetujuan dari RUPS, perusahaan harus menyusun dan
menyampaikan dokumen pendaftaran kepada OJK, termasuk prospektus yang berisi
informasi lengkap tentang perusahaan, kondisi keuangan, dan rencana penggunaan dana
hasil IPO.
• Pernyataan Efektif dari OJK
Setelah dokumen pendaftaran ditelaah, OJK akan memberikan Surat Pernyataan Efektif jika
semua syarat telah dipenuhi. Ini menandakan bahwa perusahaan dapat melanjutkan ke tahap
penawaran umum.
• Masa Penawaran Umum
Setelah mendapatkan persetujuan dari OJK, perusahaan akan melakukan masa penawaran
umum di mana saham ditawarkan kepada masyarakat. Masa ini biasanya berlangsung antara
1 hingga 5 hari kerja.
• Pencatatan Saham di BEI dan Pengawasan Pasca-IPO
Setelah masa penawaran umum selesai, saham perusahaan akan dicatat di Bursa Efek
Indonesia dan mulai diperdagangkan di pasar sekunder.
• Setelah IPO, perusahaan wajib memenuhi kewajiban pelaporan berkala kepada OJK dan
publik untuk menjaga transparansi dan kepercayaan investor.
D. Roadshow dan Pembuatan Buku/Book Building
Roadshow merupakan serangkaian presentasi yang dilakukan oleh perusahaan yang akan
melakukan IPO kepada calon investor. Tujuan utama dari roadshow adalah untuk menghasilkan
minat terhadap IPO dan meyakinkan investor untuk membeli saham perusahaan.
Bookbuilding adalah proses pengumpulan informasi dari calon investor mengenai harga dan
jumlah saham yang bersedia mereka beli. Proses ini dilakukan oleh underwriter (bank investasi)
selama atau setelah roadshow.
Roadshow dan bookbuilding merupakan komponen krusial dalam proses IPO. Roadshow
berfungsi sebagai alat promosi untuk menarik perhatian investor, sementara bookbuilding
membantu dalam menentukan harga penawaran berdasarkan umpan balik dari calon investor.
Keduanya berkontribusi pada keberhasilan pelaksanaan IPO dengan memastikan bahwa
perusahaan dapat mengumpulkan dana yang diperlukan secara efektif.
E. Menetapkan Harga Penawaran
Sebelum perdagangan dapat dimulai, perusahaan harus mengajukan pernyataan pendaftaran
final yang telah diubah yang menunjukkan jumlah saham yang akan dijual dan kisaran harga final.
Tahap ini merupakan kritikal yang memerlukan analisis dan pertimbangan yang cermat.

Perusahaan akan menerima net proceed yakni gross proceed yang sudah dikurangi dengan
potongan biaya dari underwriter/ underwriting spread (F), yang biasanya dalam bentuk
presentase.
Selanjutnya bagaimana perusahaan akan menetapkan harga penawaran? Ada dua situasi seperti
yang dijelaskan sebagai berikut,
• Menetapkan Harga Penawaran jika Jumlah Saham Baru Telah Diketahui
Contoh : For example, Facebook’s founders and early investors owned 1.96 billion shares
before the IPO and Facebook sold 0.18 billion new shares in the IPO. If the pre-IPO value of
Facebook was $75 billion and if the investment bank’s spread was 7%, the
offer price should have been,
Penyelesaian :

After the investment banker’s spread, Facebook’s proceeds would have been about $38.02(1
- 0.07)(0.18 billion) = $6.4 billion. The new investors owned about 8.4% of Facebook:
0.18/(0.18 + 1.96) = 8.4%
• Menetapkan Harga Penawaran jika Target Hasil Bersih Diketahui
Contoh : For example, suppose a company has a pre-IPO value of $50 million, has 2 million
existing shares, needs $9.3 million in net proceeds, and the investment bank charges a 7%
spread.
Penyelesaian :

Kemudian,

F. Hari Pertama Perdagangan


• Pencatatan di Bursa Efek, Saham perusahaan akan resmi dicatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pencatatan ini menandai bahwa saham perusahaan telah resmi menjadi bagian dari pasar
sekunder dan dapat diperdagangkan oleh investor.
• Masa Perdagangan, Pada hari pertama perdagangan, saham dapat diperdagangkan sesuai
dengan jam perdagangan yang berlaku di bursa. Investor dapat membeli atau menjual saham
menggunakan platform trading yang disediakan oleh perusahaan sekuritas.
• Likuiditas Tinggi, Saham IPO sering kali mengalami likuiditas yang tinggi pada hari pertama
perdagangan. Ini berarti bahwa banyak investor yang aktif membeli dan menjual saham
tersebut, sehingga memudahkan transaksi.
G. Praktik tidak etis di IPO
Praktik IPO yang tidak etis di pasar sekunder mencakup berbagai tindakan yang dapat merugikan
investor dan merusak integritas pasar. Berikut adalah beberapa praktik tidak etis yang sering
terjadi:
• Insider Trading, praktik di mana individu dengan akses ke informasi material yang tidak
dipublikasikan mengenai perusahaan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan
transaksi saham. Hal ini menciptakan ketidakadilan di pasar karena hanya segelintir orang
yang memiliki informasi lebih dibandingkan investor lainnya. Contoh: Kasus PT Indonesian
Satellite Corporation (ISAT) pada tahun 2002, di mana beberapa pihak menjual saham secara
signifikan sebelum penurunan harga, menunjukkan adanya dugaan insider trading meskipun
tidak ada tindakan hukum yang diambil
• Underpricing yang Disengaja, terjadi ketika harga penawaran saham ditetapkan jauh di bawah
nilai pasar sebenarnya dengan tujuan untuk menarik minat investor. Meskipun bisa jadi
strategi pemasaran, jika dilakukan secara disengaja oleh penjamin emisi untuk meminimalkan
kerugian atas saham yang tidak terjual, maka ini dapat dianggap sebagai praktik tidak etis.
Praktik ini merugikan perusahaan karena mereka kehilangan potensi pendanaan yang lebih
besar dari harga saham yang seharusnya.
• Misleading Information, penyebaran informasi yang menyesatkan atau tidak akurat selama
proses IPO dapat mempengaruhi keputusan investasi. Jika pihak-pihak tertentu
mengeluarkan informasi yang tidak benar untuk meningkatkan minat terhadap saham, ini
dapat dianggap sebagai penipuan. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses IPO mungkin
mengeluarkan pernyataan yang terlalu optimis mengenai prospek perusahaan tanpa dasar
yang kuat, sehingga memberikan harapan palsu kepada investor.
• Manipulasi Pasar, terjadi ketika individu atau kelompok berusaha memengaruhi harga saham
dengan cara-cara yang tidak etis, seperti melakukan perdagangan fiktif atau menciptakan
volume perdagangan palsu. Tindakan ini dapat menyebabkan fluktuasi harga saham yang
tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan dan merugikan investor.
Praktik IPO yang tidak etis di pasar sekunder dapat merusak kepercayaan investor dan integritas
pasar secara keseluruhan. Penting bagi regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus
mengawasi dan menegakkan hukum guna mencegah praktik-praktik ini agar pasar tetap adil dan
transparan bagi semua pelaku.
3. Aktivitas bank investasi non-IPO
• Penggabungan dan Akuisisi
Bank investasi memainkan peran penting dalam proses penggabungan dan akuisisi, seperti
sebagai penasehat keuangan, penyusun struktur transaksi, matchmaking, dan penjaminan emisi.
• Sekuritisasi
Bank investasi sering memberikan nasihat kepada lembaga keuangan mengenai sekuritisasi
seperti loans atau leases. Bahkan, bank investasi sering memberikan layanan siap pakai dengan
membeli leases, melakukan sekuritisasi pinjaman, dan menjual sekuritas yang baru dibuat.
• Manajemen Aset
Mengatur dana pensiun, reksa dana, dan hedge funds untuk meningkatkan potensi keuntungan
perdagangan surat berharga di pasar saham.
4. Pengelolaan Risiko Struktur hutang dan pencabutan kembali obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah
untuk mengumpulkan dana dari investor.

Bersama dengan saham dan utang obligasi merupakan komponen utama dari struktur pendanaan
perusahaan. Dalam hal ini perusahaan perlu untuk selalu memantau dan mengelola struktur
hutangnya yang melibatkan strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola dan
mengoptimalkan kombinasi antara utang dan ekuitas dalam pembiayaan operasionalnya, terutama
dalam rangka menjaga rasio utang yang sehat, meningkatkan fleksibilitas keuangan, dan
memperbaiki neraca keuangan.

Dalam salah satu upaya tersebut, salah satunya adalah pencabutan kembali obligasi atau
redemptions of bonds. Pencabutan Obligasi adalah proses di mana penerbit obligasi membeli
kembali obligasi yang telah diterbitkan dari pemegangnya, biasanya sebelum jatuh tempo. Ini dapat
dilakukan untuk mengurangi beban utang, memperbaiki struktur hutang, atau mengambil
keuntungan dari perbedaan suku bunga di pasar. Beberapa alasan pencabutan obligasi ialah,
• Penurunan Suku Bunga, jika suku bunga pasar turun, perusahaan mungkin ingin mencabut
kembali obligasi dengan suku bunga lebih tinggi dan menerbitkan obligasi baru dengan suku
bunga lebih rendah untuk mengurangi biaya utang.
• Restrukturisasi Utang, Perusahaan mungkin ingin mengurangi beban utang atau memperbaiki
neraca keuangan dengan mencabut kembali obligasi.
• Fleksibiltas keuangan: Pencabutan obligasi memberikan perusahaan fleksibilitas untuk
mengalokasikan dana ke proyek-proyek lain yang lebih strategis atau untuk menghadapi situasi
keuangan yang tidak terduga.

5. Studi Kasus

Initial Public Offering (IPO), PT Krakatau Steel melibatkan pelanggaran kode etik wartawan yang
berusaha mendapatkan hak istimewa.
1. Latar Belakang:
Pada tahun 2010, PT Krakatau Steel melakukan IPO dan menarik perhatian berbagai pihak,
termasuk media. Dalam proses ini, terungkap bahwa beberapa wartawan yang meliput kegiatan
di Bursa Efek Indonesia (BEI) berusaha untuk mendapatkan akses khusus dalam pembelian saham
IPO.
2. Pelanggaran Kode Etik:
Dewan Pers menemukan bahwa wartawan tersebut menggunakan profesi dan jaringan mereka
untuk melobi agar mendapatkan saham dari penawaran umum perdana. Tindakan ini dianggap
sebagai penyalahgunaan profesi dan menciptakan konflik kepentingan, karena wartawan
seharusnya menjaga independensi dan objektivitas dalam peliputan berita.
3. Tindakan Dewan Pers:
Setelah melakukan pemeriksaan dan klarifikasi dengan pihak-pihak terkait, Dewan Pers
menyimpulkan bahwa ada pelanggaran kode etik. Mereka mengumumkan bahwa tindakan
wartawan tersebut melanggar Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik, yang menegaskan bahwa wartawan
tidak boleh menggunakan posisi mereka untuk kepentingan pribadi.
4. Sanksi:
Sebagai respons terhadap temuan tersebut, manajemen Harian Kompas, salah satu media yang
terlibat, memberhentikan wartawannya yang terbukti melanggar kode etik. Ini menunjukkan
upaya untuk menegakkan standar etika dalam jurnalisme dan menjaga integritas proses IPO.
5. Dampak:
Kasus ini menciptakan kesadaran akan pentingnya etika dalam peliputan keuangan dan investasi,
serta menyoroti potensi konflik kepentingan yang dapat muncul ketika wartawan terlibat dalam
aktivitas perdagangan saham.
Kesimpulan
Kasus PT Krakatau Steel menunjukkan bagaimana pelanggaran etika dapat terjadi dalam proses IPO,
khususnya melalui penyalahgunaan posisi oleh wartawan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Tindakan Dewan Pers dan sanksi terhadap wartawan yang terlibat mencerminkan pentingnya
menjaga integritas dan transparansi dalam pasar modal serta perlunya regulasi yang ketat untuk
mencegah praktik tidak etis di masa depan. Apabila melihat pada teori yang ada, hal ini dapat
dikatakan sebagai praktik insider trading, dan bisa jadi apabila hal ini tidak disanksi akan berujung
pada misleading information dan manipulasi pasar oleh sekelompok wartawan dan pihak yang berada
di atasnya.
Referensi

F.Brigham. Daves. (2019). Intermediate Financial Management. Boston, United States of America:
Cengage Learning, Inc.

antikorupsi.org(2010,22 November).Saham PT Krakatau Steel; Dewan Pers: Ada Pelanggaran


Kode Etik, dari https://antikorupsi.org/id/article/saham-pt-krakatau-steel-dewan-pers-ada-
pelanggaran-kode-etik

Redaksi OCBC NISP.(2023,25 Agustus).Apa itu Obligasi? Pahami Pengertian dan Jenis-Jenisnya.
dari https://www.ocbc.id/id/article/2021/03/22/apa-itu-obligasi

Anda mungkin juga menyukai