TPM Kelompok 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

TEORI PASAR MODAL

RINGKASAN MATA KULIAH SAP 2


MEKANISME PERDAGANGAN EFEK DAN PERATURAN
PERDAGANGAN EFEK DI BEI

OLEH :
KELOMPOK 2
I GUSTI AGUNG GDE ADHI RADITYA (1607532002)
NI LUH PUTU PITAYANI VINENSYA (1607532088)
KADEK ETI PUTRIKA (1607532098)
NI KADEK ARI KUSNA YANTHI (1607532107)
A.A NGURAH AGUNG INDRA BHAGASKARA (1607532114)
DEVINA DANAYANTI (1607532120)

PROGAM NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Mekanisme Perdagangan Efek
1. Perdagangan Efek
Bursa Efek dan Fungsinya dalam Perdagangan Efek
Sebelum tahun 2007, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta
(BEJ) yang berlokasi di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang berlokasi di
Surabaya. BEJ lebih fokus pada penyelenggaraan perdagangan efek yang berbasis saham,
sementara BES lebih fokus pada perdagangan efek yang berbasis surat utang dan derivatif.
Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bursa efek, dapat
pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai dengan saat ini,
sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal dunia pada umumnya
dilakukan melalui mekanisme perdagangan dibursa efek. Dalam mekanisme ini, bursa efek
bertindak sebagai penyelenggara perdagangan efek serta penyedia sarana sistem
perdagangan (trading system) yang mempertemukan antara penjual dan pembeli efek, serta
penyedia prasarana lainnya seperti perangkat peraturan agar perdagangan efek di bursa
dapat berjalan secara teratur, wajar dan efisien. Bagi para pemodal yang ingin melakukan
perdagangan efek di bursa, dapat melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek
(Brokerage Firm) dengan memberikan pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudian
pesanan tersebut diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun
order beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa. Dalam melakukan perdagangan efek,
Bursa Efek Indonesia hanya menangani perdagangan efek pada pasar sekunder, yaitu
perdagangan efek setelah melewati tahap penawaran umum pada pasar perdana atau lebih
dikenal dengan IPO (Initial Public Offering)
2. Penawaran Umum Efek
a. Penawaran Umum (Go-Public)
Dalam pasar finansial, initial public offering ( IPO ) ( bahasa Indonesia: penawaran
umum perdana ) adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada
investor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum ( emisi / go public /
initial public offering ) adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten
untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-
undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan
menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua.
Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin
penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis
prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial
dan jika relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk
mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para
investor.
b. Manfaat dari Go-Public
Dengan menjadi perusahaan publik, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan, diantaranya :
a) Memperoleh Sumber Pendanaan Baru
Dana untuk pengembangan, baik untuk penarnbahan modal kerja rnaupun
untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak
perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik kendala pendanaan tersebut akan
lebih mudah diselesaikan, yaitu: Perolehan dana melalui hasil penjualan saham
kepada publik. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh dana dalam jumlah
yang besar dan diterima sekaligus dengan costoffund yang relatif lebih kecil
dibandingkan perolehan dana melalui perbankan. Selain itu di masa menciatang,
dengan telah menjadi perusahaan publik, perusahaan juga dapat melaku kan
secondary offering tanpa batas.
b) Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan Usaha
Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak
competitive advantages untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang,
yaitu antara lain: Melalui penjualan saham kepada publik perusahaan
berkesernpatan untuk mengajak para partner kerjanya seperti pemasok (supplier)
dan pernbeli (buyer) untuk turut rnenjadi pemegang saharn perusahaan. Dengan
demikian, hubungan yang akan terjadi tidak hanya sebatas hubungan bisnis tetapi
berkembang menjadi hubungan yang lebih tinggi tingkat kualitas dan loyalitasnya.
Hal tersebut disebabkan karena mereka sebagai salah satu pemegang saham akan
memberikan komitmen yang lebih tinggi untuk turut serta rnernbantu
pengembangan perusahaan di masa Depan.
c) Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.
Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu
cara yang cukup banyak diminati untuk mempercpat pengernbangan skala usaha
perusahaan. Saham perusahaan publik yang diperdagangkan di bursa rnemiliki nilai
pasar tertentu. Dengan demikian, bagi perusahaan publik yang saharnnya
diperdagangkan di bursa, pembiayaan untuk merger atau akuisisi dapat lebih
rnudah dilakukan yaitu melalui penerbitan saham baru sebagai alat pembiayaan
merger atau akuisisi tersbut.
d) Peningkatan Kemarnpuan Going Concern
Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kernampuan untuk
tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun terrnasuk dalam kondisi yang dapat
mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran
hutang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara para pernegang saham pendiri,
atau bahkan karena adanya perubahan dinamika pasar yang dapat rnempengaruhi
kemampwn perusahaan untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya.
e) Meningkatkan Citra Perusahaan
Dengan gopublicsuatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media
dan komunitas keuangan. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut mendapat
publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya. Peningkatan
citra tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha
di masa depan. Hal ini sangat dirasakan oleh banyak perusahaan yang berskala kecil
menengah karena dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya
diperdagangkan di Bursa, citra mereka menjadi setara dengan banyak perusahaan
besar yang telah memiliki skala bisnis yang besar dan pengalaman historis yang
lama.
f) Meningkatkan Nilai Perusahaan
Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di
Bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap
peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai
dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan
nilai perusahaan secara keseluruhan.
c. Konsekuensi dari Go-Public
 Berbagi Kepemilikan
Hal ini dapat diartikan bahwa prosentase kepemilikan akan berkurang. Banyak
perusahaan yang hendak gopub/icmerasa enggan karena khawatir akan kehilangan
kontrol/kendali perusahaan. Sebenarnya ha1 ini tidak perlu dikhawatirkan karena
jumlah minimum saham yang dipersyaratkan untuk dijual kepada publik rnelalui
proses Penawaran Umum (Initia/ PPUbc Offering/IPO) tidak akan mengurangi
kemampuan pemegang saham pendiri untuk tetap dapat mempertahankan kendali
perusahaan.
d. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham
 Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum.
 Penjamin Emisi
Pihak yang paling banyak terlibat membantu emiten dalam rangka
penerbitan saham. Penjamin emisi adalah perusahaan efek yang menjembatani
calon emiten dengan pasar modal. Bersama dengan calon emiten, perusahaan
efek ini menunjuk pihak-pihak seperti akuntan publik, perusahaan penilai
(appraisal), konsultan hukum, dan notaris. Kegiatan penjamin emisi antara lain
adalah membantu menyiapkan prospektus dan memberikan penjaminan atas
penerbitan saham.
Izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berlaku juga sebagai izin usaha
Perantara Pedagang Efek. Sedangkan izin usaha sebagai Perantara Pedagang
Efek tidak dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin
Emisi Efek
 Akuntan publik atau auditor independen
Pihak yang berperan dalam melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan
keuangan calon emiten.
 Penilai
Pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan, sehingga
nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya (kinerja keuangan dan
operasional) dapat ditentukan harga saham yang layak saat go public.
 Konsultan hukum
Pihak yang bertugas untuk memberikan pendapat dari segi hukum yaitu
melakukan audit atas aspek hukum dari bisnis, aset, dan berbagai produk hukum
yang pernah dan akan dikeluarkan oleh perusahaan.
 Notaris
Pihak yang bertugas untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar,
akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum, dan notulen-notulen
rapat.
e. Istilah-Istilah dalam Proses Penawaran Umum
1) Afiliasi
a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua,
baik secara horisontal maupun vertikal;
b) Hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari pihak
tersebut;
c) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota
direksi atau dewan komisaris yang sama;
d) Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun
tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f) Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
g) Wali amanat dilarang mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten, kecuali
hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal
pemerintah.
2) Informasi atau Fakta Material
Adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,
kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek dan atau
keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas
informasi atau fakta tersebut.
3) Perusahaan Publik
Adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 (tigaratus)
pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.
3.000.000.000, - (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
4) Penawaran Umum
Adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan untuk menjual efek kepada
masyarakat dengan menggunakan media massa atau ditawarkan kepada lebih dari
100 (seratus) pihak atau telah dijual kepada lebih dari 50 (limapuluh) pihak dalam
batas nilai dan waktu tertentu.
5) Prinsip Keterbukaan
Adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik,
dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan
kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai
usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal
terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.
6) Prospektus
Adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
f. Proses Penawaran Umum
Ada beberapa proses yang harus dilalui perusahaan untuk go public, antara lain:
1) Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses go public. Pada tahap yang paling awal,
perusahaan perlu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka go public. Setelah
mendapat persetujuan, selanjutnya perusahaan menunjuk penjamin pelaksana emisi
serta lembaga lain untuk membantu proses go public.
 Penjamin Pelaksana Emisi (Lead Underwriter). Merupakan pihak yang paling
banyak keterlibatannya dalam membantu perusahaan dalam rangka penerbitan
saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin pelaksana emisi antara lain:
menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan
memberikan penjaminan atas penerbitan saham perusahaan.
 Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
 Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
 Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-
perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, perusahaan menyampaikan pendaftaran kepada lembaga
terkait (Otoritas Jasa Keuangan atau OJK)
3) Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat (penawaran saham di pasar perdana
atau IPO). Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang
telah ditunjuk. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi
dalam membeli saham perusahaan yang akan go public. Misal, saham yang dilepas
ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh
investor berjumlah 500 juta saham. Maka terdapat kelebihan permintaan
(oversubscribed). Supaya adil maka biasanya dilakukan penjatahan (allotment).
4) Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham
tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Investor yang tidak kebagian di pasar
perdana, bisa membeli di pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia
3. Pasar Perdagangan Efek
Pasar Negoisasi
Pasar negoisasi di BEI terdiri dari:
 Perdagangan dalam jumlah besar (Block Trading) untuk jumlah saham minimal
200 ribu lembar saham.
 Perdagangan di bawah standar lot (Odd Lot) untuk jumlah saham kurang dari
standar lot (di bawah 500 saham).
 Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual beli yang dilakukan oleh
satu anggota Bursa.
 Perdagangan saham pemodal asing untuk saham yang tercatat (Foreign Board).
Pasar Reguler
Jenis-jenis transaksi yang termasuk ke dalam pasar reguler adalah:
 Jumlah saham dalam satuan standar lot yaitu 1 (satu) lot adalah 500 saham (untuk
saham yang bukan reksa dana), sedangkan standar lot untuk saham reksa dana 1
(satu) lot adalah 100 saham. Khusus untuk saham perbankan 1 lot adalah 5000
saham.
 Perubahan harga (fraksi) dalam menawar di bursa: Sejak tanggal 3 januari 2005,
satuan perubahan harga (fraksi) untuk saham adalah :
 Untuk harga saham kurang dari Rp. 500,- (lima ratus rupiah ), ditetapkan
fraksi sebe-sar Rp. 5,- (lima rupiah).
 Untuk harga saham dalam rentang Rp. 500,- (lima ratus rupiah) sampai
dengan Rp. 2000,- (dua ribu rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp. 10,-
(sepuluh rupiah).
 Untuk harga saham dalam rentang Rp. 2000,- (dua ribu rupiah) sampai
dengan Rp. 5000,- (lima ribu rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp. 25,- (dua
puluh lima rupiah).
 Untuk harga saham Rp. 5000,- (lima ribu rupiah) atau lebih, ditetapkan
fraksi sebesar Rp. 50,- (lima puluh rupiah).
 Untuk harga Right sampai dengan Rp. 100,- ditetapkan kelipatan Rp. 1,-
dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 10,-. Bagi Right dengan harga
antara Rp. 100,- hingga Rp. 1.000,- ditetapkan kelipatan Rp. 10,- dengan
setiap kali perubahan maksimum Rp. 100,-.
 Untuk harga saham waran sampai dengan Rp. 100,- ditetapkan kelipatan
Rp.1,- de-ngan setiap perubahan maksimum Rp. 10,-. Bagi Waran dengan
harga antara Rp. 100,- sampai dengan Rp. 1000,- ditetapkan kelipatan Rp.
5,- dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 50,-, sedangkan untuk
waran dengan harga Rp. 1000,- sampai Rp. 5000,- ditetapkan kelipatan Rp.
10,- dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 100,- dan untuk harga
Waran diatas Rp. 5000,- ditetapkan kelipatan Rp. 25,- dengan setiap kali
perubahan maksimum Rp. 200,-.
 Transaksi terjadi berdasarkan prioritas harga dan prioritas waktu.
Pasar Tunai
Pasar tunai disediakan bagi perusahaan Pialang yang tidak dapat memenuhi
kewajiban da-lam penyelesaian transaksi dipasar regular dan Negosiasi (gagal
menyerahkan saham) pada hari bursa keempat (T+3). Pasar Tunai dilakukan dengan
prinsip pembayaran dan penye-rahan seketika (cash And carry).
Peraturan Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia
1. Sistem Perdagangan
Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang
diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI dilakukan pada hari-hari yang disebut dengan
Hari Bursa, yaitu:
Senin – Kamis
Sesi I Jam 09.30 – 12.00 WIB
Sesi II Jam 13.30 – 16.00 WIB
Jumat
Sesi I Jam 09.30 – 11.30 WIB
Sesi II Jam 14.00 – 16.00 WIB
Sistem perdagangan efek otomatis di Bursa Efek Indonesia adalah JATS (Jakarta
Automated Trading System). Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi di pasar,
pembagian pasar terdiri dari pasar reguler dan pasar negosiasi. Pembentukan harga di pasar
regular dilakukan dengan cara tawar menawar (auction market) secara terus menerus
berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan. JATS akan menerima order jual dan beli.
Order yang telah ma-suk akan tersusun dalam antrian berdasarkan harga dan waktu terbaik
(prioritas harga dan waktu). Transaksi yang terjadi akan menentukan nilai indeks harga
saham yang bersangkut-an dan indeks harga saham gabungan. Pembentukan harga efek di
pasar negosiasi dilakukan dengan negosiasi antara pihak penjual dan pihak pembeli (bukan
lelang). Harga dari tran-saksi yang terjadi tidak akan menentukan indeks harga saham
meskipun transaksi tadi tetap harus dimasukkan kedalam JATS.
2. Mekanisme Perdagangan Efek
Pengertian Efek
Efek merupakan surat-surat berharga yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual-
beli di pasar modal. Berdasarkan Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5, Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Mekanisme Perdagangan di Bursa Efek
Di Indonesia hanya ada satu penyelenggara kegiatan bursa efek, yaitu PT Bursa
Efek Indonesia (BEI), yang merupakan bursa efek hasil penggabungan dari PT Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 2007. BEI menyelenggarakan
perdagangan atas hampir semua efek bersifat ekuitas (saham, waran, dan hak memesan
efek terlebih dahulu (HMETD), obligasi (obligasi negara dan obligasi korporasi), sukuk
(sukuk dan sukuk korporasi), efek derivative (kontrak opsi saham (KOS) dan kontrak
berjangka panjang indek efek/ KBIE), unit penyertaan reksadana yang diperdagangkan di
bursa (Exchange Traded Fun/ETF), dan efek beragun asset (EBA).
Perdagangan efek di bursa dapat dibagi menjadi beberapa tahap, dimulai dari proses
pembukaan rekening efek dan penyampaian order dari nasabah kepada AB, pemrosesan
order, pelaksanaan transaksi (matching), proses kliring, penjamin, dan penyelesaian
transaksi. Secara umum, tahapan tersebut berlaku untuk semua jenis efek yang
diperdagangkan di BEI. Perbedaannya hanya terletak pada spesifikasi transaksi, seperti
fraksi harga dan batasan harga yang diperkenankan. Uraian berikut ini di fokuskan pada
mekanisme dan spesifikasi transaksi saham, apabila ada perbedaan dengan jenis efek
lainnya, di jelaskan dalam kalimat tersendiri. Ringkasan proses perdagangan efek di BEI
dapat dilihat pada gambar berikut:
1. Tahap Pembukuan Rekening dan Penyampaian Order
a. Pembukuan Rekening
Sebelum melakukan jual beli efek, calon nasabah harus membuka
rekening terlebih dahulu di perusahaan efek yang menjadi anggota bursa
(AB) dengan cara mengisi formulir pembukuaan rekening.
b. Penyampaian Order
Pada perdagangan efek di BEI, penyampaian order nasabah dapat
dilaksanakan melalui tiga cara, yaitu dilakukan secara manual melalui
trader di lantai bursa (trading floor), perdagangan jarak jauh melalui kantor
PE AB (remote tranding), atau input order langsung oleh nasabah melalui
internet (online tranding).
2. Penyampaian Order secara Remote Tranding
Pada mekanisme perdagangan secara remote, fungsi trader di lantai bursa
digantikan oleh sistem e-SPis yang eksekusinya dilakukan dari kantor/sistem di
perusahaan efekyang langsung terhubungke sistem perdagangan di bursa, yaitu Jakarta
Automates Tranding System (JATS).
Pada mekanisme remote ini, limit tranding setiap nasabah juga ditentukan oleh
sistem di dalam e-SPis, tidak dihitung secara manual seperti halnya dalam transaksi
manual, sehingga jika terdapat order yang melebihi limit tranding-nya secara otomatis
langsung di tolak. Sementara prosedur order dari nasabah ke PE AB tetap sama seperti
pada mekanisme order secara manual.
3. Penyampaian order secara online
Pada mekanisme penyampaian order nasabah secara online nasabah menggunakan
aplikasi online tranding PE AB tempat ia terinteraksi, dapat menginput order secara
langsung ke e-SPis tempat ia bertransaksi, dapat menginput order secara langsung ke
e-SPis PE AB tersebut yang kemudian secara remote akan meneruskan order tersebut
ke JATS-RT.
 Tahap Pemrosesan Order
Order yang telah disampaikan oleh PE AB dalam sistem perdagangan, baik
sacara manual, remote maupun online akan diproses oleh sistem JATS secara
elektronik. Proses order tersebut dibedakan pada masing-masing pasar yang
berbeda sesuai dengan pilihan pasar dari nasabah, baik pasar regular, tunai maupun
pasar negosisasi. Perdagangan efek di BEI mayoritas dilakukan pada pasarreguler
dengan waktu penyelesaian tiga hari bursa setelah transaksi terjadi (T+3). Oleh
karena itu uraian selanjutnya akan di fokuskan padda transaksi di pasar reguler.
 Tahap pelaksanaan Transaksi
Tahap pelaksanaan perdagangan efek di bursa dilakukan dengan
mengunakan fasilitas JATS. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh
PE AB bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di bursa, baik
untuk kepentingsn sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
4. Tahap kliring, Penjamin, dan Penyelesaian Trasaksi
Kliring (clearing) merupakan suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan,
yang menunjukan suatu aktivitas yang berjalan sejak terjadinya kesepakatan suatu
transaksi sampai selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Secara umum kliring
melibatkan lembaga keuangan yang memiliki permodalan yang kuat yang dikenal
dengan sebutan Mitra Pengimbang Sentral (MPS)atau di sebut juga Central
Counterparty (CCP). Kliring dan penjaminan efek di Indonesia dilaksanakan oleh PT
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) selaku Lembaga Kliring dan Penjaminan
sebagaimana dimaksdud dalam Undang-undang
 Tahap Pembukuan Rekening dan Penyampaian Order
Pembukuan rekening di prudsahaan efek mengacu pada keentuan
pembukuan rekening yang juga berlaku untuk transaksi efek di bursa, sebagaimana
diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3. Nasabah yang melakukan
pembukuan rekening ini selanjutnya disebut nasabh pemilik rekening.
 Tahap pelaksanaan transakasi dan perikatan
Pelaksanan transaksi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1) Transaksi melibatkan perusahaan efek dan nasabah pemilik rekening
2) Transaksi dilakukan tidak melibatkan prusahaan efek dan nasabah pemilik
rekening efek
 Tahap penyelesaian transaksi dan penyerahan efek :
1) Transasksi yang melibatkan perusaahaan efek dan nasabah pemilik rekening
2) Transaksi yang dilakukan tidak melibatkan perusahaan efek dan nasabah
pemilik rekenig efek

Jenis-Jenis dan Mekanisme Transaksi Efek Lainnya

Selain transaksi jual beli efek, terdapat bebrapa jenis transaksi yang umum
dilakukan di pasar modalIndonesia, antara lain transaksi margin, transaksi short selling,
transaksi pinjam meminjam dan transaksi repo.

1) Transaksi margin
Transaksi margin adalah transaksi pembelian efwk untuk kepentingan nasabah
yang dibiayai oleh perusahan efek. Ketentuan tentang transaksi saat transaksi
dilaksanakan margin diatur dalam peraturan bapepam dan LK Nomor V.D.6 tentang
pembiayaan transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah dan transaksi Short
selling oleh perusahaan efek. Dalam peraturan tersebut ditetapkan persyartan
perusahaan efek , efek dan nasabah yang dibolehkan melakukan transaksi margin.
2) Transaksi Short selling
Transaksi short selling adalah transaksi penjualan efek yang dimiliki oleh penjual
pada saat transaksi dilaksanakan. Ama dengan ketentuan transaksi margin, ketentuan
terkait short selling.transaksi Short Selling dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Harga penawaran jual yang dimasukan dalam sistem perdagangan bursa efek
harus diatas harga yang terjadi terakhir dibursa efek.
b. Perusahaan efek wajib memberi tanda “short’ pada saat pelaksanaan Order jual
pada sistem perdagangan bursa efek.
3) Transaksi Pinjam-Meminjam Efek
Transaksi pinjam-meminjam Efek ( PME) Merupakan suatu kegiatan yang dapat
dilaksanakan dalam rangkaian transaksi bursa. PME dapat terjadi jika anggota bursa
efek tidak memiliki efek yang mencukupi untuk menyeleseikan kewajibanya, yang
timbul akibat jual beli efek yang dilakukannya di Bursa Efek.
4) Transaksi Repurchase ( Repo)
Transaksi repo merupakan transaksi pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh
para pihak dengan jaminan efek tertentu. Repo dapat dilakukan melalui peminjaman
uang dengan jaminan efek tanpa perpindahan kepemilikan efek yang direpokan.

Peraturan Perdagangan Efek


1. Peraturan Perdagangan
Peraturan perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia memiliki landasan yakni
peraturan yang diterbitkan pemerintah Republik Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
yang sebelumnya bernama Bapepam. Landasan inilah yanng menjadi pijakan dan
pondasi awal dari peraturan perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Dalam konteks
peraturan perdagangan, ketentuan ini mengikat bagi anggota bursa untuk mengikuti
aturan dan tatanan yang ada agar terciptanya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan
efisien.
a. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah yang menjadi fondasi awal peraturan perdagangan salah
satunya adalah undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 dan peraturan
pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan dipasar modal.
Berikut ini adalah pokok-pokok penting yang tercantum dalam undang-undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995.
a) Definisi
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakab dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Anggota
Bursa Efek adalah Perantara Perdagangan Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan
atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
Efek adalah surat berharga , yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Emitten adalah pihak yanng melakukan penawaran umum. Kustodian adalah
pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan
dengan Efek.
Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa
kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lembaga penyimpanan
dan penyelesaian adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian
sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif
untuk sekelompok nasabah.
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek. Penawaran umum adalah kegiatan penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata
cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan Emiten
untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa
kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. Perantara pedagang Efek
adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan
sendiri atau pihak lain.
Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai
dengan persyaratan yang ditentuan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek,
pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.
b) Perizinan Bursa Efek
1) Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Bursa Efek adalah
perseroan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam.
2) Persyaratan dan Tata cara perizinan Bursa Efek sebagaimana dimaksud
diatas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
c) Tujuan dan Kepemilikan
1) Bursa Efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan Efek
yang teratur, wajar, dan efisien
2) Dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana dimaksud diatas, Bursa Efek
wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan anggota
Bursa Efek
3) Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Bursa Efek wajib disusun
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada
Bapepam.
d) Peraturan Bursa Efek dan Satuan Pemeriksa
1) Bursa Efek wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, percatatan,
perdaganagn, kesepadanan Efek, kliring, dan penyelesaian transaksi Bursa,
dan hal-hal lain yanng berkaitan dengan kegiatan Bursa Efek
2) Tata cara perallihan Efek sehubungan dengan Transaksi Bursa ditetapkan
oleh Bursa Efek
3) Bursa Efek dapat menetapkan biaya pencatatan Efek, iuran keanggotaan,
dan biaya transaksi berkenaan dengan jasa yang diberikan.
b. Peraturan OJK
a) Peraturan Bapepam III.A.1 Perihal perizinan Bursa Efek Perizinan Bursa
Efek
b) Lingkup Peraturan Perdagangan Efek
Dalam peraturan III.A.1 Perihal Perizinan Bursan Efek disebutkan bahwa peraturan
perdagangan yang dibuat oleh Bursa Efek setidaknya harus berisi hal-hal dibawah
ini :
1) Ketentuan yang menjamin perdagangan Efek yang wajar berdasarkan
mekanisme pasar.
2) Pembentukan harga (kurs) yang didasarkan atas kekuatan pasar.
3) Ketentuan yang menjamin penyelesaian transaksi dan registrasi yang aman,
cepat, dan efisien.
4) Ketentuan yang menjamin tersedianya informasi pasar yang akurat, aktual,
penyebarannya cepat, dan luas, serta relatif murah.
5) Persyaratan perdagangan Efek di luar Bursa Efek atas Efek yang tercatat di
Bursa Efek tersebut.
6) Pelaporan transaksi oleh Anggota Bursa Efek kepada Bursa Efek dan
nasabahnya.
7) Penetapannya biaya transaksi dan biaya lain yang tidak menghambat
perkembangan pasar modal.
2. Peraturan Perdagangan Efek Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan peraturan-peraturan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan diatas, bursa
mengaplikasikan peraturan tersebut ke dalam 12 peraturan perdagangan yang
mencakup hampir semua efek pasar modal, yaitu :
1) Peraturan II-A : Perihal Perdagangan Efek bersifat Ekuitas
2) Peraturan II-C : Perihal perdagangan unit penyertaan reksa dana berbentuk KIK
3) Peraturan II-D : Perihal perdagangan opsi saham
4) Peraturan II-E : Perihal perdagangan kontrak berjangka indeks efek (KBIE LQ45)
5) Peraturan II-H : perihal persyaratan, dan perdagangan efek dalam transaksi marjin
dan shortselling.
6) Peraturan II-J : perdagangan DIRI berbentuk KIK di bursa
7) Peraturan II-K : efek tidak di jamin dan transaksi efek bersifat ekuitas
8) Peraturan II-F-Kep-00011 : perihal perdagangan EBA di bursa
9) Peraturan II-F-SK-007 : perihal ketentuan umum perdagangan efek bersifat utang
10) Peraturan II-F-.1-SK-008 : perifal tata cara perdagangan efek bersifat utang
11) Peraturan II-F-.2-SK-009 : perihal komisi dan biaya transaksi efek bersifat surat
utang
12) Peraturan II-F.3-SK-010 : perihal kliring dan penyelesaian transaksi efek bersifat
utang
a. Jenis Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
Secara umum bursa memiliki 2 jenis efek yang diperdagangkan yakni :
1) Efek bersifat ekuitas atau kepemilikan adalah saham dari suatu perusahaan (yang
biasanya merupakan saham biasa namun termasuk juga saham preferen) pemegang
efek bersifat ekuitas ini merupakan pemegang saham.
2) Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi, atau surat
berharga komersial. Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak
ataspembayaran pokok hutang beserta bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai
dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan penerbitan surat hutang.
b. Peraturan Perdagangan II-A Perihal Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas
a) Definisi
 Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha
dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
sebagai Perantara Pedagang Efek dan telah memperoleh persetujuan
Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa dalam
rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan
Bursa.
 Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap
penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas.
 Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia.
 Daftar Hasil Kliring (DHK) adalah dokumen elektronik hasil Kliring yang
diterbitkan oleh KPEI yang berisikan hak dan kewajiban setiap Anggota Bursa
Efek yang timbul dari Transaksi Bursa.
 Daftar Transaksi Bursa (DTB) adalah dokumen elektronik yang berisikan
seluruh Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek
 Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau Efek yang dapat ditukar dengan
saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham
 Fraksi Harga adalah satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.
 Harga Pembukaan (Opening Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi
Prapembukaan.
 Harga Penutupan (Closing Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi
Prapenutupan.
 Harga Previous adalah Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya.
 Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi adalah nilai yang dihitung dan
ditetapkan oleh Bursa berdasarkan rasio Tindakan Korporasi yang ditetapkan
oleh Perusahaan Tercatat dan digunakan sebagai pedoman harga untuk proses
tawar menawar pada awal perdagangan saham hasil Tindakan Korporasi
(periode ex) di Bursa.
 Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identification/SID) adalah identitas
tunggal pemodal dari nasabah Anggota Bursa Efek yang diterbitkan oleh KSEI
bagi setiap pemodal nasabah perorangan atau kelembagaan untuk dipergunakan
dalam aktivitas perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi Efek.
 Information Technology Officer for Remote Trading (IT Officer RT) adalah
pegawai Anggota Bursa Efek yang bertugas dan bertanggung jawab untuk
memastikan kesiapan dan kelancaran operasional Perangkat Remote Tranding
Anggota Bursa Efek.
 Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek
yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi
dengan menggunakan sarana komputer.
 Jakarta Open Network Environment Client (JONEC) adalah sarana di Anggota
Bursa Efek yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang
digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk mengakses JATS melalui Jaringan
dan Terminal Remote Trading.
 Jakarta Open Network Environment Server (JONES) adalah sarana di Bursa
yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh
Bursa untuk meneruskan penawaran jual dan atau permintaan beli dari Anggota
Bursa Efek ke JATS.
 Kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari
Transaksi Bursa
 Komite Perdagangan Efek adalah komite yang dibentuk dan anggotanya
ditunjuk oleh Bursa berdasarkan keahliannya, yang bertugas untuk memberikan
pendapat kepada Bursa baik diminta maupun tidak diminta yang berkaitan
dengan perdagangan Efek di Bursa.
 KPEI adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. KSEI adalah PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia
 Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) adalah dokumen elektronik yang
diterbitkan oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk Anggota Bursa Efek yang
memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota Bursa
Efek.
 Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi
setiap Anggota Kliring untuk menyerahkan dan atau menerima saldo Efek
tertentu untuk setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau
membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan
 Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di
Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan
tidak secara lelang yang berkesinambungan (non continuous auction market)
dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa
Efek.
 Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya
dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3).
 Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek di
Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang
berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan
penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya
Transaksi Bursa (T+0).
 Pasca Penutupan (Post-Trading) adalah sesi akhir waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek
untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek
Bersifat Ekuitas pada harga yang sama dengan Harga Penutupan.
 Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek adalah fasilitas perdagangan
Remote Trading di Anggota Bursa Efek yang terdiri dari firewall, router dan
JONEC.
 Perangkat Remote Trading Bursa adalah fasilitas perdagangan Remote Trading
di Bursa yang terdiri dari firewall, router dan JONES.
 Per-transaksi (trade for trade) adalah penentuan pemenuhan hak dan kewajiban
untuk setiap transaksi oleh Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek
beli yang dilakukan secara langsung atas Efek yang ditransaksikan. Perusahaan
Tercatat adalah Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa.
 Pra-pembukaan (Pre-opening) adalah sesi awal waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek
untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu saham
sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Pembukaan atas saham
tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
 Pra-penutupan (Pre-closing) adalah sesi perdagangan di Pasar Reguler pada
setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat
Ekuitas sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Penutupan atas
Efek Bersifat Ekuitas tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
 Remote Trading adalah perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang
diselenggarakan oleh Bursa dengan menggunakan JATS, Perangkat Remote
Trading Bursa, Jaringan dan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
 Tindakan Korporasi adalah tindakan Perusahaan Tercatat yang dapat
mempengaruhi harga dan atau jumlah saham Perusahaan Tercatat.
 Trading-ID adalah bagian dari SID yang digunakan sebagai identitas nasabah
untuk melaksanakan perdagangan di Bursa.
b) Ketentuan Umum Perdagangan
Efek bersifat ekuitas yang diatur dalam peraturan ini meliputi: saham, efek
bersifat ekuitas lainnya seperti HMETD dan Waran. Bursa efek yang me;akukan
transaksi jual atau beli atas efek bersifat ekuitas yang tercatat di bursa, wajib
melaksanakan transaksi tersebut di bursa melalui JATS dan dilarangan
melaksanakan tarnsaksi di luar Bursa.
c) Segmen Pasar di Bursa
Segmen pasar di BEI tediri dari:
1. Pasar regular
2. Pasar negosiasi
3. Pasar tunai
Perdagangan di pasar regular, tunai, dan negosiasi berpedoman pada waktu
Jakarta Automated Trading System (JATS). Disini semua pasar harus dalam satuan
perdagangan efek atau kelipatannya yaitu 100 efek.
d) Jam Perdagangan di Bursa
Jam perdagangan bursa efek di Indonesia di bagi menjadi jam perdagangan
normal (senin-kamis) dan perdagangan jumat. Dibagi menjadi beberapa sesi yakni
sesi Pro-opening, sesi 1, sesi 2, sesi pre-closing dan sesi post-closing.
e) Pesanan Nasabah
Anggota bursa efek yang menerima pesanan dari nasabah wajib
melaksanakan transaksi du bursa memalui JATS serta harus melakukan verifikasi
atas setiap pesanan agar dapat mencegah terjadinya perdagangan yang tidak wajar.
Setiap instruksi penawaran jual dan beli wajib tercatat di bagian fungsi pemasaran
yakni hal-hal berikut:
1. Tanggal, waktu dan nomor urut pesanan
2. Nomor rekening nasabah
3. Jenis pesanan (jual/beli)
4. Jumlah pesanan
5. Nama atau kode efek
6. Harga pesanan
7. Batasan waktu
8. Keterangan mengenai nasabah
9. Jenis pasar
f) Pasar Reguler dan Tunai
Proses perdagangan efek bersifat ekuitas di Bursa Efek Indonesia memiliki
3 jenis pasar, yakni pasar regular, tunai dan negosiasi. Berikut adalah table
persamaan dan perbedaaan pasar regular dan tunai:

Mekanisme Peraturan Pasar Reguler Pasar Tunai


Fraksi Harga √ √
Auto Rejection √ √
Satuan Perdagangan Round lot Round llot
Harga Minimum Rp50,- Rp lRp50,-
continous continous
Proses Tawar Menawar auction auction
Setelmen T+3 T+0
Penyelesaian Netting Netting
Sesi semua sesi sesi 1

 Penyelesaian transaksi pasar regular dan tunai


Dalam penyelesaian transaksi pasar regular dan tunai di bursa efek Indonesia dapat
dibagi menjadi 3 level yakni level bursa, KPEI, dan KSEI, dalam hal ini
penyelesaian transaksi bursa berjalan lancar.
 Daftar Transaksi Bursa
Setelah transaksi matched pada JATS, maka dihasilkan juga yang disebut DTB,
dimana daftar transaksi bursa (DTB), adalah dokumen elektronik yang berisikan
seluruh transaksi bursa yang dilakukan oleh setiap anggota bursa efek pada setiap
Hari Bursa yang disediakan oleh bursa untuk anggota bursa efek dan KPEI pada
setiap akhir sesi perdagangan.

 Daftar Hasil Kliring


Disetiap akhir sesi perdagangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan mengirimkn daftar
transaksi bursa kepada KPEI, dimana nantinya hak dan kewajiban dari setiap
anggota bursa efek yang berkaitan dengan transaksi bursa yang dilakukannya di
pasar regular dan pasar tunai sebagaimana yang dimuat dalam DTB akan ditentukan
oleh KPEI pada setiap hari bursa dan dicantumkan dalam DHK.

 Pemindahbukuan dan Mutasi Rekening


Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan
penyelesaian kewjiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan efek
dari penjual ke rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak pembeli
ke pihak penjual.
g) Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana harga yang terbentuk adalah hasil
kesepakatan antara pihak pembeli dan penjual. Secara umum pasar negosiasi
digunakan oleh perusahaan untuk pengalihan kepemilikan, crossing,
pemindahbukuan antar pihak yang terkait
 Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi
1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan
diselesaikan secara per-transaksi
2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak
menetapkan waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi
bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya
transaksi (T+3).
3. pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk hari
bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
h) Perdagangan untuk Kondisi Khusus
Perdagangan kondisi Khusus adalah keadaan dimana ada hal-hal lain yang
tidak terjadi setiap hari, sehingga memiliki perlakuan khusus. Berikut adalah
kriteria lengkap dari perdagangan dengan kondisi khusus:
1. Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran Umum
yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan
sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection.
2. Penawaran beli yang dimasukkan oleh Anggota Bursa Efek dalam rangka
pelaksanaan stabilisasi harga saham wajib dilaksanakan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Bapepam dan LK mengenai stabilisasi harga Efek atau saham.
3. Pelaksanaan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dari Perusahaan Tercatat Yang
Melakukan Tindakan Korporasi
4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham
i) Koreksi Transaksi Bursa
1. Jika terjadi kesalahan Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi yang
disebabkan oleh kesalahan Anggota Bursa Efek, anggota Bursa Efek dapat
mengajukan permohonan untuk melakukan koreksi dengan ketentuan :
a. Pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi
disetujui oleh Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual
b. Menyampaikan permohonan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar
Negosiasi secara tertulis kepada Bursa paling lambat pukul 16.20.00 Waktu
JATS.
c. Koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi hanya dapat
dilakukan untuk kesalahan data volume dan atau harga Efek Bersifat Ekuitas
dan atau status kepemilikan nasabah.
2. Dalam hal terjadi kesalahan Trading-ID pada Transaksi Bursa, Anggota Bursa
Efek dapat mengajukan permohonan kepada Bursa dengan menggunakan
formulir
3. Bursa berwenang menyetujui atau menolak permohonan koreksi Transaksi
Bursa yang diajukan Anggota Bursa Efek.
4. Setiap pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa dikenakan denda yang besarnya
ditetapkan sesuai kebijakan Bursa.
j) Penghentian Perdagangan
Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar
dan efisien, bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di
Bursa apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi
sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat
inkonsistensi data
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari
diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut
dihentikan sementara.
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat
menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana
kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh
persetujuan OJK.
k) Biaya Transaksi
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa sebagai
kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa kepada Anggota Bursa Efek. Biaya
dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang bersangkutan
sebagai berikut:
1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol
satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000,-
(dua puluh juta rupiah) per bulan
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar
0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma
nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen
Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.
c. Peraturan Perdagangan II-C Perihal Perdagangan Unit Penyertaan
Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Peraturan Perdagangan II-C ini berlandasan peraturan Bapepam dan LK
Nomor IV.B.3 Tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Yang
Unit Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek, selanjutnya Kontrak
Investasi Kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Dealer partisipan
yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi
wewenang untuk mengolah fortofolio investasi kolektif
Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) Dealer Partisipan.
Dalam rangka menciptakan likuiditas pasar, Dealer Partisipan wajib secara
berkala atau terus menerus memasukkan penawaran jual atau permintaan beli atas
Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Tata Cara Pelaksanaan Perdagangan
Tata cara dan pelaksanaan perdagangan termasuk biaya transaksi Unit
Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa ditetapkan
sesuai dengan perdagangan saham sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor
II-A tentang Perdagangan Efek, kecuali ketentuan mengenai fraksi harga
ditetapkan sebesar Rp 1, - (satu rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga
maksimum yang diperkenankan adalah Rp10,- (sepuluh rupiah).
Dengan memperhatikan kondisi perdagangan di Bursa, maka Bursa dapat
mengubah satuan perdagangan dan satuan perubahan harga Unit Penyertaan Reksa
Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dengan Keputusan Direksi setelah
memperoleh persetujuan dari Bapepam dan LK. Perubahan satuan perdagangan
dan satuan perubahan harga tersebut diumumkan di Bursa dan mulai berlaku
paling cepat 3 (tiga) Hari Bursa sejak diumumkan.

d. Peraturan Perdagangan II-D Perihal Kontrak Berjangka Indeks Efek


Kontrak Opsi Saham (KOS)
Kontrak Opsi Saham adalah satuan perdagangan opsi saham yang
ditetapkan dalam satu satuan kontak yang terdiri dari 3 kontrak yakni 1 bulanan, 2
bulanan, dan 3 bulanan dan diperdagangkan di sistem JOTS, peraturan yang
mendasari peraturan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham adalah Peraturan Bapepam
No. III-E.1 Tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas efek atau indeks efek.
Saham Induk

Dalam setiap perdagangan Opsi Saham, Bursa akan menetapkan Underlying Stock
dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Saham tersebut telah tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan.
2. Transaksi atas saham tersebut dalam 12 (dua belas) bulan terakhir menunjukkan:
a. frekuensi transaksi sekurang-kurangnya 2.000 (dua ribu) setiap bulannya.
b. rata-rata volatilitas harga harian (intraday volatility) sekurangkurangnya
sebesar 0,5% (nol koma lima perseratus) per hari, dengan cara perhitungan
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II-D.1 Peraturan ini.
3. Harga saham sekurang-kurangnya Rp 500,- (lima ratus rupiah). Saham terszebut
memenuhi kapitalisasi pasar (Market Capitalization) sekurang-kurangnya Rp
500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah).
4. Berdasarkan pertimbangan tertentu, Bursa berwenang untuk memilih dan
menetapkan saham Perusahaan Tercatat yang memenuhi persyaratan untuk menjadi
Underlying Stock.

e. Peraturan Perdagangan II-E Perihal Kontrak Berjangka Indeks Efek


Kontrak Berjangka Indeks Efek
Kontrak Berjangka Indeks Efek Kontrak Berjangka Indeks Efek adalah janji
untuk menjual atau membeli kontrak Indeks Efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu
yang akan datang, yang mewajibkan setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut
pada saat jatuh tempo, Produk ini ada di Bursa Efek Indonesia sejak kuartal I-Tahun
2016.

Spesifikasi Kontrak

Bursa menyediakan KBIE LQ-45 dengan periode 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, dan
3 (tiga) bulan. Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 yang ditetapkan sebesar
Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Satuan Perdagangan KBIE LQ-45: Perdagangan
KBIE LQ-45 harus dalam satuan kontrak KBIE LQ-45 atau kelipatannya. Setiap satu
satuan kontrak KBIE LQ-45 memuat satu KBIE LQ-45. Fraksi Harga KBIE LQ-45
ditetapkan sebesar 0,05 (nol koma nol lima). Dalam hal Bursa menghentikan penerbitan
KBIE LQ-45, maka Bursa mengumumkan pemberhentian tersebut paling lambat 3
(tiga) bulan sebelum efektifnya pemberhentian penerbitan tersebut.

f. Peraturan 2-H Perihal Transaksi Marjin dan Shortselling


Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek
oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek
serta Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling.

Marjin

Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan
cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan
dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia

Short selling

Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan
penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu
transaksi dilakukan
Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai berikut:
1. PER tidak Lebih 3X
2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah
saham tercatat lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah)
berdasarkan data akhir bulan dalam periode data review.
3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:
a. Apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih,
maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian di Pasar Reguler dalam 6 (enam) bulan terakhir minimal adalah Rp
10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian di
Pasar Reguler adalah Rp 1.000.000.000,- (satumiliar rupiah).
b. Apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan atau ,
maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian mencapai Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) atau minimal
nilai transaksi harian adalah Rp 5.000.000.000,- (lima miliiar rupiah).
4. Jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus) pemegang
saham berdasarkan data akhir bulan selama periode data review.
5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5%
(lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh
perseratus) yang dihitung selama:
a. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang
telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa
b. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode revie oleh
Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.

g. Peraturan 2-K Perihal Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor bahwa investasi
di pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada peraturan
tersebut bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin transaksi nya
oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga
Kliring dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian
transaksinya tidak dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa.
Efek dengan Transaksi Dipisahkan
Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa
Efek Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
REFERENSI :

 Modul TMCI

Anda mungkin juga menyukai