TPM Kelompok 2
TPM Kelompok 2
TPM Kelompok 2
OLEH :
KELOMPOK 2
I GUSTI AGUNG GDE ADHI RADITYA (1607532002)
NI LUH PUTU PITAYANI VINENSYA (1607532088)
KADEK ETI PUTRIKA (1607532098)
NI KADEK ARI KUSNA YANTHI (1607532107)
A.A NGURAH AGUNG INDRA BHAGASKARA (1607532114)
DEVINA DANAYANTI (1607532120)
Selain transaksi jual beli efek, terdapat bebrapa jenis transaksi yang umum
dilakukan di pasar modalIndonesia, antara lain transaksi margin, transaksi short selling,
transaksi pinjam meminjam dan transaksi repo.
1) Transaksi margin
Transaksi margin adalah transaksi pembelian efwk untuk kepentingan nasabah
yang dibiayai oleh perusahan efek. Ketentuan tentang transaksi saat transaksi
dilaksanakan margin diatur dalam peraturan bapepam dan LK Nomor V.D.6 tentang
pembiayaan transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah dan transaksi Short
selling oleh perusahaan efek. Dalam peraturan tersebut ditetapkan persyartan
perusahaan efek , efek dan nasabah yang dibolehkan melakukan transaksi margin.
2) Transaksi Short selling
Transaksi short selling adalah transaksi penjualan efek yang dimiliki oleh penjual
pada saat transaksi dilaksanakan. Ama dengan ketentuan transaksi margin, ketentuan
terkait short selling.transaksi Short Selling dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Harga penawaran jual yang dimasukan dalam sistem perdagangan bursa efek
harus diatas harga yang terjadi terakhir dibursa efek.
b. Perusahaan efek wajib memberi tanda “short’ pada saat pelaksanaan Order jual
pada sistem perdagangan bursa efek.
3) Transaksi Pinjam-Meminjam Efek
Transaksi pinjam-meminjam Efek ( PME) Merupakan suatu kegiatan yang dapat
dilaksanakan dalam rangkaian transaksi bursa. PME dapat terjadi jika anggota bursa
efek tidak memiliki efek yang mencukupi untuk menyeleseikan kewajibanya, yang
timbul akibat jual beli efek yang dilakukannya di Bursa Efek.
4) Transaksi Repurchase ( Repo)
Transaksi repo merupakan transaksi pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh
para pihak dengan jaminan efek tertentu. Repo dapat dilakukan melalui peminjaman
uang dengan jaminan efek tanpa perpindahan kepemilikan efek yang direpokan.
Dalam setiap perdagangan Opsi Saham, Bursa akan menetapkan Underlying Stock
dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Saham tersebut telah tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan.
2. Transaksi atas saham tersebut dalam 12 (dua belas) bulan terakhir menunjukkan:
a. frekuensi transaksi sekurang-kurangnya 2.000 (dua ribu) setiap bulannya.
b. rata-rata volatilitas harga harian (intraday volatility) sekurangkurangnya
sebesar 0,5% (nol koma lima perseratus) per hari, dengan cara perhitungan
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II-D.1 Peraturan ini.
3. Harga saham sekurang-kurangnya Rp 500,- (lima ratus rupiah). Saham terszebut
memenuhi kapitalisasi pasar (Market Capitalization) sekurang-kurangnya Rp
500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah).
4. Berdasarkan pertimbangan tertentu, Bursa berwenang untuk memilih dan
menetapkan saham Perusahaan Tercatat yang memenuhi persyaratan untuk menjadi
Underlying Stock.
Spesifikasi Kontrak
Bursa menyediakan KBIE LQ-45 dengan periode 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, dan
3 (tiga) bulan. Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 yang ditetapkan sebesar
Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Satuan Perdagangan KBIE LQ-45: Perdagangan
KBIE LQ-45 harus dalam satuan kontrak KBIE LQ-45 atau kelipatannya. Setiap satu
satuan kontrak KBIE LQ-45 memuat satu KBIE LQ-45. Fraksi Harga KBIE LQ-45
ditetapkan sebesar 0,05 (nol koma nol lima). Dalam hal Bursa menghentikan penerbitan
KBIE LQ-45, maka Bursa mengumumkan pemberhentian tersebut paling lambat 3
(tiga) bulan sebelum efektifnya pemberhentian penerbitan tersebut.
Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan
cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan
dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan
penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu
transaksi dilakukan
Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai berikut:
1. PER tidak Lebih 3X
2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah
saham tercatat lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah)
berdasarkan data akhir bulan dalam periode data review.
3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:
a. Apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih,
maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian di Pasar Reguler dalam 6 (enam) bulan terakhir minimal adalah Rp
10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian di
Pasar Reguler adalah Rp 1.000.000.000,- (satumiliar rupiah).
b. Apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan atau ,
maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian mencapai Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) atau minimal
nilai transaksi harian adalah Rp 5.000.000.000,- (lima miliiar rupiah).
4. Jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus) pemegang
saham berdasarkan data akhir bulan selama periode data review.
5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5%
(lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh
perseratus) yang dihitung selama:
a. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang
telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa
b. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode revie oleh
Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.
Modul TMCI