MAAA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

PERANGKAT PEMBELAJARAN

UJIAN KINERJA (UKIN )

ISI PERANGKAT AJAR :


MODUL AJAR
LKPD
BAHAN AJAR
MEDIA AJAR
ASESMEN

NORA
24021142082G
LPTK : UNIVERSITAS PGRI MADIUN
PPG GURU TERTENTU PILOTING
TAHAP 2
TAHUN 2024
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA
IPAS SEMESTER 2 FASE C SD KELAS V

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : NORA
Instansi : SDN 09 SEPANDAK A
Tahun Penyusunan : 2024
Jenjang Sekolah : SD/MI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
Fase / Kelas : C / V (Lima)
Bab : 7
Topik : A : Seperti Apakah Budaya Daerahku?
Materi : Sejarah Warisan Budaya di Daerah
Alokasi Waktu : 2 JP x 35 Menit
B. KOMPETENSI AWAL
Capaian Pembelajaran Fase C
Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling
terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu untuk menjalankan
fungsi tertentu - khususnya yang berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan sosial
saling berkaitan dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu tindakan,
mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.

Capaian Per Elemen / Pemahaman IPAS


Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat
dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar. Dengan penuh kesadaran, peserta didik
melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan
kehidupan seharihari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang
berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
 Berkhebinekaan Global
 Gotong Royong
 Mandiri
 Bernalar Kritis dan Kreatif
D. SARANA DAN PRASARANA
Sumber Utama
 Buku Guru
 Buku Peserta Didik
 Lembar Kerja Peserta Didik
 Lembar Penilaian
Media Ajar
 Power Point tentang Warisan budaya daerah dan Video pembelajaran tentang
Warisan Budaya Daerahku
Alat
 Laptop, Speaker, dan LCD proyektor.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik reguler
F. JUMLAH PESERTA DIDIK
20 Peserta didik
G. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Metode
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Permainan dan Penugasan
Model
Problem Based Learning
Pendekatan
Culturally Responsive Teaching
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik mampu menganalisis sejarah warisan budaya
yang berasal dari daerahnya.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang sejarah warisan budaya daerahnya.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah kalian pernah berwisata ke Keraton Sambas?
 Apa saja yang kamu ketahui tentang Sejarah keraton Sambas?
 Apakah warisan budaya keraton Sambas memiliki sejarah yang khusus?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
WAKTU
 Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
1. Guru mengucap salam, menyapa peserta didik dan menanyakan kabar.
2. Peserta didik melakukan do’a sebelum belajar (ketua kelas memimpin
do’a)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
4. Guru mengajak peserta didik menyanyikan salah satu lagu nasional (dari
Sabang sampai Merauke). Culturally Responsive Teaching
Link : https://www.youtube.com/watch?v=RyP6Y-CqFZ8
5. Guru mengajak peserta didik melakukan ice breaking “tepuk siap”.
6. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan menghubungkan materi yang
akan dipelajari dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
7. Guru menyampaikan tentang tujuan dan manfaat pembelajaran.
8. Guru dan peserta didik melakukan kesepakatan kelas.
 Kegiatan Inti 50 Menit
FASE 1 : Orientasi Peserta didik pada Masalah
1. Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik.
2. Guru menyampaikan materi tentang Sejarah warisan budaya daerah. Dan
menampilkan Video pembelajaran tentang warisan budaya daerah yang
berasal dari kabupaten Sambas. Culturally Responsive Teaching
Link :
Budaya Saprahanhttps://www.youtube.com/watch?v=aRFPx2qDPZk&t=70s
Bubur Pedas https://www.youtube.com/watch?v=80n7eDy3iBc&t=94s
Keraton Sambas https://www.youtube.com/watch?v=3TYc-sSy5s0&t=359s
Kain Tenun Sambas https://www.youtube.com/watch?v=lq92vO985i4&t=62s
3. Guru mengajak siswa bermain kuis menggunakan wordlwall terkait
warisan budaya daerahnya.
4. Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya terkait materi.

FASE 2 : Mengorganisasikan Peserta didik untuk Belajar


5. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok.
6. Peserta didik bermain games untuk memilih tema LKPD.
7. Guru membagikan LKPD sesuai dengan tema yang diperoleh.
8. Guru menyampaikan langkah-langkah pengerjaan LKPD.
FASE 3 : Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok
9. Setiap kelompok bekerja sama mengisi LKPD terkait warisan budaya
daerahnya. Culturally Responsive Teaching
10. Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam menyelesaikan soal yang
ada pada LKPD.
11. Guru membimbing penyelidikan yang dilakukan peserta didik jika ada
sesuatu yang kurang dipahami.
12. Guru melakukan penilaian proses saat peserta didik berdiskusi dengan
teman kelompoknya dan pada saat mengerjakan LKPD.

FASE 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya terkait warisan
budaya daerahnya. Culturally Responsive Teaching
2. Kelompok lain menanggapi dan memberikan komentar.
3. Guru mengajak peserta didik melakukan “tepuk wow” sebagai bentuk
penghargaan terhadap kelompok yang tampil.

FASE 5 : Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah


4. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru.
5. Guru melakukan evaluasi hasil belajar pada peserta didik.
 Kegiatan Penutup 10 Menit
1. Guru memandu peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
2. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi terkait seluruh proses
belajaran yang sudah dialami.
3. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya.
4. Guru menutup pembelajaran dengan mempersilakan peserta didik untuk
berdoa dan mensyukuri segalah nikmat yang diberikan Tuhan YME.

E. ASESMEN
Asesmen Formatif
1. Penilaian sikap
- Teknik asesmen berupa Observasi
- Instrumen asesmen berupa Rubrik

2. Penilaian Pengetahuan
- Teknik asesmen berupa Tes tertulis
- Instrumen asesmen berupa Rubrik
3. Penilaian keterampilan
- Teknik asesmen berupa Unjuk Kerja
- Instrumen Asesmen berupa Rubrik
F. REFLEKSI
Refleksi Guru:
Refleksi diri berupa pertanyaan pada diri sendiri.
1. Apakah pembelajaran sudah dapat melibatkan peserta didik dengan aktif?
2. Apakah metode yang digunakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik?
3. Apakah media yang digunakan dapat membantu peserta didik mencapai kemampuan?
4. Apa yang bisa dilakukan agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berfikir
kritis?
Refleksi Peserta Didik:
Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi terkait seluruh proses belajaran yang sudah
dialami.
1. Apa kesan kalian tentang materi ini?
2. Materi apa yang sudah kalian fahami?
3. Bagian mana yang belum kalian fahami?
G. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL
▪ Pengayaan
Peserta didik yang daya tangkap dan daya kerjanya lebih dari peserta didik lain, guru
memberikan kegiatan pengayaan yang lebih menantang dan memperkuat daya serapnya
terhadap materi yang dipelajarinya.
▪ Remedial
Peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai target, guru melakukan pengulangan
materi dengan pendekatan yang lebih individual dan memberikan tugas individual
tambahan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik yang bersangkutan.

H. GLOSARIUM
Warisan budaya daerah : Peninggalan kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke
generasi dan memiliki nilai penting dalam Sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Warisan budaya daerah dapat berupa benda atau atribut tak berbenda yang menjadi jati diri
suatu masyarakat.
I. DAFTAR PUSTAKA
Ghaniem, Amalia dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk Sekolah Dasar
Kelas V. Jakarta Selatan: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Republik Indonesia.

Sungai Sapa’, 3 Oktober 2024


Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas 5

SUTINI, S.Pd.SD Nora, S.Pd


(197010081995102001) (19890222022212013)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )
SDN 09 SEPANDAK A
KELAS V / SEMESTER 2
ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
SOSIAL
BAB 7 ( DAERAHKU KEBANGGAANKU )
TOPIK A : Seperti Apakah Budaya
Daerahku?
LKPD 1. Kain Tenun Sambas LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Tujuan Pembelajaran : Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik mampu menganalisis warisan
sejarah yang berasal dari daerahnya.
Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi

Hal yang membuat warisan budaya ini


menarik
LKPD 2. Bubur Pedas
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi
Hal yang membuat warisan budaya ini
menarik
LKPD 3. Keraton Sambas
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi
Hal yang membuat warisan budaya ini
menarik
LKPD 4. Budaya Saprahan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Tujuan Pembelajaran : Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik mampu menganalisis warisan
sejarah yang berasal dari daerahnya.
Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi
Hal yang membuat warisan budaya ini
menarik
BAHAN AJAR
SEJARAH WARISAN DAERAH

Tujuan Pembelajaran : Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik


mampu menganalisis sejarah warisan budaya yang berasal dari
daerahnya.

BAB 7 Daerahku Kebanggaanku


Topik A: Seperti Apakah Budaya Daerahku?
JENIS WARISAN BUDAYA
Indonesia memiliki berbagai keragaman warisan budaya. Ada dua jenis warisan
budaya, yaitu warisan budaya benda dan warisan budaya tak benda.
1. Warisan budaya benda adalah warisan budaya yang bisa kita lihat dan raba. Contohnya
bangunan, pakaian, makanan, senjata tradisional, alat musik, dan alat-alat produksi.
2. Warisan budaya tak benda adalah warisan budaya yang tidak bisa kita raba, namun bisa
kita lihat di sekitar kita. Contohnya musik, tarian, kebiasaan, keterampilan, bahasa, dan adat
istiadat.

Sejarah Warisan Budaya di Daerahku


1. TRADISI SAPRAHAN DARI KABUPATEN SAMBAS
Saprahan, menurut kepercayaan masyarakat setempat, berarti sopan santun, atau
kebersamaan yang tinggi. Tradisi ini mengandung semangat ‘duduk sama rendah, berdiri
sama tinggi’.
Tradisi makan nasi beramai-ramai di atas daun pisang atau wadah lain di lantai jamak
kita temui di pelbagai daerah di Indonesia. Di beberapa daerah, tradisi ini memiliki nama
khusus, seperti megibung di Bali, bancakan di Sunda, dan saprahan di Kalimantan Barat.
Untuk kali, yang akan dibahas adalah tradisi makan bersama saprahan masyarakat
Sambas, Kalimantan Barat. Sambas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan
Barat. Sejarahnya, Sambas merupakan salah satu kesultanan terletak di bagian pantai barat
paling utara provinsi tersebut.
Tradisi saprahan merupakan adat istiadat Melayu, diambil dari kata dalam bahasa
Arab. Menurut kepercayaan masyarakat setempat berarti sopan santun, atau kebersamaan
yang tinggi. Tradisi ini mengandung semangat ‘duduk sama rendah, berdiri sama tinggi’.
Saprah sendiri artinya ‘berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara lesehan
atau bersila secara berkelompok dalam satu barisan. Biasanya satu kelompok terdiri dari
enam orang yang duduk saling berhadapan sebagai suatu kebersamaan.
Pada prinsipnya tradisi saprahan adalah tradisi adat rumpun Kerajaan Melayu,
termasuk di Sambas. Tradisi ini juga berlaku di Pontianak, Singkawang, Mempawah, atau
daerah lain yang masih kental budaya Melayu.
Berkaitan dengan tata cara makan, tidak ada aturan tertulis untuk tata cara makannya,
menghidang, dan menu hidangan yang sedianya disajikan, tetapi tetap ada etika dan kekhasan
yang dijaga. Khusus saprahan di Sambas, sajian saprahan tetap ada menu nasi sebagai menu
utama. Selain menu utama itu, terdapat lauk-pauk sapi, ikan, dan sayur-mayur.
Biasanya, saprahan diadakan ketika ada acara pernikahan, syukuran, atau selamatan
maupun tahlilan. Tamu yang hadir di acara saprahan biasanya diundang oleh yang punya
hajat, atau tetua kampung secara lisan. Mereka mengistilahkan dengan ‘nyaro’. Asal kata
‘nyaro’ berasal dari kata saroan yang artinya memanggil atau mengundang.
Memang budaya sudah semakin maju, termasuk adanya media komunikasi melalui
ponsel. Bisa jadi undangan pun sudah menggunakan media ini. Namun, di kampung dagang
timur Sambas, yakni sebuah kampung yang berada di sisi kiri Sungai Sambas, Kota Sambas,
tradisi ‘nyaro’ itu masih kuat sekali. Demikian pula yang ditemui hampir di semua daerah
pantai utara terutama di desa-desa, dusun, atau perkampungan di Sambas.
Sebagai sebuah tradisi, Saprahan yang berupa jamuan makan yang melibatkan banyak
orang dan duduk dalam satu barisan, saling berhadap-hadapan, serta duduk satu kebersamaan,
tentu mengingatkan kita pada filosofi “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” atau
“berdiri sama tinggi, duduk sama rendah”.
Filosofi itu tepat untuk menggambarkan kebersamaan dan semangat gotong-royong
masyarakat Sambas yang hingga kini masih terjaga dengan baik. Ya hidangan yang tersaji
akan disantap bersama-sama kelompok, membentuk seperti lingkaran bola, atau memanjang
dalam persegi panjang dan tidak terputus.
Menariknya lagi sajian yang disantap tidak menggunakan sendok, tetapi menggunakan
tangan (disuap). Sedangkan untuk mengambil lauk-pauknya dilakukan menggunakan sendok.
Tradisi budaya saprahan memang tidak terlepas dari semangat gotong-royong.
Misalnya, dalam hajatan perkawinan. Tentu untuk menggelar hajatan itu butuh tenaga
kerja. Nah, di sinilah warga kampung kemudian keluar bersama sebagai wujud gotong-
royong itu.
Tentu sangat tidak mungkin bila untuk mengerjakan ajang hajatan kemudian di-
order kepada satu event organizer (EO). Bayangkan, bila harus membayar upah ratusan orang
agar hajatan itu bisa berjalan. Filosofi gotong-royong inilah yang muncul, yang kemudian
selalu ada budaya saprahan tersebut.
Tak dipungkiri, tradisi dalam masyarakat Sambas sangat identik dengan agama Islam,
yang teraktualisasi pada enam rukun iman dan lima rukun Islam. Dalam konteks ini, tradisi
saprahan biasanya satu kelompok terdiri dari enam orang sesuai dengan rukun Iman.
Sementara itu, untuk lauk-pauknya yang dihidangkan biasanya lima piring, yang
diartikan dengan rukun Islam. Dan, yang menariknya, tidak ada perbedaan antara sajian
saprahan untuk rakyat biasa dan pemimpin/tokoh di kampung, semuanya sama saja.
Sebagai sebuah tradisi yang sangat Islami, tentu kita bisa menjaga dan memelihara
tradisi masyarakat yang baik itu, karena melalui media saprahan juga akan saling mengenal
tetangga, terjalin hubungan kekeluargaan yang kental. Dengan demikian, itu menjadi modal
penting dalam dalam kehidupan bermasyarakat.
2. KERATON SAMBAS
Sejarah Kesultanan Sambas, Kalimantan Barat
Kerajaan Sambas merupakan salah satu pusat pemerintahan tradisional yang terletak
di kawasan pantai utara Kalimantan Barat. Sejak lama Sambas sudah terlibat dalam jaringan
internasional. Beberapa kebudayaan pernah bertapak di kawasan itu dan memberikan warna
tersendiri dalam sejarah, antara lain kebudayaan Hind-Buddha, kebudayaan China dan Islam,
di samping kebudayaan asli masyarakat setempat. Kehadiran Islam di kawasan Sambas telah
berhasil mengubah kerajaan tersebut menjadi kerajaan Islam Sambas, yang kemudian lebih
dikenal sebagai Kesultanan Sambas.
Setelah menjadi kerajaan Islam, Sambas kemudian dikenal sebagai kawasan dengan
tradisi keislaman yang baik, sampai-sampai kalangan masyarakat Kalimantan Barat
menyebut Sambas sebagai “serambi Mekah”. Gelar ini diberikan antara lain karena di
kawasan ini lahir seorang ulama besar dengan kaliber internasional, yakni Ahmad Khatib
Sambas, pendiri tarekat Qadariyah-Naqsyabandiyah. Selain itu, di Sambas juga lahir
Muhammad Baisuni Imran, murid Muhammad Rashid Ridha yang dikenal sebagai pembawa
aliran pembaharuan di Sambas.
Atas dasar fakta historis inilah penulisan sejarah Kesultanan Sambas menjadi penting
dan mendesak. Penulisan ini sedikit banyak akan mengubah peta historis dan sejarah
peradaban di Nusantara. Bahwa Sambas memiliki peran penting dalam Islamisasi di
Nusantara, dan diperhitungkan dunia internasional pada masanya, tidak banyak yang tahu.
Karena itu, melalui kerjasama dengan STAIN Pontianak, Puslitbang Lektur dan Khazanah
Keagamaan menginisiasi penulisan sejarah kesultanan ini secara komprehensif. Buku ini
merupakan hasil dari kerjasama kegiatan itu.
Didukung oleh referensi yang cukup kaya, mesti tentu saja banyak data tertulis yang
perlu ditambahkan, buku ini berhasil terbit. Disusun dalam format 5 (lima) bab, buku ini
membahas kerajaan Sambas dalam berbagai pespektif. Bab pertama menampilkan
pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan bahasan tentang sejarh kerajaan Sambas yang
memuat 11 (sebelas) sub-bab. Setelah itu dalam bab khusus diuraikan tentang eksistensi
Islam di kerajaan Sambas, meliputi masuk dan berkembangnya Islam di Sambas, corak
keagamaan, organisasi dan lembaga-lembaga keagamaan, serta ulama dan karya-karya
keagamaan. Tidak ketinggalan, dikaji pula masalah sejarah ekonomi politik kerajaan Sambas,
meliputi politik ekonomi kerajaan Sambas, jaringan perdagangan kerajaan Sambas, hubungan
perdagangan Sambas dengan Belanda, hubungan dagang dengan kerajaan Sambas, dan
beberapa kontrak perjanjian yang dibuat oleh kerajaan Sambas.
3. BUBUR PEDAS
Bubur Pedas atau Bubbor Paddas adalah makanan tradisional khas orang Melayu Sambas
dari Kalimantan Barat yang berupa sejenis bubur.[1] Bubur pedas juga populer di kalangan
orang Melayu di Sarawak, Malaysia yang biasanya disajikan selama bulan Ramadhan setelah
umat Muslim mengakhiri puasa pada waktu berbuka.[3] Orang Tionghoa setempat secara
harfiah menyebutnya sebagai (Hakka: Lat Moi; Hanzi: 辣糜), 'Lat' yang artinya pedas dan
'Moi' yang artinya bubur.
Bubur pedas terbuat dari nasi halus dan kelapa parut. Stok dibuat baik dari daging tulang
seperti tulang rusuk atau irisan ayam. Bumbu campuran termasuk bawang merah, bawang
putih, cabai merah, serai, lada hitam, dan daun salam. Sejumlah sayuran, antara lain wortel,
kangkung, daun inai dan daun kesum (daun laksa),kacang panjang, kecambah, atap bambu
dan kentang dadu akan dimasukkan ke dalam panci saat bubur sedang dimasak. Bawang
goreng, ikan teri, dan kacang-kacangan ditambahkan pada bubur pedas saat disajikan. Air
jeruk nipis, kecap manis, dan sambal juga bisa ditambahkan sebagai bumbu.[4]
Meski mengandung kata pedas, rasa bubur ini tidak terlalu pedas. Nama bubur pedas
adalah ungkapan masyarakat Sambas, karena bubur ini mengandung rempah-rempah. Tetapi
bila ingin, kita dapat menambahkan cabai kering ke dalam bumbunya.
Sejarah
Sejenis bubur yang berasal dari orang Melayu di Sambas, Kalimantan Barat dan
kemudian diadaptasi sebagai makanan untuk orang Melayu Sarawak.[1]
Di Kalimantan Barat, bubur pedas biasanya terbuat dari bubur nasi dicampur ikan teri
sedikit, kacang, daun bawang, dan rempah-rempah. Juga tak lupa dengan saus dan kecap
untuk menambah cita rasanya. Biasanya ditambahkan juga perasan jeruk limau. Di Sambas,
makanan ini merupakan makanan rakyat. Di Pontianak, biasanya orang menjual bubur pedas
menggunakan gerobak.
4. KAIN TENUN SAMBAS
Tenun sambas merupakan kain tradisional yang dipopulerkan masyarakat
Melayu, Kalimantan Barat. Kepopuleran kain tenun sambas khas nusantara ini bahkan sudah
menembus pasar Internasional.
Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kain tenun Sambas telah didaulat
sebagai warisan budaya tak benda 2010. Ciri khas kain tenun sambas adalah memiliki motif
yang rumit.
Motif kain tenun sambas bergaya Melayu dan dihiasi benang berwarna kuning keemasan
dan perak. Sebagian orang menyebutnya kain benang emas.
Beberapa motif kain tenun Sambas yang paling terkenal, antara lain rebung dan tanaman
kangkung sungai. Motif rebung diberikan pada kepala kain dan kaki kain, sedangkan
kangkung sungai ditempatkan di bagian tengah kain. Penempatan tersebut telah sesuai pakem
yang diwarisi secara turun temurun.
Sejarah Kain tenun sambas
Kain tenun sambas diduga telah ada sejak abad ke-17. Sebelum memasuki era
kolonialisme, Kabupaten Sambas merupakan kerajaan yang berpusat di istana
Alwatzikhoebillah (abad 17).
Pada masa inilah, masyarakat Melayu Sambas mulai menenun untuk kebutuhan adat
dan perdagangan. Semua acara kerajaan membutuhkan kain tenun sambas sebagai pakaian
kebesaran.
Bahkan, ada sebuah kain tenun sambas berusia ratusan tahun yang masih tersimpan di
Sambas. Sebagai bukti eksistensi kain tradisonal Melayu ini sejak dahulu kala.
Ketika Belanda masuk ke wilayah Sambas, aktivitas menenun ini tidak terhenti.
Kompeni membebaskan masyarakat untuk berakvititas, terutama memproduksi komoditas
perdagangan yang laku di pasar Eropa, termasuk kain Sambas.
Kain tenun sambas umumnya dikerjakan oleh kaum perempuan. Proses
pembuatannya terbilang rumit dan menghabiskan waktu yang lama, paling cepat satu bulan,
tergantung tingkat kerumitannya.
Dimulai dari pemintalan benang, mengikat benang untuk membentuk motif,
pewarnaan dengan larutan khusus, sampai terakhir menenun. Pengerjaan ini membutuhkan
keahlian serta ketekunan yang mumpuni. Hingga kini, penenun kain ambas masih
menggunakan peralatan tradisional, sehingga waktu yang terpakai lebih lama dibandingkan
mesin.
MEDIA AJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
SOSIAL
BAB 7 ( DAERAHKU KEBANGGAANKU )
TOPIK A : Seperti Apakah Budaya
Daerahku?
Media Presentasi
Digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi. Dibantu dengan menggunakan LCD dan
laptop.
Link Video Pembelajaran :
Budaya Saprahanhttps://www.youtube.com/watch?v=aRFPx2qDPZk&t=70s

Bubur Pedas https://www.youtube.com/watch?v=80n7eDy3iBc&t=94s

Keraton Sambas https://www.youtube.com/watch?v=3TYc-sSy5s0&t=359s

Kain Tenun Sambas https://www.youtube.com/watch?v=lq92vO985i4&t=62s

KUIS WORLDWALL
ASESMEN
SDN 09 SEPANDAK A
KELAS V / SEMESTER 2
ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
SOSIAL
BAB 7 ( DAERAHKU KEBANGGAANKU )
TOPIK A : Seperti Apakah Budaya
Daerahku?
Kisi – kisi Pengetahuan
Tugas Individu
MUATAN KELAS MATERI TUJUAN LEVEL NOMOR BENTUK SKOR
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN KOGNITIF SOAL SOAL TOTAL
IPAS V Warisan Melalui kegiatan C4 1,2 TES 40
Budaya diskusi, peserta TERTULIS
Daerah didik mampu
menganalisis
warisan budaya
daerahnya dengan
tepat.
Tugas Kelompok
MUATAN KELAS MATERI TUJUAN LEVEL NOMOR BENTUK SKOR
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN KOGNITIF SOAL SOAL TOTAL
IPAS V Warisan Melalui kegiatan C4 1,2,3 TES 60
Budaya diskusi, peserta TERTULIS
Daerah didik mampu
menganalisis
warisan budaya
daerahnya
dengan tepat.
PENILAIAN PENGETAHUAN (KOGNITIF)
A. Penilaian Individu
Soal

NAMA :

KELAS :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Sebutkan 4 contoh Warisan budaya Benda yang berasal dari Daerahmu!
2. Sebutkan 4 contoh Warisan budaya Tak Benda yang berasal dari Daerahmu!

JAWABAN

KUNCI JAWABAN
Warisan budaya benda Warisan budaya tak benda
1. Pakaian adat melayu sambas 1. Bubur Pedas
2. Senjata daerah Mandau 2. Budaya Saprahan
3. Rumah Adat Melayu 3. Lagu Sungai Sambas
4. Alat music tradisional sape’ 4. Seni Tenun Sambas
LKPD 1. Kain tenun Sambas
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi

Hal yang membuat warisan budaya ini


menarik
LKPD 2. Bubur Pedas
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi
Hal yang membuat warisan budaya ini
menarik
LKPD 3. Keraton Sambas
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi
Hal yang membuat warisan budaya ini
menarik
LKPD 4. Saprahan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

1. ………………………………….
2……………………………………
3……………………………………
4……………………………………
5……………………………………

Kegiatan :
1. Berdiskusilah dengan teman kelompokmu!
2. Carilah informasi penting yang ada pada gambar yang tersedia di LKPD!
3. Tulislah informasi – informasi yang kamu peroleh pada kolom yang disediakan pada LKPD!

Warisan budaya daerahku

Sejarah / Cerita

Lokasi
Hal yang membuat warisan budaya ini
menarik
KUNCI JAWABAN
Jawaban Kelompok 1: Kain Tenun Sambas
SEJARAH : Pada saat masa penjajahan stok makanan di Sambas sangat sedikit dan menipis, sehingga
masyarakat berinisiatif untuk membuat makanan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, maka dari itu
solusi dari mereka adalah dengan cara membuat bubur pedas yang terbuat dari beras yang dihaluskan lalu
dicampur dengan berbagai jenis sayuran sehingga tercipta makanan yang melimpah untuk orang banyak.
Lokasi : kabupaten sambas
Hal menarik : yang menarik dari bubur pedas adalah rasa nya yang enak dan isi nya yang terdiri dari
berbagai macam sayuran membuat kandungan gizinya sangat banyak sekali.

Jawaban Kelompok 2 : Bubur Pedas


SEJARAH : Pada saat masa penjajahan stok makanan di Sambas sangat sedikit dan menipis, sehingga
masyarakat berinisiatif untuk membuat makanan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, maka dari itu
solusi dari mereka adalah dengan cara membuat bubur pedas yang terbuat dari beras yang dihaluskan lalu
dicampur dengan berbagai jenis sayuran sehingga tercipta makanan yang melimpah untuk orang banyak.
Lokasi : kabupaten sambas
Hal menarik : yang menarik dari bubur pedas adalah rasa nya yang enak dan isi nya yang terdiri dari
berbagai macam sayuran membuat kandungan gizinya sangat banyak sekali.

Jawaban Kelompok 3 : Keraton Sambas


Sejarah : keraton sambas merupakan symbol dari pengaruh islam yang masuk ke sambas sehingga berdiri
lah keraton sambas yang terpengaruh dari ajaran agama islam yang dibawa oleh pedagang arab.
Lokasi : kabupaten sambas
Hal menarik : hal menarik di keraton sambas adalah kitab isa menemukan banyak benda bersejarah saat
berkunjung ke keraton.

Jawaban Kelompok 4: Saprahan


Sejarah : budaya saprahan dilakukan untuk menghormati semua tamu yang hadir agar tidak merasa
dibedakan maka pada saat makan duduk Bersama dalam kelompok dan makan Bersama, saprahan
mengandung nilai sopan santun yang menggambarkan berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.
Lokasi : kabupaten sambas
Hal menarik : yang menarik dari budaya saprahan adalah nilai kebersamaan pada saat makan Bersama
membuat persaudaraan semakin erat.
C. Pedoman Penskoran
No Nama Tugas N Tugas N r ket
Peserta Individu individu Kelompok kelompok (Nindividu +
Didik 1 2 1 2 3 Nkelompok)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Nilai Individu
𝑛
Nindividu = 2 x 100 = ……

𝑛
Nilai Kelompok = x 100 = …..
Keterangan
n adalah total skor (jumlah)
N adalah nilai untuk masing-masing siswa
r adalah rata-rata nilai individu dan kelompok
Tabel : Indikator Penilaian Pengetahuan (Tugas Kelompok)
Soal Skor Keterangan
1 10 Jika menuliskan Sejarah/cerita
warisan budaya daerahnya kurang
tepat
20 Jika menuliskan Sejarah/cerita
warisan budaya daerahnya dengan
tepat
2 10 Jika menuliskan Sejarah/cerita
warisan budaya daerahnya kurang
tepat
20 Jika menuliskan Sejarah/cerita
warisan budaya daerahnya dengan
tepat
3 10 Jika menuliskan Sejarah/cerita
warisan budaya daerahnya kurang
tepat
20 Jika menuliskan Sejarah/cerita
warisan budaya daerahnya dengan
tepat

PENILAIAN KETERAMPILAN (PSIKOMOTOR)


Tabel : Penilaian Psikomotor
No Nama Peserta ASPEK n ket
Didik Mengerjakan LKPD Mempresentasikan LKPD
1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

𝑛
N = 8 x 100 = …

Keterangan
n adalah total penilaian (jumlah)
N adalah nilai untuk masing-masing siswa

Tabel Indikator mengerjakan LKPD


Skor Keterangan
1 Peserta didik tidak aktif mengerjakan LKPD dan tidak bersungguh-sungguh
2 Peserta didik kurang aktif mengerjakan LKPD dan tidak bersungguh-sungguh
3 Peserta didik terlibat aktif mengerjakan LKPD tetapi kurang bersungguh-sungguh
4 Peserta didik terlibat aktif mengerjakan LKPD dan bersungguh-sungguh

Tabel Indikator mempresentasikan LKPD


Skor Keterangan
1 Peserta didik kurang berani mempresentasikan LKPD dan tidak bersungguh-sungguh
2 Peserta didik kurang berani mempresentasikan LKPD dan kurang bersungguh-sungguh
3 Peserta didik berani mempresentasikan LKPD tetapi kurang bersungguh-sungguh
4 Peserta didik berani mempresentasikan LKPD dan bersungguh-sungguh

PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF)


No Nama Peserta Didik ASPEK n ket
Berdoa sebelum dan Bertanggung jawab
sesudah pelajaran
1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

𝒏
N = 𝟖 x 100 = …
Keterangan
n adalah total penilaian (jumlah)
N adalah nilai masing-masing siswa

Tabel Indikator Berdoa


Skor Keterangan
1 Peserta didik ikut berdoa sebelum dan sesudah belajar dengan tidak bersungguh-sungguh
2 Peserta didik ikut berdoa sebelum dan sesudah belajar dengan kurang bersungguh-sungguh
3 Peserta didik ikut berdoa sebelum dan sesudah belajar dengan bersungguh-sungguh
4 Peserta didik ikut berdoa sebelum dan sesudah belajar dengan bersungguh-sungguh dan
hikmat

Tabel Indikator Bertanggung jawab


Skor Keterangan
1 Peserta didik tidak bertanggung jawab terhadap tugas individu dan kelompok
2 Peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas individu tetapi mengabaikan tugas kelompok
3 Peserta didik ikut bertanggung jawab terhadap tugas kelompok tetapi mengabaikan tugas
individu
4 Peserta didik bertanggung jawab atas tugas individu dan kelompok

Anda mungkin juga menyukai