Konseling Keluarga
Konseling Keluarga
Konseling Keluarga
PERKAWINAN)
Berasal dari Eropa danAmerika Serikat. Terdapat perbedaan antara aliran Eropa dengan aliran AmerikaSerikat, yaitu aliran Amerika Serikat lebih berorientasi teoritis (menganut aliran psikologi) sedangkan aliran Eropa berawal dari praktisi (terutama dokter kandungan) tanpa memikirkan aspek teoritisnya. Beberapa perbedaan nyata antara aliran Eropa dengan aliran AmerikaSerikat antara lain: Minat pakar Pakar Eropa adalah bidang kedokteran, terutama dokter kandungan. Sering sepasang suami istri mengeluh masalah hubungan mereka yang kurang bahagia. Akhirnya para dokter berminat untuk memberikan saran dan nasihat perkawinandan kehidupan keluarga. Lama-kelamaan dokter kandungan membentuk ikatan untuk mengatasi persoalan keluarga. Sementara itu Pakar Amerika Serikat berasal dari para ahli psikologi, sosiologi, danantropologi. Karena itu mereka banyak menggali dan menyusun teori tentang system keluarga. Mereka berpendapat bahwa masalah anggota keluarga sebaiknyadipecahkan dalam sistem keluarga. Masalah pasienPasien di Eropa lebih banyak pasangan suami istri yang bermasalah dalam hal-hal seksual, sedangkan di Amerika Serikat masalah keluarga adalahgabungan/kompleks, yaitu masalah suami istri (marriage counseling) dan masalah keluarga (family counseling)
Virginia Satir, seorang psikiatris pekerja social yang berafiliasi dengan Chicago Psychiatric Institute. Salah satu sumbangannya, adalah kemampuannya dalam menafsirkan maupun mempraktikan formulasi-formulasi secara kompleks yang terungkap dalam berbagai metodenya. Jay Haley, pada tahun 1962 Jay Haley bergabung dengan Satir dan Jackson di MRI. Ia juga terlibat dalam berbagai riset yang banyak menyumbang pengembangan bidang Family Therapy. Tujuan Therapy menurut Haley ialah mendefinisikan dan mengubah hierarki keluarga yang dicapai melalui perjuangan kekuatan Therapeutik yang ditandai oleh seleksi bertujuan dari Therapis dan pelaksaan strategi interventif. Salvadore Minuchin, keluar dari MRI,Haley bergabung dengan Minuchin di Klinik Bimbingan Anak Philadelphia (tahun 60 an). Menurut Minuchin, faktor-faktor penting yang menentukan pola interaksi dalam keluarga ialah struktur keluarga, batas-batas wewenang anggota keluarga, proses system keluarga, dan pembagian tugas dalam keluarga.
Gambaran keluarga demikian kemungkinan besar akan menimbulkan masalah bagi anggota keluarganya.
Konseling keluarga adalah penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga memfokuskan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga. Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain.
Terapis keluarga cenderung untuk membalikkan posisi ini, percaya bahwa fungsi keluarga yang baik adalah berbasis dalam keragaman, sementara keluarga disfungsi ini disebabkan oleh sempitnya dan kekakuan.
Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi maksimal.
Menurut Bowen, dalam keluarga terdapat kekuatan yang dapat membuat anggota keluarga bersama-sama dan kekuatan itu dapat pula membuat anggota keluarga melawan yang mengarah pada individualitas. Sebagian anggota keluarga tidak dapat menghindari sistem keluarga yang emosional yaitu yang mengarahkan anggota keluarganya mengalami kesulitan (gangguan). Jika hendak menghindari dari keadaan yang tidak fungsional itu, dia harus memisahkan diri dari sistem keluarga. Dengan demikian dia harus membuat pilihan berdasarkan rasionalitasnya bukan emosionalnya.
2. Pendekatan Conjoint
Sedangkan menurut Satir (1967) masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga berhubungan dengan harga diri (selfesteem) dan komunikasi. Menurutnya, keluarga adalah fungsi penting bagi keperluan komunikasi dan kesehatan mental. Masalah terjadi jika self-esteem yang dibentuk oleh keluarga itu sangat rendah dan komunikasi yang terjadi di keluarga itu juga tidak baik. Satir mengemukakan pandangannya ini berangkat dari asumsi bahwa anggota keluarga menjadi bermasalah jika tidak mampu melihat dan mendengarkan keseluruhan yang dikomunikasikan anggota keluarga yang lain.
3. Pendekatan Struktural
Minuchin (1974) beranggapan bahwa masalah keluarga sering terjadi karena struktur kaluarga dan pola transaksi yang dibangunn tidak tepat. Seringkali dalam membangun struktur dan transaksi ini batas-batas antara subsistem dari sistem keluarga itu tidak jelas.
Mengubah struktur dalam keluarga berarti menyusun kembali keutuhan dan menyembuhkan perpecahan antara dan seputar anggota keluarga. Oleh karena itu, jika dijumpai keluarga itu dengan memperbaiki transaksi dan pola hubungan yang baru yang lebih sesuai.
Peran Konselor
Satir (Cottone, 1992) menyampaikan :
1. Konselor berperan sebagai facilitative a comfortable, membantu klien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri. Konselor menggunakan perlakuan melalui setting peran interaksi. atau treatment
2. 3. 4. 5.
Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan malakukan self-control. Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesanpesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga. Konselor menolak perbuatan penilaian dan pembantu menjadi congruence dalam respon-respon anggota keluarga.
6.
Silence (diam) apabila anggota berada dalam konflik dan frustasi karena ada salah satu anggota lain yang suka bertindak kejam, maka biasanya mereka datang kehadapan konselor dengan tutup mulut. Kedaan ini harus dimanfaatkan konselor untuk menunggu suatu gejala prilaku yang akan muncul menunggu munculnya pikiran baru. Disamping itu juga digunakan dalam menghadapi klien yang cerewet, banyak omong dan lain-lain.
Confrontation (konfrontasi) ialah suatu teknik yang digunakan konselor untuk mempertentangkan pendapatpendapat anggota keluarga yang terungkap dalam wawancara konseling keluarga. Tujuan agar anggota keluarga itu bisa bicara terus terang, dan jujur serta menyadari perasaan masing-masing. Contoh respon konselor: siapa biasanya yang banyak omong?, konselor bertanya dalam suasana yang mungkin saling tuding. Teaching via Questioning ialah suatu teknik mengajar anggota dengan cara bertanya,. Listening (mendengarkan) teknik ini digunakan agar pembicaraan seorang anggota keluarga didengarkan dengan sabar oleh yang lain. Konselor menggunakan teknik ini untuk mendengarkan dengan perhatian terhadap klien. Perhatian tersebut terlihat dari cara duduk konselor yang menghadapkan muka kepada klien, penuh perhatian terhada setiap pernyataan klien, tidak menyela ketika klien sedang serius.
Recapitulating (mengikhtisarkan) teknik ini dipakai konselor untuk mengikhtisarkan pembicaraan yang bergalau pada setiap anggota keluarga, sehingga dengan cara itu kemungkinan pembicaraan akan lebih terarah dan terfokus. Misalnya konselor mengatakan rupanya ibu merasa rendah diri dan tak mampu menjawab jika suami anda berkata kasar.
Summary (menyimpulkan) dalam suatu fase konseling, kemungkinan konselor akan menyimpulkan sementara hasil pembicaraan dengan keluarga itu. Tujuannya agar konseling bisa berlanjut secara progresif. Clarification (menjernihkan) yaitu usaha konselor untuk memperjelas atau menjernihkan suatu pernyataan anggota keluarga karena terkesan samar-samar. Klarifikasi juga terjadi untuk memperjelas perasaan yang diungkap secara samar-samar. Misalnya mislannya konse,or mengatakan kepada jeni, bukan kepada saya. Biasanya klarifikasi lebih menekankan kepada aspek makna kognitif dari suatu pernyataan verbal klien. Reflection (refleksi) yaitu cara konselor untuk merefleksikann perasaan yang dinyatakan klien, baik yang berbentuk kata-kata atau ekspresi wajahnya. tanpaknya anda jengkel dengan prilaku seperti itu.