3 Arti Filsafat Dan Makna Pendidikan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

ARTI FILSAFAT DAN

MAKNA PENDIDIKAN
Drs . IBNU UBAIDILAH, MA

STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI

ARTI FILSAFAT
Pengantar Kepada Filsafat
Hanya ada 2 pandangan hidup yang
memberi kekuatan untuk mewarnai dunia
ini yaitu FILSAFAT dan AGAMA.
Sains (ilmu dan teknologi) tidak dianggap
mampu memiliki pandangan yang begitu
kuat karena dalam garis besarnya sains
bersifat netral dan hanya mampu
mewarnai dunia berdasarkan pandangan
hidup keilmuannya.

Letak persamaan agama dan


filsafat ialah
Pertama, masing-masing memiliki
pengikut yang meyakini atas
keyakinan yang dianutnya.
Kedua, agama-filsafat merasa
perlu menyebarkan ajaranajarannya sehingga terbentuk sikap
atas apa yang diyakininya,
terbentuk tindakan dan pandangan
hidup masing-masing penganutnya.

Letak perbedaannya adalah


Agama berasal dari Tuhan yang
memberikan wahyu dan petunjuk
kepada hamba-Nya berupa
peraturan tentang cara hidup
lahir batin dan menekankan rasa
iman atau kepercayaan.
Sedangkan filsafat berasal dari
buah pikir radikal manusia.

Awal mula timbulnya Filsafat berasal


dari rasa ingin tahu kemudian terbentuklah
mitos yang mempercayai keberadaan sifat
gaib yaitu roh-roh di balik alam jagat raya
ini, dan ini dipercayai oleh orang dahulu
sebagai suatu kebenaran.
Selanjutnya rasa kritis pun mulai menderai
orang-orang atas kebenaran mitos itu rasa
sangsi pun muncul, lalu ingin kepastian,
timbulnya pertanyaan dan rasa-rasa
tersebut adalah dasar timbulnya filsafat.

Selanjutnya filsafat mulai menyempit


yaitu lebih menekankan pada latihan
berpikir untuk memenuhi
kesenangan intelektual (intelectual
curiosity),
Filsafat pada masa sekarang ini ialah
menjawab pertanyaan yang tinggi
yaitu pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh sains.

Pengertian Filsafat
Etimologi
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata
serapan dari bahasa Arab , yang juga diambil dari bahasa Yunani ;
philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan
berasal dari kata-kata (philo = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia =
"kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang pencinta
kebijaksanaan.
Definisi 'bijaksana'
1 selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya); arif; tajam pikiran; 2 pandai dan hati-hati (cermat,
teliti, dsb) apabila menghadapi kesulitan dsb: dng -- ia menjawab
pertanyaan yg bersifat menjerat;
kebijaksanaan n 1 kepandaian menggunakan akal budinya
(pengalaman dan pengetahuannya): berkat - beliau, terlepaslah kita dr
bahaya besar; 2 kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan
dsb: perkara ini terserah kpd - orang tua si anak
Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di
Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa
Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut Filsuf

Terminologi
Beberapa arti filsafat menurut para ahli:
Aristoteles ( (384 - 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Cicero ( (106 43 SM ) : filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni
( the mother of all the arts ia juga mendefinisikan filsafat sebagai
art vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai
Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang
jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis
ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Imanuel Kant ( 1724 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang
didalamnya tercakup empat persoalan.
1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )

Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan


objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap
tidak berubah, yang disebut hakekat.
Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang
sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan
berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalamdalamnya sampai mengapa yang penghabisan .
Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari
kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu
yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik
dan universal.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran
dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya
secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk
mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki
(pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.

Secara terminologi filsafat banyak diartikan


oleh para ahli secara berbeda, perbedaan
konotasi filsafat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan dan pandangan hidup yang
berbeda serta akibat perkembangan filsafat
itu sendiri seperti;
James melihat konotasi filsafat sebagai
kumpulan pertanyaan yang tidak pernah
terjawab oleh sains secara memuaskan.
Russel melihat filsafat pada sifatnya ialah
usaha menjawab, objeknya ultimate question.
Phytagoras menunjukkan filsafat sebagai
perenungan tentang ketuhanan.

Poedjawijatna (1974: 11) menyatakan filsafat


diartikan ingin mencapai pandai, cinta, pada
kebijakan, dan sebagai jenis pengetahuan yang
berusaha mencari sebab yang sedalamdalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan
pikiran belaka.
Hasbullah Bakry (1971: 11) mengatakan
filsafat menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta,
dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagiamana sikap manusia itu harus setelah
mencapai pengetahuan itu,

Munculnya Filsafat
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani
semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul
ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi
akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di
sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat
muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab
lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau
Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak
seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta
pendeta sehingga secara intelektual orang lebih
bebas.

Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar


filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di
pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani
yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates,
Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru
Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah
filsafat tidak lain hanyalah Komentar-komentar
karya Plato belaka. Hal ini menunjukkan
pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah
filsafat.
Buku karangan plato yg terkenal adalah
berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan
krito".

Metode Mempelajari Filsafat


Metode mempelajari filsafat terbagi atas 3
macam metode;
Pertama, sistematis yang berarti
menghadapi karya filsafat secara berurutan
mulai dari menghadapi teori pengetahuan yang
terdiri atas beberapa cabang filsafat, kemudian
teori hakikatnya, kemudian teori nilai.
Kedua, historis yang berarti mengetahui
filsafat dengan cara mengetahui sejarahnya.
Ketiga, kritis yakni memahami isi ajaran
filsafat kemudian mengkitiknya dalam bentuk
menentang, memberi dukungan.

Objek Penelitian Filsafat


Objek penelitian filsafat ada 2 yakni:
OBJEK MATERI yakni obyek yang
dipikirkan ialah segala yang ada dan yang
mungkin ada, atau dengan kata lain
cakupannya luas sekali baik itu bersifat
empiris dan abstrak, juga hal yang
mengenai Tuhan, hari akhir sebagai
kesimpulannya lebih luas dari objek
material sains.
OBJEK FORMA yakni penyelidikan yang
mendalam.

Faedah Mempelajari Filsafat


Faedah mempelajari filsafat antara lain :
Pertama, agar terlatih berfikir serius sehingga
memberikan kemampuan memecahkan masalah
secara serius menemukan akar permasalahan, dan
menemukan sebab terakhir suatu penampakan.
Kedua, mampu memahami filsafat sehingga
mampu berpartisipasi dalam membangun dunia
dengan baik karena dunia ini hanya diwarnai oleh
dua yakni agama dan filsafat.
Ketiga, mampu menemukan rumusan baru dalam
penyelesaian dunia, mungkin berupa kritik, usul.
Keempat, menjadi warga negara yang baik.

Sistematika Filsafat
Sistematika filsafat terbagi atas 3 garis besar yakni;
Pertama, EPISTEMOLOGI teori pengetahuan yang
membicarakan bagaimana cara memperoleh ilmu
pengetahuan.
Kedua, ONTOLOGI yakni teori hakikat, membicarakan
apa pengetahuan itu sendiri. Hakikat didefinisikan
realitas artinya kenyataan yang sebenarnya, bukan
keadaan sementara, ataupun menipu.
Ketiga, AKSIOLOGI teori nilai membicarakan guna
pengetahuan itu, yang membicarakan 2 hal yakni: etika
dan estetika.
Etika yakni teori tentang nilai baik dan buruk
Estetika adalah nilai keindahan dan lebih sering
dikenakan pada seni

Sebagai kesimpulan dari


pengantar kepada filsafat dapatlah
diketahui bahwa :
Filsafat adalah pengetahuan
yang diperoleh dengan cara
berpikir logis, tentang objek
yang abstrak logis,
kebenarannya hanya
dipertanggung-jawabkan
secara logis pula.

Pendidikan

PENDIDKAN

Hakikat dari Pendidikan


Makna dari Pendidikan
Tujuan dari Pendidikan

Hakikat Pendidikan
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of
value dan transfer of culture and transfer of religious yang
semua diarahkan pada upaya untuk memanusiakan
manusia.
Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk
mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki
nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat,
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan.
Menurut pandangan Paulo Freire pendidikan adalah proses
pengkaderan dengan hakikat tujuannya adalah
pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk
mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah
mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah)
dengan bimbingan Alquran dan as-Sunnah (Hadits) sehingga
menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil).

Dengan demikian hakikat pendidikan adalah


sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan
tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi
berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi
manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidik;
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek
didik menghadapi lingkungan yang mengalami
perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan
pribadi dan masyarakat;
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup

Simpulan dari Hakikat Pendidikan


Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk
mengembangkan potensi yang dianugerahkan
Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada
tujuan yang diharapkan agar memanusiakan
manusia atau menjadikannya sebagai insan
kamil, manusia utuh (kaffah).
Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui
proses pengajaran, pembelajaran (talim dan
tadris), pembersihan dan pembiasaan (tahdzib
dan ta`dib), dan tadrib (latihan) dengan
memperhatikan kompetensi kompetensi
pedagogi berupa profesi, kepribadian dan
sosial.
Pendidikan menumbuhkan budi pekerti,
kekuatan batin , karakter, pikiran dan tubuh

Makna Pendidikan
Secara umum makna pendidikan bagi manusia adalah
bahwa manusia adalah subjek sekaligus objek dari
pendidikan itu sendiri dan memang manusialah yang
menerima pendidikan dan memungkinkan dapat
dididik. Tanpa adanya pendidikan bagi manusia,
manusia tidak akan bisa menggunakan
pemikiran-pemikiran yang logis, kritis dan ilmiah
untuk kehidupan yang lebih baik.
Manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak berdaya.
Manusia begitu lahir didunia perlu mendapatkan uluran
dari orang lain untuk dapat melangsungkan
kehidupannya. Manusia lahir juga tidak langsung
dewasa. Untuk mencapai kepada dewasa
manusia membutuhkan pendidikan.

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan sering


bersifat sangat umum,
seperti
Menjadi manusia yang baik,
bertanggung jawaab,
bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mengabdi kepada
masyarakat, bangsa dan
negara, dan sebagainya.

Tujuan Pendidikan Nasional yang


bersumber dari sistem nilai Pancasila
dirumuskan dalam undang-undang nomor 20
tahun 2003 pasal 3 Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bengsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab

Hierarkhi Tujuan Pendidikan


Tujuan Umum Pendidikan
(Tujuan Pendidikan Nasional)

Tujuan Institusional
(Tujuan Lembaga/Satuan Pendidikan)

Tujuan Pengajaran/kurikuler
(Tujuan Mata Pelajaran)

Tujuan Instruksional
(Tujuan Pembelajaran)

Hierarkhi Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:


a. Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan
nasional . bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif
mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007
dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut:
Tujuan pendidikan dasar dan menengah adalah meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.

c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus
dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.
d. Tujuan Instruksional atau Tujuan
Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian
dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan
sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh
anak didik setelah mereka mempelajari
bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu
dalam satu kali pertemuan. (identik dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar
beserta indikator pencapaiannya).

Tujuan dalam suatu kurikulum akan


menggambarkan kualitas manusia yang
diharapkan terbina dari suatu proses
pendidikan.
Dengan demikian suatu tujuan memberikan
petunjuk mengenai arah perubahan yang
dicitacitakan dari suatu kurikulum yang
sifatnya harus merupakan sesuatu yang final.
Tujuan memberikan pegangan apa yang harus
dilakukan, bagaimana cara melakukannya,
dan merupakan patokan untuk mengetahui
sampai di mana tujuan itu telah dicapai

Menurut Bloom, dengan bukunya Taxonomy of Educational


Objectives terbitan 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang
harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 domain, yaitu:
a. Domain Kognitif; adalah tujuan pendidikan yang
berhubungan dengan kemampuan intelektual seperti
mengingat dan memecahkan masalah. Domain kognitif
terbagi menjadi 6 tingkatan yaitu; pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (application),
analisa, sintesis dan, evaluasi.
b. Domain Afektif; berkenaan dengan sikaf, nilai-nilai dan
apresiasi. Domain ini memiliki 5 tingkatan, yaitu; Penerimaan,
Merespon, Menghargai, mengorganisasi dan karakterisasi
nilai.
c. Domain Psikomotor, dalah tujuan yang berhubungan
dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang,
yaitu ; persepsi (perception), kesiapan (readiness), meniru
(imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan
(adaption), menciptakan (organization).

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) TUJUAN INSTITUSIONAL


(KURIKULUM 2013)

DOMAIN

SIKAP

KETERAMPI
LAN

PENGETAHU
AN

Eleme
n

SD

SMP

SMA-SMK

Prose
s

Menerima + Menanggapi + Menghargai +


Menghayati + Mengamalkan

Individ
u

BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN,


TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU,
ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL

Sosial

TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN


MUSYAWARAH

Alam

POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK,


DAN CINTA PERDAMAIAN

Prose
s

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +


Menyaji + Menalar + Mencipta

Abstr
ak

MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR,


MENGARANG

Konkr
et

MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI,


MEMBUAT, MENCIPTA

Prose
s

Mengetahui + Memahami + Menerapkan +


Menganalisa + Mengevaluasi

Obyek

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DOMAIN SIKAP

DIKDAS:SD
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP
ORANG BERIMAN,
BERAKHLAK MULIA,
PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI
SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM
DI SEKITAR RUMAH,
SEKOLAH, DAN TEMPAT
BERMAIN

DIKDAS:SMP DIKMEN:SMA
/K
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP
ORANG BERIMAN,
BERAKHLAK MULIA,
PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI
SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM
DALAM JANGKAUAN
PERGAULAN DAN
KEBERADAANNYA

MEMILIKI PERILAKU YANG


MENCERMINKAN SIKAP
ORANG BERIMAN,
BERAKHLAK MULIA,
PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI
SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM
SERTA DALAM
MENEMPATKAN DIRINYA
SEBAGAI CERMINAN
BANGSA DALAM
PERGAULAN DUNIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DOMAIN KETERAMPILAN


SD
MEMILIKI KEMAMPUAN
PIKIR DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK
DAN KONKRET
SESUAI DENGAN YANG
DITUGASKAN
KEPADANYA.

SMP
MEMILIKI KEMAMPUAN
PIKIR DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK
DAN KONKRET
SESUAI DENGAN YANG
DIPELAJARI DI SEKOLAH

SMA/K
MEMILIKI KEMAMPUAN
PIKIR DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK
DAN KONKRET
TERKAIT DENGAN
PENGEMBANGAN DARI
YANG DIPELAJARINYA DI
SEKOLAH SECARA
MANDIRI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DOMAIN


PENGETAHUAN
SD
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL DAN KONSEPTUAL
DALAM
ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA,
HUMANIORA, DENGAN
WAWASAN KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN
KEJADIAN DI LINGKUNGAN
RUMAH, SEKOLAH, DAN
TEMPAT BERMAIN

SMP
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN
PROSEDURAL DALAM
ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA,
HUMANIORA, DENGAN
WAWASAN KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN
KEJADIAN YANG TAMPAK MATA

SMA/K
MEMILIKI PENGETAHUAN
PROSEDURAL DAN
METAKOGNITIF DALAM
ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA,
HUMANIORA, DENGAN
WAWASAN KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT PENYEBAB
FENOMENA DAN KEJADIAN

Anda mungkin juga menyukai