Temu - 6 - Teori Pertumbuhan Dan Perkembangan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

Oleh :

DRS. IBNU UBAIDILAH, MA


STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI
KAMPUS PALABUHANRATU

1
MAKNA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pengertian Pertumbuhan Secara Etimologis
Dalam KBBI, pertumbuhan berasal dari kata
tumbuh yang berarti tambah besar atau
sempurna.

Pengertian Secara Termitologis


Pertumbuhan adalah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang
sehat dalam perjalanan waktu tertentu.

2
Pengertian Perkembangan Secara Etimologis
Perkembangan berasal dari kata kembang
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kembang berarti maju, menjadi lebih baik.

Pengertian Secara Termitologis


Perkembangan adalah proses kualitatif yang
mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial
dan psikologis dalam diri seseorang dan
berlangsung sepanjang hidup manusia.

3
Menurut Para Ahli
 PENGERTIAN PERTUMBUHAN
 Karl E. Garrison: Pertumbuhan adalah
perubahan individu dalam bentuk ukuran
badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut
dan kelenjar.
 Atan Long: Pertumbuhan adalah perubahan
yang dapat diukur dari satu peringkat ke satu
peringkat yang lain dari masa ke masa.
 D.S Wright & Ann Taylor: Pertumbuhan adalah
pertambahan dalam berbagai sifat luaran
seseorang (sifat jasmani, seperti: ukuran
tubuh, tinggi, berat badan dan lain-lain).
4
PENGERTIAN PERKEMBANGAN
 Crow: Perkembangan adalah perubahan
secara kualitatif serta cenderung kearah yang
lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral,
dan sosial.
 Karl E. Garrison: Perkembangan adalah hasil
dari pada tindakan yang saling berkaitan
antara perkembangan jasmani dan
pembelajaran.
 Atan Long: Perkembangan adalah adanya
timbul sifat baru yang berlainan dari sifat
awal dan terus berlaku hingga akhir hayat.

5
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
 Persamaan:
Keduanya merupakan proses perubahan progresif.
Maksudnya berjalan secara bersamaan. Dan bersifat
maju, meningkat dan menjadi lebih baik.

 Perbedaannya:
 Sifat perubahan:
Pada pertumbuhan perubahan bersifat kuantitatif
sedangkan pada perkembangan perubahan bersifat
kualitatif fungsional.
 Aspek yang berubah:
Pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik
saja, sedangkan pada perkembangan aspek yang
berubah adalah aspek fisik dan psikis.

6
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
 JEAN PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)
1. Tahap sensori – motor (0 – 2 tahun)
2. Tahap pra operasional (2 – 7 tahun)
 Tahap Pra Konseptual (2 – 4 tahun)
 Tahap Intuitif (4 – 7 tahun)
3. Tahap Operasional Konkrit (7 – 12 tahun)
4. Tahap Operasional Formal (mulai usia 12
tahun)
 KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)
1. Pra-Konvensional
2. Konvensional
3. Purna Konvension

7
ASPEK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
 Aspek Pertumbuhan
 Pertumbuhan Fisik
 Pertumbuhan Otak

 Aspek Perkembangan
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan Kognitif
Perkembangan Sosial
Perkembangan Emosi

8
KESIMPULAN
 Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-
aspek jasmaniah atau fisik. Pertumbuhan
menunjukkan pertumbuhan atau penambahan
secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran
besar atau tinggi.

 Perkembangan berhubungan dengan aspek-aspek


pasikis atau rohaniah. Perkembangan berkenaan
dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan
penyempurnaan fungsi.

 Dengan demikian, disimpulkan bahwa pertumbuhan


berkenaan dengan penyempurnaan struktur
sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan
fungsi.

9
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang
1. Faktor genetik
 faktor keturunan -- masa konsepsi
 bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
 menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin,
ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh
dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
 Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga
diperoleh hasil akhir yang optimal.

10
2. Faktor eksternal / lingkungan
• mempengaruhi individu setiap hari mulai
konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan
• faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya

11
a. Keluarga
nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan
komunikasi.
Fungsi :bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan
sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan
membantu mempelajari peran dan perilaku
b. Kelompok teman sebaya
lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan
struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan
memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan
menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan
penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik
yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai
tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan harapan.

12
c. Pengalaman hidup
pengalaman hidup dan proses pembelajaran

membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan


apa yang telah dipelajari

Tahapan proses pembelajaran


 mengenali kebutuhan
 penguasaan ketrampilan
 menjalankan tugas
 integrasi ke dalam seluruh fungsi
 mengembangkan penampilan perilaku yang efektif.

13
d. Kesehatan
 Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap lingkungan
dan respon orang lain pada individu
 Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin)
 Nutrisi adekuat
 Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga
 Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan --- tumbuh kembang terganggu
e. Lingkungan tempat tinggal
: Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial
ekonomi

14
TEori-teori Pertumbuhan dan Perkembangan
Development task theory (Robert
Havighurst) --- 6 stages
1. Infancy & Early Childhood (masa bayi
dan kanak-kanak awal)
 Belajar berjalan, mengambil makanan padat
 Belajar bicara
 Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
 Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
 Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai
kenyataan sosial dan fisik
 Belajar membedakan mana yang benar dan mana
yang salah, mengembangkan hati nurani
 Belajar mengadakan hubungan emosi

15
2. Middle childhood (masa sekolah)
 Membangun perilaku yang sehat
 Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang luar biasa
 Belajar bergaul dengan teman sebaya
 Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas
dan feminitas
 Mengembangkan ketrampilan dasar seperti
membaca, menulis dan berhitung
 Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari
 Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
 Pencapaian kemandirian
 Membangun perilaku dalam kelompok sosial
maupun institusi (sekolah)

16
3. Adolescence (remaja )
Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman
sebaya baik laki maupun perempuan
Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang
perlu bagi warga negara
Pencapaian tanggungjawab sosial
Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun
dalam berperilaku

17
4. Early Adulthood (dewasa muda)
 Memilih pasangan
 Belajar hidup bersama orang lain sebagai
pasangan
 Mulai berkeluarga
 Membesarkan anak
 Mengatur rumah tangga
 Mulai bekerja
 Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
 Menemukan kelompok sosial yang cocok

18
5. Middle-age (dewasa lanjut)
 Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
 Membangun dan mempertahankan standard ekonomi
keluarga
 Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang
bertanggungjawab dan menyenangkan
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
 Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
 Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa
perubahan fisik
 Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua
yang bertambah tua

19
6. Later maturity (usia lanjut)
Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan
fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan
penghasilan yang semakin berkurang
Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan
pasangan (suami/istri)
Membina hubungan dengan teman sesama usia
lanjut
Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
Membangun kepuasan kehidupan
Kesiapan menghadapi kematian

20
Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
a. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
karakteristik :
• aktivitas melibatkan mulut (sumber
utama kenyamanan)
• Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
• Individu yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai orang
lain, menunjukkan perilaku seperti menggigit kuku,
mengunyah permen karet, merokok, menyalahgunakan
obat, minum alkohol, makan terlalu banyak,
overdependen.
Implikasi : prosedur pemberian makan sebaiknya
memberikan kenyamanan dan keamanan.

21
b. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler)
Karakteristik :
Organ anus dan rectum merupakan sumber kenyamanan
Masa “toilet training” --- dapat terjadi konflik
Mengotori adalah aktivitas yang umum
Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian
obsesif-kompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam dan
tempertantrum

Implikasi : “toilet training” sebaiknya adalah sebagai


pengalaman yang menyenangkan, pujian yang tepat dapat
menimbulkan kepribadian yang kreatif dan produktif

22
c. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Karakteristik :
 Organ genital sebagai sumber kenyamanan
 Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual menjadi
terbukti
 Dapat mengalami kompleks Oedipus atau kompleks Elektra
 Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan kesulitan
dalam indentitas seksual dan bermasalah dengan otoritas,
ekspresi malu, dan takut.

Implikasi : mengembangkan identitas seksual. Anak


sebaiknya mengenali hubungan dengan orang lain di luar
anggota keluarga.

23
d. Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)
Karakteristik :
energi digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual
Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak
muncul (tidur).
Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan
erotik) dengan teman sebaya yang sama jenis kelaminnya.
Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri
muncul pada waktu ini
Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat
menyebabkan obsesif dan kurang motivasi diri.

Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik dan


intelektual

24
e. Genital (13 tahun keatas / pubertas atau remaja sampai
dewasa)
Karakteristik :
 genital menjadi pusat dari tekanan dan kesenangan seksual
 Produksi hormon seksual menstimulasi perkembangan
heteroseksual
 Energi ditujukan untuk mencapai hubungan seksual yang
matur
 Pada awal fase sering terjadi emosi yang belum matang,
kemudian mulai berkembang kemampuan untuk menerima
dan memberi cinta

Implikasi : anjurkan untuk mandiri, dapat membuat


keputusan sendiri dan berpisah dengan kedua orang tua

25
Teori perkembangan Psikososial
(Erik H Erickson )

a. Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)


Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari
lingkungan masyarakat, pengasingan.
Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa
hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ----
menghasilkan kepercayaan.
Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat
--- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak
percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan
eliminasi yang buruk.

26
b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame &
doubt) -- todler (1-3 tahun)
 Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
 Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa
mengalah
 Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan
memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke
toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
 Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua,
mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu
 jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan
kegagalan, anak akan menjadi pemalu.

27
c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)

 Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan


mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku)
diri sendiri.
 Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan
dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
 Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif,
perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang
berjenis kelamin sama.
 Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
 Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang
berlawanan dengan orang tua.
 Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak
orang lain.

28
d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)

 Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun


rasa bersaing dan ketekunan.
 Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari
sekolah dan teman sebaya.
 Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan
produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui
pencapaian
 Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
 Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha
anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah
sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah.
 Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam
perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.

29
e. Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) --
remaja (12 - 18 tahun)

 Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan


perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
 Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak
mampu menemukan identitas diri
 Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.
 Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
perilaku.
 Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas ---
kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak
adekuat, isolasi dan keragu-raguan.

30
f. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda
(18-25 sampai 45 tahun)

indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain.


Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan
dengan orang lain.
Indikator negatif : menghindari suatu hubungan,
komitmen gaya hidup atau karir
Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi
hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk
pasangan seksual.
Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan
mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman.
Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi
mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.

31
g. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah
(45 – 65 tahun)

 indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian


dengan orang lain
 indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang
merasa nyaman
 Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi selanjutnya,
mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan
datang
 Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan
kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi
 Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi
kehidupan.

32
h. Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)

 indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai


sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian
 indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang
lain.
 Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan
penerimaan hidup dan kematian
 Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini
bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu
melihat kehidupan sebagai bagian dari
ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.

33
Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)
a. fase sensorimotor (lahir – 2 tahun)
 tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks (lahir – 1
bulan)
 tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)
 tahap 3 : reaksi sirkular sekunder (4-8
bulan)
 tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder (8-12
bulan)
 tahap 5 : reaksi sirkular tersier (12-18
bulan)
 tahap 6 : intervensi dari arti baru (18-24
bulan)

34
b. fase preoperasional (2-7 tahun)
 simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan
tempat.
 kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu
waktu, dan pemikiran sering terlihat tidak logis
 mobil menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada
anjing tersebut
- tahap pre konseptual (2-4 tahun)
sangat egosentris, “saya”, Perkembangan bahasa, kata-kata
dengan objek
- tahap intuituf (4-7 tahun)
Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu
dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk

35
c. fase konkret operasional (7-11 tahun)
 memecahkan masalah konkret
 mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran,
mengerti kanan dan kiri
 Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak
dapat membuat hipotesa mengenai apa kemungkinannya
dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai
masalah ke depan

d. Fase formal operasional (11-15 tahun)


 pemikiran rasional, bersifat keakanan
 kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul
pemikiran ilmiah
 menyadari masalah moral dan politik dari berbagai
pandangan yang ada

36
Teori Perkembangan Moral Kohlberg (1968)
a. Tingkat premoral (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun
 kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara sosial
 Kontrol didapatkan dari luar.
 Anak menggabungkan label baik dan buruk, benar dan salah dalam
perilaku
 tawar menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran menjadi
muncul
 Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan
dari orang lain.

- tahap orientasi hukuman dan kepatuhan (lahir - 6 tahun) : Peraturan


diikuti untuk menghindari hukuman
- tahap orientasi egoistik secara sederhana (6-9 tahun) :
Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan, berasumsi
bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.

37
b. Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun
 Usaha dilakukan untuk menyenangkan orang lain.
 Kontrol didapat dari dalam
 Anak setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan keluarga tanpa
memperhatikan konsekuensinya

- tahap “ anak laki-laki yang baik, anak perempuan yang manis” (9-10
tahun)
 Keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain merupakan
hal yang paling sering.
 Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan
 Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal dengan
mengidentifikasi kepentingan individu secara emosional.
- tahap autoritas memeprtahankan moralitas (10-13 tahun)
 Anak melakukan kewajiban untuk menghindari kritik oleh yang
berwenang
 Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi sosial seperti sekolah

38
c. Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal
 individu memperoleh nilai moral yang benar
 kontrol adalah dari dalam
 Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal
operasional
 Tidak semua orang mencapai tingkat ini

- orientasi kontraktual dan legalistik


Individu memilih prinsip moral untuk mematuhi atau meninggalkan
aturan
Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak
orang lain
Terjadi konflik pandangan moral dan legal
Orang akan bekerja untuk mengubah aturan.
- orientasi prinsip etis yang universal
Individu bersikap dalam cara yang menghargai martabat. Tahapan ini
jarang dicapai. Jika rancangan pemikiran dari dalam diganggu, akan
muncul rasa bersalah.

39
Aplikasi Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
dalam Pendidikan
 Teori perkembangan hanya menjelaskan satu aspek -
-- perawat perlu mengaplikasikan beberapa teori
perkembangan untuk memahami tumbuh kembang
klien saat melakukan pengkajian maupun
implementasi tindakan keperawatan
 Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah untuk
disamakan antara individu yang satu dengan yang
lain terhadap tugas-tugas perkembangannya.
 Teori-teori tumbuh kembang bermanfaat untuk
pengkajian, mengetahui tingkatan perilaku klien,
dan memberikan intervensi keperawatan
 Konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia
ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempelajari
konsep tumbuh kembang pada berbagai usia

40
SEMOGA SUKSES

41

Anda mungkin juga menyukai