Isolator Dan Bushing Kelompok 7 Revisi Fix

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

Isolator dan Bushing

Tyas Sarnaning Maharani

2214 100 038

Cahyo Magriby Utomo

2214 100 039

Fauzan Fakhrul Arifin

2214 100 104

Qori Dwi Intansari S

2214 100 141

Azka Quamila Yusrina

2214 100 161

ISOLATOR
Isolator listrikadalah bahan yang tidak bisa
atau sulit melakukan perpindahan muatan
listrik. Isolator berguna sebagai penopang
beban atau pemisah antarakonduktor tanpa
membuat adanya arus mengalir ke luar atau
atara
konduktor.
Istilah
ini
juga
dipergunakan untuk menamai alat yang
digunakan untuk menyanggakabeltransmisi
listrik padatiang listrik

Fungsi Isolator
Pada transmisi hantaran udara, suatu konduktor dengan konduktor
lain diisolir dengan udara, sedangkan konduktor dengan menara atau
tiang pendukung diisolir dengan bahan isolasi padat yang disebut
isolator. Jadi, isolator berfungsi sebagai pendukung konduktor dan
sekaligus memisahkan konduktor bertegangan dengan bagian
yang bertegangan nol.

Bushing
Bushing adalah isolator yang
digunakan untuk mengisolir
badan suatu peralatan dengan
konduktor bertegangan tinggi
yang menerobos badan
peralatan tersebut. Bushing
ditemukan pada transformator,
kapasitor tegangan tinggi,
pemutus daya dan trafo ukur.

Konstruksi Isolator
Bagian utama suatu isolator terdiri dari bahan
dielektrik, kap dan fitting. Di samping itu
terdapat juga semen perekat antara dielektrik
dengan kap dan antara dielektrik dengan
Iitting.Umumnya dielektrik isolator terbuat dari
bahan porselen, gelas dan bahan komposit. Kap
dan fitting terbuat dari besi tuang atau baja dan
untuk arus tinggi digunakan besi tuang nonmagnetik atau logam putih agar tidak terjadi
pemanasan yang berlebihan pada jepitan akibat
magnetisasi.

Konstruksi Isolator
Persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam merancang isolator, antara lain adalah:
Setiap lubang pada bahan isolasi, harus memiliki sumbu yang sejajar dengan sumbu memanjang atau
sumbu tegak isolator. Lubang dibuat pada temperature penempaan isolator.
Tidak memiliki lekukan yang runcing agar pada isolator tidak terjadi medan elektrik yang tinggi.
Permukaan isolator harus licin dan bebas dari partikel-partikel runcing.
Untuk menghindari terjadinya peluahan sebagian, maka isolator tidak boleh mengandung rongga udara.
Tidak ada resiko meledak dan pecah.
Dimensi sirip dan jarak rambat diatur sedemikian sehingga isolator mudah dibersihkan. Pembersihan
dimaksud adalah pembersihan secara alami oleh hujan atau pembersihan rutin. Kedua pembersihan
tersebut adalah dalam rangka membuang bahan polutan yang menempel pada permukaan isolator.
Jarak rambat isolator harus diperbesar, jika isolator dipasang pada kawasan yang dihuni banyak burung.
Bahan perekat harus memiliki kekuatan adhesi yang tinggi.

Parameter Isolator
Untuk membedakan isoator satu dengan isolator yang lain maka ada parameter yang harus dipenuhi yaitu
1. Jarak minimum antar sirip (shed),
2. Perbandingan jarak antar sirip dengan rentang sirip (s/p)
3. Perbandingan jarak rambat dengan jarak bebas (ld/d)
4. Sirip selang-seling (altenating shed)
5. Kemiringan sirip
6. Faktor jarak rambat (creepage factor)
7. Faktor profil

Jenis Isolator Hantaran Udara


Dilihat dari lokasi pemasangan,
isolator terdiri dari isolator
pasangan dalam (indoor) dan
isolator pasangan luar (outdoor).
Isolator pasangan luar dibuat
bersirip untuk memperpanjang
lintasan arus bocor dan
mencegah terjadinya jembatan
air yang terbentuk jika isolator
dibasahi air hujan.

Isolator

Pasangan
dalam
Pasangan
luar

Jenis Isolator Hantaran Udara


Pin

Dilihat dari fungsinya isolator


terdiri dari isolator pendukung
dan isolator gantung
(suspension). Isolator pendukung
terbagi atas tiga jenis, yaitu:
isolator pin, isolator post dan
isolator pin-post

Pendukung

Post
Pin-post

Isolator

Piring
Gantung

Batang
tonggak

Isolator Pendukung

Isolator Pendukung

Isolator jenis pin digunakan untuk


jaringan distribusi hantaran udara
tegangan menengah, dipasang
pada palang tiang tanpa beban
tekuk. Isolator pin dapat juga
digunakan untuk tiang yang
mengalami beban tekuk, dalam
hal ini isolator dipasang ganda
pada palang ganda.

Isolator Pendukung

Jenis pin-post digunakan untuk


jaringan distribusi hantaran
udara tegangan menengah,
dipasang pada tiang yang
mengalami gaya tekuk.

Isolator jenis post digunakan untuk pasangan dalam, antara lain sebagai
penyangga rel daya pada panel tegangan menengah. Isolator jenis post tidak
bersirip seperti halnya jenis pin-post, karena isolator ini dirancang untuk
pasangan dalam.

Isolator Gantung

Isolator Gantung
Untuk transmisi tegangan tinggi, isolator piring dirangkai berbentuk
rantai. Tegangan lebih pada jaringan dapat menimbulkan peristiwa
lewat denyar, yaitu terjadinya busur api yang merambat melalui
permukaan isolator. Oleh karena itu, isolator rantai dilengkapi
dengan tanduk busur (arcing horn) agar busur api akibat peristiwa
lewat denyar tidak merambat melalui permukaan isolator.

Isolator Gantung
Isolator piring digunakan juga untuk jaringan hantaran udara
tegangan menengah. Pada jaringan tegangan menengah isolator
piring digunakan pada tiang akhir dan tiang sambungan.

Bahan Dielektrik Isolator

Karakteristik elektrik dan


mekanik suatu isolator
bergantung pada konstruksi dan
bahan yang digunakan. Bahan
dielektrik isolator harus
memiliki kekuatan dielektrik
yang tinggi dan tidak
dipengaruhi oleh kondisi udara
di sekitarnya.

Bahan
Dielektrik

Porselen

Gelas

Bahan
Komposit

Porselen
Bahan dielektrik untuk isolator umumnya adalah porselen, karena kekuatan
dielektriknya tinggi dan tidak dipengaruhi oleh kondisi udara di sekitarnya.
Kekuatan mekanik porselen suatu isolator bergantung pada: konstruksi jepitan,
cara menghubungkan porselen dengan jepitan, dan luas penampang porselen.

Gelas
Isolator gelas lebih murah daripada porselen, sedangkan karakteristik elektrik dan
karakteristik mekanisnya tidak jauh berbeda dengan porselen. Karakteristik
elektrik dan mekanik gelas bergantung pada komposisi kimiawi dari gelas,
khususnya pada kandungan alkali yang terdapat dalam gelas.

Bahan Komposit
Bahan komposit terbanyak digunakan untuk isolator adalah kertas.
Tetapi, akhir-akhir ini yang paling diminati dan terus dikembangkan
adalah karet silikon (silicon rubber).

Karakteristik Elektrik Isolator


Isolator dan udara membentuk suatu sistem isolasi yang berfungsi untuk mengisolir suatu konduktor bertegangan dengan
kerangka yang dibumikan sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir dari konduktor tersebut ke tanah. Bila terjadi
kegagalan akan terjadi hal berikut
1. Flashover
2. Breakdown
Sehingga isolator harus dirancang dengan tegangan tembusnya harus lebih besar dari tegangan hubung singkat. Sehingga
terdapat 3 karakteristik yang harus dipenuhi dari ekuatan dielektrik isolator tersebut yaitu
3. Tegangan hubung singkat bolak-balik kondisi kering, tujuannya untuk memperkirakan kekuatan isolator jika memikul
tegangan lebih internal saat isolator dipasang diruang tertutup, kering, dan bersih
4. Tegangan hubung singkat bolak-balik kondisi basah, tujuannya untuk memperkirakan kekuatan isolator jika memikul
tegangan lebih internal saat isolator dipasang diruang terbuka (saat terkena terkena air hujan) dan pengaruh dari
tekanan udara
5. Karakteristik tegangan-waktu impuls standar, tujuannya untuk memperkirakan kekuatan elektrik isolator jika memikul
tegangan lebih impuls (hingga 3 kalinya) petir dengan keadaan kering dan bersih karena bila terkena air penurunannya
sangat kecil.

Karakteristik Mekanis Isolator


Uji Kekuatan Mekanis ditentukan dengan membebani isolator secara bertahap hingga rusak.
Kekuatan Mekanis dibagi menjadi 3 yaitu kekuatan mekanis tarik, tekan, dan tekuk. Setelah itu
kita juga harus mengatahui beban yang akan dipikulnya. Contohnya
1. Untuk jaringan penghantar udara menggunakan jenis isolator pin sehingga semua beban
diatasnya menimbulkan beban tekuk.
2. Untuk panel pembagi daya biasanya menggunakan isolator post dimana beban utamanya
adalah beban tekuk akibat gaya mekanik pada konduktor

Dalam pengujian mekanis kerusakan tidak selamanya terlihat khususnya pada isolator gantung
karena biasanya terjadi pada jepitan logam. Sehingga untuk pengujiannya menggunakan
membebani isolator gantung secara bersamaan dengan beban mekanis 75% dan beban elektrik
70%-80% tegangan bolak-balik kering dengan syarat waktu satu jam. Dalam praktiknya dalam uji
mekanis, beban tertinggi yang dipikul isolator ditetapkan 1.5 kali dari kekutan mekanis 1 jam.

Isolator Terpolusi
Pengaruh Polutan Terhadap Kinerja Isolator
Polutan yang ada di udara dapat menempel di isolator yang menghasilkan lapisan tipis.
Biasanya unsur polutan adalah garam yang terbawa angin laut. Hal ini menyebabkan
lapisan yang bersifat konduktif yang berakibat akan adanya arus bocor dari kawat fasa
jaringan ke tiang penyangga melalui lapisan konduktif yang menempel pada isolator.
Bila hal ini terus meneru terjadi maka akan memperpanjang busur api, bila busur api
mendekatkan kedua penjepit logam isolator maka muncul peristiwa hubung singkat
pada isolator. Sehingga pedoman untuk memilih isolator yang telah diketahui bobot
polusinya yaitu mengunakan standar IEC 815. Sehingga tahu jarak rambat isolator
terhadap kawasan yang terpolusi.

Isolator Terpolusi
Dalam penentuan jarak rambat (In dalam mm), IEC 815 mengeluarkan standar yaitu
In = JRS x V x kd
Untuk isolator yang mengisolir fasa-fasa maka dikalikan 3. Penentuan jarak rambat
spesifik (JRS dalam mm/kV) bergantung pada tingkat bobot polusi. Kemudian faktor
koreksi (kd) digunakan untuk memperbaiki kinerja isolator dimana nilainya tergantung
oleh nilai diamater isolator (semakin besar besar diameter maka kinerja isolator
menurun).

Isolator Terpolusi
Penetapan Tingkat Bobot Polusi Isolator
Menurut IEC 815 ayat 2c untuk menentukan tingkat bobot polusi isolator disuatu kawasan
berdasarkan pengukuran polutan isolator yang sudah terpasang/sudah beroperasi. Dimana salah
satu cara yang digunakan adalah menggunakan metode ESDD. Dimana metode ada dua kali
proses dengan suhu 20o. Yang pertama adalah menghitung konsentrasi garam (D1) dari larutan
murni dengan konduktivitasnya sama dengan air pelarut. Kedua adalah menghitung konsentrasi
ekuivalen garam larutan polutan (D2). Dimana nilai
D = ( 5.7 x 20)1.03
kemudian dicari nilai ESDD yaitu
K = G x (D2 D1)/A
Dimana nilai A luas permukaan solator (cm2), G adalah volume air distilasi (cm3)

Distribusi Tegangan pada Isolator Rantai


Kapasitansi Isolator
Dua konduktor yang dipisahkan oleh suatu dielektrik atau susunan konduktordielektrik-konduktor merupakan suatu susunan kapasitor. Semua isolator merupaan
dua konduktor yang dipisahkan ole suatu medium dielektrik. Oleh karena itu, suatu
isolator merupakan suatu kapasitor (biasanya 50-70 pF). Kap isolator dengan menara
(4-5 pF), juga kap dengan konduktor transmisi membentuk susunan kapasitor (0.5-1pF).
Bila isolator ditemukan polutan yang membentuk resistansi pada permukaan isolator,
maka isolator dianggap merupakan kapasitor yang paralel dengan suatu resistor.
Kehadiran kedua kapasitansi terakhir ini mengakibatkan distribusi tegangan pada
isolator tidak merata.

Distribusi Tegangan pada Isolator Rantai


Pendekatan Perhitungan Distribusi Tegangan
Karena adanya kapasitasi yang disebabkan oleh kap isolator dengan menara dan
konduktor transmisi maka distribusi tegangan isolator juga akan berubah. Oleh karena
itu, digunakan dua pendekatan berikut untuk menghitung kembali tegangan distribusi
pada isolator setelah adanya tambahan kapasitansi lain. Pendekatan tersebut yaitu
1. Metode Hukum Kirchoff
2. Metode Persamaan Diferensial

BUSHING
Pada peralatan-peralatan listrik, ditemukan konduktor bertegangan
tinggi yang dilewatkan menerobos badan suatu peralatan yang
dibumikan, melalui suatu lubang terbuka yang dibuat sekecil
mungkin. Untuk itu, dibutuhkan suatu pengikat padu yang berfungsi
mengikat konduktor tersebut ke badan peralatan, dan mengisolir
konduktor tersebut dengan badan peralatan yang dibumikan.
Pengikat padu ini disebut bushing.

BUSHING
Bagian utama suatu bushing adalah inti atau konduktor, bahan
dielektrik dan flens yang terbuat dari logam. Fungsi inti adalah
menyalurkan arus dari bagian dalam peralatan ke terminal luar dan
bekerja pada tegangan tinggi. Dengan bantuan flens isolator bushing
diikatkan pada badan peralatan yang dibumikan.

BUSHING

Pemerataan Distribusi Tegangan pada Bushing


Prinsip pemerataan distribusi tegangan pada awalnya tidak
mempertimbangkan jenis bahan dielektrik, tetapi akhirnya hal itu
harus diperhatikan karena adanya tegangan awal peluahan pada
pinggir elektroda yang runcing dengan ketebalan bahan dielektrik
yang menyelubungi elektroda tersebut.
Bushing untuk tegangan di atas 60 kV biasanya dilengkapi dengan
elektroda perata distribusi tegangan, yaitu elektroda tipis yang
dipasang di antara flens dengan inti.
Elektroda ini disebut elektroda perata atau sering juga disebut
elektroda pengantara (intermediate electrode).

Perhitungan Tegangan Awal Peluahan


Tebal lapisan dielektrik di antara dua elektroda perata sangat kecil
dibandingkan dengan diameternya. Sehingga perhitungan tegangan
awal peluahan dapat dilakukan seperti halnya pada model
kapasitor plat sejajar, di mana tegangan awal peluahan parsial
bolak-balik pada pinggir elektroda dapat dihitung secara
pendekatan

Kapasitansi Satu Lapisan


Agar pemakaian dielektrik optimal maka ukuran elektroda perata diatur sedemikian sehingga beda
tegangan pada setiap lapisan merata.

Untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan nilai C yang sama.


Untuk
Mengatur tebal lapisan
memperole
dielektrik atau diameter
h keadaan
elektroda
tersebut

Mengatur panjang elektroda


perata
Kapasitansi yang dibentuk dua elektroda yang berdekatan

Pemerataan Tegangan dalam Arah Radial

Pemerataan Tegangan dalam Arah Aksial

Tentukan
jumlah N

Pilih panjang lewat denyar L dengan


pertimbangan bahwa pada tegangan V.
Kuat medan rata-rata pada permukaan
bidang batas harus lebih rendah daripada
batas yang ditentukan.

Tetapkan nilai awal


r1, dengan demikian
nilai r yang lain
dapat dihitung

Lakukan
pemeriksaan
terhadap hasil
perhitungan

Anda mungkin juga menyukai