Sublimasi Iodium

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Sublimasi Iodium dan Uji Mutu Melting Point

hasil Kristal

M. Reisaldy Hernawan

XII KI 2 / 32
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang banyak melakukan pembangunan di
segala bidang. Sampai saat ini pembangunan sektor industri di Indonesia
mengalami peningkatan, salah satunya adalah pembangunan sub sektor industri
kimia. Namun ketergantungan impor luar negeri masih lebih besar dibandingkan
ekspornya. Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku atau produk-produk
suatu industri kimia dari luar negeri. Akibat ketergantungan impor ini menyebabkan
devisa negara berkurang dan terjadinya ketergantungan pada negara lain,
sehingga diperlukan suatu usaha untuk menanggulangi ketergantungan terhadap
impor, salah satunya adalah dengan mendirikan pabrik untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Dengan berdirinya pabrik, akan menghemat devisa
negara dan membuka peluang berdirinya pabrik lain yang menggunakan produk
pabrik tersebut. Selain itu dapat membuka kesempatan untuk alih teknologi,
membuka lapangan kerja baru dalam usaha ikut mengurangi angka pengangguran
dan kemiskinan, dan meningkatkan pendapatan asli daerah setempat.
Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Apakah siswa dapat mengidentifikasi bahaya dari proses sublimasi Iodium?


Apakah siswa dapat mengidentifikasi penanganan dari bahaya yang ditimbulkan?
Apakah siswa dapat mengidentifikasi APD yang diperlukan?
Apakah siswa mengetahui prosedur sublimasi Iodium?
Apakah siswa dapat merangkai alat sublimasi sederhana?
Apakah siswa dapat melakukan uji mutu melting point Kristal hasil sublimasi?
Apakah siswa sudah dapat belajar mandiri dalam melakukan praktikum sublimasi
naphtalena?
Sublimasi

Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair


terlebih dahulu.

Sublimasi juga dapat di artikan sebagai metode pemisahan


campuran yang didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu
zat yang dapat menyublim(perubahan wujud padat ke gas),
sedangkan zat lainnya tidak dapat menyublim bila partikel penyusun
suatu zat padat di berkan kenaikan suhu, maka partikel tersebut
akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut
diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi
padat.
Iodium

Iodium adalah unsur halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling
bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah
reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada Iodium, tapi kelangkaan
astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.

Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak
kurang lebih 0.00004 % dari berat badan atau 15 23 mg. Sekitar 75 %
dari Iodium dalam tubuh ditemukan dalam kelenjar tiroid, yang digunakan
untuk mensintesis hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan triiodotiroin (T3).
Karbon Aktif

Karbon aktif adalah karbon yang di proses sedemikian rupa sehingga pori-
porinya terbuka dan dengan demikian akan mempunyai daya serap yang
tinggi, karbon aktif merupakan karbon yang bebas serta memiliki
permukaan dalam (internal surface), sehingga mempunyai daya serap
yang baik, fungsi karbon aktif sendiri adalah sebagai penjernih air,
pemurnian gas, katalisator dan sebagainya. Namun karbon aktif di dalam
praktikum ini berfungsi sebagai zat pengotor pada proses sublimasi
iodium.
KRISTALISASI

Kristalisasi adalah prose pembentukan bahan padat dari pengendapan


larutan, melt ( campuran leleh ) atau lebih jarang pengendapan langung
dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara
bahan padat-cair, dimana terjadi perpindahan massa ( mass transfer )
dari suatu zat terlarut ke fase Kristal padat.

Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut


dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan
padat-cair yang sangat penting dalam industri
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, kami menggunakan jenis penelitian yang bersifat
Eksperimen.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 16 januari 2015.
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium SMK Negeri 1 Cerme Gresik.
Alat

1 Beaker Glass 250 ml 2 buah

2 Tripot/kaki tiga 250 ml 1 buah

3 Spatula Standart 1 buah

4 Kaca Arloji 8 cm 2 buah

5 Mortal dan alu Standart 1 buah

6 Penjepit kayu Standart 1 buah


Alat
7 Pembakar bunsen Standart 1 buah

8 Kawat kasa Standart 1 buah

9 Botol semprot standart 1 buah

10 Cawan porselen 7,5 ml 1 buah

11 Botol semprot Standart 1 buah


Bahan
NO Nama bahan Spesifikasi Jumlah Satuan

1 Iodium Standart Gr

Bahan 2 Karbon aktif Teknis 0,5 Gr

3 Es batu Standart Secukupnya -


Pengoperasian Alat Sublimasi
Sebelum melakukan pratikum sublimasi iodium dengan zat pengotor. Hendaknya
diperhatikan beberapa hal, yakni :
Memeriksa kondisi alat dan
perlengkapan praktikum
Periksa Buncher (pembakar). Pastikan bahwa tidak terdapat suatu
kebocoran. Karena dapat menimbulkan kebakaran maupun ledakan.
Periksa saringan kawat. Apakah mampu menahan beban yang akan
ditampung. Supaya tak terjadi kecelakaan kerja.
Untuk penggunaan MeltingPoint, hendaknya diperhatikan dalam
penaruhan benda yang akan dilakukan pengecekan titik leleh.
Penggunaan thermometer yang tidak cocok juga dapat meyebabkan
ketidak validan yang dihasilkan.
Proses penyublimasian Iodium yang telah dicampur
zat pengotor

Prosedur :
Siapkan alat alat yang diperlukan dalam praktikum sublimasi dan pastikan tiada
yang cacat.
Timbang Iodium dan Zat Pengotor masing masing 0.5 gr
Campur dan aduk hingga rata.
Masukan kedalam beaker glass
Siapkan tripod, buncher, kawat saring, dan rangkai
Taruh beaker glass diatas kawat saring yang telah disusun.

Selanjutnya
Letakkan cawan porselen yang telah di isi dengan es batu secukupnya diatas beaker glass.

Nyalakan api buncher untuk melakukan penyublimasian.

Tunggu hingga proses penyublimasian selesai dan catat waktu yang diperlukan.

Taruh hasil sublimasi yang menempel di bawah cawan porselen di kaca arloji. Amati
bentuknya.

Masukan hasil sublimasi lam pipa kapiler hingga dari pipa kapiler.

Masukan kedalam melting point dan amati hngga terjadi proses pelelehan.

Catat suhu yang diperlukan untuk melelehkan hasil sublimasi tersebut.

Bandingkan dengan hasil uji coba sebelumnya tanpa zat pengotor.


Uji Mutu Melting Point

Uji mutu melting point dari kristal hasil adalah mengetahui titik leleh dari
naphtalena atau kapur barus, titik leleh di definisikan sebagai temperature dimana zat
padat berubah menjadi cairan pada tekanan 1 atmosfir. Titik leleh suatu zat padat tidak
mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. Oleh karena itu
tekanan biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh, kecuali kalau perbedaan
dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organic
mudah diamati sebab temperature dmana pelelehan mulai terjadi hamper sama dengan
temperature dimana zat telah meleleh semuanya.
Prosedur Melting Point

1) Siapkan alat melting point


2) Nyalakan alat melting point terlebih dahulu
3) Masukkan hasil sublimasi yang berbentuk pipih ke dalam pipa kapiler
dan letakkan thermometer ke dalam melting point
4) Letakkkan pipa kapiler yang sudah berisi hasil sublimasi yang berbentuk
pipih di melting point dan tekan tombol ON
5) Amati pipa kapiler yang berisi hasil sublimasi meleleh pertama kali dan
catat hasilnya
Hasil
Berdasrkan pada proses sublimasi iodium dengan zat pengotor ( karbon
aktif ) yang dilakukan oleh kelompok kami pada tanggal 20 januari 2015. Kami
mendapatkan hasil :

Identifikasi Bahan
Iodium : 0.5 gr
Zat Pengotor (karbon aktif): 0.5 gr
Titik leleh sebelum sublimasi : 120C
Titik leleh sesudah sublimasi : 114C
Titik leleh dengan zat pengotor : 128C
Bentuk hasil sublimasi dengan zat pengotor : Pipih
Bentuk hasil sublimasi tanpa zat pengotor : Pipih
Kesimpulan
Pada proses sublimasi iodium dengan zat pengotor. Dapat kami simpulkan
bahwasanya terdapat perbedaan titik leleh pada iodium. Dimana titk leleh
iodium tanpa penyublimasian yakni di suhu 120C. Dan pada iodium yang
telah disublimasi diperoleh titik leleh 114C. Dan pada penyublimasian
iodium yang telah dicampur dengan zat pengotor yakni 128C. Sehingga
dapat kami simpulkan bahwa tiap perlakuan yang berbeda pada tiga
percobaan juga mempengaruhi titik leleh yang dihasilkan.
Dan dalam pelaksanaan praktikum. Bahwa penyusunan alat dimulai dengan
mencampur kedua bahan dalam beaker glass, dan dilakukan pemanasan
sehingga hasil yang diinginkan menempel pada cawan porselen yang telah
diisi es batu secukupnya.
Untuk penentuan titik leleh maka dimasukannya hasil sublimasi kedalam
pipa kapiler. Dan pipa kapiler yang telah diisi dengan hasil sublimasi
dimasukan kedalam melting point. Amati di suhu berapakah terjadi proses
lelehnya iodium hasil sublimasi dan catat.
Saran

1. Sebelum melaksanakan dilakukan pengecekan tiap alat yang akan


digunakan supaya tidak terjadi suatu kesalahan dalam praktik dan tidak
terjadi kecelakaan kerja dikarenakan alat yang telah rusak.
2. Pada penyalahan api untuk proses sublimasi dilakukan dengan api
sedang supaya tidak membahayakan apabila api besar, dan memakan
waktu lama apabila api kecil.
Lampiran
Lampiran
Daftar Pustaka
http://www.academia.edu/6392351/Kimia
http://desianaw.blogspot.com/2012/11/distilasi.html
http://gustireza2906.blogspot.com/2013/10/pengertian-destilasi-dan-macam-macam.html
http://lifechemicals.blogspot.com/2010/12/destilasi-uap.html
http://fannialestari.blogspot.com/2014/01/kimia-analitik-ii.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Air
http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
http://gedehace.blogspot.com/2009/03/ kuliah/destilasi/distilasi-part-1.html
http:// www-chem-is-try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03
Ristiyani, Janik. 2008 .Laporan praktikum Kimia Organik II . Sintesis Klorofom . Yogyakarta: Laboratorium
UIN Sunan Kalijaga
gustirendra.2013.estilasi.diakses pada tanggal 09oktober2013.web:
http//gstirea290.blogspot.o/2013/10/pengertiandestilasidana.html

Anda mungkin juga menyukai