Sublimasi Iodium
Sublimasi Iodium
Sublimasi Iodium
hasil Kristal
M. Reisaldy Hernawan
XII KI 2 / 32
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang banyak melakukan pembangunan di
segala bidang. Sampai saat ini pembangunan sektor industri di Indonesia
mengalami peningkatan, salah satunya adalah pembangunan sub sektor industri
kimia. Namun ketergantungan impor luar negeri masih lebih besar dibandingkan
ekspornya. Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku atau produk-produk
suatu industri kimia dari luar negeri. Akibat ketergantungan impor ini menyebabkan
devisa negara berkurang dan terjadinya ketergantungan pada negara lain,
sehingga diperlukan suatu usaha untuk menanggulangi ketergantungan terhadap
impor, salah satunya adalah dengan mendirikan pabrik untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Dengan berdirinya pabrik, akan menghemat devisa
negara dan membuka peluang berdirinya pabrik lain yang menggunakan produk
pabrik tersebut. Selain itu dapat membuka kesempatan untuk alih teknologi,
membuka lapangan kerja baru dalam usaha ikut mengurangi angka pengangguran
dan kemiskinan, dan meningkatkan pendapatan asli daerah setempat.
Rumusan Masalah
Iodium adalah unsur halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling
bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah
reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada Iodium, tapi kelangkaan
astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak
kurang lebih 0.00004 % dari berat badan atau 15 23 mg. Sekitar 75 %
dari Iodium dalam tubuh ditemukan dalam kelenjar tiroid, yang digunakan
untuk mensintesis hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan triiodotiroin (T3).
Karbon Aktif
Karbon aktif adalah karbon yang di proses sedemikian rupa sehingga pori-
porinya terbuka dan dengan demikian akan mempunyai daya serap yang
tinggi, karbon aktif merupakan karbon yang bebas serta memiliki
permukaan dalam (internal surface), sehingga mempunyai daya serap
yang baik, fungsi karbon aktif sendiri adalah sebagai penjernih air,
pemurnian gas, katalisator dan sebagainya. Namun karbon aktif di dalam
praktikum ini berfungsi sebagai zat pengotor pada proses sublimasi
iodium.
KRISTALISASI
1 Iodium Standart Gr
Prosedur :
Siapkan alat alat yang diperlukan dalam praktikum sublimasi dan pastikan tiada
yang cacat.
Timbang Iodium dan Zat Pengotor masing masing 0.5 gr
Campur dan aduk hingga rata.
Masukan kedalam beaker glass
Siapkan tripod, buncher, kawat saring, dan rangkai
Taruh beaker glass diatas kawat saring yang telah disusun.
Selanjutnya
Letakkan cawan porselen yang telah di isi dengan es batu secukupnya diatas beaker glass.
Tunggu hingga proses penyublimasian selesai dan catat waktu yang diperlukan.
Taruh hasil sublimasi yang menempel di bawah cawan porselen di kaca arloji. Amati
bentuknya.
Masukan hasil sublimasi lam pipa kapiler hingga dari pipa kapiler.
Masukan kedalam melting point dan amati hngga terjadi proses pelelehan.
Uji mutu melting point dari kristal hasil adalah mengetahui titik leleh dari
naphtalena atau kapur barus, titik leleh di definisikan sebagai temperature dimana zat
padat berubah menjadi cairan pada tekanan 1 atmosfir. Titik leleh suatu zat padat tidak
mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. Oleh karena itu
tekanan biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh, kecuali kalau perbedaan
dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organic
mudah diamati sebab temperature dmana pelelehan mulai terjadi hamper sama dengan
temperature dimana zat telah meleleh semuanya.
Prosedur Melting Point
Identifikasi Bahan
Iodium : 0.5 gr
Zat Pengotor (karbon aktif): 0.5 gr
Titik leleh sebelum sublimasi : 120C
Titik leleh sesudah sublimasi : 114C
Titik leleh dengan zat pengotor : 128C
Bentuk hasil sublimasi dengan zat pengotor : Pipih
Bentuk hasil sublimasi tanpa zat pengotor : Pipih
Kesimpulan
Pada proses sublimasi iodium dengan zat pengotor. Dapat kami simpulkan
bahwasanya terdapat perbedaan titik leleh pada iodium. Dimana titk leleh
iodium tanpa penyublimasian yakni di suhu 120C. Dan pada iodium yang
telah disublimasi diperoleh titik leleh 114C. Dan pada penyublimasian
iodium yang telah dicampur dengan zat pengotor yakni 128C. Sehingga
dapat kami simpulkan bahwa tiap perlakuan yang berbeda pada tiga
percobaan juga mempengaruhi titik leleh yang dihasilkan.
Dan dalam pelaksanaan praktikum. Bahwa penyusunan alat dimulai dengan
mencampur kedua bahan dalam beaker glass, dan dilakukan pemanasan
sehingga hasil yang diinginkan menempel pada cawan porselen yang telah
diisi es batu secukupnya.
Untuk penentuan titik leleh maka dimasukannya hasil sublimasi kedalam
pipa kapiler. Dan pipa kapiler yang telah diisi dengan hasil sublimasi
dimasukan kedalam melting point. Amati di suhu berapakah terjadi proses
lelehnya iodium hasil sublimasi dan catat.
Saran