Kista Bartolin

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PAPER

KISTA BARTHOLINI

Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)


Pada Bagian Ilmu Kandungan dan Penyakit kandungan Rumah Sakit
Umum Haji Medan

ANDIKA MEGAH MIKO


111001022

Dokter Pembimbing :
dr. Muslich P, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2015
KISTA BARTOLINI

Defenisi
Suatu pembesaran berisi cairan yang terjadi akibat
sumbatan pada salah satu duktus sehingga mukus
yang dihasilkan tidak dapat disekresi.

1
ANATOMI

2
3
Kelenjar bartolin salah satu organ genitalia eksterna
berjumlah dua buah berbentuk bundar
Berada dorsal dari bulbus vestibuli. Saluran keluar
dari kelenjar ini bermuara di celah Antara labium
minus pudendi dan tepi hymen.
Diameter kelenjar ini sebesar 0,5-1 cm.
Panjang duktusnya sekitar 1,5-2 cm dan bermuara
di vestibulum. Terletak inferior dari bulbus vestibuli
dan di dalam ujung inferior muskulus
bulbokavernosus di kedua sisi ostium vagina.
Posisinya dapat diperkirakan arah jam 5 dan 7 atau 4
dan 8
Kelenjar bartolini diperdarahi oleh arteri bulbi
vestibuli, dan dipersarafi oleh nervus pudendus dan
nervus hemoroidal inferior
4
EPIDEMIOLOGI

Masalah terbanyak ditemukan pada


wanita usia reproduktif
Insiden tertinggi umur 20-29 tahun
Kista Bartolin kista terbanyak
ditemukan didaerah vulva labium
mayor

5
ETIOLOGI
Bakteri Aerob
Bakteri Anaerob
Neisseria
gonnorrhoeae Bacteroides
Staphylococcus
aureus fragilis
Streptococcus Clostridium
faecalis Perfringens
Escherichia coli Peptostreptococc
Pseudomonas us species
aeruginosa Fusobacterium
Chlamydia
trachomatis species

6
MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan kista dapat memberi gejala berupa
pembengkakan labial tanpa disertai nyeri. Pasien dengan
abses dapat memberikan gejala sebagai berikut:

Nyeri akut disertai pembengkakan labia (unilateral)


Nyeri tekan pada satu sisi vagina (unilateral)
Tampak kemerahan, bengkak, atau teraba hangat
Rasa tidak nyaman dan atau nyeri saat duduk atau berjalan
Nyeri saat aktifitas seksual (dispareunia)
Bila abses tampak adanya pus yang keluar dan berbau
disertai rasa nyeri yang mereda
Rasa tidak nyaman saat berkemih

7
PATOFISIOLOGI

8
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
LABORATORIU
M
BIOBSI
KULTUR
9
PENATALAKSANAAN
Pengobatan kista Bartholin bergantung pada
gejala pasien. Suatu kista tanpa gejala mungkin
tidak memerlukan pengobatan, kista yang
menimbulkan gejala dan abses
kelenjarmemerlukan drainase.
a.Tindakan Operatif
Beberapa prosedur yang dapat digunakan:
Insisi dan Drainase
Kateter
Marsupialisasi
Eksisi (Bartholinectomy)

10
Marsupialisasi
MEDIKAMENTOSA
Ceftriaxone 125 mg
IM
Single dose +
metronidazole 500mg
PO selama 7 hari

Ciprofloxacin 250 mg Klindamisin Dosis 150-


PO 1 x sehari 300 mg PO

Doxycycline 100 mg PO
2 x sehari selama 7
hari

11
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. AN
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku : Mandailing
Alamat : Jl. Kapt M. Jamil LBS No 56
IDENTITAS SUAMI
Nama Suami : Tn. CN
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Suku : Mandailing
Alamat : Jl. Kapt M. Jamil LBS No 56
Tanggal masuk : 13-09-2015
Pukul : 14.23 WIB
No. Rekam medis : 23.84.20

12
ANAMNESA
Ny. AN, 38 Tahun ,P4A1, Mandailing, Islam, SMA , IRT i/d Tn.CN.
40 th, Mandailing, Islam, SMA, PNS, datang ke RS Haji Medan
pada tanggal 13 September 2015 pukul 14.23 WIB.
KU : Ada benjolan pada kemaluan
Telaah : Hal ini dialami Os sejak 6 bulan yang lalu. Os
mengeluhkan adanya rasa nyeri pada daerah kemaluan.
Riwayat keluar darah diluar siklus (-), riwayat nyeri saat
berhubungan (+), BAB/BAK: +/+ normal.

RPT : DM (-), Hipertensi (-), Asma (-)


RPO : (-)
RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 13 tahun
Siklus : 27 hari
Lamanya : 5 - 7 hari
Banyaknya: 2-3 pembalut/hari
Dysmenorhea : (-)

13
Riwayat kehamilan dan Persalinan
P4A1
Laki-laki, 3400 gram, PSP, dokter, RS, sehat
Laki-laki, 3200 gram, PSP, dokter, RS, sehat
Perempuan, 2800 gram, PSP, dokter, RS, sehat
Keguguran
Laki-laki, 3200 gram, PSP, dokter, RS, sehat

Keputihan
Jumlah : (-)
Warna : (-)
Bau : (-)
Konsistensi : (-)
Gatal (pruritus vulvae) : (-)
14
Riwayat perkawinan:
Usia : 20 tahun Suami : 22 tahun
Lamanya : 18 tahun
Kemandulan : (-)
Libido : sedang
Frekuensi coitus :
Dispareunia : (-)
KB : (-)
Gizi dan kebiasaan :
Nafsu makan : sedang
Perobahan BB : Sedang
Merokok : (-)
Alkohol : (-)
Obat yang dimasukan kedalam vagina : (-)
Penyakit-penyakit yang pernah diderita
TB : (-)
Peny. jantung/pem.darah : (-)
Peny. endokrin : (-)
Hypertensi : (-)
Peny. hati : (-)
Peny. ginjal : (-)
Peny. kelamin: (-)
DM : (-)
Riwayat operasi : (-)

15
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present :
Sens : Composmentis Anemis : (-)
TD : 120 / 70 mmHg Ikterik : (-)
HR : 80 x / i Syanosis : (-)
RR : 24 x / i Dypsnoe : (-)
T : 36,5 oC Oedem : (-)
TB : 155 cm
BB : 55 cm

16
Pemeriksaan lokal:
Kepala : normal
Leher
Kelenjar thyroidea : DBN
Kelenjar-kelenjar leher : DBN
Tekanan vena central : DBN
Thorax
cor :bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), murmur(-)
Pulmo :suara pernafasan vesikuler,ronki (-), wheezing (-)

Mamae
Membesar : (-)
Hyperpigmentasi : (-)
Colostrums : (-)
Sekret : (-)
Tumor-tumor : (-)
Tegang : (-) 17
Perut :
Membesar : (-)
Simetris/asimetris : simetris
Soepel : (+)
Defense musculaire : (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Shifting dullness :(-)
Meteorismus :(-)
Ascites :(-)
Peristaltic usus : (+) Normal
Abdomen : Soepel, Peristaltic (+)
P/V : (-)
BAB : (+)
BAK : (+)
Flatus : (+)
18
Status Generalisata
Kepala : Normochepali
Mata :Anemis (-), ikterik ( -)
Abdomen : Soepel, peristaltic (+)
Genitalia : DBN
Extremitas : Superior : DBN
: Inferior : DBN

Status Ginekologis
Inspeksi : Tampak benjolan warna merah pada bibir kemaluan
kanan 6 x 5 cm, ostium vagina terdorong ke arah kiri, kesan
kista bartholini.
Palpasi : Pada rabaan teraba massa, tanda nyeri tekan (+) mobile
V.T :
Uterus Antefleksi permukaan rata, lunak dan tidak dapat
digerakkan.
Adneksa kanan dan kiri DBN, tidak teraba massa.
Cavum douglas menonjol
Teraba massa pada dinding vagina dan mobile.

19
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Hasil pemeriksaan penunjang (Tanggal 14 September 2015)
Hemoglobin : 10,7 g/dl (12-16)
Hematokrit : 31,1 % (36-47)
Leukosit: 10.700 (5000 10000 )
Trombosit : 222.000/ul (150.000-450.000)
Eritrosit : 3,6 x 106/mcL (3,5 5,0)
LED: 10 mm/jam (0-20)
MCV : 86,9 fL (80 96)
MCH : 29,8 pg (27 31)
MCHC : 34,4 % (30 34)
Eosinofil: 1 % (1 3)
Basofil : 0 % (0 1)
N. Stab : 0 % (2 6)
N. seg : 81 % (53 75)
Limfosit : 13 % (20 45)
Monosit : 5 % (4 8)

20
Tanggal 15 September 2015

Hemoglobin : 12,8 g/dl (12-16)


Hematokrit : 35,6 %(36-47)
Leukosit: 6.200 (5000 10000 )
Eritrosit : 4,1 x 106/mcL (3,5 5,0)
Trombosit : 244.000/ul (150.000-450.000)
LED: 23 mm/jam (0-20)
MCV : 87,5 fL (80 96)
MCH : 31,4 pg (27 31)
MCHC : 35,9 % (30 34)
Eosinofil: 2 % (1 3)
Basofil : 0 % (0 1)
N. Stab : 0 % (2 6)
N. seg : 67 % (53 75)
Limfosit : 27 % (20 45)
Monosit : 4 % (4 8)

USG TAS : Tidak dilakukan pemeriksaan


BNO/IVP: Tidak dilakukan pemeriksaan
Diagnosa : Kista Bartholin
Rencana : Oprasi tindakan exterpasi 14 09 - 2015, pukul 10.00 WIB

21
Laporan Oprasi tindakan exterpasi 14 09 - 2015, pukul
10.00 WIB
1. Spinal anastesi, aseptic, antiseptic, posisi Litotomi, ditutup duk
steril.
2. Evaluasi vulva, tampak massa kistik ukurn 6 x 5 cm, kenyal,
hiperemis pada labia kanan.
3. Dilakukan ekstirpasi kista bartholini, insisi pada mukosa labia
sepanjang 5 cm, kapsul dikupas hingga kista terekstirpasi utuh
-> jaringan di PA
4. Kontrol perdarahan dengan cauter dan klem jaringan ikat
5. Perdarahan terkontrol, luka tertutup dengan simple hecting.
Os dipindahkan dari RR dalam keadaan sadar dan lemah
Terapi :
IVFD RL 30 gtt/i
Inj . Vicilin 1 gr/8 jam
Inj . Ketorolac 30 mg/8jam
Inj . Ranitidin 5 mg/8jam
R/ Cek Hb 2 jam post op

22
Follow up tanggal 15-09-2015, pukul 06.00 WIB

S : nyeri luka oprasi


O :
Sens :Compos mentis Anemis : (-)
TD :120/70 mmHg Ikterik : (-)
HR : 80x/i Dyspnoe : (-)
RR : 20x/i Sianosis : (-)
T : 36,6 C Oedem : (-)
SL :
Abdomen :soepel, peristaltik (+)
L/O :Tertutup perba, nyeri (+)
P/V:(-)
BAK :(+)
BAB :(-)
Flatus :(+)
A: Post extirpasi a/i kista bartholin + H2
Th/ :
Profenid supp 2/ 8jam
Obat oral : Na. Diclofenac 50 3x1
Cefadroxil 500 mg 3x1
Antasida syr 3x1

23
Follow up tanggal 16 -09-2015, jam 06.00 WIB
S :-
O :
Sens : Compos mentis Anemis : (-)
TD :120/80 mmHg Ikterik : (-)
HR :80x/i Dyspnoe : (-)
RR :20x/i Sianosis : (-)
T :36,6 C Oedem : (-)
SL :
Abdomen :soepel, peristaltik (+)
L/O :Tertutup perban
P/V:(-)
BAK :(+)
BAB :(-)
Flatus :(+)
A: Post extirpasi a/i kista bartholin + H3
Th/ :
Cefadroxil 2 x 1
As. Mefenamat 2 x 1
Grahabion 2 x 1

24
Follow up tanggal 17 -09-2015, jam 06.00 WIB
S :-
O :
Sens : Compos mentis Anemis : (-)
TD : 120/80 mmHg Ikterik : (-)
HR : 80x/i Dyspnoe : (-)
RR : 20x/i Sianosis : (-)
T : 36,6 C Oedem : (-)
SL :
Abdomen : soepel, peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban, kesan kering
P/V: (-)
BAK : (+)
BAB : (-)
Flatus : (+)
A: Post extirpasi a/i kista bartholin + H4
Th/ :
Cefadroxil 2 x 1
As. Mefenamat 2 x 1
Grahabion 2 x 1

25

Follow up tanggal 18 - 09 - 2015, jam 06.00 WIB
S :-
O :
Sens : Compos mentis Anemis : (-)
TD : 120/80 mmHgIkterik : (-)
HR : 80x/i Dyspnoe : (-)
RR : 20x/i Sianosis : (-)
T : 36,6 C Oedem : (-)
SL :
Abdomen : soepel, peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban kesan kering
P/V : (-)
BAK : (+)
BAB : (-)
Flatus: (+)
A : Post Laparotomi+ SOS a/i kista ovarium + H4
Th/ :
Cefadroxil 2 x 1
As. Mefenamat 2 x 1
Grahabion 2 x 1
Tanggal 18/09/2015 pasien diperbolehkan pulang dan berobat jalan

26
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai