KFC didirikan pada 1952 dan memasuki Indonesia pada 1978. Analisis faktor eksternal menunjukkan pembatasan outlet dan persaingan bisnis sebagai ancaman utama karena mempengaruhi strategi bisnis dan pangsa pasar KFC. Klaim Greenpeace soal bahan kemasan juga berpotensi mempengaruhi citra merek.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
334 tayangan7 halaman
KFC didirikan pada 1952 dan memasuki Indonesia pada 1978. Analisis faktor eksternal menunjukkan pembatasan outlet dan persaingan bisnis sebagai ancaman utama karena mempengaruhi strategi bisnis dan pangsa pasar KFC. Klaim Greenpeace soal bahan kemasan juga berpotensi mempengaruhi citra merek.
KFC didirikan pada 1952 dan memasuki Indonesia pada 1978. Analisis faktor eksternal menunjukkan pembatasan outlet dan persaingan bisnis sebagai ancaman utama karena mempengaruhi strategi bisnis dan pangsa pasar KFC. Klaim Greenpeace soal bahan kemasan juga berpotensi mempengaruhi citra merek.
KFC didirikan pada 1952 dan memasuki Indonesia pada 1978. Analisis faktor eksternal menunjukkan pembatasan outlet dan persaingan bisnis sebagai ancaman utama karena mempengaruhi strategi bisnis dan pangsa pasar KFC. Klaim Greenpeace soal bahan kemasan juga berpotensi mempengaruhi citra merek.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7
ANALISIS FAKTOR
EKSTERNAL PADA KFC
Hanif Akbar (1311000175) Vera Angraini (1311000286) Khalishah Almira (1311000301) Cynthia Yuli Ariyani (1311000309) Aggiz Yudhan (1311000315) Profil Perusahaan Sejarah KFC KFC (Kentucky Fried Chicken) didirikan oleh Kolonel Harland Sanders pada tahun 1952. Namun, ide ayam goreng KFC sebenarnya sudah bermula sejak tahun 1930. KFC INDONESIA PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. Bahan kemasan KFC GREENPEACE meluncurkan laporan yang menunjukkan, KFC menggunakan produk kemasan dari hutan alam, dipasok oleh Asia Pulp and Paper (APP). Uji forensik di tiga pasar yaitu Inggris, China, dan Indonesia, membuktikan ada serat kayu alam pada sejumlah kemasan KFC, termasuk kemasan bucket ayam. Beberapa kemasan mengandung lebih dari 50 persen serat kayu alam. Kemasan-kemasan ini dari produk kertas APP, yang bersumber dari penggundulan hutan hujan dan baru-baru ini terbukti Sumatera. Greenpeace menyerukan kepada KFC, dan Yum! Brands untuk segera memutus kontrak dengan APP sampai mereka benar-benar berhenti merusak hutan hujan. KFC harus menerapkan kebijakan baru untuk menghindari rantai pasokan mereka dari deforestasi. Perkembangan pemanfaatan teknologi oleh kompetitor Perkembangan teknologi selain menjadi peluang, di sisi lain juga menjadi ancaman bagi KFC. Saat kompetitor menerapkan teknologi terkini khususnya dalam bidang pelayanan terhadap konsumen, maka mau tidak mau KFC harus bisa mengimbangi atau melebihinya. MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL (EFE) KFC Nomor Factor factor eksternal bobot peringkat Skor bobot utama (peluang) 1 Stabilitas politik Indonesia 0,05 1 0,05 2 Program swasembada 0.06 1 0,06 daging ayam 3 Pertumbuhan ekonomi kelas 0,09 4 0,36 menengah sebesar tujuh juta per tahun
4 Tren peningkatan konsumsi 0,07 3 0,21
ayam di Indonesia rata- rata 15% per tahun
5 Tren kearah gaya hidup 0,06 4 0,24
yang konsumtif 6 Program Kementerian 0,05 3 0,15 Pertanian 7 umlah transaksi online naik 0,06 3 0,18 rata-rata 30% per tahun Nomor Factor factor eksternal bobot Peringkat Skor bobot utama (ancaman) 8 Pembatasan jumlah outlet 0,10 2 0,2 berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan 9 Tuntutan masyarakat atas 0,08 4 0,32 kehalalan dan mutu produk 10 Persaingan bisnis yang 0,10 4 0,4 semakin ketat karena banyaknya pesaing 11 Tingkat inflasi rata-rata 5% 0,06 3 0,18 untuk tiga tahun terakhir 12 Demo untuk memboikot 0,03 1 0,03 produk-produk AS 13 Tren masyarakat kearah pola 0,06 2 0,12 makan sehat 14 Pemanfaatan teknologi oleh 0,07 4 0,28 kompetitor 15 Klaim Greenpeace bahwa 0,06 2 0,12 bahan kemasan KFC mengandung 50% serat kayu alam Total 1,00 2,9 Kesimpulan Dari Matriks EFE diatas, faktor terpenting bagi KFC Indonesia dalam menjalankan bisnis adalah pembatasan jumlah outlet dan persaingan bisnis, karena kedua hal ini secara langsung mempengaruhi strategi bisnis KFC Indonesia untuk meningkatkan penjualan produknya. Pembatasan outlet akan mempengaruhi omset KFC Indonesia secara signifikan. Persaingan bisnis akan menentukan inovasi yang diambil KFC Indonesia dalam merebut pangsa pasar dari tangan kompetitor.