Case CVD NH

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

Laporan Kasus

Cerebrovaskular Disease
Oleh:
Ardi Septiawan, S. Ked. (04054821618060)

Yeni Intan Cahyati, S. Ked. (04054821719114)

Pembimbing : dr. Selly Marisdina, Sp. S.

BAGIAN ILMU NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2017
BAB I PENDAHULUAN

OUTLINE BAB II Status Pasien

BAB III Tinjauan Pustaka

BAB IV Analisis Kasus


Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 2
BAB I
PENDAHULUAN
Cerebrovaskular Definisi WHO stroke adalah tanda-tanda klinis dari gangguan fungsi serebri

Disease fokal atau global yang berkembang dengan cepat atau tiba-tiba, berlangsung
lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, dengan tidak tampaknya
penyebab lain selain penyebab vaskular

Berdasarkan American Heart Association (AHA) stroke ditandai sebagai defisit


neurologi yang dikaitkan dengan cedera fokal akut dari sistem saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh pembuluh darah, termasuk infark sereberal,
pendarahan intracerebral (ICH) dan pendarahan subarachnoid (SAH).

Di Amerika Serikat, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah


penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia data nasional stroke menunjukan angka
kematian tertinggi 15,4% sebagai penyebab (Riskesdas, 2013).
Insiden di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik
dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur
adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5%
(umur 65 tahun). Kejadian stroke (insiden) sebesar 51,6/100.000 penduduk dan
kecacatan; 1,6% tidak berubah; 4,3% semakin memberat. Penderita laki-laki lebih
banyak daripada perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia
45-64 tahun 54,2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar 33,5%.

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 4


Stroke menyerang usia produktif dan usia lanjut
yang berpotensi menimbulkan masalah baru
dalam pembangunan kesehatan secara nasional
di kemudian hari. (PERDOSSI, 2011).

Dalam SKDI tahun 2014, kompetensi seorang dokter layanan


primer adalah dapat mendiagnosis jenis-jenis stroke dan
memberi tatalaksana awal. Oleh karena itu presentasi kasus ini
dibuat untuk lebih mengetahui dasar diagnosis dan
memberikan terapi awal yang adekuat

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 5


BAB II
Status Pasien

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 6


Status
1. Identitas pasien Pasien
Nama M binti MT

Jenis kelamin Perempuan

Tanggal lahir, Usia 3 Mei 1966, 51 Tahun

Alamat Dusun I, Cengal, OKI

Pekerjaan IRT

Status perkawinan Kawin

Agama Islam

Suku Sumatera

MRS 29 September 2017 pukul 16:30

Nomor Rekmed 1022177

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 7


Keluhan utama Penderita dirawat di bagian Neurologi karena penurunan kesadaran secara tiba-tiba.

II.
Anamnesis
Keluhan utama Penderita dirawat di bagian Neurologi karena
penurunan kesadaran secara tiba-tiba.

RPP

Sejak 12 jam yang lalu penderita mengalami penurunan kesadaran secara tiba-tiba yang berlangsung
hingga sekarang. Sebelum serangan penderita tidak ada sakit kepala, tidak ada mual muntah, tidak ada
kejang , tidak ada demam, tidak ada sesak, ada kelemahan di kedua sisi tubuh dengan intensitas yang
berbeda, dimana sisi kanan lebih aktif dibandingkan sisi kiri, ada rasa baal dan kebas sesisi tubuh sebelah
kiri, ada bicara pelo, ada mulut yang mengot ke sebelah kanan, penderita tidak mampu mengungkapkan isi
pikirannya baik secara lisan, tulisan, ataupun isyarat, penderita tidak mampu memahami isi pikiran orang
lain baik secara lisan, tulisan, ataupun isyarat. Sehari-hari penderita menggunakan tangan kanan untuk
beraktivitas. Penderita lalu dibawa ke IGD RSMH.

Riwayat hipertensi pada penderita ada namun tidak minum obat secara rutin. Riwayat penyakit diabetes
melitus tidak ada, riwayat sakit jantung tidak ada.

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 8


Penyakit ini diderita untuk keempat kalinya. Pertama kali penderita mengalami
kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri kurang lebih selama satu tahun yang lalu,
serangan kedua kurang lebih 3 bulan yang lalu dimana pasien mengalami
kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri disertai bicara pelo, serangan ketiga lebih
kurang 2 bulan yang lalu dimana pasien mengalami kelemahan pada sisi tubuh
sebelah kanan yang berbeda intensitasnya dibandingkan kelemahan pada sisi kiri
yang lebih berat, dan serangan keempat sekarang.

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 9


III. Pemeriksaan
Fisik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-)
Status Internus (11 Oktober 2017)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Kesadaran : GCS = 9Afasia (E4M5VAfasia)
Thorax
Suhu Badan : 36,7 C Cor : I: Ictus kordis tidak terlihat
Nadi : 113 kali/menit P : Ictus cordis tidak teraba
Pernapasan : 20 kali/menit P : Batas jantung atas ICS II, batas kanan linea sternalis
Tekanan Darah : 190/90 mmHg dextra, batas kiri 2 jari lateral linea mid clavicula sinistra ICS V
BB : 50 kg (normal)
TB : 155 cm A : Bunyi jantung I-II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
IMT : 20,81 (Normoweight) Pulmo :I : Gerakan dada simetris kiri = kanan, tidak ada penggunaan
otot bantu napas tambahan.
P : Stem fremitus kiri = kanan
P : Sonor di kedua hemithorax
A : Vesikuler (+) normal, wheezing (-), ronki (-)
Abdomen :I : Datar, massa (-)
P : Lemas
P : Timpani
A : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral pucat (-), edema pretibia (-)

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 10


Status Psikiatrikus
Sikap : tidak
kooperatif
Ekspresi Muka : tampak Status Neurologikus

bingung
KEPALA
Bentuk : Normochepali
Perhatian : ada Deformitas : (-)
Ukuran : normal

Status
Fraktur : (-)
Kontak Psikik : ada Simetris : simetris
Nyeri fraktur : (-)

pasien
Hematom : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Tumor : (-)
Pulsasi : (-)
LEHER
Sikap : lurus
Deformitas : (-)
Torticolis : (-)
Tumor : (-)
Kaku kuduk : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran

Laporan Kasus : Cerebrovaskular Disease 11


Pemeriksaan Neurologis
N. Olfaktorius Kanan Kiri

Penciuman bdd bdd

Anosmia bdd bdd

Hiposmia bdd bdd

Parosmia bdd bdd

N. Optikus Kanan Kiri

Visus bdd bdd

Campus visi V.O.D V.O.S

Anopsia bdd bdd

Hemianopsia bdd bdd

Fundus Oculi - -

Papil edema - -

Papil atrofi - -
The Power of PowerPoint | thepopp.com 12
Perdarahan retina - -
N. Occulomotorius, Trochlearis, & Abducens Kanan baik Kiri baik

Diplopia bdd bdd

Celah mata normal normal

Ptosis (-) (-)

Sikap bola mata

Strabismus (-) (-)

Exophtalmus (-) (-)

Enophtalmus (-) (-)

Deviation conjugae (-) (-)

Gerakan bola mata baik ke segala arah baik ke segala arah

Pupil

Bentuk bulat bulat

Diameter 3mm 3mm

Isokor/anisokor isokor isokor

Midriasis/miosis (-) (-)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 13


Refleks Cahaya kanan kiri
Langsung + +
Konsensuil + +
Akomodasi + +
Argyl Robertson - -
N. Trigeminus Kanan Kiri
Motorik bdd bdd
Menggigit bdd bdd
Trismus bdd bdd
Refleks kornea bdd bdd
Sensorik
Dahi bdd bdd
Pipi bdd bdd
Dagu bdd bdd

The Power of PowerPoint | thepopp.com 14


N. Fasialis Kanan Kiri (dengan nyeri)

Mengerutkan dahi + +
Menutup mata + _

Menunjukkan gigi normal sudut mulut kiri tertinggal

Lipatan nasolabialis baik datar

Sensorik

2/3 depan lidah bdd bdd


Otonom
Salivasi tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Lakrimasi tidak ada kelianan tidak ada kelainan
Chvosteks sign - -

The Power of PowerPoint | thepopp.com 15


N. Cochlearis Kanan Kiri
Suara bisikan bdd bdd
Detik arloji bdd bdd
Tes Weber bdd bdd
Tes Rinne bdd bdd

N. Vestibularis Kanan Kiri


Nistagmus - -
Vertigo - -

N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan dan Kiri


Arcus pharingeus bdd
Uvula bdd
Gangguan menelan -
Suara serak/sengau -
Denyut jantung Tidak ada kelainan

Refleks
Muntah Tidak ada kelainan
Batuk Tidak ada kelainan
Okulokardiak Tidak ada kelainan
Sinus karotikus Tidak ada kelainan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


Sensorik
1/3 belakang lidah bdd

N. Accessorius Kanan Kiri


Mengangkat bahu bdd
Memutar kepala bdd

N. Hypoglosus Kanan Kiri


Menjulurkan lidah bdd
Fasikulasi - -
Atrofi papil - -
Disatria bdd

MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan lateralisasi ke kiri
Kekuatan
Tonus meningkat meningkat
Refleks fisiologis
Biceps meningkat meningkat
Triceps meningkat meningkat
Radius meningkat meningkat
Ulnaris meningkat meningkat
Refleks patologis
Hoffman Tromner + +
Leri - -
Meyer tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Trofi - -
The Power of PowerPoint | thepopp.com 17
TUNGKAI Kanan Kiri
Gerakan
Kekuatan laterasi ke kiri
Tonus meningkat meningkat
Klonus
Paha + +
Kaki _ _
Refleks fisiologis
KPR meningkat meningkat
APR meningkat meningkat
Refleks patologis
Babinsky + +
Chaddock + +
Oppenheim
Gordon
Schaeffer bdd
Rossolimo - +

Refleks kulit perut

Atas tidak ada kelainan


Tengah tidak ada kelainan
Bawah tidak ada kelainan
Refleks cremaster tidak ada kelainan
Trofik tidak ada kelainan
sensorik bdd

The Power of PowerPoint | thepopp.com 18


FUNGSI VEGETATIF
Miksi : terpasang kateter
Defekasi : tidak ada kelainan

KOLUMNA VERTEBRALIS GAIT DAN KESEIMBANGAN: belum dapat dinilai


Kyphosis : (-)
Lordosis : (-) GERAKAN ABNORMAL
Gibbus : (-) Tremor : (-)
Deformitas : (-) Rigiditas : (-)
Tumor : (-) Bradikinesia : (-)
Meningocele : (-) Chorea : (-)
Hematoma : (-) Athetosis : (-)
Nyeri ketok : (-) Ballismus : (-)
Dystoni : (-)
GEJALA RANGSANG MENINGEAL Myocloni : (-)
Kaku kuduk : (-)
Kerniq : (-) FUNGSI LUHUR: belum dapat dinilai
Lasseque : (-)
Brudzinsky
Neck : (-)
Cheek : (-)
Symphisis : (-)
Leg I : (-)
Leg II : (-)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 19


Pemeriksaan Laboratorium
darah (29 september 2017)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 20


Pemeriksaan khusus

1. Rontgen Thorax : tidak ada kelainan 2. CT Scan Kepala : Lesi hipodens di temporo-
parieto-oksipital kanan.
Kesan : Infark serebri iskemik.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 21


IV. Diagnosis
Diagnosis Klinik : Penurunan kesadaran
Hemiparese duplex tipe spastik
Parese nervus VII sinistra tipe sentral
Afasia global

Diagnosis Topik : PACI

Diagnosis Etiologi : Cerebrovascular Disease Non-Haemorrhagic

Diagnosis Tambahan : Anemia penyakit kronis


Hipertensi
Dislipidemia

The Power of PowerPoint | thepopp.com 22


V. Tatalaksana
Nonfarmakologis Farmakologis
Pasang O2 10L/m via NRM IVFD kristaloid (NaCl 0,9% XX gtt/menit)
Head up 30 derajat Injeksi neuroprotector (citicolin 2x500 m IV)
Diet cair 1700 kCal Antiplatelet (Aspilet 1x80 mg)
Injeksi proton pump inhibitor (OMZ, 1x40mg IV)
Pasang NGT
Neurotonik, (Neurodex 1 x 1 tab PO)
Pasang kateter

VI. PROGNOSIS

Quo ad Vitam : dubia ad bonam


Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam

The Power of PowerPoint | thepopp.com 23


BAB III
Tinjauan Pustaka
Anatomi Otak

The Power of PowerPoint | thepopp.com 25


Homunkulus Motorik

Area Broadman
Menggambarkan letak lesi

The Power of PowerPoint | thepopp.com 26


Suplai Darah Otak

The Power of PowerPoint | thepopp.com 27


The Power of PowerPoint | thepopp.com 28
Jaras piramidalis

The Power of PowerPoint | thepopp.com 29


Cerebrovaskular Disease
(CVD)
Definisi

1. stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis dari gangguan
fungsi serebri fokal atau global yang berkembang dengan cepat atau tiba-tiba, berlangsung
lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, dengan tidak tampaknya penyebab lain
selain penyebab vaskular (Aho, K, dkk. 1980).
2. suatu defisit neurologis yang terjadi akibat trauma fokal yang terjadi secara akut pada sistem
saraf pusat yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vaskular, termasuk infark serebri,
perdarahan intraserebri, dan perdarahan subaraknoid, dan merupakan penyebab terbesar
dari disabilitas dan kematian di seluruh dunia (Sacco, dkk. 2013)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 30


Epidemiologi CVD
Usia dan gender. adanya korelasi antara
Di Amerika Serikat stroke menempati urutan
peningkatan kejadian stroke dengan pertambahan
ketiga penyebab kematian setelah penyakit
umur. Untuk gender, kejadian stroke lebih sering
jantung dan kanker
pada pria dibandingkan wanita di usia kuang dari

Mortalitas pasien stroke di RSUP Dr Sardjito 60 tahun dan relatif menjadi hampir sama di usia
Yogyakarta menduduki peringkat ketiga setelah lebih dari 60 tahun.
penyakit jantung koroner dan kanker, 51,58%
akibat stroke hemoragik, 47,37% akibat stroke
iskemik, dan 1,05% akibat perdarahan
subaraknoid (PERDOSSI, 2011 & Setyopranoto,
2013).

Pada 1053 kasus stroke di 5 rumah sakit di Stroke mempunyai multifaktor risiko. Faktor
Yogyakarta, angka kematian tercatat sebesar risiko tersebut ada yang major dan minor,
28.3%; sedangkan pada 780 kasus stroke serta ada yang bersifat modifiable atau
iskemik adalah 20,4%, lebih banyak pada laki- nonmodifiable.
laki (PERDOSSI, 2011 & Setyopranoto, 2013).

The Power of PowerPoint | thepopp.com 31


Insidensi stroke per tahun di
RSUP Dr. Sardjo

The Power of PowerPoint | thepopp.com 32


Faktor Resiko

The Power of PowerPoint | thepopp.com 33


The Power of PowerPoint | thepopp.com 34
Cardiovascular Disease (Stroke)

Klasifikasi

Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya Berdasarkan Berdasarkan sistem pembuluh darah
stadium/pertimbangan waktu

Stroke iskemik/non hemoragik 1. Sistem karotis


1. Serangan iskemik sepintas (Transient Ischemic 2. Sistem vertebro-basilar
Attack/TIA) 1. TIA
2. Trombosis serebri 2. stroke in evolution
3. Emboli serebri 3. Completed stroke

Stroke hemoragik
1. Perdarahan intra serebral
2. Perdarahan subarakhnoid

The Power of PowerPoint | thepopp.com 35


Bamford (1992), mengajukan klasifikasi klinis saja
yang dapat dijadikan pegangan, yaitu:

Total Anterior Circulation Infarct (TACI)


Gambaran klinik :
Hemiparesis dengan atau tanpa gangguan sensorik (kontralateral sisi lesi)
Hemianopia (kontralateral sisi lesi)
Gangguan fungsi luhur : missal, disfasia, gangguan visuo spasial, hemineglect,
agnosia, apraxia.
Partial Anterior Circulation Infarct (PACI)
Gejala lebih terbatas pada daerah yang lebih kecil dari sirkulasi serebral pada
sistem karotis, yaitu:
Defisit motorik/sensirik dan hemianopia.
Defisit motorik/ sensorik disertai gejala fungsi luhur
Gejala fungsi luhur dan hemianopia
Lacunar Infarct (LACI) Defisit motorik/sensorik murni yang kurang extensif dibanding infark lakunar
Disebabkan oleh infark pada arteri kecil dalam otak (small deep (hanya monoparesis- monosensorik),
infarct) yang lebih sensitif dilihat dengan MRI dari pada CT Gangguan fungsi luhur saja.
scan otak.
Tanda-tanda klinis : Posterior Circulation Infarct (POCI)
Tidak ada defisit visual Terjadi oklusi pada batang otak dan atau lobus oksipitalis. Penyebabnya sangat
Tidak ada gangguan fungsi luhur heterogen dibanding dengan 3 tipe terdahulu.
Tidak ada gangguan fungsi batang otak Gejala klinis:
Defisit maksimum pada satu cabang arteri kecil Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral dan gangguan motorik/sensorik
Gejala :
kontralateral.
1.Pure sensory stroke (PSS)
2.Ataksik hemiparesis (termasuk ataksia dan paresis
Gangguan motorik/ sensorik bilateral.
unilateral, dysarthria-hand syndrome) Gangguan gerakan konjugat mata (horizontal atau vertikal)
3.Pure motor stroke (PMS) Isolated hemianopia atau buta kortikal.
Disfungsi serebelar tanpa gangguan long-tract ipsilateral.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 36
Cardiovascular Disease (Stroke)

Patofisiologi

Fungsi & struktur Kematian sel


Faktor Penyebab Otak Iskemik syaraf rusak syaraf

The Power of PowerPoint | thepopp.com 37


Cardiovascular Disease (Stroke)
Diagnosis

Anamnesis Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat


aktifitas/istirahat, kesadaran baik/terganggu, nyeri kepala/tidak,
muntah/tidak, kejang/tidak, kelemahan sesisi tubuh/ tidak,
gangguan sensibilitas/tidak, afasia/tidak, riwayat hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit jantung (faktor risiko stroke lainnya),
lamanya (onset), serangan pertama/ulang.

Status generalisata GCS, Tekanan darah, Nadi, RR, Temperatur

Status Neurologikus
Pemeriksaan mototrik gerakan, kekuatan, tonus, klonus,
refleks fisiologis, refleks patologis
Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan nervus kranialis
Pemeriksaan GRM
Pemeriksaan gerakan abnormal
Pemeriksaan fungsi luhur
Pemeriksaan fungsi vegetatif
Pemeriksaan gait dan keseimbangan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 38


Penentuan Stroke dengan Scroe Penentuan stroke dengan
Siriraj Algoritma Gadjah Mada

The Power of PowerPoint | thepopp.com 39


1. Laboratorium: darah perifer lengkap, faal hemostasis (PT, APTT, Fibrinogen,
Pemeriksaan Penunjang INR, D-dimer), BSS, fungsi ginjal (Ureum, Kreatinin, Asam urat), fungsi jantung
(CK-NAK, CK-MB), fungsi hati (SGOT, SGPT), Profil lipid (Kolesteroltotal, LDL,
HDL, Trigliserida), elektrolit, analisa gas darah (AHA/AS, Class I, Level of
evidence B)
2. EKG (AHA/ASA, Class I, Level of evidence B)
3. Rontgen Thorak (AHA/ASA, Class I, Level of evidence B)
4. CT SCAN kepala tanpa kontras sebagai golden standar (AHA/ASA, Class II,
Level of evidence A)
5. MRI kepala (AHA/ASA, Class II, Level of evidence A)
6. MRA (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
7. CT Angiografi (AHA/ASA, Class II, Level of evidence A)
8. Pungsi lumbal
9. Echocardiography (TTE dan atau TEE) (AHA/ASA, Class III, Level of evidence B)
10. Carotid Doppler (USG Carotis)
11. Transcranial Doppler /TCD (AHA/ASA, Class II, Level of evidence A)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 40


Cardiovascular Disease (Stroke)

Diagnosis Banding

The Power of PowerPoint | thepopp.com 41


Cardiovascular Disease (Stroke)

Penatalaksanaan

1. Stabilisasi jalan napas dan pernapasa


2. Stabilisasi hemodinamik dengan cairan isotonis dengan cairan kristaloid intravena
3. Penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut dengan menggunakan obat antihipertensi golongan Calcium Channel Blocker secara intravena
(Nicardipin atau Diltiazem dengan dosis 5 mg/jam 2,5 mg/jam tiap 15 menit sampai 15 mg/jam) dengan ketentuan sebagai berikut:
pada stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan 15% (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila
tekanan darah sistolik >220 mmHg atau tekanan darah diastolik >120 mmHg (AHA/ASA Class I, Level of evidence B)
pada stroke perdarahan intraserebral akut, apabila tekanan darah sistolik >200 mmHg atau MAP>150 mmHg, tekanan darah diturunkan
sampai tekanan darah sistolik 140 mmHg. (AHA/ASA, Class IIa, Level of evidence B)
4. Pentalaksanaan hipotensi pada stroke akut, apabila tekanan darah sistolik <100 mmHg atau tekanan darah diastolik <70 mmHg dengan
pemberian obat vasopressor intravena (Norepinefrin dengan dosis 4ug/ml dimulai 1ug/menit dititrasi atau Dopamin dengan dosis
>10ug/kgBB/menit)
5. Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) dengan cara:
Elevasi kepala 30 derajat
Posisi pasien menghindari penekanan vena jugular
Hindari pemberian cairan hipotonik atau glukosa
Hindari hipertermia
Jaga normovolemia
Osmoterapi dengan pemberian cairan Manitol intravena dengan dosis 0,25-0,5 g/kgBB selama >20 menit diulangi setiap 4-6 jam dengan
target <310mOsm/L (AHA/ASA, Class III, Level of evidence C)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 42


Penatalaksanaan

6. Pengendalian kejang dengan Diazepam bolus lambat intravena 5-20 mg dan diikuti Fenitoin loading dose
15-20 mg/kgBB bolus dengan kecepatan 50 mg/menit jka masih kejang (AHA/ASA, Class I, Level of
evidence C)
7. Pengendalian hiperpireksia dengan antipiretika Asetaminofen 650 mg jika suhu >38,5C dan diatasi
penyebabnya (AHA/ASA, Class I, Level of evidence C)
8. Penatalaksanaan hiperglikemia (BSS>180 mg/dl) pada stroke akut dengan titrasi insulin (AHA/ASA, Class
I, Level of evidence C). Hipoglikemia berat (<50mg/dl) diobati dengan Dekstrosa 40% intravena atau infus
glukosa 10-20%. Target yang harus dicapai adalah normoglikemia.
9. Pemberian H2 antagonis (Ranitidin) atau penghambat pompa proton (Omeprazole) secara intravena
dengan dosis 80 mg bolus jika terjadi stress ulcer (Class I, Level of evidence A)
10. Pemberian analgesik dan anti muntah sesuai indikasi.
11. Pemberian Neuroprotektor (Citicholin) dengan dosis 2x1000 mg intravena selama 3 hari dilanjutkan
dengan oral 2x1000 mg selama 3 minggu (ICTUS).

The Power of PowerPoint | thepopp.com 43


Stroke iskemik / infark:

1. Aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 24 - 48 jam pada stroke iskemik akut (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A) atau terapi
kombinasi Aspirin dosis rendah 25 mg dengan extended release dipyridamole 200 mg (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
2. Pada penderita tidak toleran dengan Aspirin, Clopidogrel 75 mg atau extended release dipyridamole 2x200 mg dapat digunakan
(AHA/ASA, Class IIa, Level of evidence B)
3. Pada stroke iskemik aterotrombotik dan arterial stenosis simptomatik dianjurkan memakai Cilostazol 100 mg 2 kali sehari (AHA/ASA,
Class I, Level of evidence A)
4. Trombolitik (harus memenuhi kriteria inklusi): pemberian iv rTPA dosis 0,9 mg/kgBB (maksimum 90 mg), 10% dari dosis total diberikan
sebagai bolus inisial, dan sisanya sebagai infus selama 60 menit. Direkomendasikan secepat mungkin dalam rentang waktu 3 jam.
(AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
5. Antikoagulan (heparin, LMWH, heparinoid) atau antagonis vitamin K (warfarin) direkomendasikan untuk stroke iskemik atau TIA yang
disertai denngan fibrilasi atrial intermitten atau permanen yang paroksismal. (target INR 2,5 dengan rentang 2,0-3,0) (AHA/ASA, Class
I, Level of evidence A)
6. Pemberian statin dengan efek penurunan lipid direkomendasikan pada stroke iskemik dan TIA yang disertai aterosklerosis tanpa PJK
dengan LDL 100mg/dl (AHA/ASA, Class I, Level evidence B)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 44


Perdarahan
subarachnoid:

1. Untuk mencegah vasospasme dengan pemberian Nimodipine dimulai


dengan dosis 1-2 mg/jam iv pada hari ke-3 atau secara oral 60 mg
setiap 6 jam selama 21 hari (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
2. Terapi antifibrinolitik dengan Asam Traneksamat loading dose 1 g
intravena kemudian dilanjutkan 1 g setiap 6 jam selam 72 jam untuk
mencegah perdarahan ulang (rebleeding)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 45


Perdarahan Intraserebral:

Rehabilitasi untuk stroke:


Konservatif :Memperbaiki faal hemostasis (bila ada
gangguan faal hemostasis)
Operatif :
1. Direkomendasikan untuk memulai rehabilitasi dini
setelah kondisi medis stabil (AHA/ASA, Class III,
Dilakukan pada kasus yang indikatif /memungkinkan:
Level of evidence C)
Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3cm pada 2. Setelah keluar dari unit stroke, direkomendasikan
fossa posterior untuk melanjutkan rehabilitasi dengan berobat
Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peninggian TIK akut jalan selama tahun pertama setelah stroke
(AHA/ASA, Class II, Level of evidence A)
dan ancaman herniasi otak
3. Direkomendasikan untuk meningkatkan durasi dan
Perdarahan serebellum intensitas rehabilitasi (AHA/ASA, Class II, Level of
Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum evidence B)
GCS >7

The Power of PowerPoint | thepopp.com 46


Edukasi

Bertujuan melakukan pencegahan sekunder (serangan ulang stroke) dengan


memberikan konseling kepada penderita dan keluarganya, diantaranya:

1. Pengaturan diet dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan


kolesterol, tinggi serat, tinggi protein, mengandung antioksidan
2. Istirahat yang teratur dan tidur yang cukup
3. Mengendalikan stress dengan berpikir positif bertujuan respon relaksasi yang
menurunkan denyut jantung dan tekanan darah
4. Pengendalian faktor-faktor resiko yang telah diketahui dengan obat-obat yang telah
diberikan selama dirawat dan rutin kontrol berobat pasca dirawat
5. Memodifikasi gaya hidup (olahraga, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,
penurunan berat badan pada obesitas)
6. Melanjutkan fisioterapi dengan berobat jalan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 47


Prognosis
Ad vitam : tergantung berat stroke dan komplikasi yang timbul
Ad fungtionam : penilaian dengan parameter:

- Activity Daily Living (The Barthel Index):

The Power of PowerPoint | thepopp.com 48


The Power of PowerPoint | thepopp.com 49
- NIH Stroke Scale (NIHSS)
Nilai NIHSS adalah antara 0 42. Terdiri dari dari 11 komponen,
bila motorik lengan serta kaki kanan dan kiri dituliskan dalam satu nomer
dan dipisahkannya dengan penambahan nomer a dan b, tetapi akan
menjadi 13 komponen apabila masing masing motorik lengan dan tungkai
kanan dan kiri diberi nomer terpisah.

Nilai NIHSS berkisar antara 0 42


Penilaiannya adalah sebagai berikut :
Nilai < 4 : Stroke Ringan
Nilai antara 4 15 : Sedang
Nilai > 15 : Berat

The Power of PowerPoint | thepopp.com 50


ANALISIS KASUS
Ny. MBMT usia 51 tahun datang ke IGD RSMH dengan keluhan
penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba

1. adanya kelemahan sesisi tubuh yang awalnya


sebelah kiri diikuti dengan kelemahan sesisi tubuh
kanan yang berbeda intensitas kelemahannya.
2. adanya riwayat gangguan sensorik disertai
dengan afasia motorik dan sensorik pada pasien
Anamnesis ini
Adanya riwayat hipertensi yang tak terkontrol deiperkuat
dengan riwayat serangan stroke sebelumnya sebanyak 3
kali, maka pasien ini dicurigai menderita stroke
nonhemoragik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 51


1. Status generalisata
2. GCS E4M5Vafasia ,
3. Tekanan darah 190/90 mmHg,
4. adanya parese nervus VII sinistra tipe sentral
Pemeriksaan fisik dan hemiparese duplex tipe spastik dengan
lateralisasi ke kiri
Status Neurologis
Adanya Afasia membuat pemeriksaan sensorik
danmotorik belum dapat dinilai

1. Pemeriksaan laboratorium
2. Anemia
3. Dislipidemia
Pemeriksaan 4. Pemeriksaan rontgen thorax dalam
penunjang batas normal
5. Pemeriksaan CT scan infark
serebri iskemik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 52


Untuk membedakan jenis stroke yang terjadi dapat
digunakan Siriraj stroke Score

Pemeriksaan Hasil Poin Nilai


Kesadaran 9Afasia 1 X 2,5 2.5
Muntah dalam Tidak ada 0 X2 0
waktu 2 jam
Nyeri kepala dalam Tidak ada 0 X2 0
waktu 2 jam

Ateroma Tidak ada 0 X3 0


Tekanan diastole 90 X 0,1 9
Konstanta -12 -12
Skor total <-1

Hasil skor siriraj <-1 yaitu kemungkinan stroke iskemik. Namun dari hasil
algoritma gajah mada didapatkan bahwa pada kasus ini merupakan
perdarahan intraserebral.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 53
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pada kasus ini pasien didiagnosis:

Diagnosis Klinik : Penurunan kesadaran, hemiparese duplex tipe


spastik, parese N. VII sinistra tipe sentral, dan afasi
global

Diagnosis Topik : PACI


Diagnosis Etiologi : CVD-NH
Diagnosis Tambahan : Anemia penyakit kronik, hipertensi, dan dislipidemia.

Tatalaksana yang diberikan yaitu IVFD NaCl 0,9% XX gtt/menit, injeksi omeprazole
1x40 mg (IV), injeksi citicolin 2x500 mg (IV), neurodex 1x1 Tab (PO), dan Aspilet
2x160 mg.

Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam dubia ad bonam, quo ad
functionam dubia ad malam, dan quo ad sanationam dubia ad malam.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 54


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai