Penanganan Fisioterapi Inflamasi Post Operasi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

Management fisioterapi fase

inflamasi post ORIF fracture


ankle weber type C dektra

Tenon Nur Hidayah


P27226016434
Program Profesi Fisioterapi
Poltekkes Surakarta
Fractur Ankle
Fraktur (patah tulang) pada ujung distal
fibula dan tibia merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan fraktur
pergelangan kaki (ankle fracture)
(Sjamsuhidajat, 2005)
Open Reduction
Interna Fixation
(ORIF) adalah fiksasi
interna dengan
pembedahan terbuka
untuk memasukkan
paku, screw, pen
kedalam tempat
fraktur untuk
menguatkan/mengikat
bagian-bagian tulang
yang fraktur secara
bersamaan. (Reeves,
2001).
Indentitas Pasien
Nama : Tn S
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Bengkel
No RM : 311444
Alamat : Trucuk Bojonegoro
Riwayat penyakit
Px mengami kecelakaan sepeda motor
pada hari sabtu tanggal 11-11-2017, pasien
mengeluhkan pergelangan kaki kanan sulit
digerakkan setelah itu pasien dibawa ke
RS di bojonegoro dan dilakukan foto
rotgen dan pemasangan spalek. Pada
tanggal 12-11-2017 px dirujuk ke RSO, di
RSO pada tanggal 13-11-2017 dilakukan
operasi pada jam 14.45 sampai 16.25.
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah atas
maleolus medial, maleolus lateral dan
keterbatasan gerak dorsi fleksi, plantar
fleksi.
Vital Sign
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Denyut Nadi : 82 x/m
 Pernapasan : 19 x/m
 Temperatur : 36 derajat
 Tinggi badan : 169 cm
 Berat badan :72 kg
Foto Rotgen
Sebelum Operasi Sesudah Operasi
(Minggu, 12-11-2017) (Selasa, 14-11-2017)
Hasil LAB
(Minggu, 12-11-2017)
Nama Test Hasil unit Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 16 g/Dl 13-17
Hematrokrit 49 % 40-45
Lekosit 12600 /uL 4.000-10.000
Eritrosit 5.0 Juta/uL 4.40-6.20
Trombosit 165000 /uL 150.000-500.000
HEMOSTASIS
Prothombhin 11.1 detik 10-14
INR 0.85
APTT 29.2 detik 16-36
IMUNOSEROLO
GI NEGATIF
HBsAg
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah 89 mg/dL <120
Sewaktu
Medika metosa
(Selasa, 14-11-2017)

Obat Oral
 Cefadroxil
 Meloxicam
Laporan Operasi
 Px posisi supine
 Densinfeksi
 Incisi lateral fibula
 Incisi J shape maleolus lateral, identifikasi
fraktur meleolus lateral, pasang K.wire1,6
Pasang screw 4,5 x 75 mm
 Cotton test (+)
 Pasang transfer screw 4,5 x 75 mm
 OP selesai
Inspeksi
STATIS
 Terlihat pasien masih tidur di bad
 Terlihat tungkai bawah sebelah kanan
terdapat oedema
 Terlihat terpasang elastic bandage pada
ankle kanan
DINAMIS
 Terlihat pasien mengalami keterbatasan
dalam gerakan dorsi fleksi, plantar fleksi.
Palpasi
 Teraba nyeri tekan di daerah maleolus
lateral dan proximal maleolus medial
 Teraba suhu lokal pada ankle kanan lebih
hangat
Antropometri
Titik Patokan Dextra Sinistra Selisih
Maleolus medial 5 22 cm 20 cm 2 cm
cm ke proximal
Maleolus medial 5 28 cm 25 cm 3 cm
cm ke distal
Maleolus medial 25 cm 22 cm 3 cm
10 cm ke distal
Tuberositas tibia 5 35 cm 33 cm 2 cm
cm ke distal
Tuberositas tibia 35 cm 32 cm 3 cm
10 cm ke distal
Pemeriksaan gerak
REGIO GERAK AKTIF GERAK PASIF

GERAKA ROM NYERI GERAKA ROM NYERI END


N N FEEL
Ankle Dorsi T. Full + Dorsi T. Full + Empty
dextra fleksi fleksi

Plantar T. Full + Plantar T. Full + Empty


fleksi fleksi
Pemeriksaan Nyeri
 Nyeri Diam : 0/ 10
 Nyeri Tekan : 3/10 (Di sekitar atas
maleolus medial dan meleolus lateral)
 Nyeri Gerak : 5/10 (Terjadi nyeri pada
sepanjang gerakan dan letaknya pada
maleolus atas medial dan maleolus lateral)
Pemeriksaan LGS & MMT
Lingkup Gerak Sendi

Regio Dekstra Sinistra


ANKLE S = 5-0-25 S= 20-0-45

MMT

Regio Otot Dekstra Sinistra


ANKLE Dorsi Fleksor 4 5
Plantar Fleksor 4 5
Pemeriksan Fungsional dengan
Food and Ankle Measuring (FAAM)

Scorenya adalah 6
dan masuk kriteria
Severely abnormal
(fungsional ankle
sangat tidak berfungsi
normal).
Kognitif, Intrapersonal, Interpersonal
 Kognitif
Pasien mampu menerangkan awal kejadian
hingga sekarang
 Intrapersonal
Pasien memiliki motivasi tinggi untuk
sembuh
 Interpersonal
Pasien mampu berkomunikasi dan
berkerja sama dengan fisioterapis
Diagnosa fisioterapi
IMPAIRMENT
 Adanya nyeri tekan pada proximal maleolus
medial, maleolus lateral dan Nyeri gerak pada
gerakan dorsi fleksi plantar flesi, eversi, eversi
 Adanya odema pada tungkai bawah kanan
 Adanya penurunan kekuatan otot
 Adanya penurunan LGS dorsi fleksi, plantar fleksi.
FUNGSIONAL LIMITATION
Keterbatasan gerak pada dorsi fleksi, plantar fleksi.
DISABILITY/PARTICIPAN RESTRICTION
Kesulitan dalam aktivitas dalam pekerjaan nya di
bengkel
Planing
Tujuan Jangka Pendek
 Mengurangi Nyeri tekan proximal maleolus
medial, maleolus lateral dan Nyeri gerak pada
gerakan dorsi fleksi plantar flesi, eversi, eversi
 Meningkatkan Kekuatan Otot
 Meningkatkan LGS dorsi fleksi, plantar fleksi,
eversi, eversi.
 Mengurangi oedema pada tungkai bawah sebelah
kanan
Tujuan Jangka Panjang
Meningkatkan kemampuan Fungsional ankle agar
dapat digunakan jalan kembali
Rencana Evaluasi
 Nyeri dengan VDS
 Kekuatan otot dengan MMT
 LGS dengan Goneometer
 Oedema dengan antropometri
 Aktivitas Fungsional dengan Food and
Ankle Measuring (FAAM)
Prognosis
 Quo ad vitam :bonam
 Quo ad sanam :bonam
 Quo ad fungsionam :bonam
 Quo ad cosmeticam :bonam
Intervensi
Hari 1
 Elevation
 Pumping action
 Active ROM exercise
 Resisted
Hari 2
 Elevation
 Pumping action
 Active ROM exercise
 Resisted
 Jalan
Under Liying
Evaluasi
 Evaluasi Oedema dengan antropometri
Titik Patokan 14-11-2017 15-11-2017
Maleolus medial 5 22 cm 21 cm
cm ke proximal
Maleolus medial 5 28 cm 27 cm
cm ke distal
Maleolus medial 10 25 cm 24 cm
cm ke distal
Tuberositas tibia 5 35 cm 34 cm
cm ke distal
Tuberositas tibia 10 35 cm 34 cm
cm ke distal
 Evaluasi nyeri dengan VDS
14-11-2017 15-11-2017
Nyeri Diam 0/10 0/10
Nyeri Tekan 3/10 2/10
Nyeri Gerak 5/10 3/10

 Evaluasi LGS dengan goneometer


14-11-2017 15-11-2017
S = 5-0-25 S= 10-0-30
 Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMT
14-11-2017 15-11-2017
Dorsi Fleksor 4 4
Plantar Fleksor 4 4

 Evaluasi kemampuan fungsional dengan


Food and Ankle Measuring (FAAM)
14-11-2017 15-11-2017

6 masuk kriteria Severely 23 masuk kriteria Severely


abnormal (fungsional ankle abnormal (fungsional ankle
sangat tidak berfungsi normal). sangat tidak berfungsi normal).
Kesimpulan
Pasien bernama Tn S umur 34 tahun dengan
diagnosa medis post ORIF fraktur ankle
dekstra setelah 2 x terapi didapat hasil
 Penurunan Oedema
 Penurunan nyeri
 Penambahan LGS
 Peningkatan kemampuan fungsional

Anda mungkin juga menyukai