LAPKASI Syok Kardiogenik
LAPKASI Syok Kardiogenik
LAPKASI Syok Kardiogenik
RINA ROSTIANA
KEPANITERAAN KLINIK EMERGENSI
PEMBIMBING :
DR. RANTI WALUYAN
Identitas pasien
Nama : Tn. S
Usia : 64 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 19 Agustus 2017,
pukul 19.50 WIB
Primary Survey
Keluhan Utama : Nyeri dada sejak ± 4 jam SMRS
A : Stridor (-), Gargling (-), Snoring (-), cairan (-),
muntahan (-)
B : Bernafas spontan, simetris saat statis dan dinamis,
frekuensi nafas 30x/menit, penggunaan otot bantu
pernapasan (+), suara nafas dasar vesikuler (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-), saturasi oksigen 95%
diberikan oksigen sebanyak 4 liter/menit menggunakan
nasal canul saturasi menjadi 98%.
Primary Survey
C : Tekanan darah 80/60 mmHg, nadi teraba
lemah dengan frekuensi 51x/menit ireguler, CRT >
2 detik, akral dingin.
D : Kesadaran kompos mentis, GCS : E4V5M6,
pupil isokor OD/OS 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL
(+/+), lateralisasi (-), GDS : 518 mg/dl
E : jejas (-), suhu tubuh 36,5oC, akral dingin
Secondary Survey
RPS : Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak ± 4 jam SMRS.
Nyeri dirasakan terus menerus, seperti ditusuk-tusuk yang menjalar hingga
ke punggung. Pasien juga mengeluh sesak ± 4 jam SMRS. Pasien lebih
nyaman jika pada posisi duduk, dan bertambah sesak jika pada posisi
berbaring serta semakin sesak jika melakukan aktivitas. Pasien juga
mengeluh nyeri di ulu hati yang timbul bersamaan dengan keluhan nyeri
dada yang dirasakannya. Mual (-), Muntah (-). Sebelumnya pasien masih
dapat tidur dengan nyenyak walaupun hanya menggunakan satu bantal.
Pasien mengaku sebelumnya dapat makan dan minum seperti biasa.
Terakhir buang air kecil ± 6 jam SMRS, terakhir buang air besar ± 8 jam
SMRS.
RPD : HT (-), DM (+) tidak terkontrol, penyakit jantung (+)
RPK : (-)
Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit berat
Kesadaran : kompos mentis
GCS : 15 (E4V5M6)
Tekanan Darah : 80/60 mmHg
Nafas : 30x/menit
Nadi : 51x/menit
Suhu : 36,5oC
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat isokor OD/OS 3 mm/3mm, RCL
(+/+), RCTL (+/+)
Leher : Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-), deviasi trakea (-)
Dada : Normochest, simetris antara kanan dan kiri. Cor : S1S2
Ireguler, murmur (-), Gallop (-), Pulmo : suara nafas dasar Vesikuler
(+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, bising usus (+) normal, supel, nyeri tekan
epigastrium (+), timpani pada seluruh lapang abdomen.
Ekstremitas : Akral dingin, CRT > 2 detik, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
GDS : 518 mg/dl
EKG
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Tatlaksana
O2 4 lpm dengan nasal kanul
IVFD NaCl 0,9% : diguyur sebanyak 250 ml, selanjutnya 15 tpm
Dopamine 2-20 mcg/kgBB/menit IV
Atropin 0,5 mg bolus IV
Aspilet 20 mg : loading 2 tablet
Inj. Ranitidin 1 amp IV
Inj. Ondansentron 1 amp/8jam IV
Loading insulin : sliding scale 20 unit
SYOK KARDIOGENIK
SYOK KARDIOGENIK
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Syok kardiogenik adalah Syok kardiogenik terjadi lebih
gangguan yang sering sebagai komplikasi
disebabkan oleh IMA dengan elevasi ST, 2,9%
penurunan curah jantung pasien angina pektoris tak
stabil dan 2,1% pasien IMA
sistemik pada keadaan non elevasi ST.
volume intravascular yang Angka kejadian berkisar
cukup dan dapat antara 4,2% sampai 7,2%.
mengakibatkan hipoksia
Tingkat mortilitas 70-100%
jaringan
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Depresi kontraktilitas miokard yang mengakibatkan
lingkaran setan penurunan curah jantung, tekanan
darah rendah, insufiensi koroner dan selanjutnya
terjadi penurunan kontaktilitas dan curah jantung.
Aktivasi sitokin inflamasi yang mengakibatkan
peninggian kadar iNOS, NO dan peroksinitrit.
MANIFESTASI KLINIS
Anamnesis Pemfis
o Keluhan tipikal nyeri dada akut dan o Somnolen
sesak yang terus menerus
o Umumnya disertai gejala tiba-tiba o Kebingungan
edema paru atau bahkan henti o Agitasi
jantung
o Keringat berlebih
o Nadi lemah
o Takikardi (90-110 mmHg) / bradikardi berat
o Tekanan arteri sistolik menjadi turun (<90 mmHg)
dengan tekanan nadi sempit (<30 mmHg)
o Frekuensi nafas cepat
o Ronki
o Peningkatan JVP
o Sianosis, ekstremitas teraba dingin
Pemeriksaan Penunjang
o EKG
IMA+kegagalan ventrikel kiri : gelombang Q dapat > 2mm dan/atau ST elevasi
pada banyak lead atau blok cabang bundle kiri
Iskemia global karena stenosis utama kiri yang parah : ST depresi yang parah (3
mm)
o Ekokardiograf
Digunakan untuk mencari penyebab, penilaian fungsi ventrikel, katup aaupun
deteksi adanya perikardial atau temponade.
o Rontgen dada : kardiomegali ataupun tanda-tanda kongesti paru.
o Katerisasi arteri pulmonal
Menggunakan kateter Swan-Ganz. Tekanan > 10mmHg menandakan volume
intravaskular adekuat. Gagal ventrikel kanan : tekanan normal atau lebih rendah.
TATALAKSANA
DIABETES MELITUS
DIABETES MELITUS
DEFINISI KLASIFIKASI
DM merupakan suatu
kelompok penyakit
metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-
duanya.
DIAGNOSIS
Pada keadaan
tidak tersedia
pemeriksaan TTGO
TATALAKSANA
PENATALAKSANAAN UMUM
Evaluasi medis lengkap meliputi riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, evaluasi laboratorium dan
penapisan komplikasi
PENATALAKSANAAN KHUSUS
Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan
pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik)
bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan
obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan.
Obat Antihiperglikemia Oral
Obat Antihiperglikemia Suntik
Insulin
Agonis GLP-1/Incretin Mimetic
Bekerja pada sel-beta sehingga terjadi peningkatan pelepasan insulin,
mempunyai efek menurunkan berat badan, menghambat pelepasan
glukagon, dan menghambat nafsu makan.
Liraglutide, Exenatide, Albiglutide, dan Lixisenatide : Dosis awal 0.6
mg/hari yang dapat dinaikkan ke 1.2 mg setelah satu minggu untuk
mendapatkan efek glikemik yang diharapkan. Dosis bisa dinaikkan sampai
dengan 1.8 mg.
Terapi kombinasi (obat antihiperglikemia oral dan insulin)
Dimulai dengan pemberian insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang) dengan dosis awal 6-10 unit.
PEMBAHASAN
Pasien mengeluh nyeri dada sejak 4 jam SMRS : nyeri dada
akut.
Nyeri dada seperti ditusuk-tusuk menjalar hingga ke
punggung dan tidak dapat menunjukkan secara pasti lokasi
nyeri: khas nyeri dada pada penyakit jantung.
pasien juga mengeluh sesak, lebih nyaman duduk dan
dipengaruhi aktivitas : khas sesak karena penyakit jantung
TTV : TD 80/60 mmHg, HR 51x/menit, RR 30x/menit, akral
dingin, CRT > 2 detik Tanda hipoperfusi sistemik (syok)
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya : memperkuat
syok akibat kardiogenik
Hasil lab menunjukkan adanya peningkatan kadar leukosit, kadar
kolesterol total dan positif terdapat troponin : adanya troponin
menunjukkan adanya kerusakan pada jantung, pada infark miokard
akut dapat disertai aktivitas sitokin inflamasi yang dapat ditemukan
adanya peningkatan kadar leukosit, serta dapat disertai
peningkatan kolesterol sebagai faktor yang memperberat.
GDS : 518 mg/dl sudah termasuk dalam kategori diagnosis
diabetes. Diketahui pasien juga memiliki riwayat DM sejak 7 tahun
yang lalu
Pemberian O2 : mengatasi sesak nafas yang dialami pasien
IVFD NaCl 0,9% : memperbaiki kebutuhan cairan pasien
Dopamin 2-20 mcg/kgBB/menit : mengatasi syok
kardiogenik (TD 70-100 mmHg disertai tanda syok)
Atropin 0,5 mg : mengatasi bradikardi dari pasien.
Inj ranitidin dan ondansentron : untuk mengatasi nyeri ulu
hati pasien .
Aspilet : mengatasi sumbatan / pemecah kolesterol pada
pembuluh darah karena penyebab tersering IMA
Insulin 20 unit : mengatasi DM pada pasien
KESIMPULAN
Diagnosa ditegakkan berdasrkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang : Tn. S 64 tahun adalah syok kardiogenik + DM tipe II
Tatlaksana kasus :
o O2 4 lpm dengan nasal kanul
o IVFD NaCl 0,9% : diguyur sebanyak 250 ml, selanjutnya 15 tpm
o Dopamine 2-20 mcg/kgBB/menit IV
o Atropin 0,5 mg bolus IV
o Aspilet 20 mg : loading 2 tablet
o Inj. Ranitidin 1 amp IV
o Inj. Ondansentron 1 amp/8jam IV
o Loading insulin : sliding scale 20 unit
TERIMAKASIH