Kimia Medisinal

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Kelompok

Nama Anggota :
ISOSTERISME 1. Icha Lenterani
2. Fauzi Akbar Nugrahadi
3. Yola Hanida Meilani
JURNAL

Penggunaan Bioisosterisme
dalam mendesain Obat
dan Modifikasi Molekuler

Department of Pharmaceutical Chemistry, Bharati Vidyapeeth’s College of Pharmacy


ISOSTERISME
Isosterisme digunakan secara luas untuk
menggambarkan seleksi bagian struktur
karena karakteristik sterik, elektronik, dan
PRINSIP ISOSTERISME
sifat kelarutannya memungkinkan untuk a. Mengubah struktur senyawa sehingga
saling dipergantikan pada struktur molekul didapatkan senyawa dengan aktivitas
obat. biologis yang dikehendaki
b. Mengembangkan analog dengan efek
biologis yang lebih selektif
c. Mengubah struktur senyawa sehingga
bersifat antagonis terhadap normal
metabolit (antimetabolit)

Harmita, Buku Ajar Kimia Medisinal; EGC


MODIFIKASI ISOSTERISME
Untuk menggambarkan seleksi bagian
Secara struktur karena karakteristik sterik,
elektronik, dan sifat kelarutannya
umum memungkinkan untuk saling dipergantikan
pada struktur molekul obat

Isosterisme sebagai atom, gugus, radikal,


Isosterisme atau molekul yang memiliki jumlah dan
susunan elektron identik, misalnya F, Cl, Br,
dan I.

Contoh: molekul N2 dan CO masing-masing


Langmuir mempunyai total elektron = 14, sama-
sama tidak bermuatan ditunjukkan sifat
fisik yang relatif sama, seperti kekentalan,
kerapatan, indeks refraksi, tetapan
dielektrik dan kelarutan. Hal ini berlaku
pula untuk molekul-molekul N2O dan CO2,
N3 dan NCO- serta CH2N2 dan CH2 = Co.
Contoh pasangan isosterik yang
mempunyai sifat sterik dan konfigurasi
elektronik sama adalah :

Ion karboksilat
Gugus keton Gugus klorida (-COO-) dan ion
(-CO-) dan (-Cl) dan gugus sulfonamida
gugus sulfon trifluorometil (-SO2NR-)Secara
umum prinsip
(-SO2-) (-CF3) isosterisme ini
digunakan untuk:
ISOMER TERHADAP AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT
1. Isomer Geomeri (isomer cis-trans)
Isomer yang disebabkan adanya atom atau gugus yang terkait secara langsung pada ikatan rangkap
dua/sistem alisiklik

• 2. Isomer Konformasi
• isomer ini terjadi karena perbedaan pengaturan ruang dari atom atau gugus didalam struktur
obat. Isomer konformasi lebih stabil pada senyawa non aromatik

3. Diastereoisomer
Isomer yang disebabkan oleh senyawa yang mempunyai ˃2 pusat atom C asimetris, mempunyai gugus
fungsi yang sama dan memberikan type reaksi kimia yang sama.
• 4. Jarak antar Atom dan Aktivitas Biologis
• Jarak antar gugus fungsional molekul dapat berpengaruh terhadap aktivitas obat. Hal ini dapat
diperkirakan dari jarak identitas atau jarak antarikatan peptida struktur protein (penyusun
reseptor) yang memanjang.

Anda mungkin juga menyukai