Hubungan Struktur Kelarutan Dan Aktivitas Biologis Obat
Hubungan Struktur Kelarutan Dan Aktivitas Biologis Obat
Hubungan Struktur Kelarutan Dan Aktivitas Biologis Obat
SIFAT GUGUS
Kuat -OSO2ONa, -COONa, -SO2Na, -OSO2H
Hidrofilik Sedang -OH, -SH, -O-, =C=O, -CHO, -NO2, -NH2, -NHR, -
NR2, -CN, -CNS, -COOH, -COOR, -OPO3H2, -
OS 2O2H
Ikatan takjenuh -CCH, -CH=CH2
Lipofilik Rantai hidrokarbon alifatik, alkil, aril,
hidrokarbon polisiklik
Sifat kelarutan berhubungan dengan aktivitas
biologis dari senyawa seri homolog dan proses
absorpsi obat mempengaruhi intensitas
aktivitas biologis obat
Overton (1901) kelarutan senyawa organik
dalam lemak berhubungan dengan
penembusan membran sel.
Senyawa non polar bersifat mudah larut dalam
lemak nilai koefisien partisi lemak/air besar
mudah menembus membran sel secara
difusi pasif.
Hubungan sifat kelarutan dalam lemak dan aktivitas
antivirus turunan isatin-β-tiosemikarbason
4
3
5 N NH C NH2
R
6 1 S
2 N O
7 H
Substituen (R) Kelarutan dalam Aktivitas antivirus
kloroform relatif
7-COOH 0 0
5-OCH3 3 0,03
4-CH3 8 3,4
4-Cl 10 8,6
6-F 16 39,8
7-Cl 29 85
Tidak tersubstitusi 32 100
Hubungan koefisien partisi lemak/air (P) terhadap
absorpsi bentuk tak terionisasi turunan barbiturat
100 Heksetal
Sekobarbital
50
Pentobarbital
P
(CH 3 Cl/H 2 O)
Siklobarbital
10 Butetal
Asam alilbarbiturat
5
Aprobarbital
Fenobarbital
1
Barbital
0 20 40 60
Persen (%) obat yang diabsorpsi
Aktivitas Biologis Senyawa Seri Homolog
Pada seri homolog senyawa sukar terdisosiasi perbedaan struktur hanya
menyangkut perbedaan jumlah dan panjang rantai atom C, intensitas aktivitas
biologisnya tergantung pada jumlah atom C.
Makin panjang rantai samping atom C bagian molekul yang non polar ber+,
titik didih ber+ , kelarutan dalam air ber- , koefisien partisi lemak/air ber+ , tegangan
permukaan dan kekentalan ber+ aktivitas biologis ber+ sampai tercapai aktivitas
maksimum.
Bila panjang rantai atom C terus ditingkatkan aktivitas ber - secara drastis
Σ atom C ber(+), kelarutan dalam air ber( -), kelarutan dalam cairan luar sel ber (-),
proses transpor obat ke tempat aksi atau reseptor ber (-) aktivitas (-).
Kelarutan dan koefisien partisi lemak/air sifat fisik penting senyawa seri
homolog untuk menghasilkan aktivitas biologis.
Contoh senyawa seri homolog :
n-Alkohol, alkilresorsinol, alkilfenol dan alkilkresol (antibakteri).
Ester asam para-aminobenzoat (anestesi setempat).
Hubungan kelarutan dan aktivitas antibakteri n-alkohol
primer terhadap kuman B. typhosus (A) dan S. aureus (B),
C adalah garis kejenuhan
C Garis Kejenuhan
B S. aureus
6,2
A B. typhosus
5,4
Log kadar toksik
-6 Butanol
( x 10 grl/l )
4,6
Amilalkohol
Heksanol
3,8 Heptanol
Oktanol
3,0
-6
Log Kelarutan ( x 10 grl/l )
Hubungan jumlah atom C dengan aktivitas antibakteri
seri homolog n-alifatis alkohol
60
50
Koefisien
Fenol 40
30
20
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
n-Propil 13 15
Isopropil 7,3 13
Alil 7,6 12
n-Butil 17 37
Benzil 119 83
Hubungan Koefisien Partisi vs Efek Anestesi Sistemik
Perubahan sifat fisik suatu seri homolog, seperti tekanan uap, kelarutan
dalam air, tegangan permukaan dan distribusi dalam pelarut yang saling
tidak campur juga sesuai dengan deret ukur.
1. Kelarutan dalam air (mol x
7,8
10-6/l).
7,0 2. Kadar toksis vs Bacillus
typhosus (mol x 10-6/l).
6,2 1
Log nilai 3. Kadar untuk menurunkan
2 tegangan permukaan air
5,4
3 menjadi 50 dynes/cm (mol x
4 10-6/l).
4,6
4. Tekanan uap pada 25o C
3,8 (mm x 10 4).
5
3,0 5. Koefisien partisi air/minyak
1 2 3 4 5 6 7 8 biji kapas ( x 10-3).
Jumlah atom karbon (C)
Ferguson kadar molar toksik ditentukan oleh keseimbangan distribusi
pada fasa eksternal dan biofasa. Pada keadaan kesetimbangan
kecenderungan obat untuk meninggalkan biofasa dan fasa eksternal
adalah sama, walau kadar obat dalam masing-masing fasa berbeda.
Kecenderungan obat untuk meninggalkan fasa disebut aktivitas
termodinamik.
molekul obat
dinding sel
1. Senyawa Berstruktur Tidak Spesifik
Model kerja
Struktur obatbervariasi
kimia Senyawa berstruktur tidak
Tidak berinteraksi dengan reseptor spesifik
Aktivitas biologisnya lebih dipengaruhi oleh sifat-sifat
kimia fisika, seperti derajat ionisasi, kelarutan,
aktivitas termodinamik, tegangan permukaan dan
redoks potensial
Efek biologis terjadi karena akumulasi obat pada
daerah yang penting dari sel sehingga menyebabkan
ketidakteraturan rantai proses metabolisme.
Karakteristik senyawa berstruktur tidak spesifik
Karakteristik :
1. Efektif pada kadar rendah.
2. Melibatkan kesetimbangan obat dalam biofasa dan fasa eksternal,
pada keadaan ini aktivitas biologis maksimal.
3. Melibatkan ikatan kimia yang lebih kuat dibanding senyawa
berstruktur tidak spesifik.
4. Sifat fisik dan kimia berperan dalam menentukan efek biologis.
5. Mempunyai struktur dasar karakteristik yang bertanggung jawab
terhadap efek biologis senyawa analog.
Sedikit perubahan struktur dapat mempengaruhi
aktivitas biologis obat
O
+
R C O CH 2 CH 2N (CH 3 )3
Senyawa kolinergik R
CH 3 : Asetilkolin - kolinergik, masa kerja pendek
NH2 : Karbamilkolin - kolinergik, masa kerja panjang
HO CH CH2NH R
OH
Turunan feniletilamin HO
R
OH R
R
N
Turunan pirimidin CH 3 : Timin
F
- metabolit normal
HO : 5-Fluorourasil - antimetabolit
Pada obat tertentu struktur berbeda, efek farmakologis sama, dan
perubahan sedikit struktur tidak mempengaruhi efek.
Contoh : obat diuretik struktur kimia bervariasi (turunan merkuri
organik, turunan sulfamid, turunan tiazid, dan spironolakton) masing-
masing turunan mempengaruhi proses biokimia yang berbeda
mekanisme aksi diuretiknya berbeda.
Klormerodrin Asetazolamid
CH3 O
H
Cl N
CH3
NH
H2 NO2 S S
O2 O S COCH3
Hidroklorotiazid Spironolakton
(Menghambat reabsorpsi Na di ginjal) (Aldosteron antagonis)