Disfungsi Seksual

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Yaitu masalah yang menghalangi seseorang memiliki

hasrat seksual atau mendapat kepuasan dalam


kegiatan seksual, Kondisi ini dapat menimpa wanita
maupun pria, dan risikonya semakin tinggi
seiring pertambahan usia.
 Disfungsi seksual pada wanita meliputi masalah
dalam respon seksual, orgasme dan rasa nyeri saat
berhubungan seksual.
 Sedangkan masalah seksual pada pria menyangkut
disfungsi ereksi atau impotensi, gangguan ejakulasi,
dan kehilangan gairah seksual.
Gejala Disfungsi Seksual pada
wanita
 Hasrat seksual yang rendah.
jenis disfungsi seksual yang paling umum diderita
wanita, dan ditandai dengan hilangnya hasrat atau
keinginan untuk berhubungan seksual.
 Gangguan rangsangan seksual.
Dalam kondisi ini, hasrat berhubungan seksual tetap
ada, tapi seorang wanita sulit untuk terangsang dan
mempertahankan rangsangan selama kegiatan seksual.
 Gangguan nyeri seksual/dyspareunia.
Gejalanya adalah timbul rasa nyeri saat melakukan
kontak vagina atau stimulasi seksual. Banyak hal yang
dapat memicu rasa nyeri dalam hubungan seksual, di
antaranya vaginismus, pelumas yang tidak memadai,
serta otot vagina yang kaku.
 Gangguan orgasme,
yaitu kesulitan mencapai orgasme meski rangsangan
dan stimulasi dilakukan terus menerus.
Gejala disfungsional pada pria
 Disfungsi ereksi atau dikenal dengan nama
impotensi.
Kondisi ini terjadi saat pria tidak mampu untuk ereksi
atau mempertahankan ereksi yang dibutuhkan selama
hubungan seksual.
 Penurunan hasrat berhubungan seksual (libido).
Kondisi ini seringkli dikaitkan dengan rendahnya
jumlah hormon testosteron dalam tubuh. Apabila
penurunan hasrat sudah parah, seorang pria akan
sama sekali tidak bergairah untuk melakukan
hubungan seksual.
 Gangguan ejakulasi,
- Ada tiga jenis gangguan ejakulasi,
yakni ejakulasi dini (ejakulasi yang terjadi sebelum
penetrasi atau sesaat setelah penetrasi), ejakulasi yang
lambat, serta ejakulasi berbalik (ejakulasi kembali ke
kandung kemih dan bukan keluar di ujung penis
melalui uretra).
Penyebab Disfungsi Seksual
 Penyebab Disfungsi Seksual
yang mengganggu fungsi seksual. Kondisi
tersebut termasuk penyakit diabetes, jantung dan
vaskuler, gangguan saraf, penyakit kronis,
penyalahgunaan obat, dan efek samping dari obat-
obatan tertentu (salah satunya adalah antidepresan
yang dapat mengganggu hasrat dan fungsi
seksual).
 Kondisi hormonal,
seperti penurunan kadar hormon estrogen pada
wanita, terutama setelah menopause dan hormon
testosteron yang rendah pada pria sehingga
mengurangi hasrat melakukan kegiatan seksual.
 Faktor psikologi,
terutama stres, dapat menyebabkan disfungsi seksual.
Selain itu, kecemasan, kekhawatiran berlebihan akan
performa seksualnya, masalah dalam hubungan atau
pernikahan, depresi, perasaan bersalah, serta efek
trauma masa lalu juga dapat berpengaruh.
Diagnosis Disfungsi Seksual
 Tes darah untuk memeriksa kadar hormon dan faktor
risiko lain, seperti diabetes dan kolesterol.
 Tes untuk memonitor ereksi saat tidur di malam hari.
Tes ini akan menentukan apakah gangguan ereksi
yang dialami akibat faktor fisik atau psikologis.
 Tes vaskuler pada pria untuk memeriksa aliran darah
ke penis.
 Tes pengujian sensori untuk memeriksa kekuatan
impuls saraf pada bagian tubuh tertentu.
Pengobatan Disfungsi Seksual
 Pengobatan medis untuk menangani masalah
fisik.
Bagi penderita suatu penyakit, dokter dapat
menyesuaikan atau mengganti obat yang memiliki
efek seksual tertentu. Obat flibanserin diberikan pada
wanita pramenopause yang memiliki hasrat seksual
rendah.
 Pengobatan yang berkaitan dengan masalah
hormon.
Bagi wanita dengan kadar estrogen rendah, terapi
estrogen dapat diberikan guna membantu elastisitas
vagina dengan meningkatkan aliran darah dan
pelumas pada vagina.
 Terapi psikologi.
Terapi ini dilakukan oleh konselor terlatih untuk
membantu seseorang mengatasi kecemasan, rasa
takut atau perasaan bersalah yang berdampak pada
fungsi seksual. Selain itu, pemahaman tentang seks
dan tingkah laku seksual juga perlu dimiliki penderita
agar kegelisahan tentang kemampuan seksualnya
dapat teratasi.
Paraphilia
merupakan sekelompok gangguan yang mana di
dalamnya mencakup tentang ketertarikan seksualnya
kepada objek-objek yang tidak wajar ataupun aktivitas
seksual yang tidak seperti pada umumnya. Dapat
dikatakan jika paraphilia merupakan perilaku seksual
yang mana terdapat objek yang tidak biasa
Ada 3 kategori yang dijelaskan
dalam paraphilias.
1. Preferences for Nonhuman Object
Dalam hal ini preferensi yang digunakan untuk objek
bukanlah manusia.
Ada 2 jenis prefensi, yaitu fetishisme dan fetishisme
transvestik.
a. Fetishisme
ketergantung pada objek atau benda-benda mati
yang digunakan untuk memicu gairah seksual. Hal ini
bisa terwujud dalam 2 cara, yaitu yang paling sering
digunakan adalah celana dalam wanita ataupun
pakaian lainnya.
b. Fetishisme Transvestik
Dalam hal ini prakteknya menggunakan pakaian
lawan jenis yang bertujuan untuk mendapatkan
rangsangan seksual. Jenis paraphilia ini dilakukan
orang untuk mencapai orgasme dengan cara cross
dressing. Hal ini memang jarang ditemukan pada
kaum wanita, sehingga seringkali kaum laki-laki yang
digunakan sebagai contoh.
2. Preferences for Situations Causing Suffering
Dalam hal ini menyebabkan situasi yang memicu
terjadinya penderitaan. Ada beberapa gangguan
jiwa yang masuk di dalamnya.

a. Ekshibisionisme
Ekshibisionisme atau yang dikenal
dengan exhibitionism melibatkan adanya dorongan
yag kuat dan berulang terus menerus dengan tujuan
untuk menunjukkan alat genitalnya kepada orang
yang tidak dikenal dan tidak menduga. Tujuannya
tentu saja membuat korban-korban yang melihatnya
syok ataupun terangsan secara seksual.
b. Sadism dan Masochism
Gangguan seksual ini digambarkan seseroang yang
ingin menimbulkan kepuasan seksual namun dengan
cara memicu rasa sakit hingga penderita psikologi
pada orang lainnya. Hal ini merupakan karakteristik
utama dari sadisme seksual.
Sedangkan masokisme, Preferensi kuat agar
mendapat ataupun meningkatkan kepuasan seksual
dilakukan dengan cara menjadikan dirinya sendiri
sebagai subjek dari rasa sakit tersebut.
c. Voyeurisme
Merupakan kondisi yang mana seseorang memiliki
preferensi yang tinggi untuk bisa mendapatkan
kepuasan seksual dengan cara melihat orang lain yang
tidak menggunakan busana ataupun sedang
berhubungan seksual. Melihat gambar syur dan
sebagainya adalah kondisi yang normal.
d. Froteurisme
Merupakan gangguan yang mana berkaitan dengan
aktivitas melakukan sentuhan dengan orientasi
seksual pada bagian dari tubuh seseorang yang mana
seseorang tersebut tidak menaruh curiga terhadap hal
itu. Misalnya saja penderita froteur berusaha
menggosokkan organ genitalnya ke bagian paha atau
pantat wanita ataupun menyentuh bagian payudara
ataupun alat kelaminnya.
e. Pedophilia dan Incest
Pedofilia merupakan tindakan yang menginginkan
rangsangan seksual dengan kontak fisik pada anak-
anak. Hal ini berbeda dari voyeurisme
dan eksibisionisme dan tentu saja hal tersebut akan
berdampak pada anak, misalnya gangguan jiwa pada
anak. Umumnya pedophil merupakan orang yang
memiliki akses mudah kepada anak-anak. Sebagai
orang tua, pentingnya untuk melakukan proteksi
kepada anak-anak dari orang-orang dengan perilaku
pedofil.

Anda mungkin juga menyukai