Gangguan Seksual

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

1

OLEH :
INDRA PANGESTU

Gangguan Seksualitas
2

Pendahuluan

 Seksualitas merupakan kebutuhan biologis manusia.


 Seksualitas diperperlukan dalam mempertahankan keberadaan
manusia dan meneruskan garis keturunan
 Gangguan seksual akan berdampak pada kepribadian dan
kehidupan rumah tangga seseorang.
3

Penggolongan Gangguan Seksual

Gangguan seksual terbagi 3 kelompok :


1. Disfungsi Seksual : hambatan dalam dalam dorongan
seksual
2. Deviasi seksual / Parafilia : rangsangan terhadap stimulus
yang mengalami penyimpangan
3. Gangguan Identitas Gender : perasaan sebagai jenis kelamin
yang berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya.
4

Disfungsi Seksual

Disfungsi seksual terdiri dari :


1. Gangguan Hasrat Seksual
2. Gangguan Gairah Seksual
3. Gangguan Orgasme
4. Ejakulasi dini
5. Gangguan Nyeri Seksual
5

Siklus Respon Seksual


Masters dan Johnson membagi siklus respon seksual dalam 4 stadium :
1. Stadium 1 : Gairah (beberapa menit s/d beberapa jam)
- laki-laki – kegairahan psikologis dan ereksi
- wanita – kegairahan psikologis, lumbrikasi vagina. ereksi puting susu, dan vasokongesti genetalia
eksternal
2. Stadium 2 : Plateau (30 detik s/d 3 menit)
- laki-laki – keluar cairan dari glandula Cowpers yang tampak pada kepala penis.
- wanita – penyempitan sepertiga luar vagina, pembengkakan payudara.
3. Stadium 3 : Orgasme (3 detik s/d 15 detik
- laki-laki – ejakulasi, kontraksi otot involunter pelvis diikuti periode refrakter.(periode tidak dapat
dirangsang untuk orgasme berikutnya)
- wanita – kontraksi sepertiga luar vagina dan gerakan pelvis involunter, tidak ada periode refrakter
4. Stadium 4 : Resolusi (bila orgasme 10 – 15 menit, orgasme (-) ½ s/d 1 hari)
- laki-laki – relaksasi, detumesen dan rasa nyaman
- wanita – realksasi, detumesen, dan rasa nyaman
6

Gangguan Hasrat Seksual

 Dahulu disebut sebagai gangguan hambatan hasrat seksual


 Terdiri dari :
1. Hasrat seksual hipoaktif
2. Seksual aversi
 Gangguan ini lebih banyak terjadi pada wanita. Pada
penelitian ditemukan 35 % wanita dan 15 % laki-laki
mengalami hal ini.
7

Gangguan Gairah Seksual

 Dahulu disebut hambatan bangkitan seksual.


 Terdiri dari :
1. Gangguan Ereksi Laki-laki – gangguan dalam
mempertahankan ereksi dalam aktivitas seksual
2. Gangguan Gairah Seksual Wanita – gangguan dalam
mempertahankan respons lumbrikasi dalam aktivitas
seksual
8

Gangguan Orgasme

 Dapat terjadi pada pria dan wanita


 Pada wanita bermanifestasi sebagai ketiadaan argasme setelah
fase bangkitan seksual yang normal.
 Pada pria disebut juga ejakulasi tertunda selama koitus.
9

Ejakulasi Dini

 Ejakulasi yang terjadi sebelum waktu yang


diharapkan dan biasanya sebelum pasangannya
mencapai orgasme (terdapat pada 40 % pasien
dengan keluhan seksual dan 30 % dari semua laki-
laki).
 Banyak terjadi pada perkawinan yang penuh tekanan.
 Penyebabnya biasanya fungsional dan sekunder
akibat kecemasan.
 Diatasi dengan “Squeeze Technique”
10

Gangguan Nyeri Seksual

 Nyeri akibat aktivitas seksual dapat dibedakan atas :


1. Dispareunia (akibat kondisi fisik)
2. Vaginismus (akibat spasme otot)
 Dispareunia dapat menyebabkan vaginismus dan vaginismus
dapat menyebabkan dispareunia.
 Dispareunia biasanya berkaitan dengan kondisi fisik, sedangkan
vaginismus biasanya berkaitan dengan pengalaman psikologis
(trauma psikologis)
11

Parafilia (Deviasi Seksual)

Parafilia meliputi :
1. Pedofilia
2. Eksibisionisme
3. Voyerisme
4. Fetisisme
5. Froteurisme
6. Sadisme
7. Masokisme
12

Pedofilia

 Pedofilia adalah dorongan seksual yang kuat yang ditujukan


kepada anak-anak usia 13 tahun atau yang lebih muda.
 Individu yang diagnosa pedofilia sekurang-kurangnya berusia
16 tahun
 Perilaku ini suadah menetap sekurang-kurangnya 6 bulan.
 Kebanyakan korban adalah laki-laki (60%)
 95 % pelaku pedofilia adalah heteroseksual
13

Eksibisinisme
 Eksibisinisme adalah dorongan yang berulang-ulang dan hasrat untuk memperlihatkan
alat kelaminnya pada orang yang asing (yang tidak dikenal).
 100 % kasus eksibisinisme adalah laki-laki yang mempertontonkan alat kelaminnya
pada wanita.
 Dinamika dari Eksibisinisme adalah untuk menyatakan kelaki-lakiannya dengan
mempertontonkan alat kelaminnya dan melihat raksi dari korbannya apakah takut,
terkejut atau jijik.
14

Sadisme Seksual

 Sadisme adalah dorongan seksual yang kuat dan bangkitan fantasi seksual
melibatkan tindakan yang menimbulkan penderitaan psikologis atau fisik
pada korbannya yang secara seksual mengairahkan seseorang.
 Onset biasanya sebelum usia 18 tahun dan kebanyakan pada laki-laki.
 Menurut teori psikoanalitik sadisme adalah suatu mekanisme pertahanan
tehadap ketakutan kastarasi
 Kesenangan ini didapatkan dari ekspresi instink agresif
 Istilah sadisme diambil dari nama Marquis de Sade (penulis Perancis)yang
berulangkali dipenjara karena tindak kekerasan seksual terhadap wanita.
 Seksual sadisme berhubungan dengan perkosaan, namun lebih cocok
dianggap sebagai suatu bentuk dari agresi.
15

Masokisme Seksual

 Istilah ini dambil dari nama Leopold von Sacher Masoch (novelis Austria
abad ke 19). yang mendapat kesenangan seksual dari siksaan dan dikuasi oleh
wanita.
 Masokisme adalah suatu preokupasi berulang-ulang dorongan atau fantasi
seksual adanya penghinaan, pukulan, pengikatan,atau tindakan lain yang
membuat penderitaan.
 Praktek masokistik lebih sering pada laki-laki.
 Menurut Freud masokisme adalah akibat dari fantasi destruksi terhadap diri
sendiri
 30 % masokistikjuga disertai fantasi sadistik yang dikenal sebagai
sadomasokistik.
 Kepribadiannya disebut “Self-defeating personality”
16

Voyeurisme

 Voyeurisme adalah preokupasi berulang-ulang


dengan fantasi atau tindakan mencari-cari atau
mengamati orang telanjang atau orang dalam
aktivitas seksual.
 Dikenal juga sebagai “Scoptophilia”
 Perilaku voyeuristik dimuai pertama kali ketika
masa kanak-kanak dan kebanyakan pada laki-laki.
 Individu voyeuris biasanya menahan untuk
berkeliaran
17

Fetishisme

 Fetishime adalah dorongan atau fantasi seksual yang timbul berkaitan dengan
menggunakan benda mati (seperti sepatu, sarung tangan, celana dalam, atau
stocking) yang berhubungan erat dengan tubuh manusia.
 Fetish berkaitan dengan seseorang yang sangat dekat dengan penderita pada
masa kanak-kanaknya dan biasanya berhubungan dengan cinta, kebutuhan
dan peristiwa-peristiwa tamatik pada seseorang. .
 Biasanya dimulai pada masa remaja, dan gangguan ini hanya pada laki-laki.
Pada wanita, kleptomania mungkin menyebabkan bangkitan seksual
 Aktivitas seksual dilakukan dengan menggunakan benda fetishnya sendiri
18

Transvestisme

 Transvestisme dorongan atau fantasi seksual yang timbul


dengan memakai pakaian wanita untuk tujuan mebangkitkan
dan sebagai pembantu mastur basi dan hubungan seksual.
 Onset masa kanak-kanak dan dewasa muda
19

Frotteurisme

 Gangguan ini khas pada laki-laki yang menggosok-gosokkan


kemaluannya ke bokong atau tubuh wanita yang berpakaian
untuk mencapai orgamsme.
 Ini biasanya terjadi di plaza, bis atau busway.
20

Paraphilia tidak khas

Terdiri dari :
1. Zoophilia
2. Coprophilia
3. Urophilia
4. Oralisme
5. Necrophilia
6. Masturbasi
7. Hypoxyphilia
8. Telephone Scatologia
21

Gangguan Identitas Gender

 Gangguan identitas gender ditandai oleh adanya perasaan tidak


nyaman yang berkepanjangan dengan bentuk dan jenis
kelaminnyadan berharap memiliki jenis kelamin sebaliknya.
 Lebih sering pada laki-laki daripada wanita dengan ratio 3 : 1
 Sebagian kecil berusaha secara aktif untuk mengganti jenis
kelaminnya (transeksual)
22

Homoseks

 Homoseksual adalah individu yang lebih menyukai hubungan


seksual dengan sesama jenis.
 Sekarang tidak llagi dianggap gangguan mental.
 Lazim ditemukan di Amerika dangan perkiraan 5 – 10 % laki-
laki dan 2 – 4 % wanita.
23

Terapi Gangguan Seksual

Ada empat terapi utama, yi :


1. Dual sex therapy.
2. Hypnotherapy
3. Behavior therapy
4. Group therapy
Terapi tambahan :
5. Terapi analitik berorientasi seks
6. Terapi biologik dengan obat-obatan
24

Dual Sex Therapy

 Dasar pendekatan adalah unit perkawinan atau kedua


pasangan sebagai objek terapi.
 Dikembangkan oleh William Masters dan Virginia
Johnson
 Kedua pasangan dilibatkan dalam hubungan dimana
terdapat distres seksual dan keduanya harus bekerja
sama dalam program terapi.
 Hubungan perkawinan ditangani secara keseluruhan
dengan penekanan pada fungsi seksual sebagai bagian
dari hubungan itu.
 Tujuan terapi ini adalah memperbaiki dan membina
kembali komunikasi dalam perkawinan / keluarga
25

Hypnotherapy

 Hypnotherapy secara khusus ditujukan pada pengurangan


gejala kecemasan, khususnya pada disfungsi seksual.
 Sasaran pengobatan adalah menghilangkan gejala dan
perubahan sikap.
 Pasien diajarkan tehnik relaksasi yang dapat mereka gunakan
sendiri sebelum mengadakan hubungan seksual.
26

Behavior Therapy
 Behavior therapy atau terapi perilaku dimulai dengan pngobatan terhadap fobia.
 Dalam terapi terapis merancang hirarki situasi yang memprovokasi timbulnya
kecemasan dari situasi yang kurang mengancam sampai yang paling mengancam.
 Terapis mengusahakan agar pasien mampu menguasai kecemasannya melalui suatu
program desensitisasi standar.
27

Group Therapy

 Group therapy atau terapi kelompok merupakan suatu sistem


pendukungan yang kuat bagi pasien yang merasa malu, cemas
dan bersalah mengenai masalah seksual.
 Forum ini digunakan untuk memperbaiki konsep yang salah
dan memberikan informasi yang akurat mengenai anatomi,
fisiologi dan bebagai perilaku seksual.
 Tehnik yang digunakan role-play atau psikodrama.
28

Terapi analitik orientasi seks

 Terapi ini mengajarkan pasien kepuasan seksual berdasarkan


kenyataandari kehidupan pasien dari hari kehari.
 Tema dari terapi ini sama dengan terpi psikoanalitik umumnya
seperti ketakutan akan hukuman, kesukaran mempercayai
pasangan, ketakutan berhubungan intim, ketakutan mutilasi
genital.
 Pendekatan langsung pada kesulitan seksual.
29

Terapi Biologik

 Obat yang digunakan biasanya adalah obat-obatan anti cemas


atau anti depresi dan hormon seksual (testosteron atau
progesteron)
 Terapi ini bertujuan memperbaiki penampilan penderita.
 Pendekatan ini juga berupa tindakan pembedahan (penile
prosthetic dan vaginoplasty)

Anda mungkin juga menyukai