Terapi Hiperbarik Pada Penyakit Dekompresi: Laporan Kasus

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

TERAPI HIPERBARIK PADA


PENYAKIT DEKOMPRESI

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM
2019
PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KASUS

PEMBAHASAN

KESIMPULAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Kegiatan penyelaman merupakan Di Amerika Serikat kasus


kegiatan yang sering dilakukan di kecelakaan akibat penyelaman
kalangan masyarakat awam atau diperkirakan 3 sampai 4 kasus
nelayan untuk mencari ikan, atau setiap 10.000 penyelam, rata-rata
mencari hasil laut lainnya. Mereka setiap tahunnya adalah 1.000
sering tidak menyadari kegiatan kasus. Regional Asia-Pacific berkisar
tersebut menimbulkan masalah
antara 500-600 kasus.
pada kesehatannya

Data dari Depkes dalam penelitiannya di 10 propinsi terhadap


gangguan kesehatan akibat penyelaman. Dari 204 responden,
yang menderita penyakit tuli sebesar 39,7%, kelumpuhan kaki
13,2%, kehilangan kesadaran 3,9% dan berkurangnya penglihatan
14,7%.
TINJAUAN
PUSTAKA
PENGERTIAN

Penyakit Dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan yang diakibatkan


oleh penurunan tekanan dengan cepat disekitarnya sehingga memicu pelepasan
dan pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah atau
jaringan.

Hukum fisika yang berhubungan dengan penyakit ini adalah Hukum Henry yang
berbunyi “banyaknya gas yang terlarut didalam cairan adalah sebanding dengan
tekanan gas di atas cairan tersebut”
EPIDEMIOLOGI

Di Amerika penyakit dekompresi untuk penyelam militer 1 kasus per 3.770


penyelam, wisata menyelam 1 kasus per 2.900 penyelam dan penyelam komersial 1
kasus per 280 penyelam tiap tahunnya.
The Divers Alert Network (DAN) melaporkan sejak tahun 1980 rata-rata setiap tahun
terjadi kematian 90 penyelam dan antara 900 sampai 1.000 penyelam melakukan
terapi rekompresi

Penelitian Hagberg & Ornhagen: laki-laki > perempuan, usia 18-24 tahun, BMI > 25

The Divers Alert Network : Caisson disease tipe I 27,3%, tipe II 64,9% dan 7,8%
sisanya merupakan kasus Arterial Gas Embolism (AGE)
ETIOLOGI

Penyakit dekompresi biasanya diakibatkan oleh pembentukan gelembung gas, yang


dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Gelembung gas yang terbentuk di punggung atau persendian dapat menyebabkan


nyeri terlokalisir (the bends)

Gelembung gas pada jaringan medulla spinalis atau pada nervus perifer dapat
menyebabkan paraestesia, neuropraxia, atau paralisis

Gelembung gas yang terbentuk pada sistem sirkulasi dapat mengakibatkan emboli
gas pada pulmonal atau serebrum
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

DCS Tipe I: mempengaruhi sistem musculoskeletal, kulit dan saluran limfe. Gejalanya
mencakup gatal, eritema, pembengkakan dan nyeri di sendi dan otot-otot
disekitarnya.

DCS Tipe II: sistem saraf pusat, telinga dalam, dan paru-paru.

Pada sistem saraf pusat: Lesi pada otak, serebellum, medulla spinalis.
MANIFESTASI KLINIS

Lesi pada otak: gejala seperti stroke, penglihatan kabur,


gangguan motorik, sensorik saraf kranial, nyeri kepalakejang

Lesi pada serebellum: ataksia, nystagmus, hipotoni, gangguan


koordinasi

Lesi pada medulla spinalis: paresthesia/ hipestesia/anesthesia,


paresis/plegi, gangguan SSO

Gangguan pada telinga dalam: tinitus, tuli sensorineural, vertigo,


mual, muntah

Gangguan pada Jantung-paru: nyeri substernal, sesak, edema


paru
DIAGNOSIS

Riwayat menyelam sebelumnya (dalam 24 jam


ANAMNESIS terakhir)

PEMERIKSAAN Gejala yang dirasakan, sesuai dengan klasifikasi penyakit


FISIK

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
DCS tipe I:
• Rasa nyeri ringan yang menetap setelah 10 menit
PEMERIKSAAN onset
FISIK • Pruritus, atau “skin bends” yang menyebabkan rasa
gatal atau terbakar pada kulit, dan
• Ruam pada kulit berupa popular atau menyerupai
PEMERIKSAAN plak
PENUNJANG
DCS tipe II:
• Gangguan pada paru : sesak, edema paru
• Syok hipovolemik, atau
• Gangguan pada sistem saraf pusat maupun perifer
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN • Darah lengkap: peningkatan hematokrit sebanyak
FISIK 48% atau lebih.
• Analisis gas darah: alveolar-arterial gradient
• Creatinine Phosphokinase (CPK): peningkatan kadar
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi: USG Doppler, foto thoraks

Pemeriksaan EKG
PENATALAKSANAAN

Rekompresi dan Oksigenasi: dilakukan 6-8


UTAMA jam pertama dan sesuai jenis PD

Tujuan Rekompresi
LANJUTAN • Memperkecil gelembung-gelembung gas
• Gejala menghilang saat dekompresi sampai ke
permukaan
• Gelembung-gelembung gas larut

Tujuan Oksigenasi
• Memperbaiki hipoksia jaringan
• Mengurangi tekanan nitrogen yang terlarut dalam
darah dan jaringan
PENATALAKSANAAN

UTAMA • Cairan dan elektrolit: NaCl 0.9% atau kristaloid /


koloid
• Antiplatelet
• Pemberian steroid: deksametason 10 sampai 20 mg
LANJUTAN secara intravena, kemudian dilanjutkan 4 mg setiap
6 jam.
• Antikonvulsan: Diazepam 5-10 mg
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

Terapi Hiperbarik Oksigen adalah suatu cara terapi dimana penderita harus
berada dalam suatu ruangan bertekanan, dan bernapas dengan oksigen
100% pada suasana tekanan ruangan yang lebih besar dari 1 ATA (atmosfer
absolute).

Awalnya, hanya digunakan untuk mengobati decompression sickness,


Seiring dengan berjalannya waktu, terapi ini banyak digunakan pada luka
bakar, cerebral edema, keracunan karbon monoksida, gas gangren,
peripheral neuropathy, osteomielitis, diabetik neuropati, dll.
MEKANISME TERAPI OKSIGEN
HIPERBARIK

Bernapas
Peningkatan
dengan Lebih banyak Oksigenasi
konsentrasi
oksigen 100% oksigen terlarut jaringan
oksigen yang
pada tekanan dalam plasma meningkat
terlarut
yang tinggi
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

INDIKASI Penyakit Dekompresi

Emboli udara
KONTRAINDIKASI
Luka bakar
PROSEDUR
Crush Injury

Keracunan gas karbon monoksida (CO)

Gangrene diabeticum
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

INDIKASI

KONTRAINDIKASI Kontraindikasi absolut: pneumothorax yang


belum ditangani, keganasan

PROSEDUR
Kontraindikasi relatif: demam tinggi lebih dari 38oC,
ISPA, sinusitis, penyakit asma, emfisema, riwayat
kejang
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

INDIKASI

KONTRAINDIKASI

PROSEDUR
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

INDIKASI

KONTRAINDIKASI

PROSEDUR
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Tn. SM Kebangsaan : Switzerland

Umur : 27 tahun Status : Menikah

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Zurich,


Swiss

No RM : - Tgl pemeriksaan : 07/08/2019


ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
Nyeri otot
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang sadar diantar oleh keluarga ke poliklinik


KKP Mataram dengan keluhan nyeri pada otot. Keluhan
tersebut dirasakan setelah pasien menyelam dengan kedalaman
± 17-18 meter. Pasien menyelam pada pukul 10.15 WITA lalu
naik ke permukaan pada pukul 11.45 WITA dan setelah 10-15
menit kemudian pasien mulai merasakan keluhannya tersebut.
Nyeri yang dirasakan seperi tertimpa beban berat dan pegal
terutama pada bahu kanan dan kiri.
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
Nyeri otot
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Setelah itu, pasien lalu dibawa ke klinik terdekat dan


disana pasien telah diberikan terapi berupa pemberian oksigen
dan pasien dianjurkan untuk banyak minum. Selain itu, pasien
juga mengeluh gatal pada perut, terasa perih seperti terbakar.
Keluhan lain seperti sesak, kelemahan pada anggota gerak,
ataupun pusing serta nyeri kepala disangkal.
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini


sebelumnya, riwayat Hipertensi (-), DM (-), Penyakit Jantung
(-), Stroke (-), Asma (-).

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang


serupa.
ANAMNESIS

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien hanya mendapatkan terapi oksigen yang diberikan pada


klinik sebelumnya.

RIWAYAT ALERGI

Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan.


PEMERIKSAAN FISIK

TANDA VITAL

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/menit, isi cukup, kuat angkat, reguler
Respirasi : 20x/menit
Temperatur : 36.6°C
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Kepala
• Normochepali, bentuk simetris, deformitas (-)
Mata
• Ptosis (-), eksoftalmus (-), endoftalmus (-)
• Conjunctiva tidak anemis
• Sklera tidak ikterik
• Pupil: isokor kiri kanan
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Hidung
• Bentuk : normal, deviasi septum (-)
• Nafas cuping hidung : (-)
• Discharge : tidak ada
Telinga
• Daun telinga : normal
• Liang telinga : lapang, serumen (-)
• Membrana timpani : intak
• Sekret : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

MULUT DAN
TENGGOROKAN LEHER
 Bibir : tidak sianosis, bibir  Kelenjar getah bening :
pucat (-) tidak teraba membesar
 Kelenjar tiroid : tidak
 Perdarahan gusi (-), gigi teraba membesar
lengkap
 Massa : tidak ada
 Tonsil : T1/T1 tenang
 Faring : tidak hiperemis
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS
PARU-PARU
 Inspeksi : normochest, pergerakan dinding dada
simetris
 Palpasi : vocal fremitus sama kiri dan kanan
 Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
 Auskultasi :
+ + - - - -
Vesikuler + + wheezing - - ronkhi - -
+ + - - - -
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS
JANTUNG
 Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi :
 Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra
 Batas kanan : ICS 4 linea parasternalis dextra
 Batas kiri : ICS 5 linea midclavicular sinistra
 Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-),
gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS
ABDOMEN EKSTREMITAS
 Ekstremitas atas
 Inspeksi : datar (-),
massa (-), makula eritema  Regio kanan : akral hangat,
(+), batas tegas tidak terdapat edema
 Regio kiri : akral hangat,
 Auskultasi : bising usus (+)
tidak terdapat edema
normal
 Ekstremitas Bawah
 Palpasi : nyeri tekan(-)
 Regio kanan : akral hangat,
hepar dan lien tidak
tidak terdapat edema
teraba
 Regio kiri : akral hangat,
 Perkusi : timpani seluruh tidak terdapat edema
lapang abdomen
PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Pemeriksaan Nervus Kranialis

• CN I (Olfaktorius) : dalam batas normal

• CN II (Optikus) : dalam batas normal

• CN III, IV, VI (Okulomotor, : dalam batas normal

Troklearis, Abdusens)

• CN V (Trigeminus) : dalam batas normal

• CN VII (Facialis) : dalam batas normal


PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Pemeriksaan Nervus Kranialis

• CN VIII (Vestibulokoklearis) : dalam batas normal

• CN IX, X (Glosofaringeus, : dalam batas normal

Vagus)

• CN XI (Aksesorius) : dalam batas normal

• CN XII (Hipoglosus) : dalam batas normal


PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Pemeriksaan Sensorik

Dextra Sinistra

• Raba (+) (+)

• Nyeri (+) (+)

• Suhu (+) (+)


PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas atas Dextra Sinistra
- Kekuatan 5 5
- Tonus Normal Normal
- Trofi Eutrofi Eutrofi
- Gerakan Involunter (-) (-)
Ekstremitas bawah
Kekuatan 5 5
- Tonus Normal Normal
- Trofi Eutrofi Eutrofi
- Gerakan Involunter (-) (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap
Parameter Nilai Rujukan Satuan

Hematologi

WBC 9,1 3,50-10,00 10^9/L

LYM 2,6 0,5-5,0 10^9/L

GRA 5,4 1,2-8,0 10^9/L

RBC 5,92 3,50-5,50 10^12/L


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap
Parameter Nilai Rujukan Satuan

Hematologi

HGB 15,7 11,5-16,5 g/dl

MCH 26,5 25,0-38,0 Pg

MCHC 32,6 31,0-38,0 fl

MCV 81,3 75,0-100 10^9/L


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap
Parameter Nilai Rujukan Satuan

Hematologi

HCT 48,1 35,0-55,0 %

PLT 292 150-400 10^9/L


DIAGNOSIS

Penyakit Dekompresi Tipe I


PENATALAKSANAAN

• Loratadine tab 2x10 mg (PO)


• Metilpredisolon tab 2x4 mg (PO)
• Neurodex (Vitamin B1 mononitrate 100mg, B6 HCl
200mg, B12 200 mcg) tab 1x1 tab (PO)
• Rencana sesi HBOT berdasarkan US Navy tabel 5
FOLLOW UP
08 Agustus 2019
S O A P

Nyeri pada KU : Baik Penyakit • Terapi Lanjut


bahu dan Kesadaran: Compos Dekompresi • HBOT (hari ke-II)
perih pada mentis Tipe I hari Tabel klinis Kindwall
kulit TD : 150/70 mmHg ke-II
mereda Suhu : 36,30C  Pasien selesai
Nadi : 80x/menit melakukan tahap terapi
RR: 20x/menit
Abdomen: makula
eritema (+) berkurang
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
Diagnosis:  Pasien datang dengan keluhan nyeri
pada otot. Keluhan tersebut dirasakan
- Anamnesis: riwayat menyelam setelah pasien menyelam dengan
penderita sebelumnya (dalam kedalaman ± 17-18 meter. Pasien
waktu 24 jam terakhir) yang menyelam pada pukul 10.15 WITA lalu
naik ke permukaan pada pukul 11.45
mendahului sebelum terjadinya
WITA dan setelah 10-15 menit
gejala yang dirasakan kemudian pasien mulai merasakan
keluhannya tersebut.
 Nyeri yang dirasakan seperi tertimpa
beban berat dan pegal terutama pada
bahu kanan dan kiri.
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
Pemeriksaan fisik:  Status Generalis: nyeri yang
menetap pada daerah bahu kanan
DCS tipe I :
dan kiri
 rasa nyeri ringan yang menetap
setelah 10 menit onset  Regio Abdomen: makula eritema
yang berbatas tegas
 pruritus atau “skin bends” yang
menyebabkan rasa gatal atau  Pemeriksaan fisik neurologis:
terbakar pada kulit, dalam batas normal
 ruam pada kulit berupa papular
atau menyerupai plak.
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
Pemeriksaan Penunjang:  Pemeriksaan Darah Lengkap:
- Pemeriksaan laboratorium seperti kadar hemoglobin 15,7 gr/dL
pemeriksaan darah lengkap, analisa dan leukosit sebesar 9.100.
gas darah, dan creatinine
 Pasien tidak memiliki faktor
phosphokinase.
resiko lain yang memperberat
- Pemeriksaan radiologi berupa foto penyakitnya.
thoraks, USG Doppler
- Pemeriksaan EKG.
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
Penatalaksanaan:  Hari I dilakukan HBOT berdasarkan
US Navy tabel 5 yang dilanjutkan
 Tatalaksana utama: terapi terapi HBOT menggunakan tabel
rekompresi dan oksigenasi. klinis kindwall pada hari II.
 Terapi rekompresi: dengan Terapi simptomatis:
RUBT menggunakan tabel
 Loratadine tab 2x10 mg,
terapi US Navy sesuai tipe
penyakit dekompresi.  Metilpredisolon tab 2x4 mg, dan
 Neurodex (Vitamin B1 mononitrate
 Terapi oksigenasi: pemberian
100mg, B6 HCl 200mg, B12 200
oksigen 100%
mcg) tab 1x1 tab.
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
Penatalaksanaan:  Hari I dilakukan HBOT berdasarkan
Tatalaksana Lanjutan: US Navy tabel 5 yang dilanjutkan
terapi HBOT menggunakan tabel
 Pemberian cairan: diberikan
secara oral atau intravena berupa klinis kindwall pada hari II.
NaCl 0.9% atau kristaloid/koloid Terapi simptomatis:
minimal 0.5 ml/kgBB/hari.
 Pemberian anti infalamasi:  Loratadine tab 2x10 mg,
deksametason 10 sampai 20 mg  Metilpredisolon tab 2x4 mg, dan
secara intravena, kemudian
dilanjutkan 4 mg setiap 6 jam.  Neurodex (Vitamin B1 mononitrate
 Antikonvulsan: Diazepam 100mg, B6 HCl 200mg, B12 200
dengan dosis 5-10 mg (bila mcg) tab 1x1 tab.
kejang)
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Penyakit Dekompresi atau decompression sickness adalah suatu


penyakit atau kelainan-kelainan yang diakibatkan oleh penurunan
tekanan dengan cepat disekitarnya sehingga memicu pelepasan dan
pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah
atau jaringan. Penyakit dekompresi dibagi menjadi penyakit dekompresi
tipe I dan II. Pada penyakit dekompresi tipe I ditemukan adanya rasa
nyeri ringan yang menetap setelah 10 menit onset, pruritus atau “skin
bends” yang menyebabkan rasa gatal atau terbakar pada kulit, ruam pada
kulit berupa papular atau menyerupai plak, pada penyakit dekompresi
tipe II ditemukan gangguan pada paru, syok hipovolemik, dan gangguan
pada sistem saraf. Tatalaksana utama pada penyakit dekompresi yaitu
terapi rekompresi dan oksigenasi.
Pada kasus ini, laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis Penyakit
Dekompresi Tipe I dilakukan tatalaksana HBOT berdasarkan US Navy
tabel 5 yang dilanjutkan HBOT menggunakan tabel klinis kindwall.
TERIMA KASIH

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM
2019

Anda mungkin juga menyukai