HDLQKHWFQW
HDLQKHWFQW
HDLQKHWFQW
• salah satu ciri dari gastrulasi yaitu gerakan morfogenik, gerakan tersebut
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. epiboli : gerakan melingkupi oleh ektoderm epidermis
2. eboli : gerakan berpindahnya lapisan-lapisan , gerakan epiboli ini dapat
dibagi lagi menjadi:
• involusi : gerakan melekuk dan melentik
• invaginasi : gerakan penonjolan kutub vegetatif sehingga terbentuk
sumbat yolk
• migrasi konvergen : gerakan menyempit
• migrasi divergen : gerakan meluas
• delaminasi : gerakan lepasnya sel endodermis secara perlapis
Organogenesis
Organogenesis : 1. asal dan perkembangan organ-organ, dorland
2. proses perkembangan dari satu sel malalui
periode pembentukan primordia organ
(8 minggu pertama pada perkembangan
manusia ),ini merupakan fase ketika
organ-organ peling peka terhadap
gangguan dan terjadinya induksi disebagian
cacat lahir,langman.
Organogenesis
1. Turunan Ektoderm
a. Otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis)
• keping neural sudah dibentuk pada saat embrio umur inkubasi 18 jam.
Lipatan neural dan parit neural yang jelas dapat dilihat pada embrio yang
akan menjadi medula oblongata.
• pada embrio umur 33 hari, bumbung neural sudah terbentuk dan
sudah terbagi nmenjadi wilayah-wilayah otak dasar, yaitu proensfalon,
mesensefalon, dan rombenrsefalon. Di ujung anterior masih ada bagian
yang terbuka, yakni neorosporus anterior dan di bagian posterior
terdapat wilayah yang masih terbuka lebar yang disebut sinus
romboidalis.
• Umur 48 jam, pembagian wilayah-wilayah otak sudah sudah lebih lanjut,
yaitu menjadi lima bagioan (proensefalin, mesensefalon, metensefalon,
telensefalon dan miesensefalon)
• b. Mata
• Pada umur 33 jam, bakal mata tampak sebagai sepasang penonjolan ke
arah latreral dari proensefalon, yang disebu vesicula opti. Selain itu, pada
ektoderm kepala juga terjadi penebaan yang disebut plakoda lensa.
• Pada umur 72 jam, cawan optik akan menjadi datar pada bagian
berpigman. Bersamaan dengan perkembangan cawan optik, plakoda lensa
berinvaginasi pula dan kemudian terlepas sebagai vesikula lensa yang
kelak akan menjadi kornea mata.
• c. Telinga
• Pada umur 33 jam, bakal telinga tampak sebagi penebalan pada
ektoderm kepala, disebut plakoda telinga yang berdaa di daerah
rombensefalon bakal miensefalon
• Pada umur 48 jam, plakoda telinga berinvaginasi membentuk vesikula
telinga. Vesikula ini umtuk sementara masih berhubungan dengan
ektoderm, semula melalui duktus endolimfatikus, tetapi lama-lama akan
terlepas.
d. Hidung
• Pada umur 72 jam, bakal hidung tampak berupa lekuk hidung yang
bersal dari plakoda hidung yang berinvaginasi pada ektoderm di daerah
telensefalon.
e. Hipofisis
Berasal dari infudibulum yaitu envaginasi ventral diensefalon dan dari
kantung Ratkhe (evaginasi dorsal stomodeum). Infudibulum akan
membentuk
• 2. Turunan Mesoderm
a. pembuluh darah ektra embrio
• Umur 24 jam, bakal pembuluh darah tampak sebgai pulau- pulau darah
• Pada umur 33 jam, pulau-pulau darah akan beranastomos satu sama lain
membentuk suatu anyaman yang disebut vena vitelin
• Pada umur 48 jam, vena vitelin telah bergabung dalam sepasang
pembuluh darah besar yang disebut vena omfalomesenterika yang
bermuara di dalam jantung.
b. Jantung
• Pada umur 33 jam, jantung berupa tabung yang mebelok ke
kanan,bagian yang membelok tersebut adalah bakal ventrikel.
• • Pada umur 48 jam, jantung sudah berputar seperti huruf S dan terbagi
menjadi sinus venosus, antrium, ventrikel, dan bulbus arteriosus. Dari
bulbus arteriosus
• Pada umue 96 jam, atrium dan ventrikel terdiri atas bagian kiri dan
kanan. Sinus venosus sudah menyatu dengan atrium kanan.
• C Ginjal
• Pada umur 33 jam, bakal ginjal tampak sebagai nefrotom yaitu
penonjolan ke arah luar mesoderm intermedier.
• Pada umur 48 jamdan 72 jam, sudah terbentuk tubulus mesonefros dan
duktus mesonefros.
• Pada umur 96 jam, mesonefros sudah sangat berkembang, lengkap
dengan glomerolus dan kapsula bowman
• d. Gonad
e. Anggota badan
• 3. Turunan Endoderm
a. Usus, hati dan Pankreas
• Pada umur 24 jam, usus depan sudah mulai terbentuk. Bagian
posteriornay masih berupa usus primitive.
• Pada umur 33, usus depan memanjang ke posterior sehingga porta usus
depan mundur letaknya
• Pada umur 48 jam, selain usus tengah menjadi lebih jelas, terbentuk
pula bakal hati yang merupakan evaginasi ventral dari usus depan
Faktor persalinan :
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan afiksia dpt
menyebabkan kerusakan pada jar otak.
Pasca natal :
• Gizi : untuk tumbuh kembang bayi , diperlukan zat makanan yg adekuat
• Peny kronis / kel. Kongeital : tuberkolsis , anemia, kel jantung bawaan
mengakibatkan reterdasi pertumbuhan jasmani.
• Link fisis dan kimia: sanitasi link yg kurang baik , kurangnya sinar matahari
,paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (pb,mercuri,rokok,dll)
mempunyai dampak yg negatif bagi pertumbuhan anak
• Psikologis : hubungan anak dgn orang sekitarnya. Seorang anak yg tdk
dikehendaki oleh orang tuanya/ selalu tertekan akan mempengaruhi
pertumbuhannya.
• Endokrin : defisiensi hormon pertumbuhan akanmenyebabkan anak
menjadi kerdil.
• Sosio-ekonomi : kemiskinan berkaitan dgn kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yg buruk dan ketidaktahuan akan menghambat
pertumbuhan anak.
• Lingkungan pengasuhan : pada lingkunga pengasuhan,interaksi ibu – anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
• Stimulasi : perkembangan memerlukan rangsaan khususnya dlm keluarga ,
misal penyediaan alat mainan, sosialisasi anak.
• Obat-obatan : pemkaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap ssp yg menyebabkan terhambatnya produksi GH
Fase pertumbuhan anak :
Infancy : percepatan pertumbuhan 0-2th
Childhood : pertumbuhan relatif stabil dan lambat
Puberty : percepatan pertumbuhan pubertas
lingkungan
IBU : Sarana Kebijakan
Keluarga
pendidikan pendidikan pemerintah
Nenek/kakek
Status gizi depkes
Ayah
kb
sodara Sarana
Nutrisi Pelayanan Organisasi
ASI Sosio- kesehatan profesi
MP-ASI ekonomi
LSM
psikososial Sarana nasional/inter
ibadah nasional
mini
mikro
meso makro
TUMBUH KEMBANG
PRENATALNEONATUSBAYIBALITAANAKREMAJA
GENETIK/HEREDOKONSTITUSIONAL
Faktor resiko individu
kebutuhan dasar anak
• Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh.
Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi.
• B. Keunggulan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan
atas.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional,
juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.
• C. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan terjadi karena:
1) Pengukuran
2) Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3) Analisis dan asumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1) Latihan petugas yang tidak cukup
2) Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3) Kesulitan pengukuran
• Jenis Parameter
a. Berat badan
Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan
pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa
bayi normal atau BBLR.
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
1) Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat.
2) Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik tentang
pertumbuhan
3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan
luas.
4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan monitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan
sebagai dasar pengisian.
• Cara menimbang/mengukur berat badan:
1) Langkah I
Gantungkan dacin pada:
Dahan pohon
Palang rumah atau penyangga kaki ktiga
2) Langkah 2
Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat
3) Langkah 3
Sebelum dipakai, letakkan bandul geser pada angka 0 (nol)
4) Langkah 4
Pasanglah celana timbang, kotak timbang, atau sarung timbang yang kosong pada dacin.
5) Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang
6) Langkah 6
Anak di timbang dan seimbangkan dacin
7) Langkah 7
Tentukan berat badan anak dengan membaca angka diujung bandul geser.
8) Langkah 8
Catat hasil penimbangan di atas pada secarik kertas
9) Langkah 9
Geserlah bandul ke angka nol, letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi
baru anak dapat diturunkan.
•
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang berat badan
anak:
1) Pemeriksaan alat timbangan
2) Anak balita yang ditimbang
3) Keamanan
4) Pengetahuan dasar petugas.
• b. Umur
Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Menurut Puslitbang
Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh dan untuk
anak 0-2 tahun digunakan bulan penuh.
Contoh : tahun usia penuh.
Umur : 7 tahun 2 bulan dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan dihitung 6 tahun.
•
c. Tinggi Badan
Cara mengukur:
1) Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar
sehingga tepat 2 meter.
2) Lepaskan sepatu atau sandal.
3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna
4) Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus
menempel pada dinding.
5) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.
• d. Lingkar Lengan Atas
1) Baku lingkar lengan atas yang digunakan sekarang belum dapat
mendapat pengujian memadai untuk digunakan di Indonesia.
2) Kesalahan pengukuran LLA (ada berbagai tingkat ketrampilan pengukur)
relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat batas
antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LLA dari pada tinggi
badan.
3) Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan.
Cara mengukur:
Yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri
Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau
pakaian
Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup
terukur keliling lingkaran lengan.
• Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak
praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepala atau peningkatan ukuran kepala.
4. Personal social
aspek yg berhubungan dgn kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan
Ciri-ciri pertumbuhan
1.Pertumbuhan ukuran
Pertumbuhan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yg dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan
,tinggi badan, lingkar kepala,dll. Organ tubuh seperti jantung, paru-
paru atau usus akan semakin besar , sesuai dgn peningkatan
kebutuhan.
2. Perubahan proposi
proporsi tubuh seorang bayi akan sangat berbeda dibandingkan
orang dewasa. Pada neonatus kepala relatif mempunyai proporsi yg
lbh besar dibanding umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir
kurang lbh setinggi umbilikus, sedangkan pada orang dewasa titik
pusat tubuh terdapat kurang lbh setinggi simpisis pubis.
3. Hilangnya ciri-ciri lama
selama proses pertumbuan terdapat hal-hal yg terjadi perlahan-lahan,
seperti hilangnya kelenjar tius, lepasnya gigi susu, menghilangnya refleks
priitif.
Deteksi dini :
Penyimpangan pertumbuhan
Penyimpngan perkembangan
Gangguan pendengaran dan pengelihatan
Penyimpangan mental emosional
• 1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
• Kegiatan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dapat dilakukan di tempat-
tempat sebagai berikut:
• Di rumah, deteksi dini dilakukan oleh orang tua/pengasuh.
• Di Posyandu/Pos PAUD/BKB/TPA/Kelompok Bermain (play group)/Sekolah TK, oleh
kader kesehatan, kader PAUD, kader BKB, petugas Tempat penitipan anak, guru
play group atau guru TK.
• Di Puskesmas, oleh dokter/bidan/perawat/ahli gizi atau petugas lain yang
berwenang.
• Hal-hal yang diukur pada deteksi dini penyimpangan pertumbuhan:
• a. Pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB), bertujuan untuk
menentukan status gizi anak (gemuk, normal, kurus, kurus sekali)
• b. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA), bertujuan mengetahui apakah lingkaran
kepala anak dalam batas normal atau tidak normal (terdiri dari makrosefal atau
mikrosefal)
• Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh
kembang balita.
• Jadwal pengukuran LKA disesuaikan dengan umur anak. Untuk anak usia 0-11
bulan pengukuran dilakukan setiap 3 bulan, sedangkan untuk anak usia 12-72
bulan pengukuran dilakukan setiap 6 bulan.
• Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
• ) Deteksi penyimpangan perkembangan anak menggunakan Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
• Tujuan deteksi/skrining ini untuk mengetahui apakah perkembangan anak
normal atau tidak. Jadwal skrining KPSP rutin dilakukan pada saat umur
anak mencapai 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72
bulan.
• Alat yang dipakai: Formulir KPSP menurut kelompok umur. Formulir KPSP
berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah
dicapai anak, petugas memeriksa/menanyakan kepada orang tua dan
anak. Formulir KPSP tersedia untuk untuk setiap kelompok umur anak dari
3 bulan hingga 72 bulan.
•
• Interpretasi hasil KPSP: bila jawaban "Ya" mencapai 9-10 berarti
perkembangan anak SESUAI dengan tahap perkembangannya, bila
jawaban "Ya" berjumlah 7-8 berarti perkembangan anak MERAGUKAN,
sedangkan bila jawaban "Ya" berjumlah 6 atau kurang berarti
kemungkinan ada PENYIMPANGAN perkembangan anak.
• b) Tes Daya Dengar (TDD)
• Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini agar
dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya
dengar dan bicara anak. Jadwal TDD setiap 3 bulan pada bayi (usia kurang
dari 12 bulan), dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan keatas.
• interpretasi hasil pemeriksaan:
• Bila ada satu atau lebih jawaban "Tidak" kemungkinan anak mengalami
gangguan pendengaran. Intervensinya: bila perlu pemeriksaan diulang 2
minggu kemudian untuk meyakinkan bahwa ada gangguan
pendengaran. Anak dirujuk ke Rumah Sakit bila diduga mengalami
gangguan pendengaran.
•
c) Tes Daya Lihat (TDL)
• Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan/kelainan daya lihat anak sejak dini agar
dapat segera ditindaklanjuti sehingga kesempatan memperoleh ketajaman daya
lihat menjadi lebih besar. Jadwal TDL setiap 6 bulan pada anak usia pra-sekolah
(36-72 bulan).
• Untuk pemeriksaan TDL, memakai ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran
baik. Pemeriksa memakai alat/instrumen TDL: 2 buah kursi (1 untuk anak dan 1
untuk pemeriksa), 'Poster E' untuk digantung atau dipegang setinggi mata
anak dan 'Kartu E' untuk dipegang anak. Jarak pemeriksa dengan anak 3
meter. Anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku atau kertas,
pemeriksa menunjuk poster E dengan alat penunjuk dan menanyakan arah huruf E
kepada anak, mulai baris teratas (huruf E ukuran besar) hingga huruf E terkecil
yang masih dapat dilihat. Ulangi pada mata anak sisi sebelahnya. Setiap kali anak
mampu mencocokkan, berikan anak pujian.
•
• Interpretasi hasil pemeriksaan:
• Bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ketiga Poster E dengan kedua
matanya maka diduga anak mengalami gangguan daya lihat.
• Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
• Tujuan pemeriksaan ini untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas pada anak agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan,
dilakukan untuk anak yang berusia 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini
sesuai dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak. Alat
yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem mental
emosional anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
•
Cara melakukan: tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada orang
tua/pengasuh anak. Catat dan hitung berapa banyak jumlah jwaban 'YA'.
•
Interpretasi:
Bila ada satu atau lebih jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional.
Stimulasi dini
Rangsangan multi modal :
Taktil (pijat, fleksi-ekstensi,posisi)
Vestibular kinestetik (mengayun,menggoyangkan)
Pendengaran (musik, suara / denyut jantung ibu)
Visual (gerak,bentuk,warna)
Prosedur imunisasi :
Sebelum diimunisasi
1. Beritahu tt resiko bila diberikan imunisasi dan resiko jika tidak diberikan
2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan bila terjadi KIPI
(kejadian ikutan pasca imunisasi) yg tdk diharapkan
3. Baca teliti informasi ttg peoduk dan harus dengan persetujuan orang tua.
4. Tanya jawab dgn orangtua/pengasuh
5. Perhatikan kontradiksi vaksin
6. Periksa identitas penerima vaksin & diberikan antipiretik bila perlu
7. Periksa jenis vaksin dan kulitasnya
8. Diberikan sesuai jadwal
9. Diberikan dgn teknik yg benar
Prosedur imunisasi
Setelah pemberian imunisasi:
1. beri petunjuk pada orangtua/pengasuh bila terjadi KIPI
2. Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
3. Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kpd Dinas Kesehatan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
4. Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya
Bahaya bila anak tidak diimunisasi
• tidak mempunyai kekebalan yang spesifik
terhadap penyakit tersebut tidak mampu
melawan kuman
• bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau
meninggal.
• Anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan
kuman-kuman tersebut ke orang lain
• menimbulkan wabah yang menyebar kemana-
mana
• menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak.
• KIPI adalah kejadian sakit yang mungkin timbul setelah imunisasi.
kejadian ini umumnya terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi.
• BCG = setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di
tempat suntikan. setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakan menjadi
abses kecil yang menjadi luka dengan garis tengah sekitar 10 mm. jangan
diberi obat apapun, dan biarkan luka tetap terbuka. luka tersebut akan
sembuh dengan sendirinya dan meninggalkan parut yang kecil.
• DPT = kadang2 bayi menderita panas setelah mendapat vaksin ini. tetapi
panas ini umumnya akan sembuh dalam 1-2 hari. sebagian bayi merasa
nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. sedangkan sebagian
bayi lainnya tidak. keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
pengobatan, akan sembuh sendiri.
• Polio = tidak ada efek samping
• Campak = anak mungkin panas pada hari ke 5-12 sesudah suntikan.
kadang2 disertai kemerahan pada kulit seperti campak. hal ini adalah
gejala penyakit campak ringan dan umumnya setelah 1-2 hari akan hilang.
• Hepatitis B = tidak ada efek samping
• Macam imunisasi dasar, cara pemberian, dan reaksi pada anak:
• BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
– Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-1 bulan.
– Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada lengan
bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Jangan
dipecahkan.
– untuk mencegah penularan TBC (tuberkulosis) yang berat
DPT + H b (Kombo)
– Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan.
– Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri
obat penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut
tebal.
– mencehah penularan Difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan nafas,
batuk rejan (batuk 100 hari), Tetanus, Hepatitis B.
• Polio
– Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan
– Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan
setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus
polio.
– untuk mencegah penularan polio yang menyebabkan lumpuh layuh pada
tungkai dan atau lengan
• Campak
– Dosis pemberian 1 kali pada usia 9 bulan.
– Setelah 1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul
kemerahan. Cukup beri ¼ tablet penurun panas.
– untuk mencegah penularan campak yang dapat mengakibatkan komplikasi
radang paru, radang otan dan kebutaan.
hipersensitifitas
dng kanamisin dan
eritromisin,
wanita hamil.
• Asam folat
– Salah satu jenis vitamin B ini, sangat besar peranannya dalam
proses pembentukan sistem saraf pusat, termasuk otak. Sumber
asam folat antara lain sayuran berdaun hijau tua, jeruk, apel, hati
sapi, kacang kedelai, tempe , serta serealia yang sudah difortifikasi
dengan asam folat.
• Asam lemak tak jenuh
– Selain asam folat, proses tumbuh kembang sistem saraf pusat dan
otak janin juga butuh bantuan asam lemak tak jenuh. Sumbernya
antara lain, ikan tenggiri, ikan kembung, ikan tuna, dan ikan
tongkol.
• Vitamin B12
– Agar berbagai sel tubuh janin yang telah terbentuk berfungsi
normal, tubuhnya membutuhkan vitamin B12. Vitamin ini
terutama berfungsi menjaga kerja sel-sel sumsum tulang
belakang, sistem saraf, dan saluran pencernaan. Contoh makanan
sumber vitamin B12 adalah hasil ternak dan produk olahannya,
serta produk olahan kacang kedelai, misalnya tempe dan tahu.
• Vitamin D
– Vitamin ini dibutuhkan untuk memperbaiki penyerapan kalsium
(Ca) dan membantu keseimbangan mineral di dalam darah.
Sumber vitamin D, di antaranya adalah ikan salmon, ikan hering,
dan susu.
• Trimester 2 (gizi untuk pertumbuhan)
– Selama trimester ke-2 ini, proses tumbuh kembang janin
berjalan lebih cepat dari trimester sebelumnya
• Vitamin A
– Proses metabolisme yang berkaitan dengan penglihatan,
pembentukan tulang, sistem kekebalan tubuh, serta pembentukan
sistem saraf, membutuhkan zat gizi berupa vitamin A. Anda dapat
memenuhi kebutuhan vitamin A dengan mengonsumsi daging ayam,
telur itik, kangkung, dan wortel.
• Kalsium (Ca)
– Zat gizi ini diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin, juga
diri Anda. Sumber makanan kalsium antara lain yoghurt, bayam
rebus, jeruk, dan roti gandum.
• Zat besi (Fe)
– Untuk membentuk sel darah merah sebagai “alat” mengedarkan
oksigen ke seluruh tubuh Anda dan janin, dibutuhkan zat besi (Fe).
Sumber zat besi yang baik, antara lain daging sapi, daging ayam, hati
sapi, ikan bawal, dan udang segar.
• Trimester 3 (gizi untuk persalinan)
– Di trimester ini,harus menyiapkan cadangan energi yang
cukup. Selain untuk pertumbuhan janin yang cepat pada
trimester terakhir ini, juga untuk mempersiapkan diri
menghadapi proses persalinan dan produksi ASI.
• Kalori
– Penambahan kalori, dibutuhkan pada 20 minggu terakhir kehamilan.
Untuk memenuhi kebutuhan kalori yang meningkat, dapat memenuhinya
dengan mengonsumsi karbohidrat dalam bentuk padi-padian (nasi, roti),
umbi seperti kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian, dan susu.
• Vitamin B6 (piridoksin)
– Untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia yang melibatkan enzim,
tubuh membutuhkan vitamin B6. Vitamin ini banyak berperan dalam
pembentukan senyawa kimia penghantar pesan antar-sel saraf
(neurotransmitter). Beberapa makanan sumber vitamin B6 adalah hati
sapi, daging ayam tidak berlemak, daging ayam panggang, nasi putih, dan
pisang.
– Selain zat-zat gizi yang telah disebutkan, masih banyak zat-zat gizi lainnya
yang juga harus dicukupi kebutuhannya selama masa kehamilan. Antara
lain, vitamin C, serat, seng (Zn), dan yodium (I). Untuk memenuhinya,
masukkanlah aneka jenis sayuran dan buah-buahan sebanyak mungkin
dalam menu makan Anda sehari-hari.
TERIMA KASIH
Daftar pustaka
• Sumber: http://kamusistilah.com/751/apa-saja-tanda-ovulasi-pada-
wanita/#ixzz1Vd33qYpk
• Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar.
• dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi, 2009, Materi presentasi pada 'Pelatihan
Program Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan
Anak', Bogor, 2009, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan
Tumbuh Kembang Balita.
• Sumber : nakita # 428/TH.IX/16 Juni 2007, kiddymommy.com
•