DADAA
DADAA
DADAA
Sejarah Perkembangan
Musik Barat
Oleh :
• Ni Luh Surya Mertha Dewi (28)
• putu Yurika Indirawati (33)
• I Kadek Nanda Sanjaya (20)
• I Putu Yoga Hartawan Putra (32)
• I Made Agus Sutha Wijaya (02)
• Gusti Ngurah Ardhana Yasa (04)
• Sejarah perkembangan musik Barat dibagi
menjadi beberapa periode. Periodisasi itu
adalah sebagai berikut.
1. Musik Jaman Kuno ( Tahun SM 1000 M)
•
Sebelum ditemukan alat-alat musik, hampir seluruh karya musik hanya berbentuk
melodi yang dinyanyikan dengan suara manusia sehingga zaman ini disebut zaman
musik vokal. Gereja menolak alat-alat musik dalam peribadatan karena dianggap
mengganggu suasana beribadat. Ketika Paus Gregorius I menjabat pimpinan gereja,
mulailah diadakan reorganisasi liturgi Katholik dan dimulailah penggunaan musik
gregorian sebagai musik resmi gereja Katholik. Bentuk musik gregorian berupa
melodi yang dinyanyikan tanpa iringan musik sehingga tekstur lagu-lagu Gregorian
lebih bersifat sakral dan hanya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dalam ibadah
keagamaan. Lagu-lagu Gregorian mampu menimbulkan suasana tenang, mampu
mewakili suara gereja yang sebenarnya. Ritme lagu-lagu Gregorian sangat fleksibel,
hampir tidak ada tekanan. Kebebasan ritme yang dikembangkan oleh musik
Gregorian menjadikan musik Gregorian mengambang dan hanya mengandalkan
improvisasi.
2.Zaman Renaisans
Karya musik pada zaman Renaisans banyak dipengaruhi oleh bentuk
ruangan gereja yang besar dan kedap suara, sehingga faktor-faktor
kejernihan, kelembutan, dan keseimbangan suara merupakan ciri
khusus. Ciri-ciri yang terdapat pada karya-karya pada zaman
Renaisans adalah sebagai berikut.
• a. Media Penyajian
Permainan musik iringan banyak diperuntukkan bagi penari dan vokalis perorangan. Lagu-
lagu koor gereja sebagian besar berbentuk akapella. Alatalat musik yang digunakan, antara lain
mandolin, lute, harpsicord, hord, clavichord, virginal, keyboard, cornet, dan organ pipa.
b. Ritme
Hampir sebagian besar karya musik zaman Renaisans ditandai dengan ketukan bertekanan
berat. Karya musiknya sering terjadi pergantian tanda tempo dan birama yang berlebihan.
c. Melodi
Gerakan melodi pada zaman ini masih banyak menggunakan langkahlangkah pendek seperti
yang digunakan oleh musik gregorian. Melodi untuk suara tenor digunakan nada panjang.
d. Tekstur
Teksturnya berbentuk poliponik dengan susunan empat suara atau lebih. Pada akhir abad ke-
16, suara sopran berperan lebih besar. Harmoni yang banyak digunakan berbentuk triad pokok.
e. Pola
Pada zaman Renaisans, karya musiknya banyak diciptakan dalam bentuk dan pola, antara lain
motet, missa, madrigal, passion, fantasia, dan toccaca. Pola pembentukan phrase sangat panjang
sehingga penyanyi-penyanyi dituntut memiliki teknik pernapasan yang prima.
Tokoh musik pada zaman Renaisans, antara lain sebagai berikut.
a. Karya Geovanni Pierlugi da Palestrina (1525 - 1594) antara lain Missa Papae Marcelli dan
Motet Adoremus te Christe.
b. Karya Orlandus Lassus (1532 - 1594) antara lain Penetensial Psalms, Motet Tristis
Estanimame, dan Madrigal O Che Bon Echo.
c. Karya Giovanni Gabrielli (1557 - 1623) antara lain Sonata Piano E Forte dan Gantonas for
Bass Choirs.
3.Zaman Barok
• Zaman Barok dimulai setelah abad ke-16 dan sering disebut sebagai awal
Gaya Modern. Bentuk baru yang menyangkut instrumentasi, metode
maupun sumber ide garapan mulai mengalami revolusi meskipun bentuk
dan gaya zaman Renaisans masih tampak di sini. Pada abad ke-18, gaya
Barok murni dapat terwujud dengan sempurna.
Bentuk opera mulai disuguhkan untuk khalayak ramai, sedangkan
khusus untuk konser masih terbatas untuk kalangan bangsawan. Bentuk-
bentuk homoponik mulai muncul di mana-mana. Tangga nada mayor dan
minor yang dikembangkan sejak zaman Renaisans mulai dengan sengaja
disatukan penggunaannya terutama di dalam penggarapan musik
instrumental.
Ciri-ciri yang terdapat pada karya zaman Barok adalah sebagai berikut.
a. Media Penyajian
Ciri- ciri :
Peranan musik instrumental pada zaman ini berkembang dengan pesat. Di dalam orkhestra, musisi mulai menggunakan
alat-alat musik flute, hobo, basson, keyboard, dan alat musik petik.
Dalam pentas resmi atau apresiasi musik, alat-alat musik, seperti viola dan gamba, viola diamore, dan trompet merupakan
tolok ukur bagi kelompok- kelompok musik.
b. Ritme
Musik vokal resetatip dan kontra menggunakan ritme bebas. Aksentuasi dilakukan karena perubahan harmonis dan
nada-nada lang dalam iringan. Zaman Barok banyak karya musik yang didasarkan pada satu pola ritme dan pemakaian
satu tempo yang tampak sangat monoton.
c. Melodi
Melodi zaman Barok sangat menarik perhatian bila dibandingkan dengan bentuk poliponik zaman Renaisans. Melodi
zaman ini selalu mengalir, kadang menggunakan ornamentasi di luar akor iringan. Melodi banyak menggunakan teknik
repetisi serta teknik modifikasi dari motif asli. Kalimat-kalimat lagu yang penuh perasaan sering dilukiskan dalam bentuk
akor-akor disonan.
d. Tekstur
Awal zaman Barok masih banyak kita jumpai bentuk homoponi, tetapi memasuki dekade berikutnya sudah penuh
dengan sonoritas dan kontrapung. Salah satu ciri umum pada zaman Barok adalah pemakaian alat musik basso continuo
atau figure bass.
e. Pola
Bentuk-bentuk passion, fantasia, dan toccata masih dilanjutkan zaman Barok. Namun, bentuk-bentuk opera, oratorio,
cantata, sonata, concerto grosso, dan overture sudah mulai menjadi mode.
Tokoh musik pada zaman Barok adalah sebagai berikut.
a. Karya Johan Sebastian Bach (1685 – 1750) antara lain Oratorio Christmas and Easter, Misa in B Minor, Passion
According to St. Mathew, dan The Magnificat in D.
b. Karya Jean Babtisme Lully (1632 – 1687) antara lain The Miserere dan Opera Gadmus et Hernione.
c. Karya George Frederick Handel (1625 – 1775) antara lain Meziah, Judas Maccabaeus, Israil Egypt, dan Opera Julius
Caesar and Xerxes.
•
4.Zaman Klasik (1740-1770)
Zaman klasik adalah zaman kemegahan kebudayaan Yunani atau Romawi, dan zaman di
mana orang mengagungkan akal.
Karakteristik musik pada zaman Klasik, yaitu sebagai berikut.
a. Bentuk : musik kamar menjadi mode dalam bentuk sonata.
b. Tekstur : bersifat homopon.
c. Melodi : gaya melodi bersifat kompak dan memiliki kesamaan tema.
d. Harmoni : kurang kompleks, cenderung banyak menggunakan trinada.
e. Improvisasi : mulai hilang, semua tanda-tanda frase, dinamik, ornamentasi, dan akor ditulis
lengkap.
Tokoh musik pada zaman Klasik adalah sebagai berikut.
a. Karya Joseph Haydn (1732 – 1809) antara lain The Missa Solemnis in D minor, The Cello
Conserto in D. op 101, dan The Creation and the Season.
b. Karya Wolfgang Amadeus Mozart (1756 – 1791) antara lain The Magic Flute, Don
Giovanni, dan The Meriage of Figaro.
c. Karya Ludwig Von Beethoven (1770 – 1827) antara lain Symphoni No. 3, The Conserto in
D for Violine, dan Missa Soleonsis in D op 123.
5.Zaman Romantik
• Zaman Romantik ditandai dengan kegiatan musik yang lebih menitik-beratkan
pada penggarapan pada pemanfaatan timbre, ritmik, melodi, dan harmoni. Karya-
karya musik pada zaman Romantik lebih mengutamakan pada garapan emosional
dan dramatis. Memasuki abad ke-19, bentuk-bentuk musik pada zaman Klasik
didominasi oleh program-program resital maupun konser.
Ciri-cirinya yang terdapat pada karya zaman Barok adalah sebagai berikut.
a. Media Penyajian
Karya musik pada zaman Romantik selalu dipertunjukan pada gedunggedung
konser dan opera maupun tempat-tempat pertunjukan khusus. Musik gereja masih
mendominir sebagian besar kegiatan masyarakat. Penyajian nyanyian tunggal
dengan iringan piano merupakan teknik penyajian yang sangat digemari oleh
masyarakat luas. Orkestra zaman Romantik mulai didominir oleh alat musik gesek
yang ditambah dengan picolo, clarinet, horn, trombon, tuba, harpa, dan beberapa
alat musik pukul.
b. Ritme
Ritme yang mendukung ide serta ekspresi seseorang makin lengkap. Denyutan-
denyutan ritmik, perubahan matra, sinkopisasi dalam berbagai pola mulai menjadi
mode. Pembuatan partitur selalu dilengkapi tanda-tanda tempo berbagai
modifikasinya serta tanda-tanda ekspresi.
• c. Melodi
Pembuatan melodi untuk vokal sangat dipengaruhi oleh gaya pembuatan melodi instrumen.
d. Tekstur
Tekstur zaman Romantik sebagian besar berbentuk homophonik yang sudah dikembangkan dengan
pemakaian akor-akor disonan, ornamentasi, dan teknik kontrapung secara bebas.
e. Pola
Pada zaman Romantik pembentukan karya musik bentuk garapannya rhapsodi dan usaha-usaha
musikalisasi puisi. Karya-karya yang berbentuk instrumental merupakan salah satu tolok ukur (standar)
perkembangan musik zaman Romantik karena zaman ini kaya harmoni serta lagu klimaks.
Tokoh musisi pada zaman Romantik adalah sebagai berikut.
a. Karya Franz Schubert antara lain Unfinished Symphony, C Mayor Symphony, The Great, dan Death and
the Maiden.
b. Karya Felix Mendelson (1809–1847) antara lain Scotch, Italian and Reformation, Eliyah, dan A
Midsummer Night’s Dream.
c. Karya Franz Lizt (1811–1886) antara lain Faust Symphony, Funerailles, Sonata in B minor, dan Hungarian
Rhapsodies.
d. Karya Peter Ilich Tchaikvsky (1840–1893) antara lain Pathetique no. 6, Piano concerto in B Flat Minor,
dan Romeo and Juliet.
e. Karya Antonin Dvorak (1814–1907) antara lain Symphony No. 5 (From the World) dan String Quartet in F
Mayor.
f. Karya Richard Wagner (1813–1883) antara lain Lohengrin, Die Meister Singer, Tannhauser, dan Tristan
und Isolde.
g. Karya Johannes Brahms (1833–1897) antara lain Symphony No. 3, German Requiem, The Double
Concerto for Violin and Celo, Hungarians Dances, dan Overture The Academic Festival and the Tragic.
6.Zaman Impressionisme
Karya-karya musik pada zaman Impressionisme ditandai oleh penggunaan akor-akor
disonan yang waktu itu dianggap menyimpang dari kaidah yang telah mapan di
masyarakat. Paduan nada yang kurang disenangi masyarakat justru menjadi mode
khususnya untuk menutup suatu kadens. Berikut ini merupakan karakter yang ada pada
zaman ini Impressionisme.
a. Media Penyajian
Penggunaan alat musik flute dan klarinet selalu diarahkan untuk suara beregister
rendah, sedangkan violin untuk register tinggi. Di samping itu, alat-alat musik trompet,
horn, selesta, dan glokkenspiel mulai digemari untuk memainkan kalimat lagu pendek.
b. Ritme
Sebagian besar karya-karya pada zaman Impressionisme ditandai dengan gerakan
akor-akor paralel. Bahkan, mulai kelihatan kegemaran masyarakat dengan pemakaian
akor-akor sembilan dengan denyutan-denyutan bas dari akor sustain.
c. Melodi
Pada zaman Impressionisme ditandai dengan penggunaan melodi dan tangga nada
yang dipengaruhi oleh musik gamelan.
Tokoh musik pada zaman Impressionisme adalah Acille Claude Debussy (1862–1918)
dengan beberapa karyanya yang terkenal, antara lain L’enfant Prodique dan Pelleas et
Melisande.
Om shanti shanti shanti om