Dokumen ini membahas tentang metode analisis kromatografi lapis tipis (KLT)-densitometri untuk menentukan kadar senyawa obat betametason. Metode ini melibatkan pemisahan senyawa menggunakan KLT dengan berbagai sistem fase gerak, diikuti pengukuran kerapatan bercak menggunakan densitometer untuk menghitung kadar senyawa.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan13 halaman
Dokumen ini membahas tentang metode analisis kromatografi lapis tipis (KLT)-densitometri untuk menentukan kadar senyawa obat betametason. Metode ini melibatkan pemisahan senyawa menggunakan KLT dengan berbagai sistem fase gerak, diikuti pengukuran kerapatan bercak menggunakan densitometer untuk menghitung kadar senyawa.
Dokumen ini membahas tentang metode analisis kromatografi lapis tipis (KLT)-densitometri untuk menentukan kadar senyawa obat betametason. Metode ini melibatkan pemisahan senyawa menggunakan KLT dengan berbagai sistem fase gerak, diikuti pengukuran kerapatan bercak menggunakan densitometer untuk menghitung kadar senyawa.
Dokumen ini membahas tentang metode analisis kromatografi lapis tipis (KLT)-densitometri untuk menentukan kadar senyawa obat betametason. Metode ini melibatkan pemisahan senyawa menggunakan KLT dengan berbagai sistem fase gerak, diikuti pengukuran kerapatan bercak menggunakan densitometer untuk menghitung kadar senyawa.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13
CLEMENTINE GLADYS SETIONO G 701 17 054
ADETYA MARYANI G 701 17 096
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah teknik kromatografi yang berdasar pada prinsip adsorbsi, dimana disini digunakan kromatografi KLT yang berbentuk planar (plate). Desintometri merupakan metode analisis instrumental yang mendasarkan pada interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang merupakan bercak pada plat. Sehingga KLT-Densitometri adalah penetapan kadar suatu senyawa yang dilakukan dengan mengukur kerapatan bercak senyawa yang dipisahkan dengan cara KLT. Pada metode densitrometri diperlukan adsorbens dan fase gerak yang murni.
Untuk memperoleh hasil yang baik
umumnya digunakan adsorbens siap pakai yang telah mengalami pra pencucian Bahan : Baku standar Betametason Fase gerak : Metanol,kloroform,aseton,n-heksana,etil asetat, asam stearat, aquadest Sampel : Obat betametason 5 obat TLC 0,20 mm silica gel 60 RP-18 F
Alat : TLC Densitometri Camag
Lampu Deuterium Micropipets Chamber CARA KERJA • Lempeng kertas diaktifkan pada 120 C selama 30 menit. Micropipette (5 μ L) digunakan untuk aplikasi sampel. Pelat dikembangkan pada suhu kamar (20 HAI C) dalam twintrough ruang kromatografi dengan menggunakan beberapa sistem fase gerak: • kloroform-aseton dalam komposisi Volume: 7: 1; • n heksana-aseton-acetic acid (99,5%) dalam komposisi volume yang: 38,5: 11: 0,5, 38,5: 11: 0,7, 38,5: 11: 2, 38,5: 11: 1.2 dan 38.5: 11: 4; • n heksana-etil asetat-asam asetat (99,5%) dalam komposisi Volume 35: 10: 5; • kloroform-etil asetat dalam komposisi volume yang 33,5: 16,7; • asetonitril-air dalam komposisi Volume: 80: 20, 65: 35 dan 50: 50; • kloroform-metanol-air dalam komposisi volume yang: 45: 11: 1, 38: 11: 1, 38: 11: 2, 30: 11: 1, 38: 11: 0, 38: 9: 1, 38: 9: 2 dan 38: 5: 1; • kloroform-metanol-asam asetat (99,5%) dalam komposisi Volume 28: 5: 0,5. 1.Chamber dijenuhkan pada fase geraknya didiamkan selama 30 menit 2. Pada semua percobaan jarak perpindahan 80 mm 3. Jarak eluen 15 mm, setelah itu plat dikeringkan selama 20 jam suhu 20 derajat celcius