Dasar-Dasar Farmasi Fisika

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

 Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang

menggabungkan antara ilmu Fisika dengan ilmu


Farmasi. Ilmu Fisika mempelajari tentang sifat-
sifat fisika suatu zat baik berupa sifat molekul
maupun tentang sifat turunan suatu zat
 Sedangkan ilmu Farmasi adalah ilmu tentang
obat-obat yang mempelajari cara membuat,
memformulasi senyawa obat menjadi sebuah
sediaan jadi yang dapat beredar di pasaran.
Gabungkan kedua ilmu tersebut akan
menghasilkan suatu sediaan farmasi yang
berstandar baik, berefek baik, dan mempunyai
kestabilan yang baik pula.
Saudara mahasiswa, pernahkah Anda
mendengar ilmu Farmasi Fisika?

Untuk mengarahkan Anda memahami


tentang ilmu ini, tahu kah Anda bagaimana
cara menentukan bahwa zat itu murni atau
tidak, misalnya menentukan bensin murni
atau palsu? piknometer atau
hidrometer
Jadi, Farmasi Fisika adalah kajian atau
cabang ilmu hubungan antara fisika (sifat-
sifat Fisika) dengan kefarmasian (sediaan
Farmasi, farmakokinetik, serta
farmakodinamiknya) yang mempelajari
tentang analisis kualitatif serta kuantitatif
senyawa organik dan anorganik yang
berhubungan dengan sifat fisikanya serta
menganalisis pembuatan dan pengujian hasil
akhir dari sediaan obat.
 Senyawa obat memiliki sifat fisika berbeda
antar satu dengan lainnya
 sifat-sifat fisika ini akan sangat memengaruhi
cara pembuatan dan cara formulasi sediaan
obat Efek pengobatan
 Sifat fisika senyawa obat mencaku :
massa jenis rotasi optik
momen dipol kelarutan
konstanta dielektrikum titik lebur
indeks bias titik didih, ph
 Farmasi Fisika mempelajari sifat-sifat zat
aktif dan excipient ex: untuk meningkatkan
kelarutan zak aktif ditambahkan kosolven
(tween & span, alkohol, gliserin dll)
 Farmasi Fisika mempelajari cara pengujian
sifat molekul zat obat agar memastikan
tingkat kemurnian senyawa tersebut,
sehingga senyawa yang akan diformulasi,
benar- benar dipastikan asli dan murni serta
memenuhi standar dan syarat
 FarmasiFisika mempelajari kestabilan fisis
meliputi kinetika kimia sediaan farmasi yang
akan beredar di pasaran

Waktu kadaluarsa, pengukuran zat aktif,


pengujian partikel zat
suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari
tentang partikel kecil terutama mengenai
ukuran partikel.

Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat


penting karena berhubungan dengan
kestabilan suatu sediaan
Ukuran Partikel
Ukuran ayakan
Contoh
Mikrometer Milimeter Kira-kira
(µm)

0,5 – 10 0,0005 – 0,010 - Suspensi, emulsi halus

Batas atas jarak di bawah ayakan,


10 - 50 0,010 – 0,050 - partikel emulsi kasar; partikel
suspensi terflokulasi

Batas bawah ayakan, jarakserbuk


50 – 100 0,050 – 0,100 325 – 140
halus

150 –1000 0,150 – 1,000 100 – 18 Jarak serbuk kasar

1000 -3360 1,000 – 3,360 18 - 6 Ukuran granul rata-rata


• Ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan dan tegangan antarmuka karena sifat
ini sangat memengaruhi sifat fisika, misalnya dari aspek termodinamika, kimia misalnya
dari aspek kelarutan (ionisasi) dan farmakologi dari suatu obat misalnya efek kerja dari
zat.

• Ukuran partikel memengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan


secara oral, topikal, parenteral, dan rektal, ketika secara teknologi sekarang telah dikenal
ukuran nanopartikel dan mikropartikel sehingga mudah mengalami penghantaran ke side
effect.

• Ukuran partikel memengaruhi kekompakan tablet, kestabilan emulsi, dan


suspensi (kemudahan digojog).

• Pada tablet dan kapsul, ukuran partikel menentukan sifat alir serta
pencampuran yang benar dari granul.

• Misalnya, ukuran partikel memegang peranan dalam laju pengendapan pada


sediaan suspensi sehingga melihat ukuran partikel, maka suspensi dibagi
menjadi dua tipe yaitu suspensi flokulasi dan suspensi deflokulasi.
A. PENGAYAKAN
 Metode pengayakan merupakan metode yang
sederhana dengan menggunakan alat/ mesin
seperti ayakan, tetapi memiliki aturan
kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu
dan telah dikalibrasi. Metode ayakan ini hanya
bisa untuk bahan-bahan yang mempunyai ukuran
minimal 44 mikrometer (ayakan nomor 325).
 Sampel diayak melalui sebuah susunan ayakan
menurut ukuran mesh yang disusun ke atas.
Ayakan dengan nomor mesh kecil memiliki
lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel
yang melewatinya juga berukuran besar.
 Bahan yang akan diayak diletakkan pada
ayakan teratas dengan nomor mesh kecil.
Partikel yang ukurannya lebih kecil dari lebar
jala akan berjatuhan melewatinya. Partikel
yang tinggal pada ayakan (over size),
membentuk bahan kasar.
Massa sampel

Waktu atau lama


pengayakan.

Intensitas getara
Sederhana, praktis, mudah, dan
cepat.

Tidak membutuhkan keahlian


tertentu dalam melakukan
metodenya.

Dapat diketahui ukuran partikel


dari kecil sampai besar.

Lebih mudah diamati.


• Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti
pada metode mikroskopi.

• Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok


(berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel
karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan

• Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.

• Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi validasi


data.
B. Mikroskopik Optik
 Pengukuran partikel dengan menggunakan
metode mikroskopik bisanya untuk
pengukuran partikel yang berkisar dari 0,2
µm sampai kira-kira 100 µm
 Metode ini dapat digunakan untuk
menghitung partikel pada sediaan suspensi
dan emulsi
 Manakala sediaan tersebut terlebih dahulu
diencerkan, kemudian diletakkan pada slide,
dan kemudian dilihat di mikroskop dengan
standar slide mikrometer.
Contoh Penampakan pada Lensa Mikroskop
adanya
gumpalan dapat
terdeteksi

metode
langsung
diameter hanya 2 dimensi

jumlah partikel yang harus dihitung (300-


500) makan waktu dan tenaga

variasi antar operator besar, tetapi dapat


diatasi dengan: fotomikrograf, proyeksi,
scanner otomatis.
Metode sedimentasi (pengendapan) adalah
suatu metode yang digunakan untuk
mengukur diameter partikel berdasarkan
prinsip ketergantungan laju sedimentasi
partikel pada ukurannya. Ukuran partikel ini
dinyatakan dalam hukum Stokes:

Di mana
h = jarak jatuh dalam waktu t,
dst = garis tengah rata-rata dari partikel berdasarkan
kecepatan sedimentasi,
Ps = kerapatan partikel dan
Po = kerapatan medium dispersi,
G = percepatan karena gravitasi dan
ηo = viskositas dari medium.
 Untuk menggunakan hukum Stokes, laju sedimentasi dari
suatu prtikel tidak boleh terjadi turbulensi krn hal ini akan
memepengaruhi sedimentasi dari partikel.
 Aliran turbulensi atau laminar dinaytakan dengan angka
Reynold, Re, yg tidak beedimensi, yg didefinisikan sebagai :
Sedimentasi

Menurut Heywood, hukum Stokes tidak dapat digunakan jika


Re lebih besar dari 0,2 karena pada harga ini terjadi turbulensi.
Berdasarkan hal ini maka ukuran partikel dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Rumus ini digunakan bila Re tidak melebihi 0,2.


Sedimentasi

Menurut Heywood, hukum Stokes tidak dapat digunakan jika


Re lebih besar dari 0,2 karena pada harga ini terjadi turbulensi.
Berdasarkan hal ini maka ukuran partikel dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Rumus ini digunakan bila Re tidak melebihi 0,2.


 Contoh: Suatu bahan serbuk dengan kerapatan
2,7 disuspensikan dalam air pada 20°C.
Berapakah ukuran partikel terbesar yang akan
mengendap tanpa menyebabkan turbulasi?
Viskositas air pada 20°C adalah 0,01 poise, atau
g/cm detik, dan kerapatannya adalah 1,0.
Jawaban:

d = 6 x 10-3 cm = 60 µm
Suatu bahan dengan kerapatan 3,1
disuspensikan dalam suatu cairan yang
viskositasnya 0,483 g/cm3 dan kerapatan
cairan tersebut 1,9. Jika nilai Re tidak
melebihi 0,2 dan gravitasi 981 cm/det2 maka
diamater dari bahan tersebut adalah ....
Suatu bahan dengan kerapatan 2,5
disuspensikan dalam suatu cairan yang
viskositasnya 0,230 g/cm3 dan kerapatan
cairan tersebut 1,7. Jika nilai Re tidak
melebihi 0,2 dan gravitasi 981 cm/det2 maka
diamater dari bahan tersebut adalah ....
 Prinsip: Jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit,
kemudian dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya
ada elektroda. Saat partikel melewati lubang akan memindahkan sejumlah
elektrolit sesuai dengan volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan
tahanan listrik. Laju penghitungan yaitu 4000 partikel/detik.
 Kegunaan dari metode ini:
1. Menyelidiki diskusi;
2. Menyelidiki efek zat antibakteri terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
2. Kerapatan
1. Porositas/Rongga
Sebenarnya

3. Kerapatan Granul 4. Kerapatan Bulk


 Porositas atau rongga dari serbuk adalah perbandingan volume rongga
terhadap volume bulk dari sebuah pengepakan yang dinyatakan dalam
persen, є x 100
 Di mana kerapatan sebenarnya dapat
dihitung dengan persamaan di bawah ini:

r = Densitas/massa jenis (g/cm3) atau (g/ml)


M = Massa benda (g)
V = Volume benda (cm3) atau (ml)

Jika 75 gram sampel aluminium oksida
dimasukkan ke dalam gelas ukur dan
mempunyai volume bulk 62 cm-3 maka
porositas dari serbuk tersebut bila
mempunyai kerapatan sebenarnya 4,0 g/cm3
yaitu ....
 Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan volume
 Kerapatan sebenarnya (ρ) adalah kerapatan dari bahan itu sendiri, tidak
termasuk rongga dan pori-pori.
 Alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya yaitu:
1. Densitometer Helium : digunakan untuk menentukan kerapatan serbuk
yang berpori.
2. Piknometer : sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur
kerapatan sebenarnya dari sebuah padatan dan benda cair.
3. Hidrometer : alat untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari zat cair.
 Kerapatan granul didefinisikan sebagai volume granul yang merupakan
volume partikel + ruang dalam partikel
 Penentuan kerapatan granul dengan menggunakan metode pemindahan
cairan (air raksa).
 Dalam kerapatan granul dikenal istilah porositas dalam partikel yang
dirumuskan sebagai:
Porositas partikel sebesar 45,25%. Hitunglah
kerapatan granul dari na bicarbonat apabila
kerapatan sebenarnya 3,345
Porositas partikel sebesar 45,25%. Hitunglah
kerapatan sebenarnya dari na bicarbonat
apabila kerapatan granul 2,335!

Anda mungkin juga menyukai