Perforasi Membran Timpani

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Perforasi Membran Timpani

Defenisi

Perforasi membran timpani adalah hilangnya sebagian atau seluruh jaringan


dari membran timpani yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi
dari membrane timpani.
Epidemiologi

• Membran timpani lebih sering mengalami trauma dibandingkan dengan telinga


tengah atau telinga dalam. Tetapi biasanya dalam derajat keseriusan yang
rendah. Insidensi pertahun dari perforasi traumatik bervariasi antara 1,4-8,6
per 100,0000 populasi. Hal ini timbul pada semua kelopok umur dengan
predisposisi pada anak yang lebih sering.
• Prevalensi Perforasi Membran Timpani di Amerika -> 1-3%
• Prevalensi perforasi membran timpani akibat OMSK
- Di negara berkembang : 5-10%
- Di negara maju : 0.5-2%
Etiologi

 Infeksi akut pada telinga tengah seringkali menyebabkan terjadinya


kurangnya suplai darah ke membran timpani yang seringkali berjalan dengan
peningkatan tekanan pada telinga dalam, hal ini mengakibatkan robeknya
atau hilangnya jaringan membrane timpani,
 Penyebab lain dari perforasi adalah trauma fisik dari telinga, yang tersering
adalah pukulan yang keras kearah telinga dalam. Beberapa trauma yang lain
adalah, perubahan tekanan pada telinga yang berubah secara mendadak,
Letak dan luas perforasi

Perforasi Sentral perforasi marginal perforasi atik

 Tik point : seperti titik


 Kecil : < ¼ luas membrane timpani = ± < 2 mm
 Sedang : ¼ - 1/2 luas membrane timpani = ± 2-4 mm
 Besar ; > ½ luas membran timpani = ±> 4 mm
1)Perforasi sentral (sub total): Letak perforasi di sentral dan pars tensa membran
timpani. Seluruh tepi perforasi masih mengandung sisa membran timpani.
2)Perforasi marginal : Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan
anulus atau sulkus timpanikum.
3)Perforasi atik: Letak perforasi di pars flaksida membran timpani.
penyakit yang menyebabkan perforasi membrane timpani
1. otitis media

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran
Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, dapat menyebabkan infeksi
di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran,
tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya sel-sel darah
putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan
mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam
telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di
belakang gendang telinga.
Cont…

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu


karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga
dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.
Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan
halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan
pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga
juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak
tersebut akhirnya dapat menyebabkan perforasi membran timpani karena
tekanannya.
Cont…
2. trauma
Trauma dapat menyebabkan perforasi pada membran timpani baik trauma
secara langsung maupun tidak langsung misalnya tertusuk alat pembersih kuping,
suara ledakan yang berada didekat sekali dengan telinga kita, menyelam dengan
kedalaman yang dianggap tidak aman (barotrauma), trauma kepala akibat
kecelakaan kendaraan bermotor.
Gejala Klinis

• Penurunan pendengaran
• Nyeri telinga yang hebat ( otalgia)
• Sensasi mendengar suara siulan saat meniup telinga atau bersin
• Vertigo
• Cairan yang keluar dari telinga dapat terus menerus
• Tanda-tanda infeksi telinga tengah (demam, nyeri, telinga berdenging)
• Hilangnya fungsi pendengaran (test pendengaran), hal ini menentukan apakah
penderita membutuhkan alat bantuan pendengaran atau tidak.
Diagnosis

 Anamnesis
- Gejala paling sering -> telinga berair
 Pemeriksaan fisik (otoskopi)
- Melihat ada atau tidak perforasi pada membran timpani dan letak perforasi
 Pemeriksaan endoskopi telinga
- Mengetahui luas perforasi dan letak yang lebih jelas
 Pemeriksaan audiometri
- untuk mengevaluasi tingkat penurunan fungsi pendengaran
 Tes PENALA
- Rinne (+)
- weber -> lateralisasi ke telinga yang sakit
- Schwabach -> memanjang
Terapi

 Bersihkan telinga ( ear toilet)


 Antibiotik :
Amoksisilin 3x500 mg oral atau
Eritromisin 3x500 mg oral atau
Cefadroxil 3x500 mg oral

Anda mungkin juga menyukai