Format Bedah
Format Bedah
Format Bedah
fraktur (4a)
+
Anamnesis
Inspeksi (Look) :
- adanya deformitas jaringan tulang
Palpasi (feel)
Teraba deformitas tulang dibandingkan dengan sisi yang sehat
Nyeri tekan
Bengkak / edema
Terdapat pemendekan ( perbedaan panjang anggota gerak yg sakit dengan yg sehat )
Move
- Menilai lingkup gerak sendi : bebas (normal), terbatas (curiga fraktur)
Px neurologis
- px saraf sensoris dengan kapas yg dipilin bandingkan distal dan proximal fraktur
- motoris meminta pasien menggerakan tungkai yg mengalami fraktur
+
Pemeriksaan fisik (fraktur terbuka)
Inspeksi (Look) :
- adanya luka terbuka pada kulit
Palpasi (feel)
Robekan kulit yang terpapar dunia luar
Nyeri tekan
Teraba jaringan tulang yg menonjol keluar
adanya deformitas
Terdapat pemendekan ( perbedaan panjang anggota gerak yg sakit dengan yg sehat )
Move
- Menilai lingkup gerak sendi : Tidak dapat digerakkan
Px neurologis
- px saraf sensoris dengan kapas yg dipilin bandingkan distal dan proximal fraktur
- motoris meminta pasien menggerakan tungkai yg mengalami fraktur
+
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi
fraktur clavicula(4a)
+
Pemeriksaan fisik dan status Lokal
1. Persiapan pasien
Meminta pasien untuk duduk di bed
Pemeriksaan Radiologi
Dx : FRAKTUR CLAVICULA
+
+
Pembidaian
6. Pastikan lengan tengah beristirahat sepenuhnya di dalam kain segitiga 7. Lipat kain segitiga di siku dan fiksasi dengan plester
C. Sling elevasi
1. Lihat langkah-langkah sling (langkah 1-3) 2. Tekuk siku dan taruh jari-jari tangan pada lengan yang cedera di tulang collar 3. Lipat
kain segitiga melewati lengan bawah dan fiksasi ujung kain dengan menggunakan safety pin
- Ketika memutar perban pastikan memiliki tekanan yang sama agar tidak mengganggu aliran darah - Letakkan sendi pada posisi
yang fisiologis
5. Pilih arah yang pasti untuk memfiksasi putaran perban, jangan putarkan perban di tempat yang sudah diperban
+
osteoporosis (3a)
Kondisi di mana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan
mudah patah akibat berkurangnya massa tulang,
khususnya kalsium yang terjadi pada waktu lama
+ Tanda dan Gejala
• Nyeri
• Tulang rapuh (mudah
patah)
• Membungkuk
• Tinggi badan
menurun
PROSES PERUBAHAN KEPADATAN TULANG
SEVERE
NORMAL OSTEOPENIA OSTEOPOROSIS OSTEOPOROSIS
Cortical
bone
Trabecular
bone
+
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada seorang yang diduga menderita osteoporosis antara lain:
Pengukuran tinggi badan dengan sebuah stadiometer. Penurunan tinggi badan sekitar 2 cm atau lebih
dibandingkan dengan tinggi sebelumnya menandakan adanya fraktur pada tulang vertebrae.
Pemeriksaan berat badan. Seseorang dengan osteoporosis biasanya memiliki berat badan yang rendah
(BMI<19 kg/m2) atau mengalami penurunan berat badan 5% atau lebih.
Pemeriksaan range of motion secara aktif dan pasif. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui
apakah terdapat keadaan patologis pada oseos atau tidak.
Pemeriksaa neurologis untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada spinal cord atau sistem saraf
perifer.
2. Begin the test with the subject sitting correctly in a chair with arms, the subject’s back should resting on the back of the chair. The chair should be stableand positioned such that it will not move
when the subject moves from sitting to standing.
3. Place a piece of tape or other marker on the floor 3 meters away from the chair so that it is easily seen by the subject.
4. Instructions : “On the word GO you will stand up, walk to the line on the floor, turn around and walk back to the chair and sit down. Walk at your regular pace.
5. Start timing on the word “GO” and stop timing when the subject is seated again correctly in the chair with their back resting on the back of the chair.
6. The subject wears their regular footwear, may use any gait aid that they normally use during ambulation, but may not be assisted by another person. There is no time limit. They may stop and rest
(but not sit down) if they need to.
7. Normal healthy elderly usually complete the task in ten seconds or less. Very frail or weak elderly with poor mobility may take 2 minutes or more.
8. The subject should be given a practice trial that is not timed before testing.
9. Results correlate with gait speed, balance, functional level,the ability to go out, and can follow change over time.
10. Interpretation
< 20 seconds = good mobility, can go out alone, mobile without a gait aid.
A score of more than or equal to fourteen seconds has been shown to indicate high risk of falls.
Pemeriksaan fraktur
Seseorang dengan fraktur kompresi tulang vertebrae akan mengalami thoracic kyphosis
dengan cervical lordosis yang berlebihan (dowager hump). Hal ini diikuti dengan hilangnya
lumbar lordosis. Setelah kejadian fraktur kompresi dan kifosis yang progresif, pasien tersebut
biasanya akan mengalami penurunan tinggi badan sekitar 2-3 cm.
Bila dilakukan perkusi di sekitar tulang vertebrae yang patah, punggung pasien akan terasa
lebih empuk. Pasien dengan fraktur pada pubis dan sakrum ditandai dengan adanya nyeri
yang hebat saat menggerakkan sendi sakroiliakanya. Fraktur pada bagian tubuh yang lain
termasuk distal radius dan humerus biasa ditandai dengan rasa nyeri dan mengakibatkan
pembatasan ROM pada sendi yang bersangkutan.
Roentgen
Memperkirakan risiko osteoporosis secara dini (terutama pada individu berusia > 40 tahun),
menentukan dan memantau terapi obat antiresorpsi oral (seperti bifosfonat atau hormone replacement
therapy / HRT) pada penderita osteoporosis dan penyakit tulang lainnya.
Menentukan gangguan metabolisme tulang dalam hal pembentukan tulang dan bone
turnover, penanda untuk pemantauan efikasi terapi obat antiresorpsi oral (seperti bifosfonat
atau hormone replacement therapy / HRT) pada penderita osteoporosis atau hiperkalsemia
+
Non Hormonal
• Kalsium dan suplemen vitamin D
• Bisphosphonate
• Strontium ranelate
Hormonal
• Selective estrogen receptor
modulators (SERMs)