Obat Gangguan Sistem Saraf Pusat
Obat Gangguan Sistem Saraf Pusat
Obat Gangguan Sistem Saraf Pusat
Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh contohnya adalah
produk mikroorganisme seperti toksin. Jenis lain pirogen adalah pirogen
endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh. Contohnya
antara lain interleukin-1 (IL-1) dan interferon (IFN).
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel darah putih
(molasit, limfosit, dan neutropil) oleh pirogen eksogen. Sel darah putih
tersebut akan mengeluarkan pirogen endogan (IL-1) dan IFN. Pirogen eksogen
dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk
membentuk prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk akan meningkatkan
patokan termostat dipusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan
menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru
sehingga hal ini memicu mekanisme peningkatan panas antara lain menggigil,
vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi panas yang pada akhirnya
akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut.
Lanjutan
Analgetik dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu analgetik narkotik dan analgetik
non narkotik.
1. Analgetik Narkotik (analgetik sentral/ analgetik opioid)
Analgetik narkotik bekerja di sistem saraf pusat (SSP) dan memiliki daya
penghalang nyeri yang hebat sekali. Dalam dosis besar, dapat bersifat depresan
umum (menurunkan kesadaran) dan mempunyai efek samping menimbulkan
rasa nyaman (euforia). Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat dihilangkan
oleh analgetik narkotik, kecuali sensasi kulit.
5. Piroksikam
Bekerja sebagai anti radang, analgesik, dan anti piretik yang
kuat. Piroksikam digunakan untuk mengatasi encok. Efek samping
berupa perdarahan dalam lambung-usus.
Status Epileptikus adalah serangan yang bertahan lebih dari 30 menit dan
berlangsung beruntun dengan cepat tanpa diselingi keadaan sadar. Sesudah
30 menit ini muai terjadi kerusakan SSP. Situasi gawat ini dapat berakibat
fatal atau kematian karena kesulitan pernapasan dan kekurangan oksigen di
otak.
Pengobatan Epilepsi
Hipnotik atau obat tidur (berasal dari kata hypnos yang berati tidur)
merupakan obat yang diberikan pada malam hari dalam dosis terapi
yang dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur,
mempermudah atau menyebabkan tidur. Lazimnya, obat ini diberikan
pada malam hari. Apabila diberikan pada siang hari, obat ini diberikan
dengan dosis yang lebih rendah yang bertujuan menenangkan
sehingga dinamakan sedatif (obat penenang). Oleh karena itu, tidak
ada perbedaan yang besar antara kedua kelompok obat ini.
Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis terapi yang rendah dapat
menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsangan
emosi sehingga menenangkan.
Hipnotik adalah zat-zat dalam dosis terapi diperuntukkan
meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau
menyebabkan tidur.
Sedatif/ hipnotik, seperti halnya antipsikotik, termasuk dalam
kelompok psikodepresif dan mencakup obat yang menekan atau
menghambat fungsi SSP tertentu.
Penanganan Insomnia
Insomnia atau kesulitan tidur dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti batuk, rasa nyeri, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan,
atau depresi. Faktor penyebab ini pertama-tama harus dihilangkan
dengan obat-obat yang sesuai, seperti antitusif, analgetik, vasodilator,
antidepresan, sedatif atau tranquilizer. Para penderita insomnia
dianjurkan untuk menjalani kebiasaan tidur yang tetap dan teratur serta
menghindari konsumsi kopi dan alkohol untuk menahan batuk.
Apabila penanganan di atas tidak berhasil, baru digunakan
hipnotik dengan dosis serendah mungkin. Hipnotik ini efektif dalam
pempercepat dan memperpanjang waktu tidur dengan mengurangi
frekuensi bangun dan memperbaiki kualitas tidur. Penggunaan obat ini
sebaiknya dihentikan segera setelah penderita dapat tidur normal untuk
mencegah habituasi dan adiksi.
Kriteria Hipnotik-sedatif
4. Kloralhidrat
Indikasi : Insomnia
KI : Penyakit jantung berat, gangguan faal hati dan ginjal yang jelas, gastritis,
kondisi hamil dan menyusui
ES : Merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
Sediaan : -
5. Luminal
Indikasi : Epilepsi, tetanus, dan keracunan striknin
KI : Depresi pernapasan berat, porfiria
ES : Adiksi dan habituasi
Sediaan : Tablet 30 mg, 50 mg dan 100 mg; injeksi 100 mg/ml
ANTIPARKINSON
Amantadin
Obat antiinfluenza ini secara kebetulan ditemukan memiliki efek
antiparkinson. Khasiatnya menyerupai levodopa, tetapi jauh lebih lemah
dan efeknya nampak setelah satu minggu. Mekanisme kerja dengan
memperbanyak pelepasan dopamin dari ujung saraf. Efek sampingnya
lebih ringan dari levodopa dan pada dosis biasa, efek samping ini jarang
terjadi, antara lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi
ortostatik, kadang-kadang terjadi edema pada mata kaki.
Nootropik (Neurotropik)
Nootropik (sering juga disebut “obat pintar”) adalah obat yang digunakan pada
gangguan (insufisiensi) serebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi, dan
vertigo. Gangguan pada sirkulasi darah di otak seringkali ditemukan pada lansia
di atas usia 60 tahun. Gejalanya dapat berupa kelemahan ingatan jangka pendek
dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-jari dingin, dan depresi.
Penurunan fungsi kognitif dan kehilangan memori merupakan suatu masalah
yang besar terutama pada negara yang sudah maju dikarenakan jumlah
penduduk manula yang besar dan tingginya usia harapan hidup masyarakat di
negara tersebut.
Kognitif adalah keterampilan berpikir otak untuk memproses dan mengolah
informasi yang diterima dengan runutan cara dari membaca, memperhatikan,
belajar, berpikir dan menalar, memecahkan masalah, dan mengingat agar
kemudian tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Selain itu, keterampilan ini
juga membantu untuk berkomunikasi dan mengambil keputusan.
Salah satu penyebab utama terjadinya penurunan fungsi kognitif adalah
demensia, terutama demensia Alzheimer. Selama 10 tahun terakhir, penghambat
kolinesterase merupakan preparat yang digunakan sebagai terapi dalam kasus
penurunan fungsi kognitif.
Penggolongan Nootropik/ Neurotropik
1. Piracetam
Piracetam merupakan salah satu nootropik yang secara umum
mempunyai potensi terhadap neuronal maupun vaskular. Efek
neuronal obat ini diantaranya meningkatkan aktivitas beberapa
neurotransmiter serta meningkatkan metabolisme dan penggunaan
glukosa dan oksigen oleh sel otak, sedangkan efek vaskularnya
terutama dalam hal perbaikan reologi darah.
Piracetam merupakan derivat GABA (gamma aminobutyric
acid), dan dalam penggunaan klinisnya, Piracetam digunakan untuk
gangguan keseimbangan (vertigo) ataupun kondisi yang
berhubungan dengan proses penuaan, misalnya gangguan fungsi
kognitif.
Lanjutan
2. Piritinol HCl
Piritinol HCl merupakan antioksidan yang sangat kuat. Selain
itu, obat ini juga meningkatkan pengambilan oksigen dan glukosa
di dalam otak serta menyalurkan glukosa agar lebih mudah
melewati sawar dalam otak. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
fungsi umum otak.
3. Ginkgo biloba
Ekstra akar Ginkgo biloba dapat meningkatkan aliran darah
secara keseluruhan termasuk otak, meskipun efek nootropiknya
masih dalam perdebatan.
Lanjutan
4. Mekobalamin
Mekobalamin merupakan bentuk vitamin B12 dengan gugus metal aktif.
Penggunaan mekobalamin/ metilkobalamin dapat meningkatkan
metabolisme asam nukleat, protein, dan asam lemak. Selain itu,
mekobalamin diperlukan untuk kerja normal sel saraf bersama asam
folat dan vitamin B6.
5. Sitikolin
Sitikolin berfungsi dalam metabolisme fosfolipid sebagai prekusor
fosfatidil kolin dan asetil kolin. Pada uji klinis, beberapa pasien manula
yang menderita gangguan ingatan ringan hingga sedang mengalami
perbaikan dalam kemampuan kognitifnya, terutama dalam kemampuan
untuk memerhatikan. Efek ini diduga berkaitan dengan neurotranmiter
dopamin. Sitikolin juga menunjukan potensi untuk meningkatkan
kemampuan verbal pada pasien usia lanjut dengan dosis sekitar 2.000
mg/ hari dan terbukti bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan
mengingat pasien lanjut usia apabila diberikan secara oral selama 1
bulan. Secara umum, dikatakan bahwa sitikolin dapat meningkatkan
ingatan dan perilaku yang berkenaan dengan ingatan.