Transaksi syariah didasarkan pada prinsip persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan untuk memajukan kepentingan seluruh pihak tanpa diskriminasi.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
165 tayangan2 halaman
Transaksi syariah didasarkan pada prinsip persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan untuk memajukan kepentingan seluruh pihak tanpa diskriminasi.
Transaksi syariah didasarkan pada prinsip persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan untuk memajukan kepentingan seluruh pihak tanpa diskriminasi.
Transaksi syariah didasarkan pada prinsip persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan untuk memajukan kepentingan seluruh pihak tanpa diskriminasi.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2
Asas Transaksi Syariah
Berdasarkan KDPPLK Syariah, transaksi syariah berdasarkan pada prinsip :
a. Persaudaraan (ukhuwah) esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Transaksi syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharing economics) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di atas kerugian orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf). b. Keadilan (‘adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur: 1) riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun fadhl); 2) kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan); 3) maysir (unsur judi dan sikap spekulatif); 4) gharar (unsur ketidakjelasan); dan 5) haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional yang terkait • c. Kemaslahatan (mashlahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif. Kemashlahatan yang diakui harus memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halal) serta bermanfaat dan membawa kebaikan (thayib) dalam semua aspek secara keseluruhan yang tidak menimbulkan kemudharatan. • d. Keseimbangan (tawazun) esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi syariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasi keuntungan perusahaan semata untuk kepentingan pemilik (shareholder). Sehingga manfaat yang didapatkan tidak hanya difokuskan pada pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak yang dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi. • e. Universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).