Kep Anak B. Metti

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

PATOFISIOLOGI KELAINAN KONGENITAL PADA SISTEM

URINARI DAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK WILLM’S TUMOR DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
(DALAM KONTEKS KELUARGA)

Oleh
Ratih Ayu K
Erna Suwanti
DEFINISI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal
yang tumbuh dari sel embrional primitive diginjal.
Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen
yang tersering pada anak-anak.
ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan
faktor genetik. Tumor wilms berasal dari proliferasi
patologik blastema metanefron akibat tidak adanya
stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
menghasilkan tubuli dan glomeruli yang
berdiferensiasi baik.
ANATOMI FISIOLOGI
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal.
setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan
air kemih dari pelvis renalis ke dalam kandung kemih.
Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui
uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan
vulva (wanita). Anatomi ginjal :
1. Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas,
dibelakang peritonium, didepan dua kosta terakhir dan
tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor). Bentuknya seperti biji
kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita.
2. Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu
kesatuan (nefron). Setiap nefron terdiri dari kapsula
bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal,
yang mengosongkan diri keduktus pengumpul.
3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira
setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan
darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah
kanan garis tengah.
4. Persarafan pada ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis
(vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah
darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Fungsi ginjal adalah untuk:
a. menyaring limbah metabolik
b. menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
c. membantu membuang limbah metabolik serta natrium
dan air yang berlebihan dari tubuh
d. membantu mengatur tekanan darah
e. membantu mengatur pembentukan sel darah.
PATOFISIOLOGI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal
yang tumbuh dari sel embrional primitif diginjal,
makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras
sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan
gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan
gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan
tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan
bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan
jarang sekali ke tulang.
Stadium pada tumor wilms :
Stadium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat direseksi secara
lengkap dengan kapsul ginjal yang utuh. Tidak terjadi
ruptur atau robekan kapsul. Pembuluh darah sinus renal
tidak terlibat
Stadium II
Tumor sudah melewati kapsul ginjal namun dapat dieksisi
secara lengkap. Terdapat ekstensi regional tumor yang
dibuktikan dengan penetrasi kapsul atau dengan invasi
ekstensif sinus renal.
Stadium III
Terdapat sisa tumor non hematogen yang terbatas pada
abdomen.
Stadium IV
Metastasis hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau
otak atau metastasis ke kelenkar getah bening di luar
abdomen dan pelvis.
Stadium V
Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus
didiagnosis secara individu menurut kriteria di atas.
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang
dilaporkan adanya nyeri perut dan hematuria. Demam dapat
terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein
tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
Malaise (merasa tidak enak badan)
Nafsu makan berkurang
Mual dan muntah
Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh
(hemihipertrofi)
Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di
dalam air kemih)
KOMPLIKASI

1. Tumor Bilateral
2. Ekstensi Intracaval dan atrium
3. Tumor lokal yang lanjut
4. Obstruksi usus halus
5. Tumor maligna sekunder
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan atau MRI abdomen
2. USG abdomen
3. Rontgen abdomen
4. Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke
dada)
5. Pemeriksaan darah lengkap (mungkin akan menunjukkan
anemia)
6. BUN
7. Kreatinin
8. Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya
darah atau protein urine)
9. Pielogram intravena.
PENATALAKSANAAN
Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi
sekaligus penentuan stadium tumor
biopsi untuk menentukan jenis tumor
Kemoterapi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor
telepon yang bisa dihubungi
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak
sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan
panas hanya satu hari pertama sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya,
atau gejala-gejala tumor wilms
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau
tumor sebelumnya
5. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi
head to too dan yang harus di perhatikan adalah palpasi
abdomen yang cermat . Tumor dapat memproduksi renin
atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga
mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang rinci mengenai
kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau
hemihipertrofi juga perlu dicari.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium , foto polos abdomen ,
Pemeriksaan pielografi intravena , pemeriksaan
renoarteriogram
7. Pola aktivitas
a. Pola nutrisi dan metabolic
Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi
sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB
meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit
dapat terjadi karena uremia.
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri :
gangguan pada glumerulus menyebabkan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan
kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai
anuria, proteinuri, hematuria.
c. Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot
dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia.
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi
dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi
terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak,
frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat
menyebabkan pemmbesaran jantung (Dispnea, ortopnea
dan pasien terlihat lemah), anemia dan hipertensi yang
juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah.
D. Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal
karena adanya uremia. keletihan, kelemahan malaise,
kelemahan otot dan kehilangan tonus
e. Kognitif & perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar
dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila
terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari
pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena
immunitas yang menurun.
f. Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan
edema dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat
sembuh kembali seperti semula
g. Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan
lingkungan perawatan yang baru serta kondisi kritis
menyebabkan anak banyak diam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan
protein dan penurunan intake.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita penyakit yang
mengancam kehidupan
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler)
berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
6. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan
7. Resiko Infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
kebutuhan dasar yang terganggu pada anak dengan tumor
wilms
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, terganggu bila telah
terjadi komplikasi pada jantung, paru atau metastase ke paru-paru.
Kebutuhan cairan dan elektrolit, terganggu karena terjadi retensi
cairan dan natrium sehingga terjadi oedem.
Kebutuhan makanan, terganggu karena adanya mual, muntah,
anoreksia
Kebutuhan eliminasi urin, terganggu karena terjadi oliguria
sampai anuria, proteinuri, hematuri.
Kebutuhan istirahat dan tidur, terganggu karena adanya nyeri,
gatal karena uremia.
Kebutuhan aktivitas, terganggu karena adanya kelemahan,
kelelahan.
Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh, terganggu karena adanya
demam.
2. Kebutuhan akan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas,
infeksi
Kebutuhan rasa nyaman, terganggu karena adanya
nyeri.
Kebutuhan bebas dari rasa takut dan cemas
Kebutuhan bebas dari perasaan terancam karena
pengalaman yang baru atau asing.
3. Kebutuhan akan kasih sayang, kasih sayang dari
keluarga sangat dibutuhkan anak dalam menghadapi
proses sakitnya.
4. Kebutuhan akan penghargaan : anak dalam kondisi sakit
membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tuanya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri : dalam kondisi sakit
anak kurang bersemangat dalam menggali dan
JURNAL
Judul Jurnal : Self- Eficacy Parents in Undergoing
Child Cancer Treatment At The Rumah Kanker Anak
Cinta Bandung
Penulis : Sri Hendrawati, Iken Nurhidayah, Ai
Mardhiyah
Tahun : 2019
Jurnal : NurseLine Journal Vol.4 No 1 Mei 2019 :
37-45
Problem ( P )
Insidensi kanker pada anak semakin meningkat dan sudah masuk
menjadi sepuluh besar penyakit terbanyak pada anak. Menurut data
WHO (2015) , prevalensi kanker pada anak sekitar 4% dan
90.0000 kematian anak di dunia disebabkan oleh kanker. Kanker
anak memberikan dampak perubahan baik fisik maupun psikologis
yang dapat terjadi akibat perjalanan penyakit maupun efek
samping pengobatan. Penanganan kanker pada anak dilakukan
secara berkesinambungan dan berlangsung lama, sehingga peran
orang tua dalam mendukung pengobatan sangat penting. Orang tua
merupakan faktor penting dalam penerapan perawatan berpusat
keluarga ini sangat dipengaruhi oleh kepercayaan akan efikasi diri
orang tua. Dengan demikian perawat harus dapat mengidentifikasi
efikasi diri pada orang tua anak dengan kanker untuk membuat
suatu intervensi keperawatan yang tepat untuk meningkatkan
efikasi diri orang tua, sehingga dapat mendukung perawatan anak
dengan kanker.
Intervensi ( I )
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efikasi diri
pada orang tua dalam menjalani pengobatan kanker anak
di Rumah Kanker Anak Cinta Bandung. Peneitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan sampel di
ambil dengan teknik consecutive sampling dengan
membagikan kuisioner dan data dianalisis menggunakan
analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk frekuensi
dan persentase.
Comparasi ( C )
Penelitian Streisand dan Mackey (2010) dan Lestari, Yani,
dan Nurhidayah (2018) menunjukkan bahwa rendahnya
efikasi diri turut berpengaruh dalam tingginya tingkat
stres yang dialami orang tua yang memiliki anak dengan
penyakit kronis.
Menurut Harper et al, (2013), pada fase awal pengobatan
anak kanker, orang tua dapat mengalami distres, berupa
kecemasan, mood negatif, tidak percaya diri dan depresi.
Distres emosi yang dialami orang tua dapat menyebabkan
reaksi jangka panjang dan akan memperlambat
pengobatan anak serta meningkatkan biaya perawatan
anak dengan kanker
Outcome ( O )
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 subyek
penelitian sebagian besar orang tua dalam menjalani
pengobatan kanker anak memiliki efikasi diri tinggi, yakni
sebanyak 23 orang ( 57,5% ), sisanya 17 orang (42,5%)
orang tua memiliki efikasi diri rendah. Orang tua dengan
anak kanker pada penelitian ini memiliki kemampuan atau
keyakinan yang tinggi dalam merawat anak dengan
kanker. Sehingga hal ini dapat sangat menunjang terhadap
proses perawatan, pengobatan, dan penyembuhan anak
yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
kualitas hidup anak dengan kanker.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai