Konsep Gerontik

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

DEFINISI LANSIA

• Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia


60 tahun ke atas.
• Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan
yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak,
dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
BATASAN LANSIA
 

• WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai


berikut :
– Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
– Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
– Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
• Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi
menjadi tiga katagori, yaitu:
– Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
– Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
– Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke
atas dengan masalah kesehatan.
CIRI–CIRI LANSIA
 
• Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
• Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari
faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran
pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi
yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka
akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan
tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang
tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan
lebih lama terjadi.
• Lansia memiliki status kelompok minoritas.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan terhadap lansia dan
diperkuat oleh pendapat yang kurang baik,
misalnya lansia yang lebih senang
mempertahankan pendapatnya maka sikap
sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi
ada juga lansia yang mempunyai tenggang
rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
masyarakat menjadi positif.
• Menua membutuhkan perubahan peran.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena
lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia
sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan. Misalnya lansia menduduki
jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua
RW, sebaiknya masyarakat tidak
memberhentikan lansia sebagai ketua RW
karena usianya.
• Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat
mereka cenderung mengembangkan konsep diri
yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang
buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi
buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama
keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan
keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,
kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri
dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan
memiliki harga diri yang rendah.
• Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat
mereka cenderung mengembangkan konsep diri
yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang
buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi
buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama
keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan
keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,
kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan
memiliki harga diri yang rendah.
PERMASALAHAN LANSIA DI INDONESIA

• Masalah fisik
Masalahyang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai
melemah, sering terjadi radang persendian ketika
melakukan aktivitas yang cukup berat, indra
pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran
yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang
menurun, sehingga seringsakit.
• Masalah kognitif ( intelektual )
Masalah yang hadapi lansia terkait dengan
perkembangan kognitif, adalah melemahnya daya ingat
terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit untuk
bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
• Masalah emosional
Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional,
adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat,
sehingga tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi
sangat besar. Selain itu, lansia sering marah apabila ada
sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan
sering stres akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi.
• Masalah spiritual
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual,
adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat
yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika
mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah,
dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan hidup
yang cukup serius.
TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA

• Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah


dalam memudahkan petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan sosial, kesehatan, perawatan
dan meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia. Tujuan
pelayanan kesehatan pada lansia terdiri dari :
• Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada
taraf yang setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari
penyakit atau gangguan.
• Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-
aktifitas fisik dan mental
• Mencari upaya semaksimal mungkin agar para
lansia yang menderita suatu penyakit atau
gangguan, masih dapat mempertahankan
kemandirian yang optimal.
• Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan
perhatian pada lansia yang berada dalam fase
terminal sehingga lansia dapat mengadapi kematian
dengan tenang dan bermartabat.
• Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat
pelayanan sosial lansia, pusat informasi pelayanan
sosial lansia, dan pusat pengembangan pelayanan
sosial lansia dan pusat pemberdayaan lansia.
PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA

• Pendekatan Fisik
Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan
dengan pendekatan fisik melalui perhatian
terhadap kesehatan, kebutuhan, kejadian yang
dialami klien lansia semasa hidupnya,
perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih dapat dicapai dan
dikembangkan, dan penyakit yang dapat
dicegah atau progresifitas penyakitnya.
• Pendekatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia
dapat dibagi 2 bagian:
• Klien lansia yang masih aktif dan memiliki
keadaan fisik yang masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain sehingga dalam
kebutuhannya sehari-hari ia masih mampu
melakukannya sendiri.
• Klien lansia yang pasif, keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui
dasar perawatan klien lansia ini, terutama yang
berkaitan dengan kebersihan perseorangan untuk
mempertahankan kesehatan.
• Pendekatan Psikologis
Perawat mempunyai peranan penting untuk
mengadakan pendekatan edukatif pada klien
lansia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung
terhadap segala sesuatu yang asing,
penampung rahasia pribadi dan sahabat yang
akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan
ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu
yang cukup banyak untuk menerima berbagai
bentuk keluhan agar lansia merasa puas. Perawat
harus selalu memegang prinsip triple S yaitu
sabar, simpatik dan service
• Pendekatan Sosial
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita
merupakan salah satu upaya perawat dalam
melakukan pendekatan sosial. Memberi kesempatan
untuk berkumpul bersama dengan sesama klien
lansia berarti menciptakan sosialisasi. Pendekatan
sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa
lansia adalah makhluk sosial yang membutuhkan
orang lain Perawat memberi kesempatan seluas-
luasnya kepada lansia untuk mengadakan
komunikasi dan melakukan rekreasi. Lansia perlu
dimotivasi untuk membaca surat kabar dan majalah.
PRINSIP ETIKA PADA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
 

Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan


dalam pelayanan pada lansia adalah
1. Empati: istilah empati menyangkut pengertian
“simpati atas dasar pengertian yang
dalam”artinya upaya pelayanan pada lansia
harus memandang seorang lansia yang sakit
dengan pengertian, kasih sayang dan
memahami rasa penderitaan yang dialami
oleh penderita tersebut.
2. Non maleficence dan beneficence. Pelayanan
pada lansia selalu didasarkan pada keharusan
untuk mengerjakan yang baik dan harus
menghindari tindakan yang menambah
penderitaan (harm). Sebagai contoh, upaya
pemberian posisi baring yang tepat untuk
menghindari rasa nyeri, pemberian analgesik
(kalau perlu dengan derivat morfina) yang
cukup, pengucapan kata-kata hiburan
merupakan contoh berbagai hal yang mungkin
mudah dan praktis untuk dikerjakan.
3. Otonomi yaitu suatu prinsip bahwa seorang
individu mempunyai hak untuk menentukan
nasibnya, dan mengemukakan keinginannya
sendiri. Tentu saja hak tersebut mempunyai
batasan, akan tetapi di bidang geriatri hal
tersebut berdasar pada keadaan, apakah
lansia dapat membuat keputusan secara
mandiri dan bebas (misalnya seorang ayah
membuat keputusan bagi anaknya yang
belum dewasa).
4. Keadilan: yaitu prinsip pelayanan pada lansia
harus memberikan perlakuan yang sama bagi
semua. Kewajiban untuk memperlakukan
seorang penderita secara wajar dan tidak
mengadakan pembedaan atas dasar
karakteristik yang tidak relevan.
5. Kesungguhan hati: Suatu prinsip untuk selalu
memenuhi semua janji yang diberikan pada
seorang lansia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai