Anestesi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

General Anestesia

pembimbing :
dr. Ronie Putra Daniel, Sp.An

disusun oleh :
Diah Stanya Putri (102119048)
Fitratul Azni (102119010)
Resty Yunus (102119009)
Defenisi
Anestesi umum adalah menghilangkan rasa
sakit seluruh tubuh secara sentral disertai
hilangnya kesadaran yang bersifat reversible.
Perbedaan anestesi umum dibanding dengan
anestesi lokal diantaranya pada anestesi lokal
hilangnya rasa sakit setempat sedangkan pada
anestesi umum seluruh tubuh. Menurut bentuk
fisiknya, anestesi umum dibagi menjadi 2 macam
yaitu anestesi inhalasi dan anestesi intravena.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anestesi Umum

1. Faktor respirasi
Konsentrasi zat anestesika yang dihirup/ diinhalasi
Ventilasi alveolus; makin tinggi ventilasi alveolus, makin
cepat meningginya tekanan parsial alveolus dan keadaan
sebaliknya pada hipoventilasi.

2. Faktor sirkulasi
Perubahan tekanan parsial zat anestesika yang jenuh dalam
alveolus dan darah vena.
Koefisien partisi darah/ gas.
Aliran darah, yaitu aliran darah paru dan curah jantung.
LANJUTAN..
3. Faktor Jaringan
Perbedaan tekanan parsial obat anestesika antara darah arteri
dan jaringan.
Koefisien partisi jaringan/darah: kira-kira 1,0 untuk sebagian
besar zat anestesika, kecuali halotan.
Aliran darah

4. Faktor zat anestesika


Untuk menentukan derajat potensi ini dikenal adanya MAC
(minimal alveolar concentration atau konsentrasi alveolar
minimal) yaitu konsentrasi terendah zat anestesika dalam udara
alveolus yang mampu mencegah terjadinya tanggapan (respon)
terhadap rangsang rasa sakit. Makin rendah nilai MAC, makin
tinggi potensi zat anestesika tersebut.
Stadium Anestesi
a. Stadium I (Stadium analgesi atau stadium disorientasi)
• Dimulai sejak diberikan anestesi sampai hilangnya
kesadaran. Pada stadium ini, operasi kecil dapat dilakukan.
• b. Stadium II (stadium delirium atau stadium eksitasi)
• Dimulai dari hilangnya kesadaran sampai nafas teratur.
Pada stadium ini penderita bisa meronta-ronta, pernafasan
irregular, pupil melebar, refleks cahaya positif gerakan bola
mata tidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot meninggi,
refleks fisiologi masih ada, dapat terjadi batuk atau
muntah, kadang-kadang kencing atau defekasi.
• c. Stadium III (Stadium operasi)
• Dimulai dari nafas teratur sampai paralise otot nafas.
Lanjutan…
• d. Stadium IV
•Dari paralisis diafragma sampai apneu dan
kematian. Disebut juga stadium overdosis
atau stadium paralysis. Ditandai dengan
hilangnya semua reflek, pupil dilatasi, terjadi
respiratory failure dan diikuti dengan
circulatory failure.
PENILAIAN DAN PERSIAPAN PRA ANESTESI

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Klasifikasi status fisik
5. Masukan oral
 semua pasien yang dijadwalkan untuk operasi
elektif dengan anestesia harus dipantangkan
dari masukan oral (puasa) selama periode
tertentu sebelum induksi anestesia.
Lanjutan…
6. Premedikasi
premedikasi yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesi
diberi dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan
dan bangun dari anestesi diantaranya:
Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien
 Memudahkan atau memperlancar induksi
 Mengurangi jumlah obat-obat anestesi
 Menekan refleks-refleks yang tidak diinginkan
(muntah/liur)
 Mengurangi sekresi kelenjar saliva dan lambung
 Mengurangi rasa sakit
Obat-obat yang digunakan
a) Analgesik narkotik
1) Morfin
2) Petidin
3) Fentanyl

b) Analgesik non narkotik


1) Ketorolak
2) Asam mefenamat
3) Natrium diklofenak
4) Tramadol
Lanjutan…

a) Hipnotik c). Antikolinergik


1) Ketamin 1). Sulfas atropine
2) Pentotal

b) Sedatif d). Anti emetic

1) Diazepam/valium/stesolid 1). Simetidin dan Ranitidin

2) Midazolam/dormicum 2). Ondancentron


•  
Obat-Obat Induksi Anestesi Intravena

1. Profopol
•Propofol dengan cepat dimetabolisme di hati melalui konjugasi ke
glukuronat dan sulfat untuk menghasilkan senyawa larut dalam air,
yang diekskresikan oleh ginjal.
•Efek samping: hipotensi, apnea sementara selama induksi.

2. Ketamin
• Ketamin kurang digemari untuk induksi anesthesia karena sering
menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala,
pasca anesthesia dapat menimbulkan mual muntah, pandangan
kabur dan mimpi buruk.
• Efek samping : di masa pemulihan pada 30% pasien didapatkan
mimpi buruk sampai halusinasi visual yang kadang berlanjut hingga
24 jam pasca pemberian.
Pemulihan Anestesi
Pemeliharaan Anestesi
(Maintainance)
• Dapat dikerjakan secara • Pada akhir operasi atau
intravena (anestesi setelah operasi selesai,
intravena total) atau maka anestesi diakhiri
dengan inhalasi atau dengan menghentikan
dengan campuran pemberian obat anestesi.
intravena inhalasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai