Pertemuan III Semi Solid
Pertemuan III Semi Solid
Pertemuan III Semi Solid
2
Membuat formula yang tepat sehingga
menghasilkan produk akhir berupa sediaan
farmasi yang stabil, berkhasiat, aman dan
nyaman ketika digunakan.
3
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
yaitu :
krim).
4
Pemilihan bentuk sediaan obat tergantung pada :
a. Sifat-sifat fisika kimia zat aktif yang
digunakan, yakni kelarutan, ukuran
partikel, sifat higroskopis, reaksi-reaksi
kimia dll. Misal asam asetilsalisilat/aspirin
mudah terhidrolisis di air
b. Kerja obat yang diinginkan, secara lokal
atau sistemik.
c. Umur si pemakai. Untuk bayi dan anak-anak
lebih disukai bentuk sirup. Untuk
dewasa umumnya dibuat dalam bentuk tablet,
kapsul.
5
2. Eksipien
Bahan tambahan yang digunakan harus
kompatibel (dpt tercampurkan) dengan bahan
obat utama ( zat aktif ) dan bahan tambahan
yang lain.
6
3. Kenyamanan saat penggunaan
Rasa yang tidak enak dari obat dapat
ditutupi dengan penambahan corrigens
7
4. Kestabilan sediaan obat
Selama penyimpanan, sediaan obat harus
tetap dalam keadaan yang stabil, tidak
menampakkan tanda-tanda kerusakan
seperti : terjadi perubahan warna, bau,
rasa, timbulnya kristal pada permukaan
tablet/kaplet, memisahnya air dan minyak
pada sediaan krim/emulsi.
8
PREFORMULASI
SEDIAAN LIQUID & SEMI SOLID
Mengumpulkan informasi yang meliputi :
9
Meliputi bentuk, rasa, warna, aroma dan
tekstur.
Pertimbangan :
10
Bahan obat yang larut dalam pelarut polar
maka gunakan pelarut yang polar.
Bahan yang tidak larut dapat dibuat menjadi
sediaan suspensi.
Contoh :
11
Dengan ukuran partikel yang kecil maka kecepatan
melarutnya obat lebih cepat dibandingkan ukuran
partikel yang besar.
Pertimbangan :
12
Dengan luas permukaan partikel yang besar
maka kecepatan melarutnya obat lebih cepat
dibandingkan luas permukaan partikel yang
kecil.
Salah satu cara memperluas permukaan partikel
13
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan
senyawa aktif obat dari bentuk sediaan
padat ke dalam media pelarut.
Pertimbangan :
14
Koefisien partisi merupakan ratio
pendistribusian obat ke dalam pelarut
sistim dua fase, yaitu pelarut lipofilik
(oktanol) dan hidropilik (air)
15
Bahan obat yang memiliki koefisien partisi
tinggi maka akan lebih mudah larut dalam
pelarut non polar
Bahan obat yang memiliki koefisien partisi
16
pKa adalah derajat disosiasi asam. Semakin
rendah nilai pKa maka akan semakin asam.
Semakin tinggi nilai pKa maka akan semakin basa.
Pertimbangan :
17
Bahan obat yg memiliki komposisi kimia
sama tapi memiliki struktur kristal yang
berbeda.
Perbedaan ini menyebabkan sifat fisika
18
19
Ada beberapa bahan obat yang tidak stabil
dalam kondisi tertentu.
Misalnya asam asetilsalisilat tidak stabil
20
Khasiat/Indikasi
Mekanisme kerja
Dosis
Efek samping
Kontra Indikasi
Cara Pemberian
Pertimbangan :
21
“Data-data preformulasi diatas kemudian
digunakan untuk mendesain suatu
sediaan yang stabil, manjur, tidak toksik
dan dapat diproduksi secara massal.”
22