Thorax

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

REFERAT

SMF ILMU RADIOLOGI


“FOTO THORAX”

Pembimbing :

dr. Iriawati, Sp. Rad

 Oleh :

I Made Lisma Andita

19710095

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO
2021
PENDAHULUAN

Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi
pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. Radiasi dimanfaatkan untuk terapi
atau studi pencitraan biasanya dengan menggunakan alat-alat radio yang dapat digunakan
untuk melihat bagian tubuh dengan menggunakan pancaran atau radiasi gelombang
elektromagnetik
Sinar-x merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang
Sinar-X sejenis dengan gelombang radio, tetapi mempunyai panjang gelombang
yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda yang sangat tebal.

panjang gelombang berkisar antar 10 nm-100 pm dengan


jangkauan frekuensi 30 pHz-60 eHz.
Pemeriksaan Radiografi

Pemeriksaan Radiografi thorax atau


sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan
menggambarkan secara radiografi organ
pernafasan yang terdapat di dalam rongga
dada.

Pemeriksaan ini dapat dipergunakan untuk


menilai kelainan pada daerah dada khususnya
paru-paru, jantung dan tulang iga.
DEFINISI
Foto thoraks

Foto thoraks atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari
thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur-
struktur di dekatnya.

Radiasi Dewasa
X-Ray
(sekitar 0.06 mSv)
Anatomi Radiologik
Thoraks Normal

 Paru
Gambar paru pada foto thoraks terletak
pada daerah yang translusen (radiolusen).
Trakea dan bronkus kanan kiri terlihat
sebagai lesi lusen (hitam) yang superposisi
dengan vertebra.
Lobus kanan Lobus kiri

Paru kanan terdiri dari 3 lobus :


1. Lobus superior kanan (right upper lobe/ RUL)
2. Lobus media kanan (right middle lobe/ RML)
3. Lobus inferior kanan (right lower lobe/ RLL)
Paru kiri terdiri dari 2 lobus :
4. Lobus superior kiri (Left upper lobe/ LUL) dan lingula
5. Lobus inferior kiri (Left lower lobe/ LLL)
• Batas jantung di kanan bawah dibentuk oleh atrium
kanan. Atrium kanan bersambung dengan
mediastinum superior yang dibentuk oleh v. cava
superior.
• Batas jantung disisi kiri atas dibentuk oleh arkus
aorta yang menonjol di sebelah kiri kolumna
vertebralis. Di bawah arkus aorta ini batas jantung
melengkung ke dalam (konkaf) yang disebut
pinggang jantung.
• Pada pinggang jantung ini, terdapat penonjolan dari
arteria pulmonalis. Di bawah penonjolan a.
Pulmonalis terdapat aurikel atrium kiri (left atrial
appendage).
• Batas kiri bawah jantung dibentuk oleh ventrikel kiri
yang merupakan lengkungan konveks ke bawah
sampai ke sinus kardiofrenikus kiri.
• Puncak lengkungan dari ventrikel kiri itu disebut
sebagai apex jantung.
• Aorta desendens tampak samar-samar sebagai garis
lurus yang letaknya para-vertebral kiri dari arkus
sampai diafragma
Cara pengukuran Cardio Thoracic Ratio
(CTR)

  

Keterangan :
a. garis lurus melalui prosesus spinosus ke arah tepi kanan jantung.
b. garis lurus melalui prosesus spinosus ke arah tepi kiri jantung.
c. garis terpanjang yang melalui tepi dalam costae kanan dan kiri,
diukur melalui basis kordis.
Mediastinum

 Mediastinum terdiri dari :


a) Mediastinum superior (dari aperture
toracis sampai arcus aorta)
b) Mediastnum anterior (daerah antara
sternum dengan pericardiumsisi anterior)
c) Mediastinum media (jantung)
d) Mediastinum posterior (pericardium sisi
posterior sampai vertebra)
Diafragma

Normalnya, diafragma berbentuk


konveks sedangkan sudut
kostofrenikus tajam. Bagian tertinggi
diafragma terletak setinggi ruang
intercosta anterior ke 5-6, atau di
persilangan antara bayangan costae
anterior ke-6 dan costae posterior ke-
10.
JENIS FOTO THORAKS
Foto thoraks posteroanterior (PA)
 Pembuatan foto paru PA dilakukan dengan cara pasien berdiri,
dan kaset film menempel pada dada. Tabung Rontgen berada di
belakang pasien, kira-kira berjarak 2 meter dari kaset.

A) Trakea, B) Aorta, C) Vena cava superior, D) Arteri pulmonalis, E) Batas kiri jantung,
F) Batas kanan jantung, G) Hilus kiri, H) Hilus kanan, I) Diafragma kanan
Foto Thoraks AnteroPosterior (AP)

Foto thoraks AP disebut juga supine projection. Pasien berada dalam posisi berbaring di
tempat tidur, kaset film ditempelkan di punggung, sedangkan tabung rontgen berada di
hadapan pasien.
Foto top lordotic

Foto top lordotik atau apical view


dibuat dengan cara pasien berdiri dan
condong ke belakang (mengambil posisi
lordosis) sehingga hanya daerah
infraskapular yang terproyeksi di kaset
ini.
Foto Lateral

Permintaan foto thoraks lateral kiri dibuat bersamaan dengan


permintaan foto thoraks PA untuk membuat isi rongga thoraks
menjadi tiga dimensi.
Foto paru lateral kanan (A. Trakea, B. Jantung,
C. Arkus aorta, D. Hilus, E. Korpus vertebra, F.
Diafragma kanan, G. Diafragma kiri).

Foto paru lateral kiri


Foto Oblik

Foto ini dibuat untuk melengkapi foto thoraks PA dan sering


dibutuhkan untuk melihat daerah yang tertutup oleh jantung. Selain
itu, foto ini juga diperlukan untuk membedakan apakah lesi terletak
di paru atau di dinding thoraks.
Lateral Dekubitus

Foto lateral dekubitus (lateral recumbent) terdiri dari dua macam, yaitu left lateral decubitus (LLD)
dan right lateral decubitus (RLD). Foto ini berguna untuk membuktikan adanya cairan pada rongga pleura
atau di dalam bula terutama bila jumlahnya sangat sedikit (jumlah minimal cairan yang dapat tampak pada
foto ini adalah 25 ml). Foto ini dibuat dengan cara pasien berbaring dan sisi badan menjadi tumpuan.
Cairan pleura akan mengikuti gaya gravitasi.
Syarat layak baca Foto
Thoraks yang ideal

Untuk menilai hasil foto, harus memperhatikan


syarat-syarat foto thoraks yang ideal, yaitu :
1. Identitas
2. Marker
3. Foto yang akan dibaca harus mencantumkan
marker R Right atau L Left
4. Os Scapula tidak superposusi dengan thoraks
5. Densitas cukup
6. Densitas foto dikatakan cukup jika korpus
vertebrae dibelakang jantung terlihat sama.
7. Inspirasi cukup
8. Simetris
Cara membaca foto Thoraks
Foto thorax dibaca dari luar kedalam, atas kebawah, cor ke
pulmo, dll. Urutan pembacaan dai lua

1. Bayangan jaringan di luar paru


Pemeriksaan foto dimulai dengan memeriksa bayangan jaringan di luar paru (soft tissue
dinding thoraks), seperti bayangan otot, tebal dinding dada, payudara, dan papilla mammae.
Dicari apakah terdapat anomali atau tidak. Pada perempuan, dinilai apakah terdapat asimetri
(misalnya pasca mastektomi). Bayangan papilla mammae tampak sebagai bayangan padat
dengan diameter 0,5-1,5 cm pada lapangan bawah paru. Bayangan papilla mammae dapat
menyebabkan kesalahan pada pembacaan karena sering dibaca sebagai lesi paru. Jika terdapat
keraguan, maka foto diulangi dengan cara memberikan marker (petanda) pada papilla
mammae. Jika bayangan berada pada tempat yang berbeda dengan marker, dapat ditentukan
bahwa bayangan tersebut adalah suatu lesi.r kedalam
2. Rangka thoraks.
Tulang rangka thoraks terdiri atas costae, sternum, klavikula, skapula, dan vertebra. Tulang-
tulang tersebut harus diperiksa apakah terdapat kelainan seperti patah, destruksi karena metastasis
atau keganasan
3. Diafragma.
Dinilai bentuk dan tinggi diafragma kanan dan kiri. Bentuk diafragma dapat bulging,
scalloping, atau tenting. Puncak diafragma kiri di anterior normalnya setinggi ruang intercosta ke-
5 atau ke-6. Pada foto thoraks PA, puncak diafragma kanan terdapat pada persilangan antara
costae anterior ke-6 dengan costae posterior ke-10. Diafragma kanan lebih tinggi 1-2 cm
dibandingkan dengan sebelah kiri. Bila perbedaannya lebih dari 3 cm, berarti abnormal. Tebal
hemidiafragma kiri dan fundus gaster adalah 5 mm.
4. Gambaran sinus.
Sudut kostofrenikus (sudut bagian dalam costae dengan diafragma) normalnya tajam. Bila
terdapat efusi pleura, akan tampak tumpul. Bila terjadi superposisi mammae, gambaran sinus
mungkin tertutup. Sedangkan sinus kardiofrenikus, normalnya tajam, namun sedikit lebih tumpul
dibandingkan sinus kostofrenikus. Jika cabang-cabangnya tertutup biasanya disebabkan karena
adanya superposisi mammae. Garis antara sinus kostofrenikus dan sinus frenikokardia harus 1,5
cm, bila lebih berarti thoraks menggembung dan sebaliknya.
5. Jantung.

Diperhatikan besar, bentuk, dan posisi jantung, serta keterangan-keterangan lain seperti pembuluh
darah dan perikard. Posisi puncak agak ke kiri. Ukuran maksimalnya adalah 15,5 cm. Dapat diukur
dengan menghitung CTR (cardio-thorakss ratio). Rata-rata (normal) pada orang dewasa adalah 45-
50%. Pada anak-anak sebelum berusia 3 tahun, nilai CTR lebih besar.

 Tanda-tanda pembesaran jantung yang tampak pada foto thoraks :

- Atrium kiri: pinggang jantung menghilang

- Atrium kanan: batas jantung lebih dari 1/3 klavikula dekstra

- Ventrikel kiri: apeks jantung tertanam pada diafragma (grounded)

- Ventrikel kanan: apeks jantung terangkat dan membulat (rounded)


6. Aorta.
Dinilai apakah melebar atau terdapat kalsifikasi (radiopaque). Jarak antara puncak arkus aorta dengan
ujung medial klavikula kurang dari 1 cm. Lebar arkus aorta normalnya 4 cm, diukur dari tepi kanan aorta
ascendens ke tepi kiri aorta descendens. Bila lebih dari 4 cm, berarti terjadi elongasio aorta.
7. Trakea.
Tampak sebagai pipa translusen vertikal (oleh karena berisi udara), terletak sentral, karina (bifurkasio
trakea) terletak di vertebra thoraksalis 5-6 (bercabang ke kanan dan ke kiri menjadi bronkus prinsipalis,
cabang ke kanan lebih curam dan lebar), sudut antara bronkus prinsipalis kanan dan kiri normalnya kurang
dari 90° (nilai ini bertambah pada pembasaran jantung), sedangkan cabang-cabang bronkus tidak dapat
dilihat oleh karena densitasnya sama dengan alveolus.
8. Hilus.

Bayangan hilus normal adalah bayangan pembuluh darah. Bayangan kelenjar hilus dalam keadaan
normal tidak tampak, kecuali jika terdapat pembesaran. Bayangan hilus berbentuk V terbaring dan sudutnya
mengarah ke medial. Kaki atas merupakan bayangan vena lobus atas yang melintasi hilus menuju atrium
kiri, sedangkan kaki bawah sebagai bayangan cabang arteri pulmonalis yang menuju ke lobus bawah.
Bagian tengah hilus kanan merupakan titik sudut V yang terletak setinggi fisura horizontal pada costa ke-6
di linea aksilaris. Bagian tengah hilus sebelah kiri terletak 1-1,5 cm lebih tinggi dibandingkan hilus kanan.

9. Fisura interlobaris.

Fisura ini membagi paru menjadi lobus-lobus. Pada paru-paru kanan terdapat dua fisura (membagi
paru kanan menjadi lobus superior, medial, dan inferior), sedangkan pada paru-paru kiri satu fisura
(membagi paru kiri menjadi lobus superior dan inferior). Fungsi melihat fisura pada foto thoraks adalah
untuk melihat ukuran paru (normal, membesar, atau mengecil).
Syarat foto Thoraks
Normal

1. Posisi pasien simetris

 Hal ini dapat dievaluasi dengan melihat apakah


proyeksi tulang korpus vertebra toracal terletak
kanan dan kiri

2. Kondisi sinar-X sesuai

 Jumlah sinar dan kualitas sinar cukup

3. Film meliputi seluruh cavum thorax, mulai dari


puncak cavun thorax sampai sinus phrenicocostalis
kanan dan kiri dapat terlihat pada film tersebut
Beberapa abnormalitas pada foto Thoraks

1. Kesalahan teknis saat pengambilan foto sehingga mirip suatu penyakit,misal :

a. sendi sternoclavicula sama jauhnya dari garis tengah

b. Diafragma letak tinggi

c. Corakan meningkat pada kedua lobus bawah

d. Diameter jantung bertambah


2. Pada jantung kardiomegali

 
 Setelah dibuat garis-garis seperti di samping pada
foto thorax, selanjutnya kita hitung dengan
menggunakan rumus perbandingan sebagai
berikut

Jika nilai perbandingan di atas nilainya 50%


(lebih dari/sama dengan 50% maka dapat dikatakan
telah terjadi pembesaran jantung (Cardiomegally)
3. Mediastinum

 Terdapat massa di mediastinum


4. Pada Pulmo

Edema pulmonum
Bayangan dengan garis tidak tegas,
Terdapat suatu bronkogram udara Tanda
“silhouette” yaitu hilangnya visualisasi
bentuk diafragma atau mediastinum
berdekatan.
TB paru Pneumonia

Terlihat pemadatan berbercak – bercak dengan bayangan


berbatas tidak jelas, Terlihat kavitasi (pembentukan abses)
Kolaps Paru
Tampak perselubungan homogen
pada lapangan paru sebelah kiri yang
menutupi batas kiri jantung, diafragma,dan
sinus disertai dengan shift midline ke kiri.
Massa pada Paru seperti adanya Abses Pada Paru

Ditemukan lesi uang logam (coin lesion) /


nodulus, Terdapat bayangan sferis.
Sarkoidosis
Terlihat limfadenopati hilus dan paratrachealis, Bayangan
retikulonodularis pada paru.

Fibrosis Paru
Bayangan kabur pada basis paru yang menyebabkan
kurang jelasnya garis bentuk pembuluh darah,kemudian terlihat
nodulus berbatas tak jelas dengan garis penghubung. Volume
paru menurun, sering jelas, dan translusensi sirkular terlihat
memberikan pola yang dikenal sebagai “paru sarang tawon”,
kemudian jantung dan arteria pulmonalis membesar karena
semakin parahnya hipertensi pulmonalis.
Neoplasma
Bayangan bulat dengan tepi tak teratur
berlobulasi dan tepi terinfiltrasi, Terdapat
kavitasi dengan massa
5. Pada Pleura

Efusi Pleura
Terlihat cairan mengelilingi paru, lebih
tinggi di lateral daripada medial, juga dapat
berjalan ke dalam fissura terutama ke ujung
bawah fissure.

Pneumothorax
Garis pleura yang membentuk tepi paru
yang terpisah dari dinding dada, mediastinum
atau diafragma oleh udara, Tak adanya
bayangan pembuluh darah diluar garis ini.
Kesimpulan
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding
thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru,
jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan Kardiomegali dengan pengukuran
CTR sering terdiagnosis oleh foto thorax. Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :

1. untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)

2. untuk melihat adanya trauma (pneumothorax)               

3. untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)       

4. untuk memeriksa keadaan jantung

5. untuk memeriksa keadaan paru-paru


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai