Kel 2 Kespro

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Kesehatan reproduksi perempuan

Oleh

- Az syifa d - intan sari - Jihan ingkha


- Fitriyani - mia nurlatipah - lia wungo
Strategi KIE Kesehatan Reproduksi
●Upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi memiliki
dua tujuan yaitu:
●1.peningkatan pengetahuan
●2.perubahan perilaku kelompok sasaran tentang semua aspek Kesehatan
Reproduksi.
kegiatan pelayanan Kesehatan Reproduksi, yaitu meningkatkan derajat Kesehatan
Reproduksi masyarakat.
Ada tiga strategi yang biasa digunakan sebagai dasar melaksanakan
kegiatan kegiatan komunikasi informasi dan edukasi, yaitu :

1. Advokasi Mencari dukungan dan para pengambil keputusan untuk melakukan


perubahan tata nhtai atau peraturan yang ada untuk meningkatkan mutu
pelayanan Kesehatan Reproduksi, sehingga tujuan KIE (peningkatan
pengetahuan yang dilkuti perubahan perilaku) dapat tercapai. Kelompok sasaran
untuk strategi advokasi tentu biasa dikenal dengan istilah “kelompok sasaran
tersier”. Bentuk operasional dan strategi advokasi mi biasanya berupa
pendekatan kepada pimpinan/institusi tertinggi setempat dengan memanfaatkan
cara komunikasi modern dan formal, misalnya Dokter Puskesmas menghadap
Bapak Camat untuk mendapat dukungan terhadap peiayanan Kesehatan
Reproduksi Remaja berupa kesediaan Camat memberi bantuan anggaran dan
mencanangkan program “Puskesmas Peduli Remaja”.
● 2. Bina SuasanaMembuat lingkungan sekitar bersikap positif terhadap
tujuan KIE yang ingin dicapai yaitu peningkatan pengetahuan yang diikuti
perubahan perilaku. Strategi ini biasanya digunakan untuk kelompok
sasaran para pimpinan masyarakat dan/atau orang-orang yang mempunyal
pengaruh besar terhadap pengetahuan dan perilaku kelompok sasaran
utama. Kelompok sasaran untuk strategi bina suasana itu biasa dikenal
dengan istilah “kelompok sasaran sekunder”. Bentuk operasional dan
strategi ini biasanya berupa pelatihan, sosialisasi program, pertemuan-
pertemuan, yang dapat memanfaatkan metode komunikasi modern dan
formal maupun metode sederhana (tatap muka) dan informal, misalnya
pertemuan antara Pimpinan RS setempat untuk menjalin kemitraan dalam
meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial.
● 3. Gerakan MasyarakatMembuat pengetahuan kelompok sasaran utama (yaitu
mereka yang memiliki masalah) pengetahuan meningkat yang diikuti dengan
perubahan perilaku mereka sehingga dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
Kelompok sasaran untuk strategi Gerakan Masyarakat ini umumnya merupakan
kelompok sasaran utama dan dikenal dengan istilah “kelompok sasaran primer”,
yaitu mereka yang pengetahuan dan perilakunya hendak diubah. Bentuk
operasional dan strategi ini biasanya berupa tatap muka langsung, atau
penyuluhan kelompok, dan lebih sering memanfaatkan metode komunikasi
yang lebih sederhana dan informal, misalnya melakukan latihan bagi kader-
kader PKK sehingga mereka menjadi tahu tentang Kesehatan Reproduksi atau
pelayanan Kesehatan Reproduksi yang tersedia sehingga dapat memberi tahu
masyarakat di lingkungannya untuk memanfaatkan pelayanan tersebut.
●Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi Petugas Kesehatan pada tingkat
pelayanan kesehatan dasar adalah kelompok sasaran primer dan sekunder. Karena
itu strategi yang Iebih tepat untuk dipilih dalam melaksanakan kegiatan KIE
Kesehatan Reproduksi di tingkat pelayanan dasar adalah strategi Gerakan
Masyarakat dan Bina Suasana.Untuk melaksanakan strategi Gerakan Masyarakat
dan Bina Suasana, Petugas Kesehatan perlu memperhatikan lima aspek berikut:
a. Pesan inti yang ingin disampaikan
b. Kelompok yang akan menjadi sasaran penyampaian pesan tersebut
c. Pengetahuan yang diharapkan diketahui oleh kelompok sasaran
d. Perilaku yang diharapkan ‘pesan’ diterima dan dilakukan kelompok sasaran
e. Cara apa yang paling tepat untuk mencapai kelompok sasaran tersebut
(jalur dan media)
Kegiatan operasional KIE Kesehatan reproduksi
●Pada tingkat pelayanan dasar maka kegiatan operasional KIE Kesehatan
Reproduksi kegiatan dapat dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung.
1. Kegiatan KIE di dalam Gedung Puskesmas atau Rumah SakitBentuk kegiatan di
dalam gedung dapat berupa, antara lain:
a. . Penyampaian pesan secara langsung (tatap muka).Tatap muka lngsung untuk
perorangan dapat berlangsung saat petugas memeriksa pasien baik di klinik
maupun saat kunjungan pasien di ruangan rumah sakit. Tatap muka langsung
untuk kelompok dapat dilakukan kepada pasien dan/atau keluarganya yang
sedang berada di ruang tunggu Puskesmas atau di ruangan di rumah sakit.
b. Penyampaian pesan secara tidak langsung. Bentuk kegiatan ini biasanya berupa
pemutaran kaset lagu-lagu atau video hiburan yang diselingi pesan singkat, atau
pemasangan poster? media cetak lain, dalam lingkungan fasilitas pelayanan
(Puskesmasatau Rumah sakit). Bentuk kegiatan ini dapat pula ditujukan kepada
sasaran perorangan berupa pembagian selebaran atau leaflet kepada setiap
pengunjung. Kegiatan ini juga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah,
yaitu dengan menghadirkan petugas untuk memulai pembicaraan dengan
kelompok sasaran, misalnya dengan menanyakan atau membahas isi pesan
dalam kaset video yang diputar, poster yang dipasang atau leaflet yang
dibagikan. Dengan adanya pembicaraan antara petugas dengan sasaran tersebut
2. Kegiatan KIE di Luar Gedung Puskesmas atau Rumah Sakit

a. Penyampaian pesan untuk kelompok kecil (tatap muka). Proses kegiatan


tatap muka untuk kelompok di luar gedung tidak banyak berbeda dengan
di dalam gedung, hanya saja kelompok sasaran yang ditemui biasanya
adalah kelompok yang kecil dan khusus. Kelompok khusus ini seringkali
merupakan kelompok sasaran sekunder atau yang memiliki pengaruh
terhadap sasaran utama, misalnya kelompok ibu-ibu PKK, kelompok
pengajian dll. Kelompok khusus ini dapat juga merupakan kelompok
sasaran utama, misalnya pertemuan klub remaja, paguyuban KB,
kelompok ibu-ibu pengunjung Posyandu, keluarga yang dikunjungi di
rumah.
Beberapa contoh bentuk pelaksanaan kegiatan KIE
untuk kelompok besar, antar lain;

1. penyampaian pesan melalui acara-acara keagamaan (pengajian, khotbah, misa atau pertemuan keagamaanyang
lain),
2. siaran keliling (melaiui pemutaran kaset iewat pengeras suara dalam kendaraan),
3. pesan yang diselipkan dalam ikian bioskop keliling layar tancap”,
4. pesan diselipkan daiam pentas kesenian tradisionai atau bahkan dalam bentuk cerita khusus yang dimainkan
oleh kelompok seniman pesan yang disampaikan lewat pengeras suara masjid atau gereja,
5. pesan yang disampaikan lewat poster, spanduk, papan pengumuman yang dipasang di tempat-tempat yang
sering dikunjungi atau dilewati orang.
6. Pembagian selebaran/leaflet atau stiker secara langsung kepada sasaran (primer maupun sekunder), ataupun
secara tidak Iangsung (dimasukkan dalam kemasan produk atau dicetak di bungkus produk tertentu).
Strategi pembelajaran KIE Dalam Kesehatan
Reproduksi
Kesehatan Reproduksi bertujuan untuk membantu individu atau kelompok
melaksanakan perilaku hidup sehat dalam kesehatan reproduksi. Agar hal ini dapat berjalan
dengan baik, kita perlu memahami benar tentang masalah kesehatan reproduksi, perilaku,
kaitan antara keduanya dan juga tentang berbagai hal berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi.
Hal ini dapat diketahui dengan melakukan analisis masalah kesehatan
reproduksi dan perilaku melalui langkah-langkah berikut :

1. Analisis masalah Kesehatan 3. Menetapkan strategi


reproduksi ditingkat puskesmas
- Advokasi
- Gerakan masyarakat
- Dukungan social
2. Menetapkan sasaran :
4. Menetapkan pesan
- Sasaran primer (anak
remaja, PUS
pokok
- Sasaran sekunder
D. Analisis masalah Kesehatan reproduksi dan perilaku
Adapun langkah-langkah analisis masalah kesehatan reproduksi adalah sebagai
berikut :
1. Mengenal masalah kesehatan reproduksi Tentukan masalah kesehatan reproduksi,
masalah determinan/faktor-faktor kesehatan kesehatan reproduksi, dan masalah
program kesehatan kesehatan reproduksi yang akan dipecahkan; bila ada lebih dari
satu masalah, tetapkan yang menjadi prioritas.
2. Mengenal penyebab masalah Kesehatan ReproduksiPenyebab masalah yang dimaksud
dikelompokkan ke dalam penyebab masalah kesehatan reproduksi, penyebab
faktor/determinan kesehatan reproduksi dan masalah program kesehatan reproduksi.
3. Mengenal sifatnya masalah kesehatan reproduksi
Mengenal epidemiologi masalah
Lanjutan

Program KIE Kesehatan Reproduksi yang berhasil ialah


yang memfokuskan pada perilaku sasaran (target
sasaran) yang terbatas jumlahnya.. Dalam berusaha
merubah perilaku, harus memperkecil jumlah perilaku
ideal dan memilih target perilaku yang merupakan inti
program Kesehatan Reproduksi.
E. Sasaran KIE Kesehatan reproduksi
● Setelah melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi dan perilaku,
langkah berikutnya ialah menetapkan sasaran. Didalam KIE Kesehatan
Reproduksi, yang dimaksud dengan sasaran ialah individu atau kelompok
yang dituju oleh program KIE Kesehatan Reproduksi. Sasaran ditetapkan
berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan dan perilaku. Agar lebih
efektif, KIE Kesehatan Reproduksi haruslah ditujukan kepada sasaran yang
spesifik yaitu sasaran yang mempunyai ciri yang serupa dan berkaitan
dengan masalah yang akan dipecahkan melalui KIE. Sasaran yang spesifik
disebut segmen sasaran dan tindakan kita membagi-bagi sasaran menjadi
segmen-segmen sasaran disebut segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran yang banyak dipakai dewasa ini
adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Primer, yaitu individu atau kelompok yang :

b. Diharapkan akan
a. Terkena masalah berperilaku seperti yang
diharapkan

c. Akan memperoleh
manfaat paling besar
dari hasil perubahan
perilaku
lanjutan

Seringkali sasaran primer masih dibagi-bagi


lagi dalam beberapa segmen, sesuai keperluan.
Segmentasi ini bisa berdasarkan, umur yaitu
kelompok umur remaja, wanita usia subur, usia
lanjut; jenis kelamin (seks) yaitu pria dan
wanita; pendidikan antar lain yang
berpendidikan tingkat SD, SLTP, SLTA,
Akademi, Perguruan Tinggi; status sosial
ekonomi, kelompok orang miskin, orang kaya;
tahap perkembangan reproduksi seperti ibu
hamil, ibu nifas, ibu menyusui.
2. Sasaran sekunder
● Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok individu yang
berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder
diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan
kepada sasaran primer.
3. Sasaran tersier
mencakup para pengambil keputusan, para
penyandang dana, dan lain-lain pihak yang
berpengaruh. Sasaran tersier juga masih bisa
dibagi lagi dalam segmen-segmen yang lebih
kecil, misalnya berdasarkan :
Tingkatannya : kecamatan, desa, keluarga.
Bidang pengaruhnya : agama, politif, profesi.Ada
beberapa definisi yang dipergunakan untuk
istilah strategi. Tetapi secara umum dapat
dikatakan bahwa strategi adalah cara yang tepat
yang dipilih untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan.
lanjutan

Pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan


(Advocacy)Pendekatan ditujukan kepada para pengambil keputusan
(misal Bupati, Camat, Kepala Desa); aparat yang berpengaruh dalam
proses pengambilan keputusan seperti anggota DPRD, anggota Badan
Perwakilan Desa, para penyandang dana di berbagai tingkatan.Hal yang
diharapkan dari pendekatan ini antara lain adanya kebijakan yang
mendukung berupa peraturan-peraturan yang mendukung dan
mempermudah terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat dalam
program Kesehatan Reproduksi, di samping itu dukungan dana atau
sumber dana lainnya.
Dukungan lingkungan dapat muncul bentuk
1. Perilaku hidup sehat dalam Kesehatan Reproduksi dianggap sebagai bagian
dari norma masyarakat
2. Adanya anjuran dan contoh positif dari pemuka masyarakat
3. Adanya anjuran dan contoh positif dari petugas kesehatan
4. Opini masyarakat dan anjuran media massa agar melaksanakan perilaku
hidup sehat dalam Kesehatan Reproduksi sebagai hal yang terpuji
5. Kesiapan pelayanan Kesehatan Reproduksi yang bermutu dan simpatik dari
sarana-sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta,bila
masyarakat memerlukan pelayanan Kesehatan Reproduksi.Beberapa
kegiatan ynang dapat dilakukan antara lain melakukan pertemuan individu
Lanjutan
A. Pendekatan kepada B. Dukungan lingkungan
pimpinan atau pengambil (Social support)Perilaku
keputusan hidup sehat dalam
(Advocacy)Pendekatan Kesehatan Reproduksi
ditujukan kepada para dapat tercipta dan
pengambil keputusan berkembang jika
(misal Bupati, Camat, lingkungan mendukung hal
Kepala Desa); aparat yang ini. Lingkungan di sini
berpengaruh dalam proses mencakup lingkungan
pengambilan keputusan fisik, sosial, budaya,
seperti anggota DPRD, ekonomi dan politik.
anggota Badan Perwakilan
Desa, para penyandang
dana di berbagai tingkatan
KESIMPULAN
Salah satu tujuan dari kegiatan pelayanan Kesehatan Reproduksi, yaitu
meningkatkan derajat Kesehatan Reproduksi masyarakat. Ada tiga strategi yang
biasa digunakan sebagai dasar melaksanakan kegiatan Komunikasi Informasi
dan Edukasi yaitu advokasi, bina suasana, dan gerakan masyarakat. Untuk
melaksanakan strategi Gerakan Masyarakat dan Bina Suasana, Petugas
Kesehatan perlu memperhatikan lima aspek yaitu, pesan inti yang ingin
disampaikan (APA), kelompok yang akan menjadisasaran penyampaian pesan
tersebut (SIAPA), pengetahuan yang diharapkan diketahui oleh kelompok
sasaran, perilaku yang diharapkan mau diterima dan dilakukan kelompok
sasaran, cara apa yang paling tepat untuk mencapai kelompok sasaran tersebut
(jalur dan media). Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik serta
ditunjang peran serta lingkungan yang memadai dalam memberikan informasi
mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja akan membentuk pribadi remaja
sebagai generasi muda penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani serta
melindungi remaja dari sikap seksual yang berbahaya.
Thanks
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai