2 Penggunaan Obat Rasional

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

PENGGUNAAN OBAT

RASIONAL

apt. Denia Pratiwi, M. Farm


Pharmacy Departement
Pengertian
 Menurut WHO
 Penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien
menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya,
untuk periode waktu yang adekuat dan dengan
harga yang paling murah untuk pasien dan
masyarakat.
 WHO memperkirakan bahwa lebih dari separuh
dari seluruh obat di dunia diresepkan, diberikan
dan dijual dengan cara yang tidak tepat dan separuh
dari pasien menggunakan obat secara tidak tepat
Obat dikatakan rasional apabila
 Tepat diagnosis
 Tepat indikasi penyakit
 Tepat pemilihan obat
 Tepat dosis
 Tepat cara pemberian
 Tepat interval waktu pemberian
 Tepat lama pemberian
 Waspada terhadap efek samping
 Tepat penilaian kondisi pasien
 Obat yg diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin serta tersedia setiap saat
dengan harga yang terjangkau
 Tepat informasi
 Tepat tindak lanjut
 Tepat penyerahan obat
 Pasien patuh
Dampak negatif pemberian obat irasional

 Dampak negatif di sini dapat berupa:


 a. Dampak klinik (misalnya terjadinya efek
samping dan resistensi kuman),
 b. Dampak ekonomi (biaya tidak terjangkau)
Ciri-ciri penggunaan obat yang tidak rasional

1. Peresepan berlebih (overprescribing)


2. Peresepan kurang (underprescribing)
3. Peresepan majemuk (multiple prescribing)
4. Peresepan salah (incorrect prescribing)
DISKUSI
Kasus 1
 1. Kapan pemakaian obat dikatakan rasional ?
 2. Beri contoh untuk masing masing kerasionalan
tersebut
Kasus 2
 Seorang pasien dewasa datang ke Puskesmas A
dengan keluhan BAB encer sebanyak 3 kali, tanpa
lendir dan darah, dan badan terasa pegal-pegal.
Setelah diperiksa, pasien mendapat obat-obat berikut:
 R/ injeksi vitamin B12
 R/ metronidazol 3x1 selama 3 hari
 R/ metampiron 3x1 selama 3 hari
 R/ ekstrak beladon 3x1 selama 3 hari
 Apa komentar anda mengenai peresepan di atas?
Kasus 3
 Seorang pasien wanita berumur 35 tahun datang dengan keluhan
siku kanan terasa linu. Sebelumnya pasien mencuci baju karena
pembantu pulang kampung. Setelah diperiksa pasien diberi
obat-obatan berikut:
 R/ injeksi oksitetrasiklin
 R/ tablet ibuprofen 3 x 1 selama 5 hari
 R/ tablet ranitidin 3 x 1 selama 5 hari
 R/ tablet prednison 3 x 1 selama 5 hari
 R/ vitamin B1 50 mg 3 x 1 selama 5 hari
 Apa komentar anda mengenai peresepan di atas ? Bagaimana
peresapan yang rasional untuk pasien tersebut?
Kasus 4
 Seorang anak, umur 2 tahun, berat badan 12 kg, datang dengan
demam, batuk dan pilek, nafsu makan turun dan sedikit lemah.
Pada pemeriksaan, faring hiperemis, tidak terdapat eksudat. Oleh
dokter pemeriksa diberi resep berikut:
 R/ Amoksisilin 100 mg
 R/ Parasetamol 100 mg
 R/ Gliseril guaiakolat ¼ tab
 R/ CTM ¼ tab
 R/ Metilprednisolon ½ tab
 mfl a pulv dtd no XIV
 S 3 dd pulv I
sambungan
 R/ OBP 60 ml
 S 3 dd I cth
 R/ Vit C tab no. IX
 S 3 dd ½
 1. Jelaskan bagaimana kerasionalan peresepan tersebut
di atas?
 2. Jika terdapat ketidakrasionalan, identifikasi bentuk
ketidakrasionalannya!
 3. Bagaimana resep yang rasional untuk anak tersebut?
Medication safety
 Patient safety : Patient safety adalah identifikasi, penilaian, analisis, dan
manajemen risiko dan patient safety incident, agar pelayanan pasien lebih
aman dan meminimalkan harm pada pasien
 Medication error: suatu kejadian yang tidak hanya dapat merugikan pasien
tetapi juga dapat membahayakan keselamatan pasien yang dilakukan oleh
petugas kesehatan khususnya dalam hal pelayanan pengobatan pasien
 Adverse drug event : Kejadian obat yang merugikan adalah kejadian yang
dapat membahayakan pasien atau masyarakat mencakup bahaya yang
dihasilkan dari sifat intrinsik obat (ADR) serta bahaya yang dihasilkan dari
kesalahan pengobatan atau kegagalan sistem yang terkait dengan manufaktur
dan distribusi penggunaan 
 Adverse drug reaction : setiap respons terhadap obat yang membahayakan dan
tidak disengaja, serta terjadi pada dosis yang digunakan untuk profi laksis,
diagnosis, atau terapi.
Medication error
 NCC MERP mengkategorikan medication error menjadi 9,
yaitu:
 1. Kategori A: kondisi atau peristiwa yang mempunyai
kapasitas untuk menyebabkan error.
 2. Kategori B: error telah terjadi, tetapi tidak mencapai pasien
 3. Kategori C: error telah terjadi, mencapai pasien, tapi tidak
menyebabkan harm pada pasien.
 4. Kategori D: error telah terjadi, mencapai pasien, dan
memerlukan monitoring untuk memastikan bahwa tidak
menimbulkan harm pada pasien dan/atau memerlukan
intervensi untuk menghindarkan dari harm.
 Kategori E: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan harm sementara pada pasien dan memerlukan
intervensi
 6. Kategori F: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan harm sementara pada pasien dan memerlukan
rawat inap awal atau rawat inap lama.
 7. Kategori G: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan harm permanen pada pasien.
 8. Kategori H: error telah terjadi, yang memerlukan intervensi
untuk mempertahankan hidup.
 9. Kategori I: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan kematian pasien
Macam-macam medication error
 1. prescribing error
 2. dispensing and preparation error
 3. administration error
ADR
 Kategori I adalah medication error yang tidak
menyebabkan harm pada pasien, atau error yang
berpotensi menyebabkan harm tetapi terdeteksi sebelum
mencapai pasien (near miss). Near miss bisa menunjukkan
adanya kegagalan sistem yang merupakan predisposisi
terjadinya error (harm waiting to happen).
 Misalnya:
 - Dosis amoksisilin 500 mg, tetapi yang diberikan 250 mg
 - Salah menghitung dosis obat untuk pasien pada gagal
ginjal, tetapi dikoreksi sebelum pemberian
 Kategori II adalah medication error yang
menyebabkan harm pada pasien, misalnya: -
Meresepkan obat NSAID pada pasien dengan
riwayat penyakit ulkus peptik yang terdokumentasi
jelas di rekam medis, yang akibatnya menyebabkan
pasien menderita perdarahan saluran cerna.
 Misalnya :
 - Menyerahkan formulasi terapi antiepilepsi yang
salah, mengakibatkan kejang.
 Kategori III adalah adverse drug reaction yang tidak
diakibatkan oleh medication error. Ini mencakup efek
samping obat yang bisa diprediksi atau diketahui.
 Misalnya:
 - Pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas
terhadap penisilin yang sebelumnya tidak diketahui
mengalami alergi penisilin.
 - Pasien yang mengalami kerontokan rambut sesudah
satu course kemoterapi kanker
 Apa beda medication error, adverse drug events,
dan adverse drug reaction? Jelaskan dengan
memberikan contoh.
 Yang dimaksud dengan harm adalah gangguan fi
sik, emosional, atau fungsi fisiologis atau struktur
tubuh dan/atau nyeri yang diakibatkan oleh hal
tersebut.
Kasus 5
 Hasan, 15 tahun, datang ke klinik dokter umum dengan nafas
berbunyi dan badan gatal-gatal. Ayahnya mengatakan bahwa anaknya
baik-baik saja 30 menit sebelumnya dan bahwa anaknya mendadak
saja menjadi sesak dan gatal-gatal itu. Pada pemeriksaan, Hasan
nampak gelisah. Wajah dan bibirnya bengkak, dan ia hampir tidak bisa
membuka matanya, karena sangat bengkak. Nampak bintik-bintik
merah di kulitnya dan Hasan terus menggaruk-garuk. Setiap kali dia
bernafas, nafasnya berbunyi. Ayah Hasan mengatakan putranya
pernah seperti ini dulu sesudah menelan obat bernama ampisilin, dan
dia diberitahu agar tidak lagi memberikan obat tersebut.
 Hasan datang ke dokter pagi ini karena hidung meler, tenggorokan
nyeri dan demam. Dokter meresepkan amoksisilin, yang kemudian
dimakan oleh Hasan 1 biji.
 Diskusikan kasus di atas:
 1. Apa menurut anda yang terjadi pada pasien ini?
 2. Apa saja error yang terjadi dalam kasus ini?
 3. Bagaimana Hasan bisa diberikan amoksisilin padahal diketahui dia alergi
terhadap ampisilin?
 Mengapa Hasan diberi antibiotika padahal penyebab tersering gejalanya adalah
infeksi virus pada saluran nafas?
 5. Bagaimana situasi ini bisa dicegah? Apa peran dokter dalam pencegahan error
ini? Apa peran pasien/keluarga dalam pencegahan situasi ini?
 6. Bagaimana dokter menjelaskan pada Hasan dan ayahnya tentang error yang telah
dibuat?
 7. Menurut anda, apa saja tanggung jawab dokter saat menulis resep?
 8. Bagaimana strategi meminimalkan pasien yang diberi obat yang bisa
memberikan harm pada mereka?
Click icon to add picture

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai