Kecelakaan Kerja Tambang

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak

dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkan cideranya seseorang,


kerusakan alat, produksi terhenti, dan bahkan ketiga-tiganya.

Bahaya (Hazard) yaitu suatu kondisi yang berpotensi untuk terjadinya suatu
kecelakaan terhadap pekerja, peralatan, bahan-bahan atau lingkungan

Risiko (Risk) yaitu kemungkinan kecelakaan (cidera pada manusia,


kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar) yang dapat terjadi karena suatu
bahaya.
Kecelakaan tambang (Mining accident) adalah kecelakaan yang terjadi pada pekerjaan/kegiatan
pertambangan dalam waktu mulai masuk sampai mengakhiri jam kerja. kecelakaan tambang ( Mining
accident ) harus memenuhi lima unsur sesuai kepmen No. 555 K/26/M.PE/1995. Pasal 39
 Benar-benar terjadi
 Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang di beri izin oleh kepala teknik
tambang
 Akibat kegiatan usaha pertambangan
 Terjadi pada jam kerja
 Dalam wilayah KP/KK
Klasifikasi kecelakaan Tambang
Klasifikasi kecelakaan tambang menurut KEPMEN No 555.K.26/M.PE/1995, Pasal 40 :
a. Cidera Ringan
Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula
lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu, termasuk hari minggu dan hari libur
b.Cidera Berat
Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas
semula selama lebih dari 3 minggu termasuk hari minggu dan hari-hari libur
Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap (invalid) yang tidak
mampu menjalankan tugas semula
Cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja tambang tidak mampu
melakukan tugas semula, tetapi mengalami cidera seperti salah satu dibawah ini :
Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan atas, paha atau kaki
Pendarahan di dalam, atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen
Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan ketidak mampuan tetap
Persendian yang lepas di mana sebelumnya tidak pernah terjadi
Rasio Kecelakaan

Hasil suatu penelitian menunjukan bahwa dari kejadian hampir kecelakaan akan timbul suatu kecelakaan
yang mengakibatkan kerusakan alat, selanjutnya akan timbul kecelakaan yang berakibat cidera ringan, dan

pada akhirnya akan timbul cidera berat bahkan fatal.


Faktor Penyebab Kecelakaan
Teori Domino Kecelakaan Kerja

Penyebab langsung kecelakaan adalah pemicu yang langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan, misalnya
terpeleset karena ceceran minyak dilantai.
Penyebab tidak langsung (basic causes) merupakan faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap kejadian
tersebut, misalnya dalam kasus terpeleset tersebut adalah adanya bocoran atau tumpahan bahan, kondisi penerangan
tidak baik, terburu-buru atau kurangnya pengawasan di lingkungan kerja.
Pengendalian Resiko
Berkaitan dengan resiko K3, pengendalian resiko dilakukan dengan
mengurangi kemungkinan dan keparahan dengan mengikuti hirarki
sebagai berikut :
1.Eliminasi
Eliminasi adalah teknik pengendalian bahaya dengan menghilangkan
sumber bahaya, misalnya lubang di jalan ditutup, ceceran minyak dilantai dibersihkan, mesin yang bising
dimatikan. Cara ini sangat efektif karena sumber bahaya dieliminasi sehingga potensi resiko dapat
dihilangkan. Karena itu, teknik ini menjadi pilihan utama dalam hirarki pengendalian resiko

2.Substitusi
Substitusi adalah teknik pengendalian bahaya dengan mengganti alat, bahan, sistem atau prosedur yang
berbahaya dengan yang lebih aman atau lebih rendah bahayanya. Teknik ini banyak digunakan , misalnya
bahan kimia berbahaya dalam proses produksi diganti dengan bahan kimia lain yang lebih ramah terhadap
lingkungan.

3.Pengendalian Teknis/Engineering Control


Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada dilingkungan kerja. Karena itu,
pengendalian bahaya dapat dilakukan melalui perbaikan pada desain, penambahan peralatan dan pemasangan
peralatan pengaman, sebagai contoh, mesin yang bising dapat diperbaiki secara teknis misalnya dengan
memasang peredam suara sehingga tingkat kebisingan dapat ditekan.
Contoh Pengendalian Teknis

Contoh Alat Pelindung Diri (APD)


4.Pengendalian Administratif
Pengendalian bahaya juga dapat dilakukan secara administratif misalnya
dengan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja yang lebih aman, rotasi atau pemeriksaan
kesehatan.

5.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir dalam pencegahan kecelakaan. Hal ini disebabkan
karena APD bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce likelihood) namun hanya sekedar
mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduce consequences). Sebagai contoh, seseorang yang menggunakan
helm keselamatan bukan berarti bebas dari bahaya tertimpa benda, namun jika ada benda jatuh kepalanya akan
terlindung sehingga keparahan dapat dikurangi. Akan tetapi, jika benda yang jatuh sangat berat atau dari tempat yang
tinggi, topi tersebut mungkin akan pecah karena tidak mampu menahan beban.

Anda mungkin juga menyukai