Kegawatdaruratan Thoraks

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

KEGAWATDARURATAN

THORAKS

Pembimbing :
dr. Lukman Nurfauzi, Sp.B
 
Disusun oleh :
Alvionita Citra Mayrani - 2016730113

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Bedah


Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2021
ANATOMI
THORAKS
Thorax tersusun oleh 12 pasang ribs (tulang
rusuk), breast bone (sternum), costal
cartilages, dan 12 pasang thoracic vertebraee
 Thoracic cage
Thoracic cage membentuk thoracic wall yang
menyelubungi dan melindungi thoracic cavity
(jantung dan paru) serta melindungi sebagian
organ abdominal (liver dan spleen).
Thoracic cage diselubungi oleh kulit, fascia,
dan otot
Fungsi thoracic wall:
Melindungi isi thoracic cavity;
Membantu fungsi mekanis pernapasan.
Trauma

• Obstruktif Airway
• Temponade Jantung
• Hemothoraks
• Pneumothoraks, Tension Pneumothoraks
• Fraktur Costae
KEGAWATDARURATAN • Flail Chest
THORAKS

Non-Trauma

• Pneumathoraks spontan
• Efusi Pleura
• Empiema Thoraks
TRAUMA THORAKS
Definisi

• Trauma thoraks merupakan trauma yang mengenai dinding thoraks dan atau organ intra thoraks, baik
karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam dan dapat menyebabkan keadaan gawat
thorax

Epidemiologi

• Trauma thoraks semakin meningkat sesuai dengan kemajuan transportasi dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Di Amerika Serikat dan Eropa rata-rata mortalitas trauma tumpul thoraks dapat mencapai
60%. Disamping itu 20-25% kematian politrauma disebabkan oleh trauma thoraks
• Di Bagian Bedah FKUI/RSUPNCM pada tahun 1981 didapatkan 20% dari pasien trauma mengenai
trauma thoraks.
Trauma Tembus (Tajam)

• Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi)


langsung akibat penyebab trauma
• Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau,
kaca, dsb) atau peluru

ETIOLOGI
• Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi

Trauma Tumpul

• Tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks.


• Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh,
olahraga, crush atau blast injuries.
• Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks
adalah kontusio paru.
• Sekitar <10% yang memerlukan operasi
torakotomi
OBSTRUKSI AIRWAY
1
Klasifikasi

• Sumbatan jalan nafas total  yaitu nafas tidak ada, gambaran pasien tersedak
• Sumbatan jalan nafas parsial  yaitu nafas masih ada, bunyi nafas terhambat

Gejala obstruksi airways

• Sesak, mengeluh sesak (pasien sadar)


• Takipnea
• Retraksi (suprasternal, infrasternal, antar iga)
• Pernafasan berbunyi
• Gurgling (bunyi kumur-kumur) disebabkan oleh cairan
• Snooring (mengorok) disebabkan pangkal lidah jatuh kebelakang
• Stridor (crowing) disebabkan sumbatan anatomis, contoh pada kasus trauma
edema laring oleh luka bakar, non taruma : benda asing
• Cara membersihkan airway dari material :
Suction, Postural airways maneuver,
Tindakan Basic life support choking protocol
• Cara membuka saluran nafas

Tanpa • Head tilt / chin lift

alat : • Jaw thrust

Dengan • Oropharyngeal airway


• Nasopharyngeal airway
alat : • Endotrakea tube
2 TAMPONADE JANTUNG

Definisi

• Merupakan keadaan akumulasi cairan pada rongga pericardial.

Etiologi

• Keganasan (30-60%)
• Uremia (10-15%)
• Perikarditis, trauma, infeksi, tindakan kardiologi, terapi radiasi (5-15%)
• Penyakit infeksi (5-10%)
Anamnesis

• Sesak napas, palpitasi, takipnea, takikardi


• Penyebab trauma atau non trauma

Pemeriksaan Fisik

• Akral dapat dingin dan basah akibat hipoperfusi


• Gelisah, pucat, keringat dingin, peningkatam tekanan vena jugularis,

Manifestasi
pekak jantung melebar
• Trias klasik Beck: peningkatan tekanan vena jugularis, bunyi jantung
melemah/menghilang, dan hipotensi
• Tanda Kussmaul: peningkatan tekanan vena dengan inspirasi saat

Klinis pasien bernapas spontan


• Pulsus paradoksus: tekanan darah sistemik turun > 12 mmHg atau >
9% saat inspirasi

Pemeriksaan Penunjang

• Roetgen dada: kardiomegali, jantung berbentuk botol air dan tanda


trauma dada
• CT scan
• Elektrokardiografi
• Pemeriksaan laboratorium, disesuaikan dengan kemungkinan etiologi
terdekat
Diagnosis

• Diagnosis utama dilakukan dengan ekokardiogram,


focused assessment sonogram (FAST), atau
pericardial window, dan elektrokardogram
• Pada elektrokardiogram dapat ditemukan low
voltage pada kompleks QRS seluruh sadapan

Tatalaksana

• Atasi syok, pemberian O2 dan infus cairan awal 2L


• Perikardiosintesis  dilakukan bila terdapat
kecurigaan adanya tamponade jantung pada
penderita yang tidak memberikan respon terhadap
resusitasi
• Apabila perikardiosintesis tidak dapat mengatasi
tamponade, pertimbangkan prosedur Torakotomi
HEMOTHORAKS
3 Definisi

Hemothoraks adalah pengumpulan darah dalam rongga pleura. Apabila


akumulasi darah > 1500 mL atau sepertiga/ lebih volume darah pasien maka
disebut hemothoraks massif
Besarnya Penanganan
Ukuran Bayangan Pemeriksaan fisik
foto

KLASIFI
Roetgen
Kecil 0-15% Perkusi pekak Gerakan aktif
sampai iga X (fisioterapi)

KASI Sedang

Besar
15 – 35%

> 35%
Perkusi pekak
sampai iga VI
Perkusi pekak
Aspirasi dan
transfusi
Memasang
sampai iga IV selang di ruang
antar iga,
transfusi darah
Manifestasi klinis

• Nyeri dada
• Sesak napas
• Anemia
• Syok hipovolemik
• Suara napas menghilang
• Perkusi pekak pada sisi dada yangmengalami trauma

Tatalaksana

• Prinsip utama tata laksana adalah dekompresi dengan


pemasangan WSD
• Pada hemotoraks masif : pengembalian volume darah
dengan cairan kristaloid serta transusi darah
• Apabila keluarnya darah dari rongga pleura sebanyak
1500 mL atau 200 mL/jam selama 2-4 jam atau 3-5
cc/Kg BB/jam selama 3 jam berturut-turut atau > 5
cc/Kg BB/jam : Torakotomi
PNEUMOTHORAX
4 Definisi
Pneumothoraks merupakan suatu keadaan dimana terdapat udara bebas dalam
cavum pleura.
CLOSED
PNEUMOTHORAX
Definisi

• Pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas


terbuka pada dinding dada)

Tanda dan gejala klinis

• Suara napas menurun pada sisi yang terkena


• Perkusi paru: hipersonor pada sisi yang terkena
• Foto thorax: gambaran hiperlusen avaskuler

Tata laksana

• Pemasangan WSD (Water Seal Drainage) pada


ICS 4 atau 5, anterior garis midaksilaris.
OPEN
PNEUMOTHORAX
Definisi

• Terdapat hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang merupakan


bagian dari dunia luar (terdapat luka terbuka pada dada)
• Terjadi karena luka terbuka yang cukup besar, diameter luka mencapai 2/3
dimater trakea, pada dada sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga
intra toraks dengan mudah.

Tanda

• Terdengar suara seperti peluit sewaktu bernapas


• suara napas nyaris tidak terdengar
• Perkusi paru: hipersonor

Tatalaksana

• Luka tidak boleh ditutup rapat (dapat menciptakan mekanisme ventil). Oleh
karena itu kassa vaseline digunakan untuk menutup luka dan diplester hanya
pada 3 sisi.
• Pasang WSD tidak berdekatan dengan lokasi defek  setingkat putting
payudara, yakni ICS V sebelah anterior linea midaksillaris ipsilateral
TENSION
PNEUMOTHORAX
Definisi

• Bertambahnya udara dalam ruang pleura secara progresif, biasanya karena


laserasi paru-paru yang memungkinkan udara untuk masuk ke dalam
rongga pleura tetapi tidak dapat keluar atau tertahan di dalam rongga
pleura.

Tanda dan gejala klinis

• Respiratory distress
• Nyeri dada pleuritik
• Takikardi
• Hipotensi
• Deviasi trakea
• Tidak adanya suara nafas unilateral
• Distensi vena di leher
• Sianosis

Tatalaksana

• Terapi awal : Dekompresi jarum (Needle Thoracosintesis). Penusukan


dilakukan pada ICS 2 atau ICS 3, linea mid-klavikula
• Terapi definitive : WSD (di pasang di sela iga V, sejajar dengan nipel,
linea mid-aksilari)
56 FRAKTUR TULANG IGA

Fraktur pada iga (costae)


merupakan kelainan tersering Fraktur iga terutama pada iga
yang diakibatkan oleh trauma IV-X (mayoritas terkena)
tumpul pada dinding dada

Manifestasi klinis
• Nyeri saat inspirasi
• Apabila terdapat insufisiensi
napas : sianosis, takipnea,
retraksi, penggunaan otot
bantu napas
Diagnosis Tatalaksana

• Anamnesis • Fraktur 1 – 2 iga tanpa adanya


• Penyebab trauma atau non trauma penyulit/kelainan lain : konservatif
(batuk hebat), nyeri saat inspirasi (analgetika)
• Pemeriksaan fisik paru • Fraktur >2 iga : waspadai kelainan
• I : tampak jejas luka, gerak lain (edema paru, hematotoraks,
pernapasan terbatas pneumotoraks)
• P : krepitasi, nyeri tekan pada • Penatalaksanaan pada fraktur iga
tulang iga yang fraktur, adanya multipel tanpa penyulit pneumotoraks,
deformitas hematotoraks, atau kerusakan organ
• P & A : perubahan posisi trakea intratoraks lain, adalah:
dan jantung (pergeseran • Analgetik yang adekuat (oral/ iv /
mediastinum) dapat ditemukan intercostal block)
pada tension pneumothoraks • Relaksan otot
yang menyertai fraktur iga • Cek Lab berkala : Hb, Ht, Leko,
• Pemeriksaan penunjang Tromb, dan analisa gas darah
• Pemeriksaan roetgen toraks dapat • Cek Foto berkala
dilakukan untuk menyingkirkan
cedera toraks lain
6 FLAIL CHEST
Definisi
Bila garis fraktur pada satu iga lebih dari satu garis fraktur dan lebar
segmen bebas dengan jumlah yang terkena lebih dari dua iga.
Manifestasi • Pernapasan paradoks
• Rongga pleura tidak dapat mengembang

klinis sepenuhnya : anoksia, hiperkapnea, dan


kolaps paru

• Ventilasi adekuat
• Resusitasi cairan
Tata laksana •

Analgetik
Fiksasi (pin dan plat) fragmen tulang
secara terbuka
EMFISEMA SUBKUTIS
7
Definisi
Emfisema interstisial yang ditandai dengan adanya udara dalam jaringan subkutan, biasanya
disebabkan oleh cedera intratoraks dan pada kebanyakan kasus disertai dengan pneumotoraks
dan pneumomediatinum
Manifestasi klinis

• Pembengkakan pada bagian leher dan nyeri dada.


• Dan juga bisa terjadi suara serak, nyeri leher dan sulit menelan, wheezing
dan sulit untuk bernafas.

Tatalaksana

• Emfisema subkutis yang terbatas di daerah toraks tidak memerlukan


tindakan pembedahan karena dapat diabsorbsi dalam 2 hingga 4 minggu

Hati-hati pada emfisema subkutis yang:

• Tidak disertai luka terbuka dinding dada karena pasti juga terdapat
pneumothoraks. Bila emfisema cepat meluas dan pasien menjadi sesak
napas dengan perkusi hipersonor berarti telah tejadi tension pneumothoraks
• Dimulai dari daerah leher karena dapat menandakan pneumomediastinum
8
KONTUSIO PARU

Definisi Manifestasi Klinis Diagnosis Tatalaksana

• Kontusio paru • Takikardi • Laboratorium  : • Oksigenasi adekuat


didefinisikan sebagai • Bronchoorhea/ Analisa Gas • Analgetik
cedera fokal dengan Sekresi bercampur Darah(AGD) • Jika kondisi
edema, perdarahan darah • Roetgen thoraks : penderita memburuk
alveolar dan • Dyspnoe Menunjukkan dan perlu ditransfer
interstisial • Takipnea memar paru yang maka harus
• Memarnya parenkim • Hipoksia berhubungan dengan dilakukan intubasi
paru yang sering • Hipoksemia patah tulang rusuk dan ventilasi
disebabkan oleh dan emfisema
trauma tumpul • Sianosis subkutan. Ro thoraks
menunjukkan
gambaran  Infiltrat
• CT scan
9

RUPTUR TRAKEOBRONKIAL
Definisi

• Ruptur trakea dan bronkus utama (rupture trakeobronkial) dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun
trauma tumpul
• Kemungkinan kejadian ruptur bronkus utama meningkat pada trauma tumpul thoraks yang disertai dengan
fraktur iga 1 sampai 3, lokasi tersering adalah pada daerah karina dan percabangan bronkus

Manifestasi klinis

• Hemoptisis
• Sesak nafas
• Sianosis

Tatalaksana

• Intubasi
• Memerluka trakeostomi jika intubasi endotrakeal tidak dapat dilakukan
RUPTUR DIAFRAGMA
10
Definisi

• Ruptur diafragma pada trauma thoraks biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada
daerah thoraks inferior atau abdomen atas
• Ruptur umumnya terjadi di “puncak” kubah diafragma, ataupun kita bisa curigai bila
terdapat luka tusuk dada yang didapatkan pada: dibawah ICS 4 anterior, didaerahh ICS 6
lateral, didaerah ICS 8 posterior

Diagnosis

• Riwayat trauma tumpul toraks inferior atau abdomen


• Tanda dan gejala klinis (sesak/respiratory distress), mual-muntah, tanda abdomen akut)
• Foto toraks dengan NGT terpasang (pendorongan mediastinum kontralateral, terlihat
adanya organ viseral di toraks)
• CT scan toraks

Tatalaksana

• Torakotomi eksplorasi (dapat diikuti dengan laparotomi)


Primary Survey Secondary survey
• Prioritas yang • Anamnesis
dilakukan pada primary • A : Alergi
survey antara lain: • M : Medikasi
• Airway maintenance • P : Pertinent
dengan cervical spine medical history
protection • L : Last meal
• Breathing dan • E : Events
oxygenation • Pemeriksaan head to
• Circulation dan kontrol
toe
perdarahan eksternal
• Disability-pemeriksaan
neurologis singkat
• Exposure dengan
kontrol lingkungan
PUNGSI
PLEURA
Definisi
Pungsi pleura (torakosintesis)
merupakan tindakan invasif
dengan menginsersi jarum melalui
dinding toraks untuk
mengeluarkan cairan dari rongga
pleura.
Pungsi pleura dapat berfungsi
Indikasi Kontraindikasi Komplikasi
sebagai :

• Diagnostik • Untuk mengambil spesimen • Trombositopenia <20.000 /mm3. • Pneumotoraks.


• Untuk mengetahui adanya cairan pleura untuk pemeriksaa • Gangguan koagulasi : PT-APTT • Hematotoraks.
darah dalam rongga toraks analisa, mikrobiologi dan memanjang > 1,5. Dalam terapi • Infeksi.
• Dapat untuk membuktikan sitologi. anti koagulan.
adanya tamponade • Mengatasi gangguan respirasi • Batuk atau cegukan yang tidak
• Dapat untuk membuktikan yang diakibatkan penumpukan terkontrol.
adanya udara cairan di dalam rongga pleura
• Terapi
• Untuk membebaskan dari
peninggian tekanan intrapleural
yang progresif (suatu life
saving)
• Mengeluarkan darah “cairan”
misalnya pada tamponade
• Mengeluarkan udara
Teknik Pemasangan
Evaluasi kembali lokasi pungsi dengan cara
pemeriksaan fisis dan melihat foto toraks.
Pungsi dilakukan di tempat perkusi yang
Daerah tempat pungsi dicuci dengan
Pasien tidur terlentang atau setengah duduk paling redup di garis aksillaris posterior. Operator memakai sarung tangan steril
antiseptic dan tutup dengan doek bolong
Tusukan harus dilakukan di atas tulang iga
agar tidak mengenai pembuluh darah dan
saraf interkostal.

Tempat pungsi kulit dianestesi lokal dengan Untuk mengeluarkan udara: jarum
Jarum tegak lurus dengan kulit ditusukkan Dengan spuit yang diisi cairan jernih. Bila
lidocain 2% 2-4 cc dengan spuit 5 cc, disambung dengan selang karet atau dengan
sehingga terasa pleura parietalis ada udara akan tampak jelas melalui cairan
intradermal stop cock

Spuit disambungkan kembali dan udara


Udara dihisap sampai spuit penuh selang Bila pleura viseralis terkena jarum, pasien
Spuit dilepas dan udara dispuit dilepaskan dihisap, demikian seterusnya sampai paru
diklem atau stop cock ditutup akan batuk atau merasa sakit di bahu
mengembang seperti yang diharapkan
WATER SEALED
DRAINAGE
Water Sealed Drainage (WSD)
adalah sistem kedap air yang
digunakan untuk drainase cairan
dan/ atau udara dari rongga
pleura dengan tujuan
mengembalikan tekanan negatif
intrapleura.
WSD dapat berfungsi
Indikasi Kontraindikasi Komplikasi
sebagai :

• Diagnostik • Pneumothoraks • Keadaan menempelnya • Infeksi


• Menentukan adanya • Hemothoraks paru pada dinding dada • Laserasi parenkim paru
cairan intrapleura, • Efusi pleura • Giant bullae pada paru • Laserasi organ inrta
menentukan besar • Empiema thoraks • Kelainan pembekuan abdomen
perdarahan, dan • Pasca torakotomi darh atau dalam terapi • Perdarahan
apakah perdarahan antikoagulan • Reexpasion pulmonary
masih berlangsung edema (REPE)
atau tidak • Emfisema subkutis
• Terapi
• Mengeluarkan darah
atau udara yang
terkmpul di rongga
pleura
• Preventif
• Mencegah
pengumpulan cairan
dan/ atau udara yang
berulang dengan
sistem monitoring
WSD
Teknik Pemasangan
Bila mungkin pasien dalam
Tentukan tempat
posisi duduk. bila tidak Tentukan perkiran tebal
pemasangan WSD. Bila Cuci tempat yang akan
mungkin setengah duduk, dinding toraks dan secara
kanan di ICS 5 atau 6 kiri dipasang WSD dan
bila tidak mungkin dapat steril beri tanda pada
depan/ kanan depan, linea dianestesi sekitarnya
tiduran dengan sedikit selang WSD
aksilaris ant
miring ke sisi yang sehat

Selang WSD diklem dan


Insisi kulit subkutis dan Irisan diteruskan secara Fiksasi selang WSD sesuai
didoromg masuk ke rongga
otot dada di tengah tajam menembus pleura dengan tanda sebelumnya
pleura

Bila mungkin dengan


Daerah luka dibersihkan continuous suction dengan
Selang disambungkan
dan diberi zalf steril agar tekanan – 24 sampai -32c
dengan botol SD steril
kedap udara
cm H2O
• Bedah Torak Kardiovaskular Indonesia. [Online].; 2013 [cited 2018 April.
Available from:
http://www.bedahtvk.com/index.php?/e-Education/FisiologiAnatomi/Anato
mi-Toraks-Surface-Anatomy-Dinding-Toraks.html
• F.C. Schwartz’s Principles Of Surgery. 8th ed.: McGraw-Hill’s; 2004.
• Trauma Thorax. Available from. [Online].; 2010 [cited 2018 April. Available

DAFTAR
from: http://medlinux.blogspot.com/2008/06/traumathorax.html.
• Staf Pengajar Ilmu Bedah FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI
• R. de Jong W. Dinding Toraks dan Pleura. In Buku Ajar Ilmu Bedah.

PUSTAKA Jakarta: EGC; 2005.


• B K. Penanganan Trauma Toraks Jakarta: Subbagian Bedah Toraks Bagian
Ilmu Bedah FKUI/RSUPNCM; 2002.
• T, A. Pertolongan Pertama. 5th ed. Jakarta: Erlangga; 2011.
• American College of Surgeons. Trauma Torak. In Advanced Trauma Life
Support. Chicago: American College of Surgeons; 2004. p. 111-27.
• Brunner , Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 8th ed. Jakarta:
EGC; 2002.
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai