Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG

BERKAITAN DENGAN BATUAN


GUNUNG API
REKA ARDIAN TIKA: 1710115120018
1. OBSIDIAN
Merupakan jenis batuan beku luar, hasil pembekuan magma
yang kaya silika Pembekuan terjadi demikian cepeat sehingza
mineral pembentuknya tidak sempat mengkristal dengan baik
dan kedudukan kristalnya tidak beraturan. Obsidiankebanyakan
berwarna putih keabu-abuan hingga hitam, kadang-kadang ada
garis merah kecoklat an dan hitam.

Dijumpai pula obsidian yang berwarna kehijauan, ungu ataupun


warna perak, jenis ini dikenal dengan obsidian pelangi.
Obsidian dengan silika sebagai komposisi utama
mempunyai kekerasan lebih dari 6 menurut skala Mohs, berat
jcnis 3-3,5 mempunyai sifat pecahan konkoidal. Menurut reakst
Bowen, mineral silika akan melebur pada temperatur 700°-
800°C.
 Jambi: G Gantung:s Purgu dan s Penuh upads batuan lava
andesit)
• Jawa Barat: Nugreg Kib. Bindung therupa sisipan dain
bongkab pada batuan tras). G Ciamis Kib. Gauru (terdapat
selang-seling dengan perlit diatas andesi); Ciasmara Kab.
Bogor; Leuwiliang, G. Kiaraeres, kurang lebih 6 km sebelah
barat
• Lampung: Pulau Krakatau, Pulau Panjang, Wai Seputih
(merupakan singkapan bulat sepanjang 1 km).
• Kalimantan: dekat Sampit
• Sulawesi Utara: Tataaran. Tomohon Kab. Minahasa
• Irian Barat: P. Namotote
Pengolahan dan Pemanfaatan

• Manusia purba memang obsidian untuk senjata/kapaak atau


"titikan" penimbul api.
• Bangunan Karena sifatnya yang keras dan sangat
resisten,obsidian Japat dimanfaatkan sebagai fondasi
bangunan
• Bahan perlit rekayasal/artificial perlit
2. PERLIT

Perit terbentuk karena pembekuan snazena asam yang tiba-


tiba dengan tekanan yang tingi dalam suasana basal. Komposisi
utama adalah mineral silikat berbutir sangat halus, terbangun
oleh steroida kecil, ringan. Warnanya abur-sbu muda hingga
abu-abu kehitaman. Perlit ini bila dimanaskan bertathap hingga
mencapai suhu antara 950°-1050°C, akan mencapai
perkembangan isi yang lelap dan maksimum.
Tempat Diketemukan

 Sumatera Uara: Pansur Napitu, Kec. Silindung Kab, Tapanuli Utara


• Sumatera Barat: Buldit Rasam, Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman, Bukit
Sipinang Kec. Sepuluh Koto, Singkarak Kab Jambi: S. Tutung Kec. Air
Hangat, Kab. Kerinci; G, Gantung
• Bengkulu: Bukit Naning, Kotadonok, Bengkulu
• Sumatera Selatan: Gunung Batu dan Uladanaau, Kec. Pulau Beringin
• Kab. Lampung Utara, Suwoh Kec. Belilau Kib. Lampung G. Acahan desa
Purnawiwitan Kec Sumbenayu Kab.Lampung Utara, G. Muhul Kec.
Belalau.
• Jawa Barat: Ciasmnara Kab: Bogor; G. Kiaris Kec. Samarang Kab. Garut;
Santrijaya Kec. Karangnunggal Kab. Tasikmalaya
• Nusa Tenggara Barat: Dorodonggamasa Kec. Sape Kab. Bima
• Sulawesi Utara: Tataaran Kec. Tomohon Kab. Minahasa
Teknik Penambangan

Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karena perlit merupakan bahan galian
lunak penambangan dilakukan dengan alat sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Perlit disamping didapatkan dialam, dapat pula direkayasa/dibuat dari obsidian


dengan pemanasan

 Bahan hangunan
Perlit dimanfaatkan schagai "very light aggregate" untuk beton atau bata cetak
yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pula meningkatkan daya isolasi
terhadap panas dan suara/peredamm, tetapi mempunyai daya tekan rendah. Dalam
bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air.
3. PUMICE/BATU APUNG
Terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan
udara luar secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung
didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku
dengan tiba-tiba. Pumice umumnya terdapat sebagai fragmen yang
terlemparkan pada saat letusan gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai
bongkah. Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan,
bahan lepas atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula
dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar,
Pemanasan yang dilakukan pada obsidian dan Krakatau, suhu yang
diperlukan untuk mengubah obsidian menjadi batu apung rata-rata 880°C
Tempat Diketemukan

Keterdapatan batu apung di Indonesin selaiu berkaitan dengan rangkaian gunung api Kuater sampai
Tcrsier muda. Tempat dimana batu apung didapatkan antaru lain:

 Jambi Salambuku. Lubukfaang. Kec. Bangko, Kab Sarko


 Lampung: sekitar kepulauaan Krakatau terutama di P.Panjang
 Jawa Barat: Kawah Danu , Banten, sepanjang pantai sebalah abrat, Nagreg, Kab. Bandung;
Mancak, Paburaran, Kab.Serang
Cicurag Kab. Sukabumi; Cikatomas, Cicanug, G, Kiaraberes Bogor.
 Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon Progo pada Formasi Andesit
 Nusa Tenggara Barat: Lendangnangka, Juni, Rempung, Pringgescla
(tebal singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha): Masbagik Utara Kec. Masbagik Kab, Lombok Timur (tebal
singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Kopang, Mantang Kec. Batukilang Kab. Lombok Barat ;
Narimaga Kec. Rembiga Kab. Lombok Barat (lebal singkapan 2-4 m, telah diusahakan rakyat).
 Maluku: Rum, Gato, Tidore
Nusa Tenggara Timur: Tanah Beak, Kcc. Baturiiang Kab. Lombok Tengah
Teknik Penambangan

Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permakaan dan relalif
tidak keras. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan dengan peralatan
sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan

 Sebagai bahan bangunan. Sebagai bahan tahan api, dinding


penyckat ruangan dalam bentuk lembaran sifanya yang
hidraulis baik untul, teknik bangunan basah. Disamping itu
bertungsi pula sebaga hahan isolas; panas dan suara atau
unluk isolasi kamar/peredam alau alman es
 Industri. Sebagai hahan penyaring seteiah diproses dengan
ukuran butir tertentu disamping untk poles untuk logam tua.
4. TRAS

Tras disebut pula sebagai pozolam, merupakan bahan galian yang cukup banyak
mengandung silika arorf yang dapat larut atau dalam larutan asam. Nama pozolan
diambil dari suatu Puzzuoli de Napel, Italia dimana bahan tersebut diketemukan. Tras
(alam) pada umumnya terbentak dani batuan volkanik yang banyak mengandung
feldspar dan silika, antara lain breksi andesit, granit, rhyolit yang telah mengalami
pelapukan lanjut. Akibat proses pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral
lempung/kaolin dan senyawa silika amorf.
• Tempat Diketemukan

• Penyebaran tras di Indonesia mengikuti jalur rangkaian gunung api Tersier dan Kuarer antara lain:
• Daerah Istimewa Aceh: Ujung Batu dan Krueng Raya, Kab. Aceh Besar (pelapukan tufa breksi dengan
kornponen dasit dan andesitSumatera Barat: Muara Laboh Kab. Solok;
• Jambi: P. Pandan dan Batuputih, Kec. Danau Kerinci Kab. Kerinci; Lolo Kecil Kec. Gunugraya Kab.
Kerinci (merupakan pelapukan batuan gunung api yang mengandung fragmen batuapung):
• Bengkulu: Jambu keling, Kotadonok (pelapukan breksi tufa berbatu apung) Tanjung panai Kec.
Padang Ulaktanding; Lubuk Tanjung Kec. Kerkap; Kapahiang, dekat perbatasan dengan Provinsi
Sumatera Barat (pelapukan batuan vulkanik muda)
• Lampung: Mutaralam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara
• Jawa Barat: Ciomas Kab. Serang (sebagai tufa batu apung hasil kegiatan G. Danan); Batu reog dan
Bongkor,
• Jawa Tengah: Kialirejo, Kec. Ungaran Kab. Semarang; Pudak Payung, Kec. Ungaran Kab. Semarang;
• Jawa Timur. Batu, Malang. Kec. Pujon Kab. Malang; Sumberbrantas Kec. Batu, Kab. Malang
• Bali; Bajar Males dan Batujulung Kec Kutr, Kab. Bandung; Margu, Kab. Tabanan; Bringkit Kab.
Badune: Samplargan.
• Sulawesi Utara: Pineleng Kec. Pincleng Kab. Tondano; Matani, Kec. Tomohon.
Teknik Penambangan

Bahan galian tras relatif lunak dan terdapat dekat


permukaan. Oleh sebab itu penambangan terbuka dapat
dilakukan dengan peralatan sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Penggunaan tras antara lain:

Luluh,pelasteran lantai

Batako

Semen rakyat
5. BELERANG
Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk yaitu sebagai senyawa sulfida
dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfida didapatkan dalam bentuk
galena-PbS, chalkopirit-CuFeS2 dan PiritFeS. Kesemuanya terbentuk akibat proses
hidrothermal, kecuali yang tersebut terakhir dapat pula terjadi karena prases
sedimenasi dalam kondisi tertentu. Sedang belerang alam unsur tersebut berbentuk
kristal bercampur lumpur atau merupakan hasil sublimasi.
Endapan belerang ini terbentuk oleh kegiatan solfatara,
fumarola atau sebagai akibat dari gas dan larutan yang
mengandung belerang keluar dari dalam bumi melalui rekahan-
rekahan, serta selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api
aktif, Dengan demikian belerang alam dapat dikelompokkan
menjadi tipe sublimasi dan tipe lumpur. Belerang berwarna
kuning, kekerasan 1,5-2.5, berat jenis: 2,05, bila dibakar
berwarna biru, menghasilkan gas SO2 yang berbau tidak enak.
Tempat Diketemukan

Seperti telah diuraikan di alas, cndapan belerang berkaitan dengan


gunung api yang masih akrif Tempat diketemukan endapan belerang antara
lain:

 Daerah Istimewa Aceh G. Lamo Mcte, P. We. Kab. Aceh besar


(merupakan endapan fumarola, kadar S = 30M). Meluak Gayolestan: G.
Seulawah, Kab. Aceh Barat Burniteulong. Kab Aceh Tengah
 Sumatera Utara. G. Sorik Merapi, Kab. Taput jenis danau kawah
 Sumatara Barat. Lembang Jaya Kab. Solok
 Jambi Sungai Turing. Air Hangat Kec. Air Hangat Kab. Kerinci, G Kunyit
ke. Ginungraya Kab Kerinci,
6. TRAKHIT
Merupakan batuan beku luar, kristalnya relative kecil mempunyai komposisi mineral seperti
granit tetapi tanpa mineral kuarsa, utamanya adalah mineral feldspar jenis ortoklas. Warnanya
tidak seterang granit, yaitu berwarna kuning muda hingga abu-abu, berat jenis 2.1-2.3
kekuatan tekan 500-900 kg/cm2. Mineral feldsparnya sangat dominan sehingga apabila
mengalami pelapukan feldspar tersebut akan berubah menjadi kaolin. Batuan ini terdapat
sebagai retas, aliran permukaan bongkah, debu ataupun breksi gunung api.
Tempat diketemukan
 Bengkulu: rejang Lebong (terdapat dalam batuan andesit terubah kadar K 2O = 9.26%)
 Sumatera Selatan: G. Batu sebelah timur Palembang (terdapat dalam batuan ortoklas
porfir, kadar K2O = 9.36%)
 Lampung: g. siamang dan g. galih wijaya (terdapat dalam batuan ortoklas porfir kadar
K2O = 7.20%)

 Jawa tengah: gunung muria (terdapat dalam batuan leusit-basanit, kadar K 2O = 5.56-

7.95%); karangkobar (terdapat dalam batuan pegmatoidal kadar K 2O = 8.72%)


 Jawa timur: gunung ringgit (terdapat dalam batuan leusit, teprit, basanit, leusit basalt,
trakhit andesit dan trakhit basalt, kadar K2O = 5.45-8.83%)
 Sulawesi selatan: balloci kab. Pangkep; S. gentungan 15 km selatan ujung pandang
(terdapat dalam batuan trakhit, alkali syeni porfir dan nefelin-syenit, kadar K 2O = 8.67-

9.17%); pangkajene (terdapat dalam batuan leusit basalt kadar K 2O = 8.00%)


Teknik penambangan
Untuk batuan yang masih keras, cara penambangan seperti
cara menambang obsidian. Untuk batuan yang telah
mengalami pelapukan penambangan dilakukan dengan
peralatan sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan


 Untuk keperluan ornament
 Trakhit yang dibuat dalam bentuk serbuk digunakan sebagai
pupuk
 Dapat digunakan untuk bahan keramik
7. KAYU TERKERSIKKAN (SILICIFIED WOOD)
Kayu terkesikkan merupakan hasil proses mineralisasi oleh mineral silica
(disebut pula sebagai proses silifikasi) pada tumbuhan jaringan batang
tumbuhan yang sebagian besar terdiri dari unsure C.H.O.N.S.P. oleh bakteri
anaerobic dimakan sehingga akan meningalkan pori-pori dengan pola seperti
jaringan semula. Pori-pori ini kemudian diisi oleh larutan silica yang berasal
dari batuan sekelilingnya. Oleh sebab itu kayu terkersikkan berkaitan erat
dengan batuan pitoklastik/yang bersifat silikaan baik yang berumur.
Tempat diketemukan
 Sumatera selatan: seleman, kec. Tanjung agung kab. Muara enim (terdapat
sebagai endapan rombakan disungai, telah diusahakan oleh penduduk
setempat); sukacinta dan senabing, kec. Merapi kab. Lahat (terdapat sebagai
endapan sungai, telah diusahakan oleh penduduk setempat)
 Jawa barat: mekarsari kec. Sajira kab. Lebak (terdapat sebagai endapan
rombakan disungai, telah diusahakan oleh penduduk setempat)
 Jawa tengah: daerah sangiran, solo; s. basoka, wonogiri (terdapat sebagai
endapan rombakan disungai); samigaluh, kulon progo.
 Jawa timur: mrayan dan badegan kec. Ngrayun kab. Ponorogo (terdapat sebagai
endapan rombakan disungai)
Teknik penambangan
Silicified wood pada umumnya tampak dipermukaan karena batuan penutupnya
tererosi, sesudahnya ada yang terangkut oleh aliran air hujan dan diendapkan
disepanjang sungai. Oleh karenanya teknik penambangan yang diterapkan sangat
sederhana, mempergunakan alat-alat sederhana pula. Ketelitian yang diinginkan
adalah pelaksana penambangan dapat membedakan dan mengidentifikasikan
silicified wood dengan jenis bahan galian yang lain.

Pengolahan dan Pemanfaatan


 Hiasan rumah dan taman
 Perhiasan atau mata cincin
1. OPAL
Opal dengan rumus kimia SiO2n H2O terbentuk sebagai akibat pengerasan dari agar-agar
silica (silica gel) yang berasal dari batuan piroklasik. Larutan silica tersebut, karena
pengaruh air tanah selanjutnya terendapkan dalam pori-pori, rongga atau rekahan batuan
yang bersifat kedap air. Opal yang mempunyai rumus kimia SiO 2n H2O dimana harga n
berkisar dari 1 sampai 26, termasuk batu mulia tanggung (halfedelstenen) kelas IV
dengan nilai kekerasan 4 sampai dengan 7. Opal jenis batu mulia ini mengandung air
Kristal sejumlah 6 sampai 10%, mempunyai struktur amorf indeks bias tunggal 1,44-1,46,
berat jenis 1,98-2,20.
Tempat diketemukan
• Jawa barat: mekarsari, kec. Sajira, kab. Lebak
• Daerah istimewa Yogyakarta: desa sawangan, kec.
Panggang gunung kidul.
• Irian jaya: teluk cilinta, P. misool, kab. Sorong (terdapat
dalam facies lempung-gampingan berumur kapur)

Teknik penambangan
Penambangan bahan galian opal kebanyakan dilaksanakan oleh
rakyat dengan metode dan peralatan yang sederhana

Pengolahan dan Pemanfaatan


 Hiasan rumah
 Perhiasan atau mata cincin
 Lampu gantung
9. KALSEDON
Kalsedon merupakan salah satu variasi mineral silica yang terbentuk oleh pengendapan
bertahap sehingga memberikan kenampakan berlapis dari larutan silica koloid tidak
jenuh dalam rongga atau celah celah batuan perangkap. Silica koloid (agar agar silica)
tersebut berasal dari mineral lempung atau batuan piroklastik yang mengalami proses
diagenese khususnya karena pengaruh air tanah. Berbeda dengan opal, kalsedon
berlubang-lubang lembut sehingga memungkinkan diberi macam-macam warna
didalamnya. Warna yang utama dari kalsedon adalah hijau (dikenal sebagai krisopras)
tetapi ada juga berwarna merah (karnelian), coklat (sordion), menunjukkan perlapisan
yang konsentris (agat), perlapisan sejajar (oniks), oniks merah (sardonic).
Tempat diketemukan
 jawa barat: jampang tengah, sirnasari, kab. Sukabumi
(terdapat sebagai endapan rombakan pada aliran s. cijambe,
warna kalsedon putih, kekuningan
 maluku : kasikuta,

Pengolahan dan Pemanfaatan


 sebagai batu mulia
 hiasan dan ornamen
10. ANDESIT DAN BASALT
Merupakan jenis batuan beku luar, hasil pembekuan magma yang bersifat
intermedier sampai basa dipermukaan bumi. Jenis batuan bersifat porifritik
afantik, dan komposisi mineral utama jenis plagioklas,mineral mefik adalah
piroksen dan amfibol sedang mineral tambahan adalah apatit dan zircon.
Jenis batuan ini berwarna gelap umumnya abu-abu sampai hitam, tahan
terhadap air hujan, berat jenis 2,3-2,7 kuat tekan 600-2400 kg/cm 2. Dijumpai
sebagai retas, sill,lakolit, aliran permukaan atau sbg fragmen dan lahar
gunung api ataupun fragmen breksi.
Tempat Ditemukan

Terdapat disepanjang jalur gunung api baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati. Penyebaran
terdapat di :

Daerah Istimewa Aceh: Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara; Krueng Raya Kab. Aceh Besar, Pantai
Calang, Kab. Aceh Barat; Lhokruet, Kab. Acch Selatan; Pantai Lamno, Kab. Acch Barat.

Sumatera Utara: Daerah Aik Puli, Kab. Tapanuli Utara. Sumatera Barat: Kota Baru dan S. Sirah Paninan
Kab. Pesisir Selatan. Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat Kab. Kerinci; Pulau Pandan Kec. Danau Kerinci;
Rantau Keloyang Kab. Muarabungo; Maliki dan Baru Kab. Sarko; P. Sangkar Kab. Kerinci; Bukit Baru, Kec.
Pelepat, Kab. Bungalebo Tebo. Bengkulu: G. Kandis dan G. Beringin Kab. Bengkulu Utara. Lampung:
Langkapura, Tanjungkarang; Kedatuan Bandar Lampung; G. Merbabu; G. Lubukitik; G. Batuserampuk.

• Jawa Barat: Ujung benung. Kab. Bandung; Lagadar Kab. Bandung; G. Bojong. Cililin Kab. Bandung: G.
Koromong Kab. Bandung: Jelekong Kab. Bandung: Kebon Tunggul Kab. Bandung: Selakaso Kab. Bandung;
Kec. Pacet, Kab. Bandung; Majalaya Kab. Bandung; Cicalengka Kab. Bandung; G. Sagu Kab. Bandung;
Karangtanjung. Kab.Bandung; G. Karang, Kab. Bandung; G. Cengkik Kab. Karawang: G. Cipaga Kab.
Karawang: Rajamandala. Kab. Bandung: G. Sindanglengis, Kec. Plered, Kab. Purwakarta: Ciarok Kab. Garut;
G. Sugih, Anyer Kab. Serang: G. Gede; Parung panjang Bogor, Ciomas, Parung panjang, Kab. Bogor
. • Jawa Tengah: Selogiri Bendokerep Kab. Wonogiri; G. Mergi Kab. Semarang: Beringin, Suruh Kab. Salatiga: Kandangan,
Bawean, Slawi Kec. Balapulang Kab. Tegal: Kec. Belik Kab. Pemalang. Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi: G. Gajah:
G. ljo, Kulon Jawa Timur: G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; Ketapang-Layang Kab. Malang. Prigen Kab, Pasuruan;
Lumang. Kab. Pasunian; Polaman Lawang Kab, Malang: Gamang, Gading, Paiton, Bogo, Kab. Probolinggo, Pasir putih
Besuki Kab Panarukan; G. Kapuran. Sumbersuko Padaan: G Pandan Saradan Kab. Madiun; Pacet Wetan, Kambengan.
Barakan, Pelak. Ngemplak. Kesiman. Tengah Wiyu. Slawe. Briti, dan Padi Kab Mojokerto: Bantal, Belik, Sumberejo dan
Sukorame Kab. Mojokerto. Kalimantan Selatan: Jimban, Tambang, Ulang, Pleihan Kab. Tanah Laut, Ujung Batu, P. Laut
Kab. Kotabaru. Nusa Tenggara Timur. Lekebai, Kec, Paga Kab. Sikka; Ae Baru dan Kelisamba, Kab Flores. Sulawesi Utam:
Lilang Kab. Minahasa; Noongan dan Mokupa. Sulawesi Selatan: Bilibili Kec. Botonompo Kab. Gowa, Lena Kec. Parangloe.
Maluku: G. Mede, Kab. Halmahera Utara; Takome, Tugato, Temate; Bobo, Dukiri; Sandora; Tidore, Kab. Maluku Tengah;
Babang dan G. Sayoding, P. Bacaan; Pantai Itawlaka, P. Saparua, Hitu Barat, P. Ambon; G. Lana, Lei Timur. Irian Jaya:
Rumba, Bukit, Cendrawasih Kab. Sorong.
Teknik Penambangan

Batuan andesit dan basalt merupakan batuan yang cukup keras dan masif. Apabila
penambangan dilakukan oleh rakyat, karena keterbatasan modal dilakukan dengan
peralatan sederhana dengan produksi yang sangat terbatas. Apabila diinginkan
produksi bongkah yang cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat,
penambangan dengan dilakukan sistem peledakan, diawali dengan pembuatan
lubang tembak sangat dianjurkan. Walaupun demikian persyaratan keamanan harus
tetap diperhatikan. Penggunaan backhoe, showel, buldoser atau scraper pada
pelaksanaan penambangan dianjurkan sedang pengangkutan bongkah dari tempat
penambangan ke tempat pengumpul an dipergunakan dengan truck ungkit. Apabila
dikehendaki bentuk dan ukuran tertentu, penambangan awal yang menghasilkan
bentukan balok dapat dilakukan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
 sebagai sector kontruksi, seperti jembatan,jalan raya
 Dimension stone umumnya dimanfaatkan untuk keperluan
estetika. Seperti ornamen-ornamen pada dinding, lantai atau
dekorasi lainnya.
11PASIR GUNUNG API
Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang dihasilkan pada
saal gunung api meletus. Komposisi mineralogi pasir gunung api tidak jauh
berbeda dengan komposisi bartuan/magmi asal. Pada saat gunung api meletus
material yang dilontarkan ukurannya sangat bervariasi mulai dari bongkah
sampai pasir. Pada umumnya sustu letusan yang mendadak sangat kuat akan
membentuk suato kaldera yang sangat luas, misalnya G. Bromo di Jawa Timur,
G. Galunggung di Jawa Barat, G. Agung di Bali. Dengan demikian pasir yang
dimuntahkan mempunyai penyebaran yang sangat luas
Tempat Diketemukan

Pasir gunung api menupakan produk vulkanisme, dengan demikian pasir gunung
api didapatkan disekitar gunung api baik yang aktivitasnya terjadi pada jaman Tersier
maupun Kuarter. Beberapa tempat yang telah diusahakan oleh masyarakat antara lain:

 Jawa Barat: S. Cikunir, G. Galunggung, Kab. Tasikmalaya, Cicurug Leles Kab.


Garut; Desa Cipeundeug, Kab. Subang: Komplek Legok, Kec. Ciawigebang. Kab,
Kuningan; "Desa Lebak Mekar, Kab. Cirebon.
 Jawa Tengah: G. Merapi: G. Muria, Kudus.
 Jawa Timur: G, Bromo.

Di samping itu terdapat pula endapan pasir pantai seperti didaerah Riau.
Teknik Penambangan

Teknik penambangan pasir gunung api disesuaikan dengan


jenis endapan, produksi yang diinginkan dan rencana
pemanfaatannya. Oleh sebab itu teknik penambangan yang akan
dkuraikan menunjuk pada pekerjaan per kasus sebagai berikut:

Endapan gunung api Kuarter/Resen Pada jenis endapan ini,


tanah penutup belum terbentuk. Endapan di dapatkan sepanjang
alur sungai Keadaan endapan yang masih lepas, teknik
penamhangan permukaan dengan alat sederhana antara lain
dengan sekop dengan pemilihan endapan secara selektif.
Endapan pasir gunung api yang telah membentuk Formasi Tipe
endapan seperti ini telah tertutup olch tanah penutup/soil.
Pekerjaan awal dilakukan dengan land clearing/pembersihan
tanah penutup. Endapan pasir jenis ini pada umumnya sudah
agak keras, tercampur dengan lempung. Untuk mendapatkan
pasir yang bebas dengan lempung/kotoran organik sistem
penambangan dengan cara pompa tekan/semprot tekanan tinggi
dan pencucian sangat dianjurkan

Endapan Pasir Pantai, Endapan ini merupakan pengendapan


lanjutan dari pasir yang ada disekitar muara sungai/dilepas
pantai. Untuk menambang pasir yang demikian dipergunakan
pompa isap berkekuatan tinggi dan hasil dipasarkan. Untuk
menghindarkan terjadinya longsoran bawah laut, perlu
ditentukan jarak pemompaan terhadap garis pantai. Pasir yang
diperoleh dengan cara ini mengandung garam NaCl dan zat
organik cukup banyak, sehingga jenis ini tidak sesuai untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
12. BREKSI PUMICE Breksi pumice merupakan batuan piroklastik berbutir kasar.
Fragmen breksinya merupakan pumice dengan bentuk dan
ukuran sangat bervariasi, berwarna putih - abu-abu, matrik
terdiri dari andesit, batu lempung dengan semen silika amorf.
Tempat Diketemukan
Breksi pumice terjadi karena aktivitas vulkanisme/merupakan batuan
piroklastik. Dengan demikian keberadaannya disepanjang jalur. vulkanik di
Indonesia. Rekayasa breksi pumice untuk bahan bangunan bernilai ekonomi
cukup tinggi baru saja dilaksanakan (pada tahun 1970-an), dengan demikian
belum dikenal masyarakat. Tempat yang sudahı diketahui potensinya adálah pada
Formasi Semilir yang tersebar luas di daerah Pegunungan Selatan, Daerah
Istimewa Yogyakarta (komposisi SiO2 = 61.98%: Al2O3, = 15,84%; Fe2O3 =

2,07%; FeO = 3.14%; CaO = 4,86%; MgO = 1,84%: Na2O = 2,02%: MnO =

0,13%: TiO2, =0,75%: P2O5=0,11%; H2O = 2,05%


Teknik Penambangan

Endapan breksi pumice tersingkap dipermukaan. Oleh sebab itu teknik


penambangan dilaksanakan dengan tambang terbuka mempergunakan alat-
alat sederhana. Breksi pumice mudah lapuk menghasilkan tanah yang
warnanya gelap. Oleh karenanya pada saat akan mulai ditambang lapisan
tanah ini harus dikupas terlebih dahulu. Untuk mendapatkan nilai ekonomis
yang tinggi, breksi pumice pada awalnya ditambang dalam bentuk balok.
Pengolahan dan Pemanfaatan

Balok breksi pumice (disebut pula sebagai breksi batu apung), diproses ditempat pemotongan batu
dengan gergaji khusus. Pemtongan dengan ukuran tertentu dapat dilakukan dengan sistem basah
ataupun sistem kering. Sistem basah lebih disukai karena membuat gergaji lebih awet disamping
proses pemotongan menjadi lebih cepat.

Pengolahan dan Pemanfaatan


 breksi pumice dimanfaatkan untuk bahan bangunan
konstruksi sebagai pengganti bata merah, juga dapat
dibentuk menjadi berbagai ornamen.

Anda mungkin juga menyukai