CRS Andini Agustina
CRS Andini Agustina
CRS Andini Agustina
Keluhan utama:
Tidak ada anus sejak lahir
Hidung
Deviasi septum (-),
epistaksis (-) Paru-paru
Inspeksi :Pergerakan dinding dada simetris,skar(-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Pembesaran KGB(-), Perkusi: sonor
pembesaran tiroid(-),otot Auskultasi: vesikuler (+/+) Rhonki (-/-) Wh (-/-)
bantu nafas(-)
Jantung
I: Iktus kordis tak terlihat
P :Iktus kordis teraba di ICS V linea
midclavicula sinistra
A : BJ I/II reguler, murmur(-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi abdomen (+)
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi : timpani (+) Ekstremitas superior dan inferior
Akral hangat, CRT < 2 detik.
Alat kelamin
tidak ada Anus, fistula perianal (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi Lengkap (20/07/21)
Hemoglobin 12,8 g/dL 11-16
Trombosit 345 10^9/L 100-300
Leukosit 37,4 10^9/L 4-10
MCV 98,9 Fl 80-96
MCH 35,3 Pg 27-31
MCHC 35,6 g/dl 32-36
Hematokrit 35,8 % 34,5-54
Faal Hati
Albumin 3,4 Mmol/L 3,4-5,0
Elektrolit
Natrium 143,9 Mmol/L 135-147
Kalium 3,94 Mmol/L 3,5-5,0
Clorida 110,5 Mmol/L 95-105
Golongan darah rhesus : O+
Swab Orofaring/Nasofaring : negatif
Pemeriksaan Pra Anestesi
• Jalan Nafas
• Nama Pasien : By.Ny.A Mallampati I, buka mulut >3jari
• Diagnosis : Atresia Ani Fistel • Paru-paru : Pergerakan dinding dada simetris, vesikuler
Rektoperianal (+/+)
• Riwayat operasi(-) • Jantung : normal
Riwayat alergi(-) • Abdomen : Distensi abdomen (+), Bising usus (+)
Riwayat kejang(-) meningkat
• Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik.
Riwayat Hipertensi(-)
• Alat kelamin : tidak ada Anus, fistula perianal (+)
Kondisi terkontrol
Operasi selesai
11.00 - 130 40 100%
Pelepasan alat monitoring
Pasien di pindahkan keruang pemulihan
Keadaan Intra Anestesi
Letak Penderita : Supinasi
Airway : Facemask
Lama Anestesi : 30 menit
Lama operasi : 30 menit
Total asupan cairan : ±50 ml
Kristaloid : 50 ml
Koloid :-
Darah :-
Komponen darah :-
Total Keluaran Cairan :
Perdarahan : 10 ml
Diuresis : 50 ml
Perubahan teknik selama operasi : Tidak ada
Ruang pemulihan
Masuk jam : 11.30
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tanda Vital :
Nadi : 130 xpm
RR : 40 xpm
SpO2 : 98%
Pernafasan : 40 xpm terpasang O2 via NC 1 lpm
Monitoring
• Etiologi :
1. Putusnya saluran pencernaan di atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
2. Gangguan organogenesis dalam kandungan.
• Patofisiologi :
Kelainan atresia ani terjadi akibat kegagalan pembentukan septum urorectal secara komplit.
Embryogenesis dari kelainan ini masih belum jelas.
Anus dan rektum diketahui berasal dari bagian dorsal hindgut atau rongga cloacal ketika pertumbuhan lateral bagian
mesenchyme, kloaka akan membentuk sekat di tengah yang disebut septum urorectal.
Septum urogenital membagi kloaka (bagian caudal hindgut) menjadi rektum dan sinus urogenital, urogenital sinus
terutama akan membentuk kandung kemih dan uretra.
Penurunan perkembangan dari septum urorectal dipercaya menutup saluran ini ketika usia 7 minggu kehamilan.
Klasifikasi
1.Pada anak laki jika ada fistel urin, tampak mekonium keluar dari orifisium eksternum uretra,
mungkin terdapat fistel ke uretra maupun ke vesika urinaria praktis menentukan letak fistel adalah
dengan memasang kateter urin., Bila evakuasi feses tidak lancar, penderita memerlukan kolostomi
segera. Tetapi ada juga yang bisa dibuat anus langsung atau anoplasty seperti fistel rektoperianal.
2. Golongan II. Fistel perineum sama dengan pada wanita ; lubangnya terdapat anterior dari letak anus
normal. Pada membran anal biasanya tampak bayangan mekonium di bawah selaput. Bila evakuasi
feses tidak ada sebaiknya dilakukan terapi definit secepat mungkin.
Anestesi umum pada anak
• Definisi
Suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa nyeri diseluruh
Tubuh akibat pemberian obat anastesi.
• Anestesi umum pada anak berbeda dengan anastesi dewasa. Salah satunya terdapat beberapa perbedaan
salah satunya anatomi pada jaluran napas anak, sistem respirasi,
Anatomi Jalan Napas
` Terdapat beberapa perbedaan anatomi pada jaluran napas anak-anak bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Perbedaan pertama adalah ukuran lidah anak-anak yang lebih besar dibandingkan orofaring sehingga meningkatkan
resiko terjadinya obstruksi jalan napas dan kesulitan teknis lainnya pada saat melakukan laringoskopi. Perbedaan
kedua adalah lokasi larynx anak yang terletak lebih tinggi pada C4 bila dibandingkan dengan orang dewasa yang
berada pada C6 dan letak Glottis pada anak-anak berada pada C2 dan lebih tinggi dibandingkan dengan orang
dewasa pada C4 dan letak kartilago krikoid pada C4 dibandingkan dengan orang dewasa pada C6 sehingga
pemasangan dengan blade yang lurus lebih direkomendasikan dibandingkan dengan blade yang bengkok.
Bentuk Epiglottis anak lebih pendek dan tebal dan terletak lebih dekat kepada laryngeal sehingga visualisasi
pita suara akan lebih sulit dan membutuhkan keterampilan penggunaan blade laringoskop yang lebih mahir
Sistem Respirasi
Perbedaan utama yang paling mendasar pada sistem pernapasan anak-anak adalah
kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen yang lebih tinggi yaitu 6 ml/kg , 3 kali lipat lebih
banyak dari orang dewasa, namun karena volume tidal pada anak-anak relatif sama dengan orang
dewasa (6-8 ml/kg). bila dibandingkan dengan berat badan maka hal tersebut dikompensasi
melalui laju ventilasi yang lebih cepat (anak <1 tahun : 30-60x per menit, 1-3 tahun: 24-40x per
menit , 3-6 tahun : 22-34x per menit, 6-12 tahun : 18-30x per menit , 12-18 tahun : 12-16x per
menit).
Sistem Kardiovaskular
Ventrikel kiri pada anak-anak lebih nonkomplians dan serat-serat kontraktil yang sedikit, namun
kebutuhan metabolisme anak-anak tetap lebih tinggi dari orang dewasa sehingga cardiac output juga harus tinggi
(anak-anak : 200 ml/kg/min , dewasa : 70 ml/kg/min) , Cardiac output ditentukan dari kadar volume kuncup dan
detak jantung, karena kontraktilitas ventrikel kiri yang rendah pada anak-anak maka kompensasi dicapai melalui
peningkatan detak jantung.
Karena detak jantung yang tinggi pada anak-anak maka pada saat induksi anestesi dapat terjadi
ventrikuler ekstra systole yaitu sebuah arritmia jantung yang dapat diatasi dengan memperdalam anestesi. Di sisi
lain anak-anak rentan terhadap peningkatan tonus parasimpatis dan dapat dicetuskan oleh hypoxia ataupun
stimulus menyakitkan seperti pemasangan laryngoskopi ataupun intubasi, hal tersebut dapat menurunkan cardiac
output secara dramatis, hal ini dapat diatasi dengan pemberian atropine, sedangkan bradycardia yang dicetus oleh
hypoxia dapat diatasi dengan pemberian oksigen dan ventilasi yang baik.
PROSEDUR ANESTESI UMUM
S Scope
T Tube
A Airway
T Tape
I Introducer
C Connector
S Suction
Anastesi Pediatrik
• Anestesi Inhalasi
Suatu anestesi yang menggunakan inhalan berupa gas. Obat anestesi inhalasi yang
Sering digunakan saat ini adalah N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran,sevofluran
Year 3
Despite being red, Mars
is cold
Obat analgesik
Neonatus lebih sensitif terhadap anlagesik opioid karena pusat pernafasan yang
belum matur, sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya sleep apnoea. Sering juga
terjadi bradikardi dan hipotensi pada pemberian opioid. Efek samping opioid seperti
depresi pernapasan dan sedasi serig terjadi pada bayi bayi kecil
Obat Pelumpuh Otot
Anak-anak memiliki distribusi volume yang besar sehingga dosis yang diperlukan lebih tinggi untuk
menimbulkan efek, namun di sisi lain karena fungsi hati dan ginjal belum sempurna maka eliminasi dan durasi efek obat
akan lebih panjang. Suksinilkolin digunakan untuk intubati endotrakeal, dosis yang diperlukan untuk balita lebih tinggi
daripada anak dewasa yakni infusi 2 mg/kg diberikan untuk anak-anak sedangkan pasien anak dewasa diberikan infusi
1.5 mg/kg. Efek samping suksinilkolin bila tidak diperhatikan dapat berakibat fatal, seperti bradycardia, asystole, otot
kaku, myoglobinemia dan hipertermia malignant. Relaxan non depolarizing seperti pankuronium digunakan pada pasien
pediatrik sebagai relaxan untuk intra operasi, dan pada beberapa kasus dipakai juga pada saat akan mengintubasi pasien
namun anakanak sangat sensitif terhadap obat-obat golongan ini sehingga mudah overdosis.
Keseimbangan Cairan Perioperative
ANALISA KASUS
±5 hari SMRS, Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengan keluhan pasien BAB keluar
sedikit-sedikit melalui lubang dibawah dan didapatkan perutnya kembung dan pasien tidak memiliki lubang
anus. Riwayat muntah (+), sesak (-), demam (-), BAK dalam batas normal. Pasien lahir di tolong oleh Dokter
secara SC. Bayi lahir cukup bulan dan segera menangis. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien
ditemukan bahwa pasien tidak memiliki lubang anus, sehingga pasien di rawat di NICU selama 3 hari.
Pasien lahir di sebuah RS Bungo dengan SC. pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara.
Usia kehamilan cukup bulan 38 minggu, air ketuban jernih. Bayi dilahirkan dengan berat badan 3,1kg dan
panjang badan 48 cm. Pada saat hamil ibu pasien tidak pernah sakit dan riwayat ANC lengkap.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan distensi pada abdomen , tidak ada Anus, dan dijumpai fistula
perianal. Sesuai teori pasien didiagnosa atresia ani dengan rektoperianal. Pasien diatas direncanakan
menjalani operasi anoplasty dengan general anestesi.
Pada saat kunjungan pra anestesi (anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang),
didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dan memiliki riwayat penyakit sistemik ringan-sedang
dengan adanya leukositosis yang menandakan resiko infeksi sehingga status fisik pada pasien ini adalah
ASA II emergency. Sebelum jadwal operasi dilaksanakan, dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan
mempersiapkan Surat izin operasi.
PreMedikasi Pada pasien ini diberikan maintenance O2 + N2O + sevoflurans.
Oksigen diberikan untuk mencukupi oksigen jaringan. Pemberian
• Paracetamol. Tujuan untuk meredakan nyeri. anestesi dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%, gas ini bersifat
• Atropin juga dapat mengurangi kejadian sebagai anestetik lemah tetapi analgetiknya kuat. Sevoflurane
hipotensi akibat anestesi pada anak-anak merupakan halogenasi eter. Induksi dan pulih anestesi lebih cepat
kurang dari enam bulan. Serta dapat dibandingkan isoflurane. Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil,
mengurangi efek hipersaliva dari ketamin jarang menyebabkan aritmia.