Deteksi Suara Murmur Untuk Menilai Kelainan Jantung Pada Anak
Deteksi Suara Murmur Untuk Menilai Kelainan Jantung Pada Anak
Deteksi Suara Murmur Untuk Menilai Kelainan Jantung Pada Anak
SKRIPSI
Oleh :
VINCENT JIMANTO
140100177
SKRIPSI
Oleh :
VINCENT JIMANTO
140100177
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Deteksi Suara Murmur untuk Menilai Kelainan Jantung pada Anak”. Penelitian
ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai
gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Kiranya tulisan ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penulisan penelitian
ini, yaitu kepada yang terhormat :
ii
8. Sahabat saya, Yohani Theresia serta Winnie Carey, yang selalu memberi
dukungan serta semangat kepada penulis dalam penyusunan penelitian ini.
9. Saudara saya yang tergabung di Tim Bantuan Medis FK USU, yang selalu
mendukung dan memberi saran kepada penulis dalam penyusunan
penelitian ini.
10. Serta pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga penelitian
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta
pembacanya.
Penulis
Vincent Jimanto
Halaman
iv
vi
vii
EKG : Elektrokardiografi
PR : Pulmonal Regurgitation
SD : Sekolah Dasar
TR : Tricuspid Regurgitation
viii
ix
Latar Belakang. Pemeriksaan auskultasi yang terdengar adanya murmur merupakan alasan
tersering seseorang dirujuk ke ahli jantung. Murmur sering dijumpai pada anak yang sehat dan
tidak memiliki gejala apapun, tetapi dapat juga menggambarkan suatu kelainan jantung bawaan.
Murmur dapat menjadi manifestasi satu-satunya dari penyakit jantung yang serius pada anak
walaupun umumnya murmur yang ditemukan adalah murmur fisiologis. Tujuan. Tujuan
penelitian ini adalah melihat kejadian terdeteksinya suara murmur untuk menilai kelainan jantung
pada anak di Indonesia, khususnya di kota Medan. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan potong lintang yang dilaksanakan di SD Yayasan Perguruan Sultan
Iskandar Muda sebagai populasi sehat, dan RSUP Haji Adam Malik Medan sebagai populasi
sakit. Sampel pada populasi sehat diambil dengan menggunakan teknik total sampling, sedangkan
sampel pada populasi sakit diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling yang
berjumlah 85 sampel. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data primer yang
didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik auskultasi. Data yang diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan program aplikasi software SPSS. Hasil. Pada populasi sakit, 2 dari 85
(2,3%) sampel ditemukan adanya murmur. Dari kedua sampel tersebut, ditemukan bahwa murmur
pada kedua sampel merupakan murmur patologis, dengan jenis murmur adalah murmur sistolik.
Jenis kelainan jantung yang ditemukan adalah VSD dan TR + PR. Pada populasi sehat, 3 dari
599 (0,5%) sampel ditemukan adanya murmur dimana 2 (66,6%) di antaranya merupakan
murmur fisiologis dan 1 (33,3%) lainnya merupakan murmur patologis. Kelainan jantung yang
paling sering ditemukan pada populasi sehat adalah PDA. Kesimpulan. Prevalensi ditemukan
adanya murmur lebih banyak ditemukan pada populasi sakit (2,4%). Setelah dilanjutkan dengan
pemeriksaan ekokardiografi, murmur fisiologis lebih banyak ditemukan pada populasi sehat
(66,6%), sedangkan murmur patologis lebih banyak ditemukan pada populasi sakit (100%).
Background. Cardiac murmur is the most common reason for referral to the pediatric
cardiologist. Cardiac murmur is frequently recognized in healthy children, but it can also be the
presenting feature in many forms of congenital heart disease. A murmur may be the sole
manifestation of serious heart disease in the school-children although most cardiac murmurs are
innocent. Aim. To assess a heart abnormality in a child who has cardiac murmur in Indonesia,
especially Medan . Methods. This research is a descriptive research with cross-sectional design. It
is held in SD Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda as the healthy population, and RSUP Haji
Adam Malik Medan as the unhealthy population. The sample in the healthy population is counted
by using the total sampling technique, while the sample in the unhealthy population is counted by
using the consecutive sampling technique which is 85 sample. Data is taken by using primary data
which is obtained by performing auscultation examination. Then the data will be proccessed by a
software called SPSS. Result. In unhealthy population,murmur were detected in 2 of 85 (2,3%)
sample. It was detected that all of the murmur was pathological murmur, with systolic type
murmur. The abnormality that were founded are VSD and TR + PR. In healthy population,murmur
were detected in 3 of 599 (0,5%) sample, which 2 (66,6%) of them were asimptomatic murmur
and 1 (33,3%) of the rest were pathological murmur. The most common abnormality findings was
PDA. Conclusion. The prevalence of murmur findings is higher in unhealthy population (2,4%).
After the sample was assess using echocardiography,cases of asimptomatic murmur were found
higher in the healthy population (66,6%), while cases of pathological murmur were found higher
in the unhealthy population (100%).
xi
PENDAHULUAN
Murmur adalah suara yang dihasilkan akibat turbulensi aliran darah di jantung.
Pada kondisi normal, gerakan aliran darah di dalam pembuluh darah adalah
laminar, halus, dan tidak bersuara. Aliran darah laminar akan terganggu dan akan
menghasilkan suara karena berbagai proses hemodinamik ataupun kelainan
struktural (Lilly, 2010). Murmur sering dijumpai pada anak yang sehat dan tidak
memiliki gejala apapun, tetapi dapat juga menggambarkan suatu kelainan jantung
bawaan (Danford, 2002). Hal yang serupa juga dikatakan oleh Frank dan Jacobe
(2011) pada penelitian yang dibuat oleh mereka berdua. Pemeriksaan auskultasi
yang terdengar adanya murmur merupakan alasan tersering seseorang dirujuk ke
ahli jantung (Lardhi, 2010).
Prevalensi dari murmur yang terdeteksi pada anak sehat bervariasi mulai dari
5-80% tergantung populasi yang diteliti (Kang et al., 2015). Pada Desember 2003
sampai Maret 2004, dilakukan pemeriksaan pada 6.035 anak berusia di antara 6-
15 tahun di Turki. Hasil dari pemeriksaan tersebut adalah 243 (4%) anak
terdeteksi adanya murmur dan 34 (0,4%) di antaranya merupakan murmur
patologis (Uner et al., 2004). Penelitian yang serupa kemudian dilakukan kembali
di Turki pada Juli 2007 sampai Maret 2012. Hasil penelitian tersebut adalah 434
(0,33%) dari 128.900 pasien yang berusia di antara 35 hari sampai 15 tahun
ditemukan adanya murmur. Pemeriksaan selanjutnya kemudian dilakukan kepada
pasien tersebut sehingga terdeteksi 113 pasien didiagnosis dengan kelainan
jantung bawaan dan 321 pasien didiagnosis dengan murmur fisiologis (Fedakar &
Türkay, 2015).
Penelitian lain yang berlangsung di Tiongkok pada tahun 2011-2012
mendeteksi 2.193 dari 81.213 (2,7%) anak sekolah berusia di antara 5-13 tahun
ditemukan adanya murmur. Pada 2.193 anak tersebut, 1.797 (81,9%) di antaranya
didapati murmur dengan derajat 1 ataupun 2, sedangkan 396 (18,1%) lainnya
didapati murmur dengan derajat 3-6. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,
1.978 anak didiagnosis dengan murmur fisiologis, 198 anak didiagnosis dengan
kelainan jantung bawaan, 12 anak didiagnosis dengan prolapsus katup mitral, dan
5 anak didagnosis dengan penyakit rematik jantung (Kang et al., 2015).
Di Indonesia sendiri, pernah dilakukan sebuah penelitian yang memeriksa 641
pasien dan 39 di antaranya ditemukan adanya murmur. Tiga puluh tiga pasien di
antaranya menunjukkan tidak adanya kelainan jantung dan 6 pasien di antaranya
menunjukkan adanya kelainan jantung (Solang et al., 2006).
Murmur dapat menjadi manifestasi satu-satunya dari penyakit jantung yang
serius pada anak walaupun umumnya murmur yang ditemukan adalah murmur
asimtomatik (Kang et al., 2015). Melihat tingginya prevalensi deteksi murmur
pada anak, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat kejadian
terdeteksinya suara murmur untuk menilai kelainan jantung pada anak di
Indonesia, khususnya di kota Medan.
Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah anak
penderita kelainan jantung saat terdengar adanya murmur.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data untuk melihat
banyaknya jumlah anak yang terdeteksi adanya murmur patologis ataupun
murmur fisiologis.
TINJAUAN PUSTAKA
Suara jantung adalah bunyi yang diproduksi oleh jantung ketika siklus jantung
dan dapat didengar pada daerah prekordium (bagian depan dinding dada yang
tepat berada di atas jantung dan epigastrium) (O‟toole, 2012). Terdapat 2 suara
jantung yang akan terdengar secara normal melalui stetoskop setiap satu siklus
jantung. Suara jantung pertama (S1) dihasilkan akibat katup atrioventrikular yang
tertutup secara tiba-tiba pada sistolik ventrikel, sedangkan suara jantung kedua
(S2) dihasilkan akibat tertutupnya katup aorta dan katup pulmonal ketika akhir
dari sistolik ventrikel. Suara jantung ketiga (S3) juga dapat terdengar ketika
sepertiga perjalanan diastolik pada usia yang lebih muda. Hal ini bertepatan
dengan pengisian ventrikel yang cepat, dan suara tersebut diduga akibat getaran
yang dihasilkan akibat darah yang didorong masuk. Suara jantung keempat (S4)
terkadang dapat terdengar tepat sebelum S1. Suara ini dihasilkan akibat tekanan
atrium tinggi dan ventrikel kaku dalam keadaan seperti hipertrofi ventrikel. Bunyi
ini disebabkan oleh pengisian ventrikel dan jarang terdengar pada orang dewasa
normal (Barret et al., 2016).
2.2.1 DEFINISI
2.2.2 ETIOLOGI
Murmur jantung dihasilkan oleh beberapa kondisi, yaitu laju darah yang
meningkat atau flow murmur (pada olahraga ataupun thyrotoxicosis), viskositas
darah berkurang (pada anemia), dan defek struktur pada katup (menyempit
ataupun tidak dapat menutup sempurna) atau adanya celah pada ruang jantung
karena dilatasi ruang jantung ataupun kelainan pada dinding jantung (Jarvis,
2011).
Ketika murmur jantung terdengar, maka hal-hal yang harus dinilai adalah
waktu, bentuk, lokasi intensitas maksimal, radiasi, intensitas, nada, dan kualitas
murmur tersebut.
a. Waktu
Penentuan waktu dari murmur merupakan bagian penting untuk melihat
sumber asal bunyi tersebut (Burns et al., 2011). Dikatakan murmur sistolik
apabila terdengar adanya bunyi di antara S1 dan S2, ataupun dikatakan
murmur diastolik apabila bunyi tersebut terdengar di antara S2 dan S1.
Meraba nadi karotis ketika pemeriksaan dapat membantu dalam penentuan
waktu tersebut. Murmur yang terdengar ketika nadi karotis berdenyut
adalah murmur sistolik (Bickley, 2016).
b. Bentuk
Bentuk ataupun konfigurasi dari murmur ditentukan oleh perubahan
intensitasnya (Bickley, 2016). Terdapat 4 bentuk murmur, yaitu :
1) Crescendo murmur
Murmur menjadi lebih keras, termasuk murmur presistolik dari
stenosis mitral dan stenosis trikuspid dalam irama sinus
(Rampengan, 2014).
2) Decrescendo murmur
Murmur menjadi lebih pelan, termasuk murmur diastolik awal dari
aorta regurgitasi dan insufisiensi pulmonal (Rampengan, 2014).
3) Crescendo-descrescendo murmur
Murmur bentuk ini disebut juga murmur ejeksi. Tipe ejeksi
murmur pertama naik dalam intensitas dan kemudian turun pada
akhir pertengahan sistolik. Termasuk murmur mid-sistolik dari
aorta stenosis dan stenosis pulmonal (Rampengan, 2014).
4) Plateau murmur
Plateau murmur disebut juga murmur holosistolik atau murmur
pansistolik. Murmur ini memiliki intensitas yang sama panjang.
Termasuk murmur pansistolik pada mitral regurgitasi, regurgitasi
trikuspid dan defek septal ventrikular (Rampengan, 2014).
Derajat 3 Murmur yang cukup keras dan gampang untuk terdengar, tanpa
disertai getaran palpasi.
Derajat 4 Murmur keras disertai getaran palpasi.
f. Nada
Frekuensi dari murmur akan menghasilkan nada. Nada dapat dikategorikan
menjadi nada tinggi, nada sedang, dan nada rendah. Nada frekuensi tinggi
disebabkan karena perbedaan gradien yang besar di antara ruang jantung.
Nada frekuensi rendah menandakan perbedaan gradien yang kecil di antara
Pemeriksaan fisik
auskultasi jantung
Terdengar suara Ya
jantung normal? Normal
Tidak
Murmur Jantung
Ya
Pemeriksaan
Ekokardiografi
Normal Abnormal
Murmur Fisiologis
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu populasi sehat dan
populasi sakit. Populasi sehat adalah seluruh siswa SD Yayasan Perguruan Sultan
Iskandar Muda tahun ajaran 2017/2018 dan populasi sakit adalah seluruh anak
yang datang ke poliklinik anak di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pengertian dari
populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu
yang karakteristiknya hendak diteliti.
16
(3,1)
n = Besar sampel
Zα = Z score berdasarkan nilai α yang diinginkan
P = Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari
d = Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki
Sampel yang akan diambil pada populasi sakit berjumlah 85 orang dengan
nilai kemaknaan 0,05 (α = 0,05), ketepatan absolut 0,1 (d = 0,1) dan nilai proporsi
0,33 (p = 0,33) yang mengacu pada penelitian di Turki (Fedekar & Türkay, 2015).
1. Murmur
Definisi : Bunyi jantung abnormal yang terdengar akibat adanya
perubahan aliran darah yang mengalir ke ruang jantung ataupun melewati
katup.
Cara Ukur : Dilakukan pemeriksaan fisik auskultasi pada area aorta,
area pulmonal, area trikuspid dan area mitral.
Alat Ukur : ABN Classic Stetoschope.
Hasil Ukur : Murmur (+) atau Murmur (-).
Skala Pengukuran : Nominal.
2. Kelainan Jantung
Definisi : Kondisi patologis jantung.
Cara Ukur : Pulsasi dari gelombang ultrasonik dipancarkan oleh
sebuah transduser yang berfungsi juga sebagai penerima gelombang
ultrasonik yang dipantulkan kembali dari berbagai bagian jantung. Hasil
dari gelombang ini akan memberikan gambaran tentang pergerakan
dinding ventrikel, septum, katup jantung, serta kecepatan dan volume
darah yang melewati katup jantung.
Alat Ukur : Ekokardiografi.
Hasil Ukur : Kelainan jantung (+) atau kelainan jantung (-).
Skala Pengukuran : Nominal
2. Coding
Coding atau memberikan kode pada data dilakukan dengan tujuan
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif atau membedakan aneka
karakter.
3. Tabulasi Data
Tabulasi data atau memasukkan data ke dalam tabel-tabel yang telah
disediakan, baik tabel untuk data mentah maupun tabel kerja untuk
menghitung data tertentu secara statistik.
4. Pembahasan atau Diskusi Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti membahas hasil penelitian tersebut serta
mengkonsultasikannya dengan hasil penelitian sebelumnya bila
memungkinkan.
Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu RSUP H. Adam Malik Medan
dan SD Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda. RSUP H. Adam Malik Medan
merupakan rumah sakit yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan
Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit ini merupakan
rumah sakit rujukan tipe A sesuai dengan SK Menkes No.
355/Menkes/SK/VII/1990 untuk daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan
Riau. Selain itu, rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit pendidikan bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991. Rumah sakit ini
memiliki poliklinik bagian anak yang merupakan lokasi pengambilan data untuk
penelitian ini.
Jumlah sampel yang diambil di RSUP H. Adam Malik (populasi sakit) adalah
sebesar 85 orang. Sedangkan jumlah sampel yang diambil di SD Yayasan
Perguran Sultan Iskandar Muda (populasi sehat) adalah sebesar 599 orang. Semua
20
data diambil dari pemeriksaan fisik langsung, yaitu dengan cara melakukan
pemeriksaan auskultasi jantung secara langsung. Apabila ditemukan adanya
murmur, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan melakukan ekokardiografi pada
sampel tersebut. Untuk distribusi berdasarkan jenis kelamin pada populasi sakit
dan populasi sehat dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa pada populasi sakit terdapat 44
orang berjenis kelamin laki-laki (51,8%) dan 41 orang berjenis kelamin
perempuan (48,2%), sedangkan pada populasi sehat terdapat 279 orang berjenis
kelamin laki-laki (46,6%) dan 320 orang berjenis kelamin perempuan (53,4%).
Distribusi sampel berdasarkan umur pada populasi sakit dan populasi sehat
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata umur sampel pada populasi sakit adalah 8,89
tahun dan rata-rata umur sampel pada populasi sehat adalah 8,69 tahun. Dapat
dilihat juga bahwa jumlah sampel tertinggi dan terendah pada populasi sakit
berada di kelompok usia 8 tahun dengan jumlah 23 orang (27,1%) dan 11 tahun
dengan jumlah 7 orang (8,2%), sedangkan jumlah sampel tertinggi dan terendah
pada populasi sehat berada di kelompok usia 10 tahun dengan jumlah 115 orang
(19,2%) dan 12 tahun dengan jumlah 10 orang (1,7%).
Pada populasi sakit, 2 dari 85 (2,4%) sampel yang diperiksa ditemukan adanya
murmur. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solang et
al. (2006) di RS Dr. Cipto Mangunkusumo dimana terdapat 39 dari 641 (6,08%)
sampel yang diperiksa ditemukan adanya murmur.
Pada populasi sehat, 3 dari 599 anak (0,5%) di antaranya ditemukan adanya
murmur. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di Tiongkok
yang mendapatkan hasil 2.193 dari 81.213 (2,7%) anak sekolah ditemukan adanya
murmur (Kang et al., 2015). Rincian distribusi sampel berdasarkan murmur dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Dari Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa dari 2 sampel yang terdengar adanya
murmur pada populasi sakit, 2 (100%) sampel terdengar murmur patologis dan
tidak ada sampel yang terdengar murmur fisiologis. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Solang et al. (2006), 6 (15,4%) sampel terdengar murmur patologis
Pada kedua sampel yang terdengar adanya murmur pada populasi sakit, 2
(100%) sampel terdengar sebagai murmur sistolik. Pada populasi sehat, 3 (100%)
sampel terdengar sebagai murmur sistolik, dimana 2 (66,6%) di antaranya
terdengar sebagai murmur ejeksi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Begic et al. (2016), murmur sistolik lebih sering ditemukan dibandingkan murmur
diastolik.
Pada penelitian pada populasi sakit, didapati 2 (100%) sampel memiliki lokasi
intensitas maksimal murmur di linea parasternal sinistra ICS II. Hal ini sesuai
dengan penelitian Begic et al. (2016) yang menyatakan lokasi intensitas maksimal
murmur sering ditemukan pada daerah linea parasternal ICS II. Pada populasi
sehat, lokasi intensitas maksimal murmur pada 1 (33,3%) sampel di linea
parasternal sinistra ICS II dan 2 (66,6%) sampel di linea parasternal sinistra ICS
IV. Hal ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Turki (Uner et al.,
2004) dimana lokasi intensitas murmur terbanyak ditemukan di linea parasternal
sinistra ICS IV (49%).
Jumlah sampel yang terdengar adanya murmur pada populasi sakit cukup
sedikit. Hal ini diakibatkan jumlah sampel yang diambil cukup sedikit. Oleh
karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya diharapkan jumlah sampel dapat
ditingkatkan agar dapat lebih mendeskripsikan murmur.
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
5.2. SARAN
26
27
Lampiran A.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Lampiran B.
LEMBAR PENJELASAN
mengetahui apakah bunyi jantung anak bapak/ibu normal atau tidak. Jika ada
pertanyaan lebih lanjut mengenai penelitian ini, silahkan menghubungi saya :
Vincent Jimanto (HP: 085270589024). Bila mana terdapat hal yang kurang
berkenan pada saat penelitian berlangsung, saya mohon maaf. Atas bantuan dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Vincent Jimanto
140100177
Lampiran C.
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
PERSETUJUAN
kepada anak saya untuk mengikuti penelitian dan bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan fisik suara jantung. Segala sesuatu mengenai tujuan, sifat, dan
perlunya penelitian tersebut telah cukup dijelaskan oleh penulis dan telah saya
mengerti sepenuhnya.
Demikianlah pernyataan persetujuan ini saya perbuat dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan.
Lampiran D.
Lampiran E.
Lampiran F.
Lampiran G.
Lampiran H.
Lampiran I.
Populasi Sakit
Populasi Sehat
Lampiran J.
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Vincent Jimanto
140100177