CRS REKA YULIA Tatalaksana Infeksi Virus Dengue

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Case Report Season

TATALAKSANA INFEKSI
VIRUS DENGUE PADA
ANAK
• Oleh :
• Reka Yulia Putri
• 1610070100015

• Preseptor :
• dr. Gustin Sukmarini, Sp.A (K)
Pendahuluan
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah
satu penyakit yang banyak ditemukan pada daerah
tropis.

Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue,


dari genus Flafivirus dari family Flaviridae. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk betina yang di dalam
tubuhnya terdapat virus dengue, dimana vektor utama
penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes Aegypti.
Definisi
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, dan trombositopenia. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom
renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan/syok.
EPIDEMIOLOGI

20%
35%
WHO INDONESIA
Sejak tahun 1986 Di Indonesia, angka
sampai 2009, rata-rata kasus
Indonesia Menjadi dengue tahunan
Negara dengan melebihi 129.000
kasus DBD pada periode 2004
tertinggi di Asia sampai 2010
Tenggara
ETIOLOGI

Demam dengue dan Terdapat 4 serotipe virus

01 02
demam berdarah dengue yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3
di sebabkan oleh virus dan DEN-4 yang semuanya
dengue, yang termasuk dapat menyebabkan
dalam genus flavivirus demam dengue atau
keluarga flaviviridae demam berdarah dengue
KLASIFIKASI
klasifikasi infeksi dengue
Patofisiologi
Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Diagnosis klinis demam dengue :
 Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
 Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, pendarahan gusi,
hematemesis, dan tau melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
 Nyeri kepala, myalgia, artralgia, nyeri retroorbital.
 Dijumpai kasus DBD baik dilingkungan sekolah, rumah, atau disekitar rumah.
 Leukopenia <4.000/mm3
 Trombositopenia <100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih tanda
dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.
Diagnosis klinis demam berdarah
dengue :
1. Demam 2-7 hari yang timbul memdadak, tinggi , terus-menerus (kontinua)
2. Manisfestasi perdarahan, baik yang spontan seperti ptekie perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena, maupun uji tourniquet yang positif
3. Nyeri kepala, myalgia, atralgia, nyeri retroorbital
4. Dijumpai kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah, rumah, atau
disekitar rumah
5. Hepatomegaly
6. Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda dan gejala:
• Peningkatan nilai hematocrit>20%dari pemeriksaan awal atau dari data populasi
menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
7. Trombositopenia <100.000/mm3

Demam disertai dua manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia
cukup untuk menegakkan diagnois DBD.
Diagnosis klinis Dengue syok syndrome :

 memenuhi kriteria DBD


 ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik baik
yang terkompensasi maupun yang dekompensasi
tanda dan gejala syok tanda dan gejala syok
terkompensasi: dekompensasi:

1. takikardia 1. takikardia
2. takipnea 2. hipotensi (sistolik dan diastolic turun)
3. tekanan nadi (perbedaan antara sistolik 3. nadi cepat dan kecil
dan diastolic) <20mmHg
4. pernapasan kasmaul atau hiperpnea
4. waktu pengisian kapiler (capillary refill
time/CRT) >2 detik 5. sianosis
5. kulit dingin 6. kulit lembab dan dingin
6. produksi urin (urine output) menurun 7. profound syok: nadi tidak teraba dan
<1ml/kgBB/jam tekanan darah tidak teratur
7. anak gelisah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
• Darah perifer, kadar hemoglobin, leukosit dan hitung jenis, hematokrit , dan trombosit.
Pada apusan darah perifer juga dapat dinilai limfosit plasma biru, peningkatan 15%
menunjang diagnosis DBD
• Uji serologis ( igM dan igG), Uji hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat fase akut dan fase
konvalesens.
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan foto dada, dilakukan atas indikasi :
- dalam keadaan klinis ragu-ragu, terdapat kelainan radiologis pada perembesan
plasma 20-40%
-USG : efusi pleura, ascites , kelainan penebalan dinding vesica felea dan vesica
urinaria.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Grup B : Dengue dengan warning sign (tidak syok) : tatalaksana cairan rawat inap
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Grup C : Tatalaksana emergensi syok terkompensasi
TATALAKSANA
Grup C : tatalaksana dengue dengan syok hipotensi
Pemantauan
• Pemantauan selama rawatan
-tanda klinis, apakah syok telah teratasi dengan baik, adakah
pembesaran hati, tanda perdarahan saluran cerna, tanda ensefalopati,
harus dimonitor dan dievaluasi untuk menilai hasil pengobatan
-kadar hb, hematokrit, dan trombosit tiap 6 jam minimal tiap 12 jam
-balance cairan, catat jumlah cairan yang masuk, diuresis di tampung
dan jumlah perdarahan
- pada DBD syok, lakukan crossmatch darah untuk persiapan transfusi
darah apabila diperlukan.
Faktor risiko terjadinya komplikasi
• Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD dengan syok ataupun
tanpa syok
• Kelainan ginjal, akibat syok berkepanjangan dapat terjadi gagal ginjal
akut
• Edem paru, seringkali terjadi akibat overloading cairan.
Kriteria memulangkan pasien
 Klinis :
 Tidak demam selama 48 jam
 Perbaikan status klinis (kesehatan secara umum, nafsu
makan, kondisi hemodinamik, keluaran urin, tidak ada
distress napas, tidak ada tanda miokarditis
 Laboratorium :
 Jumlah trombosit cenderung meningkat >50.000/uL
 Hematokrit stabil tanpa pemberian cairan intravena
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai