Module 2 (Ind) - Identifikasi Gizi Buruk 040919

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

Modul 2

Identifikasi Gizi Buruk

DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT


KEMENTERIAN KESEHATAN
Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta akan mengetahui


tentang:
1. Bagaimana mengidentifikasi kurang gizi akut
(wasting)
2. Indikator untuk menentukan balita gizi kurang
dan gizi buruk
3. Apa yang dimaksud penemuan dini kasus
Menentukan status gizi dengan indeks
antropometri
Informasi yang dibutuhkan saat menentukan status
gizi balita dengan indeks antropometri adalah:
• Umur
• Jenis kelamin
• Berat badan
• Panjang atau tinggi badan
• Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Akan dibahas lebih lanjut di Modul 4


Menentukan status gizi dengan indeks
antropometri
BB menurut PB atau Kurang Gizi Akut
BB menurut TB (WASTING)

PB menurut umur atau Kurang Gizi Kronis


TB menurut umur (STUNTING)

Lingkar Lengan Atas (LiLA) Kurang Gizi Akut


(WASTING)

BB menurut umur Kurang Gizi Akut atau Kronis


(UNDERWEIGHT)
Mengidentifikasi Kurang Gizi Akut
(Wasting)
Identifikasi kurang gizi akut dengan melakukan
pemeriksaan:
 Lingkar Lengan Atas (LiLA) – hanya untuk balita 6 – 59
bulan
 BB dan PB atau TB, untuk menentukan (semua balita):
 Z-skor BB menurut PB (z-skor BB/PB)
 Z-skor BB menurut TB (z-skor BB/TB)
 Pitting edema bilateral – untuk semua balita
Standar Pertumbuhan Anak WHO
Standar Pertumbuhan Anak WHO (2006) dibuat berdasarkan hasil
Multicenter Growth Reference Study (MGRS).
Studi ini melibatkan anak-anak yang dinilai sehat dengan pola
pengasuhan (makan, kesehatan) yang baik dan tinggal di lingkungan yang
sehat, dan tanpa memperhatikan etnis, status sosial dan ekonomi,
sebagai populasi acuan.
MEDIAN

Status gizi ditampilkan dalam


bentuk nilai z-skor atau skor SD
(Standard Deviation)
(rekomendasi WHO).

Kurva normal yang dibagi dalam


beberapa bagian z-skor
Standar Pertumbuhan Anak WHO

Z-skor menggambarkan
seberapa jauh dan berada MEDIAN

di jalur mana hasil


pemeriksaan antropometri
seorang anak terhadap
nilai median populasi
acuan.

Z-skor mempunyai nilai positif (+) bila terletak di atas median dan
nilai negatif (-) bila berada dibawah median.
Berat Tinggi atau Panjang

Edema
LiLA 8
Bagaimana kita tahu
seorang anak gizi
kurang atau gizi
buruk?
Kurang Gizi Akut
(Wasting)

Gizi Buruk Gizi Kurang


Klasifikasi Kurang Gizi Akut
Balita 6 - 59 months
Kurang Gizi Akut

(Wasting)

Gizi Buruk Gizi Kurang

Satu atau lebih: Satu atau keduanya:


• LiLA: <11.5 cm • LiLA 11.5 - 12.4 cm
• BB/PB atau BB/TB: <-3 SD • BB/PB atau BB/TB: = -3 -
• Edema bilateral <-2 SD
Bayi <6 months
Kurang Gizi Akut

(Wasting)

Gizi Buruk Gizi Kurang

Satu atau lebih: BB/PB: = -3 to <-2 SD


• BB/PB: <-3 SD
• Edema bilateral

LiLA tidak digunakan untuk bayi <6 bulan


Apa yang dimaksud
penemuan dini
kasus?
Penemuan Dini Kasus

Penemuan kasus harus dilakukan secara regular


(setiap saat atau bulanan) disemua kesempatan
agar dapat mendeteksi dini kasus sebelum
menjadi buruk.

Jika mobilisasi masyarakat dan penemuan dini kasus


berjalan optimal, maka kurang dari 20% balita gizi
buruk yang perlu dirawat inap.
Penemuan Dini Kasus
Penemuan kasus:
• Aktif: skrining disetiap kesempatan (pesta, kegiatan keagamaan,
pertemuan masyarakat, dsb). Kegiatan ini melibatkan ‘agen’ di
masyarakat untuk mencari kasus kurang gizi akut secara terus
menerus, kunjungan rumah atau saat pelaksaan program
kesehatan/gizi yang sudah berjalan – seperti, bulan vitamin A
dan obat cacing, vaksinasi, dll.
• Pasif: Skrining bulanan di posyandu, saat kunjungan rutin ke
fasyankes atau saat balita sakit ke polit MTBS. Lakukan
pemeriksaan antropometri dan edema bilateral untuk
memastikan tidak ada balita kurang gizi akut yang terlewatkan.
• Self-referrals: saat ibu/pengasuh balita ke fasyankes dengan
kesadaran sendiri dan tanpa rujukan dari kader atau tenaga
kesehatan.
Penemuan Dini Kasus
Penemuan Kasus Aktif Penemuan Kasus Pasif
Di Tingkat Masyarakat Di Tingkat Fasyankes
Titik kontak, termasuk: Semua balita sakit yang
• Posyandu berkunjung ke poli MTBS.
• PAUD, TK, TPA, sekolah minggu
dan kegiatan formal/informal Semua balita saat kunjungan rutin
untuk anak balita ke fasyankes.
• Rumah ke rumah
• Pertemuan masyarakat
• Kegiatan sosial
Penemuan Dini Kasus

PENEMUAN KASUS AKTIF

Dilakukan oleh anggota masyarakat yang terlatih, seperti:


- Kader
- Guru
- Anggota PKK
- Orang tua

Untuk melakukan:
PEMERIKSAAN LiLA
PEMERIKSAAN EDEMA BILATERAL
Penemuan Dini Kasus

LiLA untuk penemuan dini kasus:


• Skrining di Posyandu
• Disetiap kesempatan, mudah
dibawa dan digunakan
• Dapat dilakukan oleh orang tua,
kader, anggota masyarakat lain
yang terlatih.
Mengapa
menggunakan LiLA
untuk penemuan dini
kasus?
LiLA untuk balita 6-59 bulan
Pengukuran LiLA
Alat : Pita LiLA (dengan ketepatan hingga 0,1 cm)
Gizi Baik
12,5 cm dan diatasnya
Gizi Kurang
11,5 - 12,4 cm

Gizi Buruk <11.5 cm

Tidak digunakan pada bayi <6 bulan


(anak dengan PB <67 cm )

LiLA merupakan alat pengukur yang paling mudah untuk


penemuan dini kasus pada balita 6 – 59 bulan
LiLA untuk penemuan dini kasus
• LiLA sederhana, cepat, akurat dan tidak mahal
• Penentuan status gizi dengan LiLA hanya perlu satu jenis
pengukuran dan tidak perlu menghitung.
• BB/PB atau BB/TB perlu 2 jenis pengukuran (BB dan PB atau
TB) dan kalkulasi z-skor dengan menggunakan tabel BB/PB
atau BB/TB.
• LiLA sensitif mendeteksi gizi buruk pada balita muda (yang
mempunyai risiko lebih tinggi).
• LiLA merupakan indikator risiko kematian (akibat kurang gizi)
yang lebih baik dibanding BB/PB atau BB/TB.

Baik LiLA dan BB/TB harus digunakan sebagai kriteria


indepeden untuk penerimaan karena LiLA dan BB/TB
indetifikasi anak-anak yang berbeda yang beresiko
menninggal karena kekurangan gizi akut
LiLA untuk penemuan dini kasus
• Pita LiLA dengan kode warna
 Dapat digunakan oleh anggota masyarakat yang buta
angka/huruf namun telah dilatih.
 Membantu ibu/pengasuh, anggota keluarga dan
anggota masyarakat untuk dapat mengidentifikasi
balita berisiko dan memerlukan terapi dengan lebih
baik.
• Walaupun sederhana, pengukuran LiLA tetap harus
dilakukan dengan benar sesuai protokol standar.
• Cara pengukuran yang salah dapat menyebabkan kasus
POSITIF PALSU or NEGATIF PALSU.
LiLA untuk penemuan dini kasus

Dampak pengukuran LiLA yang tidak benar:


• Kasus NEGATIF PALSU
• Balita kurang gizi tidak teridentifikasi dan akan terlewatkan
untuk dirujuk.
• Kasus POSITIF PALSU
• Jumlah kasus yang dirujuk meningkat, sehingga
meningkatkan beban fasyankes.
• Kasus positif palsu tidak akan mendapatkan terapi gizi buruk,
jika banyak kasus ini dan tidak mendapatkan penanganan
apapun, maka dapat menyebabkan fasyankes kehilangan
kepercayaan dari masyarakat. Pastikan balita mendapatkan
layanan kesehatan/gizi yang sesuai.
LiLA untuk penemuan dini kasus

• Kasus POSITIF PALSU (lanjutan)


• Kasus positif palsu, jika hasil konfirmasi ulang:
• Balita gizi kurang: lakukan konseling PMBA dan
berikan PMT (bila tersedia), dan rujuk ke
layanan kesehatan lain, seperti imunisasi.
• Balita gizi baik: lakukan konseling PMBA dan
rujuk ke layanan kesehatan lain, seperti
imunisasi.

Tenaga kesehatan perlu memastikan bahwa kader dan anggota


masyarakat lain mendapatkan pelatihan, pelatihan penyegaran,
dan supervise fasilitatif tentang mobilisasi masyarakat untuk
mengurangi kasus negatif atau positif palsu
Penemuan Dini Kasus
Langkah-langkah penemuan dini kasus :
• Meningkatkan akses ke skrining bulanan dengan menambah tempat-
tempat skrining (tidak hanya di Posyandu) untuk pengukuran LiLA,
seperti:
• PAUD, Taman Kanak-kanak
• Kelas keagamaan anak (seperti Kelas Quran, sekolah minggu)
• Sweeping  kunjungan rumah ke semua balita yang tidak hadir saat
pemantauan pertumbuhan bulanan (Posyandu)
• Pengukuran LiLA untuk balita 6 – 59 di setiap kesempatan, seperti
pertemuan kemasyarakatan dan kegiatan keagamaan.

Pengukuran LiLA dapat dilakukan oleh anggota masyarakat yang


telah dilatih, seperti kader, PKK, guru PAUD, orang tua, guru
sekolah minggu.
Penemuan Dini Kasus
Balita dengan LiLA MERAH dan KUNING harus dirujuk ke fasyankes untuk:

• Konfirmasi status gizi dengan:


• BB/PB atau BB/TB
• LiLA (balita 6 – 59 bulan)
• Pemeriksaan edema bilateral
• PB/U atau TB/ULength or height for age

• Menemukan penyebab dan faktor risiko.

• Konseling

Grafik pertumbuhan anak digunakan hanya untuk pemantauan


pertumbuhan, TIDAK untuk menentukan status gizi.
Penemuan kasus melalui Pemantauan
Pertumbuhan Bulanan
MENENTUKAN HAMBATAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan yang BAIK
Peningkatan BB mengikuti alur pertumbuhan di grafik
pertumbuhan anak
atau
Peningkatan BB sesuai dengan kenaikan BB minimal atau lebih
(sesuai dengan jenis kelamin dan umur)
Hambatan Pertumbuhan
Peningkatan BB TIDAK mengikuti alur pertumbuhan di grafik
pertumbuhan anak (keluar jalur, mendatar, menurun)
atau
Peningkatan BB kurang dari kenaikan BB minimal yang diperlukan
(sesuai jenis kelamin dan umur)

Rujuk ke tenaga kesehatan bila balita mengalami hambatan pertumbuhan.


Penemuan kasus melalui Pemantauan
Pertumbuhan Bulanan
Kenaikan BB Minimal

BAYI 1 – 6 BULAN BALITA > 6 BULAN

LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


LAKI-LAKI PEREMPUAN
UMUR BERAT UMUR BERAT UMUR BERAT
(bulan) (gram) (bulan) (gram) (bulan) (gram)
1 800
2 900 7 400 7 – 10 300
3 800 8 - 11 300 11- 60 200
4 600 12 - 60 200
5 500
6 400
1 Baik

2 Hambatan Pertumbuhan

3 Baik

B C D 4 Baik
A

Baik
4 A
3
2

1
B Hambatan pertumbuhan

C Hambatan pertumbuhan

D Baik
Menghitung Umur Anak
 Tulis tanggal lahir anak dengan format  tanggal/bulan/tahun
Contoh: 5 April 2017  05-04-2017
 Tulis tanggal kunjungan dengan format yang sama  tanggal/bulan/tahun
Contoh: 19 September 2019  9-09-2019
 Hitung umur anak dengan cara mengurangi tanggal kunjungan dengan
tanggal lahir, contoh:
 
Tanggal kunjungan 19 09 2019
Tanggal lahir 05 04 2017 -
14 05 2
= 2 tahun 5 bulan 14 hari
 
 Kemudian, umur anak dibulatkan  24 bulan + 5 bulan = 29 bulan
Sisa hari (14 hari) tidak dimasukkan.
Menghitung Umur Anak
Contoh lain:
Tanggal kunjungan 05 04 2019
Tanggal lahir 19 09 2018

Untuk menghidari pengurangan minus, lakukan hal berikut:

Tanggal kunjungan 05 04 2019


(05+30) (04-1)+12 (2019-1)
35 15 2018

Tanggal lahir 19 09 2018


-
16 06 0
= 6 bulan 16 hari

Umur anak dibulatkan menjadi 6 bulan. Sisa hari (16 hari) tidak dimasukkan.
Skrining dan rujukan
masyarakat ke Puskesmas
Skrining dan rujukan
masyarakat ke Puskesmas
Orangtua/pengasuh harus mendapatkan informasi dan
memahami mengapa anak dirujuk ke Puskesmas atau Pustu.
Orangtua/pengasuh memahami pemeriksaan atau tindakan
yang akan diterima saat balita di Puskesmas/Pustu
 Tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan LiLA,
pengukuran BB, PB atau TB, pemeriksaan edema
bilateral, tes nafsu makan dan pemeriksaan medis lain.

Orangtua/pengasuh harus mendapatkan informasi dan memahami


bahwa balita akan mendapatkan perawatan gizi buruk di layanan
rawat jalan atau rawat inap  tergantung diagnosis
Skrining dan rujukan
masyarakat ke Puskesmas

Orangtua/pengasuh harus mendapatkan informasi dan memahami apa yang


terjadi di fasyankes
 Jika terkonfirmasi gizi buruk, balita akan dirawat di layana rawat jalan
atau rawat inap (tergantung diagnosis)
 Jika terkonfirmasi gizi kurang, ibu/pengasuh akan diberikan konseling
PMBA sesuai umur dan balita mendapat PMT (bila tersedia). Balita
tidak akan mendapatkan terapi balita gizi buruk.
 Jika terkonfirmasi gizi baik, ibu/pengasuh akan diberikan konseling.
Tidak akan diberikan terapi gizi.
Klasifikasi Kurang Gizi Akut
Konfirmasi
masuk layanan Kurang gizi akut
rawat jalan
atau rawat inap
Gizi buruk
Gizi buruk tanpa Gizi kurang
dengan
komplikasi tanpa komplikasi
komplikasi
medis medis
medis*

Rawat Inap Rawat Jalan Konseling PMBA


menurut umur dan
PMT (bila tersedia)

*Komplikasi: anorexia atau tidak ada nafsu makan, muntah terus menerus, kejang,
letargi, penurunan kesadaran, infeksi saluran pernafasan bawah, demam tinggi,
dehidrasi berat, diare persiten, anemia berat, hipoglikemia, hipotermia, tanda
kekurangan vitamin A pada mata, dan lesi kulit berat.
Diskusi:

Bagaimana
menemukan balita
gizi buruk di
wilayah Anda?
Diskusi strategi
yang menurut Anda
dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai