Pertemuan 12
Pertemuan 12
Pertemuan 12
4. Kompetensi budaya
Melibatkan keragaman budaya sebagai fakta, kesadaran akan budaya
sebagai pengetahuan, dan sensitifitas budaya melalui tingkah laku
menjadi suatu praktik dan perilaku keseharian.
Kompetensi budaya merupakan proses untuk mengembangkan sesuatu
yang mana hal tersebut tergantung pada kesadaran diri, pengetahuan
dan keterampilan .
Berikut beberapa model kompetansi budaya yang juga sering digunakan untuk
pengajaran kompetensi budaya bagi para profesional kesehatan, dan untuk
mengkaji latar belakang budaya pasien, yaitu :
The model of cultural competency dari Campinha-Baccote.
A model of culturally competent healt care practice dari Papadopoulos.
Taxonomy for culturally competent care dari Lister.
Model for the development of culturally competent community care dari Ki-
Godwin.
Transcultural model dari Giger and Davidhizar.
Four-step approach to providing culturally sensitive patient teaching dari
Kittler and Sucher.
Model of cultural competence dari Purnel and Paulanka.
Sunshine model dari Leininger (Evans, Menaca, Koffman, Harding, Higginson,
Pool & Gysels, 2012).
Peran budaya sangatlah penting dalam perawatan paliatif dan hospis, dan
bagaiamana budaya tersebut di konseptualkan dan di aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari telah memberikan dampak yang sangat besar pada
pasien, keluarga, dan penyedia layanan kesehatan. (bosma, Apland &
Kazanjian, 2010).
Hasil penelitian menunjukan kompetensi budaya dalam pelayanna kesehatan
dan perawatan dapat meningkatkan layanan perawatan, hasil akhir terhadap
pasien, dan tingkat kepuasan pasien beserta petugas kesehatan itu sendiri
termasuk perawat. (Bhat, McFarland, Keiser, Wehbe-Alamah&Filter, 2015).
Namun berbagai faktor juga memiliki kontribusi terhadap kompleksitas
budaya seperti sosial, ekonomoi, dan politik, dimana faktor-fektor tersebut
melekat dan menjadi hal permanen dalam suatu masyarakat yang dengannya
pula akan merubah cara pandang masyarakat terhadap sesuatu (Yapp, 2012).
TERIMA KASIH