Power Point Heg
Power Point Heg
Power Point Heg
SUSI ANDRIYANI
PO.71242220163
BAB I BAB II
TINJAUAN
Latar belakang, rumusan PUSTAKA
masalah, tujuan, manfaat
BAB III
BAB IV BAB V
TINJAUAN
PEMBAHASAN PENUTUP
KASUS
Bab I
Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu
diantara 1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf
pusat atau pengosongan lambung yang kurang.
A. KEHAMILAN
B. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
C. TINJAUAN KHUSUS HIPEREMESIS
GRAVIDARUM TINGKAT II
D, MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
BAB III
TINJAUAN KASUS
LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas istri/suami
Nama : Ny A / Tn A
Umur : 26 tahun/ 28 tahun
Nikah/Lamanya : 1x/± 3 tahun
Suku : Melayu
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SI/SII
Pekerjaan : Swasta/Guru
Alamat : Hiang Lestari
B. Keluhan utama Mual, muntah, pusing dan nyeri ulu hati.
C. Riwayat keluhan utama
1. Ibu mengalami mual dan muntah sejak sebulan yang lalu.
2. Setiap makan dan minum dimuntahkan kembali.
3. Bertambah sering ±8 x/hari disertai pusing dan nyeri ulu hati hingga
mengganggu aktivitas sejak 2 hari yang lalu.
F. Riwayat reproduksi
1. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lamanya : 3-7 hari
Dysmenorrhea : Tidak ada
2. Riwayat kehamilan sekarang
a. GI P0 A0
b. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 13 Agustus 2022
c. Hari taksiran persalinan (HTP) : 20 Mei 2023
3. Riwayat ginekologi Tidak pernah mengalami suatu kelainan.
4. Riwayat KB Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
1. Keadaan ibu
DS : Ibu merasa mual dan makan setiap makan disertai pusing sertanyeri ulu hati.
DO :
a. Keadaan agak lemah
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36 5°C
Pernapasan : 20x/menit.
c. Mata cekung, konjungtiva pucat, sclera sedikit ikterus.
d. Bibir kering.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh (Tatik, dkk, 2012) mendapatkan frekuensi
mual muntah ≤10 kali sebanyak 96,6% dan 3,4% ≥10 kali. Hiperemesis gravidarum sering
terjadi pada ibu hamil yang tidak bekerja karena adanya kesukaran hidup yang hanya
mengandalkan pendapatan suami atau karena rutinitas ibu di rumah yang membosankan
berkaitan dengan faktor psikologi sebagai pemicu terjadinya hiperemesis gravidarum
(Prawirohardjo, 2009).
LANJUTAN
PEMBAHASAN JURNAL INTERNASIONAL
Didapatkan pula hasil penelitiannya hubungan paritas dan status nutrisi dengan
hiperemesis gravidarum yaitu pada primigravida sebanyak 53,3% dan 46,7% ibu
dengan multrigravida. Hiperemesis gravidarum tingkat I yang dialami responden
sebanyak 63,3% lebih banyak dari hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu 36,7%.
D. LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tindakan ini dilakukan apabila menemukan adanya diagnosa potensial atau masalah
emergency sehingga membutuhkan tindakan segera atau tindakan kolaborasi.
E. LANGKAH V : INTERVENSI
Pada langkah ini ditentukan asuhan yang menyeluruh dimana asuhan ini ditentukan
oleh langkah sebelumnya. Jika terdapat diagnosa potensial maka dilakukan rencana
asuhan sesuai dengan diagnosa.
F. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Rencana tindakan dibuat berdasarkan intervensi yang dibuat sebelumnya. Rencana
tindakan yang dibuat sesuai dengan teori yaitu pemberian cairan dan obat, pementauan
tanda-tanda vital, pemantauan muntah dan urine, pemberian cairan dan obat, anjuran
pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi serta beri motivasi untuk psikologis ibu.
G. LANGKAH VII : EVALUASI
Pada langkah ini dilakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan.
Berdasarkan penerapan asuhan kebidanan terhadap Ny “A” didapatkan
hiperemesis gravidarum tingkat II yang dialami oleh ibu mulai membaik dan
kembali normal seperti kehamilan lainnya.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Telah dilakukan pengkajian dan analisis data dasar pada Ny “A” dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Hiang kerinci. Pada kasus Ny
“A” didapatkan data dasar mual dan muntah ±8 x/hari disertai pusing dan
nyeri ulu hati.
B. SARAN
Untuk mencegah kejadian hiperemesis gravidarum tingkat II maka perlu peningkatan
kualitas pelayanan ANC dengan mengenali sedini mungkin komplikasi-komplikasi
pada kehamilan dan upaya menanganinya.
TERIMAKASIH
BAB V
PENUTUP
Hiang Kerinci Tahun 2022 dengan bayi telah diberi imunisasi vaksin