Laporan Kasus Mumtaza Noor Ashila
Laporan Kasus Mumtaza Noor Ashila
Laporan Kasus Mumtaza Noor Ashila
Disusun oleh:
Mumtaza Noor Ashila, dr.
Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. M
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Jurnalis
Alamat : Tanjungpinang
Tanggal Masuk : 17 Agustus 2021
Keluhan Utama:
Nyeri dada menjalar ke punggung < 1 jam
SMRS
Status Gizi
BB : 81 kg
TB : 167 cm
IMT : 29 kg/m2 ( Overweight )
Mata : Kepala : Kulit :
Bentuk mesocephal,
Konjungtiva anemis (-/-), Warna kulit langsat, pucat (-),
jejas (-)
sklera ikterik (-/-), reflex ikterik (-),
cahaya (+/+), pupil isokor
Petechie (-), hematom (-)
(3mm/3mm), oedem
palpebra (-/-), secret (-/-)
Telinga :
Hidung :
Deformitas (-/-), darah (-/-),
Nafas cuping hidung (-/-),
Sekret (-/-)
deformitas (-/-),
Darah (-/-), secret (-/-)
Leher :
Pembesaran kelenjar getah
Mulut : bening (-), nyeri tekan (-),
Bibir kering (-) , sianosis (-), benjolan (-), Jugular Venous
muka pucat (-), gusi berdarah (-) Pressure 5+2 cmH2O
Paru :
Simetris, Stem fremitus kiri = kanan,
vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Jantung :
Abdomen :
Bising Usus (+), Nyeri tekan (-), Soepel,
hepar lien tidak teraba.
Ekstremitas :
Akral agak dingin lembab, CRT <2
detik, Oedem (-).
5 5
5 5
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal : 17 Agustus 2021
Kesan :
Normal Sinus rhythm
ST Elevasi di V2,V3,V4,V5
Foto Thorax
Kesan :
Bronchitis dengnan suspect
bronchopneumonia.
Cardiomegali
ASSESSMENT
STEMI Anterior
TATALAKSANA AWAL
-Pasang Monitor
-O2
-Aspilet 80mg loading 2 tab
-CPG 75mg loading 4 tab
-ISDN SL 1 tab
-OMZ 40mg
TATALAKSANA DPJP
-Rencana Fibrinolitik di IGD
-Fibrinolitik dengan streptokinase (1,5 Jt Unit) habis dalam 1 jam, 100cc
- Miniaspi 1 x 80 mg (pagi)
- CPG 1 x 75 mg ( malam )
- Bolus pelan amiodaron 150 mg dalam 10 menit
- Ramipril 1 x 5 mg (malam)
- Atorvastatin 1 x 20 mg ( malam )
- ISDN 3 x 5 mg
- NTG drip 10 mcg/menit
- Furosemid 1 x 40 mg oral
- Pantoprazol 2 x 40 mg IV
- Loading cairan 200 cc , maintenance tpm Nacl 0.9 %
- Rawat ICU ( full bed ruang biasa dengan monitor )
EKG POST FIBRINOLITIK
EKG 30 MENIT POST
FIBRINOLITIK
EKG 60 MENIT POST
FIBRINOLITIK
Sindrom Koroner Akut
ANGINA TIPIKAL berupa rasa tertekan/berat daerah retrosternal menjalar ke lengan kiri, leher, area
interskapuler, bahu, atau epigastrium, berlangsung intermitten atau persisten (>20 menit), sering disertai
diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak nafas, dan sinkop.
Presentasi angina atipikal yang sering dijumpai antara lain gangguan pencernaan,
sesak nafas yang tidak dapat diterangkan, lemah mendadak yang sulit diuraikan.
3. Elektrokardiogram
Gambaran EKG cukup bervariasi, yaitu : normal,
nondiagnostic, LBBB, ST persisten/tidak, ST depresi dengan atau
tanpa T inversi.
Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan ditemukan 2
sadapan yang bersebelahan.
Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnostic STEMI pada
pria dan perempuan pada sebagian besar sadapan adalah 0,1 mV.
Lokasi Infark berdasarkan sadapan EKG
TERAPI REPERFUSI Untuk semua pasien dengan gejala yang timbul < 12
SEGERA ! jam dengan ST elevasi yang menetap atau LBBB
Ada Tidak
1. Perdarahan
2. Alergi
3. Hipotensi
4. Aritmia reperfusi
Aritmia reperfusi sebenarnya adalah salah satu tanda keberhasilan fibrinolysis namum apabila aritmia reperfusi
yang muncul aritmia malignan sebagai contoh VT maka perlu penanganan segera.
Tanda Keberhasilan Fibrinolisis :
1. Resolusi komplit dari nyeri dada
2. ST elevasi menurun >50% (dilihat
terutama pada sadapan dengan ST
elevasi tertinggi)
3. Adanya aritmia reperfusi
Komplikasi STEMI
1. Gangguan Hemodinamik
- Gagal jantung
- Aritmia dan gangguan kondisi dalam fase akut
2. Komplikasi kardiak
- Regurgitasi katup mitral
- Ruptur jantung
- Ruptur septum ventrikel
- Pericarditis
- Aneurisma ventrikel kiri
- Trombus Ventrikel kiri
Tata Laksana Jangka Panjang
Perubahan Gaya Hidup
Kontrol tekanan darah, berat badan, makanan dan olahraga teratur
merupakan beberapa contoh pengendalian faktor risiko penyakit
kardiovaskular. Target tekanan darah yang direkomendasikan
adalah sistolik <140 mmHg atau <120 mmHg jika pasien dengan
risiko sangat tinggi dan dapat menoleransi penggunaan kombinasi
anti hipertensi
Terapi Antitrombotik
Pasien yang menjalani fibrinolisis dan PCI harus
mendapatkan DAPT yaitu Aspirin dan inhibitor reseptor
P2Y12 (Clopidogrel) selama 12 bulan. Meski inhibitor
reseptor P2Y12 poten masih belum memiliki bukti
keamanan yang kuat untuk pasien dengan fibrinolisis.
Namun, pemberian Prasugrel atau Ticagrelor juga dapat
menjadi pilihan setelah memasuki periode aman, yaitu 48
jam setelah fibrinolisis.
Penggunaan DAPT pada pasien dengan fibrinolisis, tanpa
menjalani PCI atau pasien yang tidak melakukan terapi
reperfusi, disarankan menggunakan kombinasi Aspirin
dan Clopidogrel selama 1 bulan dan pertimbangkan untuk
memperpanjang penggunaan DAPT hingga 12 bulan.
Terapi Dislipidemia
Semua pasien STEMI harus menggunakan statin dosis tinggi
sesegera mungkin dan dalam jangka panjang, kecuali jika memiliki
kontraindikasi. Terapi statin dosis tinggi yang direkomendasikan
adalah Atorvastatin 40-80 mg atau Rosuvastatin 20-40 mg. Evaluasi
ulang nilai lipid dalam 4-6 minggu setelah SKA untuk melihat
pencapaian target kolesterol.
Target yang direkomendasikan penurunan nilai LDL ≥50% dari nilai
awal dengan target LDL <55 mg/dl. Akan tetapi, jika pasien
mengalami kejadian kardiovaskular ulangan dalam 2 tahun ketika
menggunakan statin dosis maksimal yang dapat ditoleransi maka
disarankan target LDL <40 mg/dl.
Terapi ACEi/ARBs
ACEi (angiotensin-converting enzyme inhibitor) direkomendasikan
untuk dimulai dalam 24 jam pertama STEMI pada pasien
dengan gagal jantung, disfungsi sistolik ventrikel kiri, diabetes
atau infark anterior. ARBs (Angiotensin Receptor Blockers),
khususnya Valsartan dapat digunakan sebagai alternatif pada
pasien dengan gagal jantung dan/atau disfungsi sistolik yang
tidak dapat menoleransi ACEi.
Terima Kasih
References
Buku Modul Pedoman ACLS. 2019. Divisi Diklat Rumah Sakit
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.