Laporan Kasus STEMI Ranti

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

Laporan Kasus

ST-Elevated Myocardial Infarction (STEMI)

Pembimbing :
dr. Sri Hastuti, Sp.JP(K), FIHA.

Disampaikan oleh :
Meliaranti Thesya (H1AP20018)

SMF ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH


RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU
FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
2021
PENDAHULUAN
Pendahuluan
• Sindrom Koroner Akut (SKA)  menyebabkan angka
kematian yang tinggi

Di Indonesia
• 3015 kasus SKA  1024 kasus ST- elevated miokard infark
(STEMI)

• (STEMI)  mortalitas 24-48 jam pasca onset


LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. T
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 07 April 1949
• Alamat : Jalan Ratu Agung no 35
• Pekerjaan : Pensiun
• No MR : 702990
• Tanggal masuk RS : 02 Mei 2021
• Ruang Perawatan : ICCU
Keluhan Utama
• Nyeri dada kiri sejak 3 jam SMRS M Yunus
Bengkulu.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri yang memberat
kurang lebi 3 jam SMRS. Nyeri dada dirasakan seperti tertekan
beban dan menjalar ke punggung. Nyeri dada timbul saat
melakukan aktifitas. Nyeri dirasakan lebih dari 20 menit dan
nyeri tidak membaik walaupun sudah beristirahat. Nyeri dada
berkurang jika meminum obat. Pasien juga mengeluhkan lemas,
mual, pusing, dan berkeringat dingin. Buang air besar dan buang
air kecil dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi
• Riwayat diabetes mellitus disangkal
• Riwayat nyeri sendi
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluarga dengan hipertensi
• Riwayat keluarga mengalami stroke
Pemeriksaan Fisik
Status Present yang dilakukan di IGD Rumah Sakit M Yunus
Bengkulu 02 Mei 2021
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos Mentis
Tekanan Darah : 114/78 mmHg
Nadi : 77 x/menit, teraba kuat, isi tegangan cukup
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,0 ˚C
Status Generalis
Kepala Normocephali, jejas (-), rambut tidak rontok dan berwarna putih
tersebar merata
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung Nyeri tekan (-/-), deviasi (-)


Telinga Deformitas septum nasi (-/-), napas cuping hidung (-/-),
mukosa hiperemis (-/-), sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-)
Mulut Bibir kering (-), pucat (-), sianosis (-), mukosa mulut merah (-),
sariawan (-), lidah kotor (-), papil atrofi (-), tremor (-), faring hiperemis
(-), tonsil T1/T1
Leher JVP tidak meningkat, trakea teraba letak ditengah, deviasi (-), kelenjar
tiroid dalam batas normal, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru
Inspeksi bentuk dinding dada simetris kiri=kanan, pernapasan saat statis dan
dinamis kiri=kanan, retraksi dinding dada (-), deformitas (-),
pemakaian otot bantu pernapasan (-)
Palpasi Stem fremitus lapang dada sama kiri-kanan, ekspansi dinding dada
simetris kiri=kanan, nyeri tekan (-)

Perkusi Sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi Vesikuler(+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)


Jantung
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat, thrill (-)
Palpasi Iktus kordis tidak teraba
Perkusi Batas atas jantung : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi Bunyi jantung I – II reguler (+), murmur (-) , gallop (-)
Abdomen
Inspeksi Datar (+), ruam (-), scar (-), spider nevi (-)
Palpasi Supel (+), nyeri tekan (+) pada regio epigastrium, hepar
tidak teraba, lien tidak teraba
Perkusi Timpani (+)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Ekstremitas Akral hangat (+/+), edema (-/-),CRT < 2 detik, clubbing finger
Superior (-)

Ekstremitas Inferior Akral hangat (+/+), edema (-/-),CRT < 2 detik, clubbing finger
(-)
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardigram (EKG)
EKG pada tanggal 02 MEI 2021 di Rumah Sakit Dr M Yunus Bengkulu
Interpretasi
• Irama : sinus
• Laju : 80 x/menit
• Axis : LAD
• Gel P : normal, 0,08 s t o,1 mv
• Interval PR : 0,12 (Normal)
• Kompleks QRS : 0,08s (normal)
• Q patologis: (-)
• Gelombang QT: 0,32 s
• ST elevasi : I, AVL, V2, V3,V4,
• ST depresi : II, III, AVF,
• T inversi : -
• Kesimpulan : STEMI anterolateral dan iskemik inferior
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardigram (EKG) Post Trombolitik 03 mei 2021
Interpretasi
• Irama : sinus
• Laju : 80 x/menit
• Axis : RAD
• Gel P : 0,08 s t o,1 mv
• Interval PR : 0,12 (Normal)
• Kompleks QRS : 0,08 s
• Q patologis: I dan aVL
• Gelombang QT: 0, 32 s
• ST elevasi : -
• ST depresi : -
• T inversi : -
• Kesimpulan : post trombolitik ec STEMI anterolateral
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardigram (EKG) Post Trombolitik 04 mei 2021
Interpretasi
• Irama : sinus
• Laju : 80 x/menit
• Axis : RAD
• Gel P : 0,08 s t o,1 mv
• Interval PR : 0,12 (Normal)
• Kompleks QRS : 0,12 s
• Q patologis: V1-V3
• Gelombang QT: 0, 32 s
• ST elevasi : V1-V3
• ST depresi : II, III, aVF
• T inversi : -
• Kesimpulan : Post PCI ec STEMI anterolateral dan iskemik inferior hari ke 3
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardigram (EKG) Post Trombolitik 07 mei 2021
Interpretasi
• Irama : sinus
• Laju : 90 x/menit
• Axis : Normoaxis
• Gel P : 0,08 s t o,1 mv
• Interval PR : 0,08
• Kompleks QRS : 0,08 s
• Q patologis: V1, V2, V3
• Gelombang QT: 0, 36 s
• ST elevasi : V1-V4
• ST depresi : -
• T inversi : -
• Kesimpulan : Post PCI ec STEMI anterolateral dan iskemik inferior hari ke 6
Pemeriksaan Penunjang
Echocardiography

Kesimpulan :
Aorta 29 20-30 mm • Dimensi ruang jantung normal
Left Atrium 35 15-40 mm • Abnormal diastolic function
Ejeksi fraction 63,5% 53-77%
LV EDD 47 35-52 mm
• Normal systolic function
LV ESD 31 26-30 mm • Hipokinetik apico-basal anterior
• Katup-katup dalam batas normal
• LVH (-)
• EF 68%
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thoraks

Deskripsi Paru :
- Hili normal
- Corakan bronkovaskuler meningkat
- Tidak tampak pembercakan di kedua lapang paru
- Kranialisasi (-)

Deskripsi Jantung :
- Tampak kalsifikasi pada arcus aorta
- Tampak pinggang jantung
- CTR < 50 %
- Kedua sudut costophrenicus lancip
 
Kesan :
- Atherosklerosis aorta
- Besar dan bentuk jantung normal
- Pulmo tidak tampak kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

Jenis Pemeriksaan   Hasil Nilai Rujukan

GDS : 220 70-120 g/dl


Ureum : 24 20-40 mg/dl
Creatinin : 1,0 0,5-1,2 mg/dl
Natrium   123 135-145 mmol/L
Kalium   3,4 3.4-5.3 mmol/L
Chlorida   108 50-200 mmol/L
Cholestrol total : 99 150-250 mg/dl
Hs Troponin : 123.1 <19 ng/ml Ldl cholestrol : 54 < 150 mg/dl
Hematokrit : 38 37-47% Hdl cholestrol : 37 31-75 mg/dl
Hemoglobin : 12.2 13,0 – 18,0 gr/dl Trigliserida  : 72 <150 mg/L
Leukosit : 12.300 4.000-10.000 /ul Gds  : 126 70-120 g/dl
Trombosit : 203.000 150.000-450.000 /ul Ureum : 21 20-40 mg/dl
HBsAg   Non reaktif Non reaktif Kreatinin : 0,8 0,5-1,2 mg/dl
Basopil   2.0 0.0-1.0%
Eosinophil   4.0 1.0-6.0%
Batang   0 3-5%
Segmen   77.0 35.0-70.0%
Limfosit   13.0 20.0-45.0%
Monosit   4.0 2.0-10.0%
Diagnosis Kerja
ST- Elevated Miokard Infark (STEMI)
Tata Laksana
– Lansoprazol 1 x 1 vial
– Ondansentron 1 vial
– Aspilet 1 x 80 mg
– CPG 1×75 mg
– ISDN 3 X 5 mg
– Diviti 1 x 2,5
– Atorvastatin 1 x 40 mg
Follow up
Follow up
Follow up
PEMBAHASAN
Pembahasan
Sindrom koroner akut (SKA)  kumpulan gejala
klinis infark miokard

Infark miokard  miokardium mengalami


nekrosis
Klasifikasi
• Angina pektoris tak stabil
• Infark Miokard Akut (IMA) tanpa elevasi ST
• IMA dengan elevasi ST
Patofisiologi
luka pada sel endotel -> Penumpukan plaque -> arteri
menebal -> jaringan sikatrik -> aterosklerotik

agregasi trombosit -> trombus -> tersumbat pada plak


aterosklerotik -> aliran darah koroner menurun ->
STEMI
Gejala Klinis
• Nyeri dada yang berupa rasa tertekan/berat daerah
retrosternal
• menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular,
bahu, atau epigastrium.
• berlangsung intermiten/beberapa menit atau persisten >20
menit
• sering disertai keluhan penyerta seperti diaphoresis (keringat
dingin), mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas.
• Pasien
• didapatkan keluhan nyeri dada kiri seperti
tertekan yang menjalar ke punggung selama
lebih dari 20 menit.
• Pasien juga mengeluhkan lemas, mual,
muntah, pusing dan berkeringat dingin.
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran EKG :
elevasi segmen ST ≥ 2 mm / pada 2 sadapan
precordial yang berdampingan atau ≥ 1 mm
pada 2 sadapan ekstremitas (Laki-laki)
Elevasi segmen ST ≥ 1,5 mm di lead V2-V3 dan
atau ≥ 1 mm (0,1 mV) pada sadapan precordian
atau ekstremitas (Perempuan)
• Pasien
• Gambaran EKG :
• ST elevasi pada lead I, AVL, V2,V3,V4 (anterolateral)
• ST depresi pada lead II, III, dan AVF ->iskemik inferior
• Bermakna :
• STEMI anterolateral dan iskemik inferior.
Pemeriksaan Laboratorium
• Enzim biomarker jantung -> nekrosis miosit jantung
(tidak spesifik penyebab)
- Troponin I/T
- creatinin kinase (CK)MB
Pemeriksaan enzim biomarker jantung Hs troponin
dengan hasil 123.1. 1 -> peningkatan dari nilai
normalnya yakni < 19 ng/ml
Tata laksana awal
• Oksigen 2-4L/menit
• Berikan aspirin 160-325 mg
• Clopidogrel 300 mg peroral
• Nitrogliserin atau nitrat sublingual
• Morfin IV jika nyeri dada tidak berkurang
dengan nitrogliserin atau nitrat
Tatalaksana perawatan intensif
• Nitrogliserin (vasodilator)
• Aspirin (antiplatelet) menghambat jalur cox
• Clopidogrel (antiplatelet) blokir komponen
ADP platelet
• Beta Blocker
• ACE Inhibitor
Tatalaksana Awal pada Pasien
• Clopidogrel (anti platelet)
• ISDN ( Isosorbit Dinitrate) sublingual 5 mg ( vasodilator)
• Asetylsalicylic acid loading 2 tab
• Streptase (Fibrinolitik)

• tujuan utama tatalaksana -> menghilangkan nyeri dada,


mendiagnosis secara cepat menilai dan mengimplementasikan
strategi reperfusi yang mungkin dilakukan.
Terapi Reperfusi
• memperpendek lama oklusi koroner,
meminimalkan derajat disfungsi dan dilatasi
ventrikel
• mengurangi kemungkinan berkembang
menjadi pump failure
Fibrinolitik
• Fibrinolisis -> untuk restorasi cepat arteri
koroner
• tissue plasminogen activator (tPA),
streptokinase, tenekteplase (TNK), reteplase
(rPA)
Indikasi
• onset gejala < 12 jam
• Pasien STEMI dengan bukti klinis dan atau EKG
iskemia
• Area miokard luas yang beresiko/
hemodinamik tidak stabil
• Jika PCI tidak tersedia
Kontraindikasi
• Kontraindikasi absolut
• 1) Riwayat perdarahan intraserebral
• 2) Terdapat lesi vaskular serebral struktural (malformasi AV)
• 3) Terdapat neoplasia ganas intrakranial
• 4) Stroke iskemik dalam 3 bulan
• 5) Diseksi aorta
• 6) Perdarahan aktif atau diastasis berdarah
• 7) Trauma muka atau kepala tertutup yang bermakna dalam 3 bulan
• Kontraindikasi relatif
• 1) Riwayat hipertensi kronik berat, tak terkendali
• 2) Hipertensi berat tak terkendali saat masuk ( TDS >180 mmHg atau TDS>110 mmHg)
• 3) Riwayat stroke iskemik sebelumnya >3 bulan, dementia
• 4) Resusitasi jantung paru traumatik atau lama (>10menit) atau operasi besar
• 5) Perdarahan internal baru dalam 2-4 minggu
• 6) Pungsi vaskular yang tak terkompresi
• 7) Untuk streptase / anisreplase : riwayat penggunaan >5 hari sebelumnya atau reaksi alergi
sebelumnya terhadap obat
• 8) Kehamilan
• 9) Ulkus peptikum aktif
• 10) Penggunaan antikoagulan baru
Percutaneous Coronary Interventions (PCI)

• Terdapat bukti klinis maupun EKG adanya


iskemia
• onset kurang dari 12 jam
• termasuk STEMI risiko tinggi
• kontraindikasi dengan fibrinolisis
• Pada pasien ini diberikan terapi awal ->
trombolitik -> tatalaksana awal -> pemulihan
cepat arteri koroner
• Hasil EKG pasien post trombolitik ->
• Q patologis pada lead I dan aVL
• pasien -> early PCI -> tatalaksana reperfusi yang efektif ->
mengembalikan perfusi
• PCI -> di LAD
• Namun hasil EKG beberapa hari post PCI -> ST elevasi ->
V1, V2, V3
• Hal ini dapat terjadi -> selain LAD terdapat arteri koroner
lain yang stenosis -> LCX distal dan RCA sebesar 70 %.

Anda mungkin juga menyukai