Laporan Kasus Kulkel

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS FEBRUARI 2022


MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

DERMATITIS KONTAK IRITAN

OLEH : HIDAYATI FAUZIAH (105101101620)


PEMBIMBING : DR. DR. HJ. MUJI ISWANTY, S.H.,M.H.,SP.KK.,M.KES.,C.MED .
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Somba Opu
Pekerjaan : Pekerja Pabrik
ANAMNESIS
Keluhan utama : Rasa perih dan panas di area punggung,
lengan bawah kanan, dan pergelangan kaki kiri.

Riwayat penyakit sekarang : Pasien laki-laki usia 22 th


datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Syekh Yusuf Gowa
dengan keluhan kulit perih dan panas di area punggung,
lengan bawah kanan dan pergelangan kaki kiri. Keluhan ini
dirasakan setelah terkena asam sulfat di pabrik. Awalnya
pasien datang ke Klinik Medika Putra kemudian dirujuk ke
RSUD Syekh Yusuf Gowa untuk penanganan lanjutan.
RIWAYAT
Riwayat penyakit : Tidak ada
Riwayat Keluarga : Tidak ada
Riwayat Kontak : Asam Sulfat
Hygiene : Baik

PEM. KLINIS
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi Effloresensi Gambar

Regio truncus dorsalis Makula hiperpigmentasi


batas tidak tegas

Regio antebrachium Makula eritematosa-


dextra anterior hiperpigmentasi batas
tidak tegas disertai
sikatriks (panah hitam)
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi Effloresensi Gambar

Regio cruris inferior Makula hipopigmentasi


sinistra (panah kuning)-
hiperpigmentasi (panah
putih) batas tidak tegas

Regio dorsum pedis Makula hipopigentasi-


sinistra hiperpigmentasi batas
tidak tegas disertasi
keloid (panah merah).
DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Kontak Iritan

TATALAKSANA PROGNOSIS
Terapi Medikamentosa Ad vitam : bonam
• Sistemik Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam
• Cetrizin tab 1x1
• Metylprednisolone 4mg 1-1-0
• Topikal
• Desoksimethasone cr 30gr
• Fusilex cr 5gr
DEFINISI
Dermatitis kontan iritan (DKI) merupakan inflamasi pada kulit
yang disebabkan oleh reaksi sitotoksik langsung dari agen
kimia, fisik atau biologis pada sel epidermis tanpa adanya
produksi antibodi spesifik. Jenis paparan dermatitis kontak
iritan (DKI) dapat berupa agen kimia, fisik, dan biologis.
Dermatitis kontak iritan (DKI) dapat disebabkan oleh faktor
endogen dan eksogen tubuh.

Suryaningsih BE. Irritant Contact Dermatitis Caused by Sap of Rengas. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. 2019;10(3). Hal: 298-301.
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi DKI sebesar 80%, sedangkan sisanya adalah DKA
dari seluruh penderita dermatitis kontak
• Sekitar 80-90% kasus DKI disebabkan oleh paparan iritan
berupa bahan kimia dan pelarut. Inflamasi dapat terjadi setelah
satu kali pemaparan ataupun pemaparan berulang. Kelainan
kulit yang terjadi selain ditentukan oleh molekul, daya larut dan
konsentrasi bahan paparan serta lama kontak

Nopa I, Nababan KA. Prevalensi Dermatitis Kontak di Satuan Medis Fungsional Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Periode Januari-Desember 2010. Buletin Farmatera. 2019;Vol.4(1). Hal: 1–8.
Nofiyanti AL, Anggraini DI, Miftah A. Dermatitis Kontak iritan Kronis pada Pegawai Laundry. Jurnal Medula Unila. 2017;Vol.7(3). Hal: 1-5.
ETIOPATOGENESIS-GEJALA KLINIS
• Bahan iritan: Pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali,
dan serbuk kayu
• Faktor lain: Lama kontak, kekerapan terus menerus atau
berselang, gesekan dan trauma fisis, suhu dan kelembapan
lingkungan, penyakit kulit yang pernah atau sedang dialaminya
(dermatitis atopik)
• Bahan iritasi → merusak sel-sel epidermis → ↑ permeabilitas
kulit → kehilangan air transepidermal (awal) → pelepasan
sitokin, kemokin, molekul adhesi → gejala peradangan klasik
(kulit kering, skuama, eritema, edema, panas, nyeri,
hiperkeratosis).
Sularsito SA, Soebaryo RW. Dermatitis Kontak. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penyunting: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Edisi ke- 7. Universitas Indonesia Publishing. 2021. Hal: 157-61.
Eberting CL. Irritant Contact Dermatitis : Mechanisms to Repair. Journal of Clinical & Experimental Dermatology Research. 2014;Vol.5(6). Hal: 1-8.
KLASIFIKASI
DKI Akut

DKI Akut Lambat

DKI Kumulatif

Reaksi Iritan

DKI Traumatik

Dermatitis Non Eritomatosa DKI Subyektif

Sularsito SA, Soebaryo RW. Dermatitis Kontak. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penyunting: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Edisi ke- 7. Universitas Indonesia Publishing. 2021. Hal: 157-61.
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang: tidak dilakukan

DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
• Dermatitis Atopik
• Dermatitis Seboroik

Sularsito SA, Soebaryo RW. Dermatitis Kontak. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penyunting: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Edisi ke- 7. Universitas Indonesia Publishing. 2021. Hal: 157-61.
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Atopik Dermatitis Seboroik

Etiologi : Bahan alergen (Nikel, pengawet, Etiologi : Genetik (kulit, sistem imun),
Etiologi : Penumpukan kelenjar sebasea
pewarna, parfum dan sebagainya), psikologis, alergen (debu, bulu kucing,
keadaan kulit Stapylococcus aureus
Lokasi : Lokasi aplikasi alergen (Wajah, Lokasi : Seluruh tubuh
Lokasi : Kulit kepala, wajah, dada,
tangan, lengan, telinga, leher, badan,
genitalia, ekstremitas) punggung, ketiak, dan selangkangan
Klinis : Edema, papulovesikel, Klinis : Pruritus yang muncul sepanjang
Klinis : Eritema, skuama, pruritus, plak
vesikel/bula, kulit kering, berskuama, fisura hari dan memberat ketika malam hari yang
dapat menyebabkan insomnia & penurunan
kualitas hidup, kelainan sekunder (papula,
erosi atau ekskoriasi)
EDUKASI
1. Edukasi mengenai prognosis, informasi mengenai penyakit, serta
perjalanan penyakit yang akan lama walaupun dalam terapi dan sudah
modifikasi lingkungan pekerjaan, perawatan kulit.
2. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan,
bila dermatitis berhubungan dengan kerja.
3. Menggunakan perawatan kulit sehari-hari dan menghindari bahan iritan
yang dicurigai.

Widaty S, Soebono H, Nilasari H, dkk. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). 2017. Hal: 207-9.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis, manifestasi klinis, gambaran effloresensi,
disimpulkan bahwa pasien tersebut menderita dermatitis kontak iritan (DKI) akut
dan diagnosis banding yang ada dapat disingkirkan. Pengobatan yang dapat
dilakukan pada pasien dengan dermatitis kontak iritan adalah menghindari
pajanan bahan iritan yang menjadi penyebabnya. Pengobatan dermatitis kontak
iritan (DKI) secara topikal dapat menggunakan kortikosteroid dimana pada kasus
ini diberikan desoxymethasone cream 30gr yang dikombinasikan dengan
antibiotik topikal yaitu fusilex cream 5gr. Selanjutnya diberikan
methyilprednisolone 4mg 2x1 seba gai kortikosteroid topikaldan cetrizin tablet 1x1
sebagai anti histamin. Pengobatan sistemik diberikan untuk meredakan inflamasi
akibat kikisan bahan asam kuat yang cukup luas pada kulit pasien dan
mengurangi rasa gatal agar pasien lebih nyaman. Kortikosteroid oral diberikan
pada kasus akut dengan intensitas gejala sedang hingga berat serta pada DKI
yang sulit disembuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jimah CT, Toruan VML, Nugroho H. Karakteristik dan Manajemen Dermatitis Kontak di Pelayana Kesehatan Primer Samarinda. Jurnal
Kedokteran Mulawarman. 2020;Vol.7(2). Hal: 1-10.
2. Ansela Y, Sugiarto, Wuni C. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan Dermatitis Kontak Iritan Pada Pekerja Cucian
Motor. Journal of Healthcare Technology and Medicine.2020;Vol.6(1). Hal: 1-9.
3. Suryaningsih BE. Irritant Contact Dermatitis Caused by Sap of Rengas. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. 2019;10(3). Hal: 298-
301.
4. Nopa I, Nababan KA. Prevalensi Dermatitis Kontak di Satuan Medis Fungsional Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Periode Januari-
Desember 2010. Buletin Farmatera. 2019;Vol.4(1). Hal: 1–8.
5. Nofiyanti AL, Anggraini DI, Miftah A. Dermatitis Kontak iritan Kronis pada Pegawai Laundry. Jurnal Medula Unila. 2017;Vol.7(3). Hal: 1-5.
6. Sularsito SA, Soebaryo RW. Dermatitis Kontak. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penyunting: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi
W. Edisi ke- 7. Universitas Indonesia Publishing. 2021. Hal: 157-61.
7. Eberting CL. Irritant Contact Dermatitis : Mechanisms to Repair. Journal of Clinical & Experimental Dermatology Research. 2014;Vol.5(6).
Hal: 1-8.
8. Pratiwi AD, Abdillah F. Karimuna SR. Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak Pada Pekerja Udang di PT. SultraTuna Samudra
Kendari. Kesmas Uwigama Jurnal kesehatan Masyarakat. 2020;Vol.6(1). Hal: 1-10.
9. Tersinanda TY, Rusyati LMM. Dermatitis Kontak Alergi. E-Jurnal Medika Udayana. 2013;Vol.2(8). Hal 1-15.
10. Wicaksana MA, Suwarsa O, Dwiyatnaningrum F. Quality of Life in Children with Atopic Dermatitis. Althea Medical Journal. 2017;4(3):335–9.
11. Evina B. Clinical Manifestations And Diagnostic Criteria Of Atopic Dermatitis. Journal Majority. 2015;Vol.4(4). Hal: 23-30.
12. Clark GW, Pope SM, Jaboori KA. Diagnosis and Treatment of Seborrheic Dermatitis. American Family Physician. 2015;Vol.91(3). Hal: 185-90.
13. Wijaya IPGI, Darmada IGK, Rusyati LMM. Edukasi dan Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Iritan Kronis di RSUP Sanglah Denpasar Bali
Tahun 2014/2015. E-Jurnal Medika. 2016;Vol.5(8). Hal: 1-4.
14. Widaty S, Soebono H, Nilasari H, dkk. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). 2017. Hal: 207-9.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai