Sesi 4 - Pengetahuan Dasar Teknik Menyusui Dan Cara Membantu Ibu Untuk Menyusui

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Sesi 4

Pengetahuan Dasar
Teknik Menyusui dan Cara
Membantu Ibu untuk
Menyusui

____________________________________
_Pelatihan Promosi Dasar Dukungan
Menyusui bagi Tenaga Non kesehatan
Pesan Kunci

Cara menyusui yang benar


akan membuat ibu ”nyaman”
ketika menyusui dan
kebutuhan bayi terhadap ASI
“terpenuhi”
Hasil yang Diharapkan

Setelah menyelesaikan sesi ini, peserta diharapkan mampu


untuk:
a. menjelaskan langkah-langkah menyusui yang tepat,
b.memahami posisi dan pelekatan dalam menyusui yang
benar, dan
c. memberikan penjelasan dan membantu ibu agar bisa
menyusui dengan baik dan benar.
Coba diskusikan kasus di bawah ini….!
Sebagai petugas non kesehatan yang profesional, apa yang harus
dilakukan oleh Ita?

Ita merupakan petugas administrasi di salah satu Rumah Sakit Swasta.


Sebagai petugas administrasi, Ita pernah dilatih untuk mempromosikan
ASI eksklusif sesuai dengan visi tempat bekerjanya yang merupakan
rumah sakit sayang bayi. Suatu hari setelah Ita selesai bekerja dan
hendak pulang, Ita menemukan ibu menyusui di ruang tunggu
poliklinik. Saat itu, pelayanan di poliklinik sedang sangat ramai. Ita
memperhatikan bahwa ibu menyusui dengan teknik yang salah
sehingga bayi menangis terus-menerus. Sebagai petugas non-
kesehatan yang pernah dilatih untuk mempromosikan menyusui,
pengetahuan menyusui apakah yang bisa dilakukan oleh Ita?
Pengetahuan dasar mengenai teknik menyusui yang dapat dijelaskan Tenaga Non Kesehatan

Posisi Ibu

Apapun posisi yang dipilih ibu, pastikan ibu dalam kondisi nyaman untuk
menyusui.

Tanya dan perhatikan:


 Apakah ibu nyaman dengan posisi menyusui yang
dipilih?
 Apakah punggung atau lengan ibu tersangga dengan
baik?
 Apakah posisi duduk sudah dirasakan nyaman oleh
ibu?
Beberapa Posisi Menyusui

Posisi Berbaring
Miring/Menyamping Posisi Bersandar ke Belakang
Beberapa Posisi Menyusui

Posisi menggendong silang Posisi menyangga kepala


Poin Penting……. Semua posisi menyusui memiliki tujuan dan fungsinya
masing-masing. Tidak ada posisi menyusui yang paling
baik ataupun paling buruk.

Penting untuk selalu menanyakan:

“Apakah ibu sudah nyaman dengan posisi


menyusui yang ibu pilih?”
Pengetahuan dasar mengenai teknik menyusui yang dapat dijelaskan Tenaga Non
Kesehatan
Posisi Bayi

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat bayi menyusu adalah……

Perhatikan!
 Tubuh bayi harus diarahkan ke tubuh ibu sehingga
dada dan perut bayi menempel pada payudara dan
perut ibu (posisi kepala bayi, telinga, bahu dna
panggul bayi harus berada dalam 1 garis).

 Kedua lengan bayi harus diperhatikan: Pastikan tidak


ada lengan bayi yang tertekuk/terjepit (biarkan tangan
bayi mengeksplorasi payudara ibu).
Perhatikan gambar di bawah ini……

 Posisi menyusu yang benar adalah


ketika kepala, telinga, bahu dan
panggul bayi berada dalam satu
garis.

X Posisi menyusu yang salah adalah


ketika tubuh bayi terlentang dan
kepala menekuk ke samping
(tidak dalam 1 garis).
Prinsip Pelekatan :
( A-Mu-Bi-Da-Pi )
A = Areola
Areola sebagian besar tertutup
oleh mulut bayi
Mu = Mulut
Mulut terbuka lebar
Bi = Bibir
Bibir bawah melengkung keluar
Da = Dagu
Dagu menempel payudara
Pi = Pipi
Pipi menggembung, tandanya
terisi penuh dengan ASI
Peran Tenaga Non-Kesehatan dalam Membantu Ibu Menyusui

Sebagai tenaga non-kesehatan, akan ada


banyak kesempatan untuk bersentuhan
dengan pasien. Walaupun tidak
mengambil peran utama sebagai petugas
yang membantu ibu menyusui, tenaga
non-kesehatan dapat menciptakan
suasana yang suportif untuk praktik
menyusui di fasilitas kesehatan.
Terkadang, karena banyaknya pasien dan
jumlah petugas kesehatan yang terbatas,
terkadang ada pasien menyusui yang
luput dari pengawasan walaupun ibu
tersebut memerlukan bantuan.
Tahapan Membantu Ibu Menyusui bagi Petugas Non Kesehatan
1. Perkenalkan diri dan katakan bahwa tenaga non-kesehatan juga pernah dilatih
untuk membantu menyusui.
2. Ingat selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum membantu
ibu menyusui, dan ingatkan ibu juga untuk selalu mencuci tangan sebelum
menyusui.
3. Pastikan posisi ibu nyaman, serta punggung dan tangan tersangga dengan
baik.
4. Informasikan pada ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskannya
pada daerah sekitar puting sebelum menyusui.
5. Arahkan tubuh bayi ke tubuh ibu, dan pastikan bayi tidak dalam posisi
terlentang. Kepala dan tubuh bayi dalam posisi sejajar dengan dada dan perut
bayi menempel pada payudara dan perut ibu (posisi kepala bayi dan tubuh
harus berada dalam 1 garis).
Tahapan Membantu Ibu Menyusui bagi Petugas Non Kesehatan
6. Pastikan bibir bawah dan dagu bayi menempel pada payudara ibu.

7. Perhatikan kedua lengan bayi. Pastikan tidak ada lengan bayi yang
tertekuk/terjepit (biarkan tangan bayi mengeksplorasi payudara ibu).
8. Pastikan bayi menyusu tanpa mengeluarkan suara berdecak dan dengan ritme
seirama (menyedot-menyedot-menyedot-menelan).
9. Observasi apakah bayi tenang saat menyusu.

10.Sarankan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif (bina suasana).

11.Informasikan kepada petugas kesehatan terdekat bahwa ada ibu menyusui


yang telah Anda bantu. Minta mereka untuk mengecek kembali posisi
menyusu ibu.
Poin Penting….!

Tenaga non-kesehatan memiliki peran yang tidak


kalah penting dengan tenaga kesehatan, untuk
membina suasana suportif ASI eksklusif.
•  
Referensi

1. Mufdillah. Buku Pedoman Pemberdayaan Ibu Menyusui Pada Program ASI Eksklusif. Yogyakarta;
2017. 0–38 p.
2. UNICEF. Paket Konseling: Pemberian Makan Bayi dan Anak. Jakarta: UNICEF; 2011.
3. Cunningham Fg, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse Dj SC. Obstetri William edisi 23. Pendit BU,
Setia R, editors. Jakarta: EGC; 2013.
4. Riksani. Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat; 2012.
5. WHO. Guidlines on Optimal feeding of Low Birth Weight Infants in low and midle-income countries.
WHO Library Cataloguing-in-Publication-Data; 2011.
6. UNISA. Panduan Bagi Kader Untuk Bayi Prematur Dalam Pemberian ASI. Yogyakarta: UNISA; 2016.
7. Roesli. Insiasi Menyusui Dini Plus Asi ekslusif. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008.

Anda mungkin juga menyukai