Presentasi Minipro Brigita
Presentasi Minipro Brigita
Presentasi Minipro Brigita
Oleh :
dr. Brigita
Pembimbing :
dr. Titik Sri Hartini, M.Kes
PENDAHULUAN
Dalam dunia kesehatan dikenal tiga pilar utama dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu preventif atau
pencegahan, kuratif atau pengobatan, dan rehabilitatif.
Melalui upaya pencegahan penularan dan transmisi penyakit
infeksi yang berbahaya akan mengurangi morbiditas dan
mortalitas penyakit infeksi pada anak, terutama kelompok di
bawah umur lima tahun.
Penyediaan air susu ibu eksklusif, menghindari pencemaran
udara di dalam rumah, keluarga berencana, dan vaksinasi (atau
sering juga disebut imunisasi) merupakan unsur utama dalam
upaya pencegahan.
(Ranuh, 2014)
PENDAHULUAN
Dalam Sustainable Development Goals 2030
(United Nations, 2015), tujuan poin 3 yaitu
mencapai cakupan kesehatan universal,
termasuk proteksi risiko finansial, akses
terhadap pelayanan kesehatan berkualitas dan
akses medis dan vaksin esensial yang aman,
efektif, berkualitas dan terjangkau.
PENDAHULUAN
Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang
belum mendapatkan imunisasi secara lengkap
bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi
sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah
tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya
kekebalan terhadap penyakit tersebut. Data dari
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kementerian Kesehatan (Kemenkes, 2018) RI
menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7
juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum
lengkap status imunisasinya.
Terkait capaian imunisasi, cakupan imunisasi dasar lengkap pada
2017 mencapai 92,04%, melebihi target yang telah ditetapkan
yakni 92% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai 63,7%,
juga melebihi target 45%. Menurut Kemenkes 2018, cakupan
imunisasi dasar lengkap pada 2017 di Jawa Tengah sebesar 97,3%.
Sementara tahun ini terhitung Januari hingga Maret imunisasi
dasar lengkap mencapai 13,9%, dan imunisasi DPT-HB-Hib
Baduta mencapai 10,8%. Target cakupan imunisasi dasar lengkap
2018 sebesar 92,5% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70%.
Berdasarkan pencatatan bidan desa dan Puskesmas Sukoharjo
2018, cakupan imunisasi dasar di Kelurahan Bulakan sebesar
96,7%, sementara di Posyandu Marsudi Waras 6 sebesar 96%.
PENDAHULUAN
Menurut Riskesdas 2013, alasan tidak pernah
imunisasi pada anak umur 12-23 bulan adalah
keluarga tidak mengijinkan (26,3%), diikuti takut
anak menjadi panas (28,8%), tempat imunisasi jauh
(21,9%), sibuk/repot (16,3%), anak sering sakit
(6,8%), dan tidak tahu tempat imunisasi (6,7%).
RUMUSAN MASALAH
bagaimana gambaran tingkat
pengetahuan ibu terhadap imunisasi anak
di Posyandu Marsudi Waras 6, Kelurahan
Bulakan, Sukoharjo
TUJUAN MASALAH
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu
mengenai imunisasi anak di Posyandu Marsudi Waras
6, Kelurahan Bulakan, Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
Bagi Masyarakat
A. Penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi kepada
masyarakat terutama ibu dan keluarga yang memiliki anak.
B. Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengertian,
penjelasan dan pemahaman yang lebih rinci mengenai
imunisasi anak terutama mengenai pentingnya imunisasi dasar
dan lanjutan.
TINJAUAN PUSTAKA
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2017). Imunisasi pasif adalah
suatu pemindahan atau transfer antibodi secara
pasif. Vaksinasi adalah imunisasi aktif dengan
pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) oleh sistem imun di
dalam tubuh (Ranuh, 2014).
Klasifikasi Imunisasi
Berdasarkan jenis penyelenggaraannya
imunisasi
program pilihan
dasar Lanjutan
Jadwal Imunisasi
Pelayanan imunisasi program dapat dilaksanakan
secara massal (posyandu, sekolah, atau pos
pelayanan imunisasi lainnya) atau perseorangan
(rumah sakit, puskesmas, klinik, dan faskes lain).
Sebelum pelayanan Imunisasi Program, tenaga
kesehatan harus memberikan penjelasan tentang
Imunisasi meliputi jenis vaksin yang akan diberikan,
manfaat, akibat apabila tidak diimunisasi,
kemungkinan terjadinya KIPI dan upaya yang harus
dilakukan, serta jadwal Imunisasi berikutnya.
Imunisasi Dasar
e. Sub PIN
Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan pada
wilayah terbatas (beberapa provinsi atau kabupaten/kota).
f. Imunisasi dalam Penanggulangan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI)
Pedoman pelaksanaan Imunisasi dalam penanganan KLB
disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit masing-masing.
Imunisasi Khusus
imunisasi meningitis meningokokus, imunisasi
yellow fever (Demam Kuning), imunisasi rabies, dan
imunisasi polio.
Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan adalah Imunisasi lain yang tidak termasuk
dalam imunisasi program, namun dapat diberikan pada bayi,
anak, dan dewasa sesuai dengan kebutuhannya dan
pelaksanaannya juga dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Imunisasi pilihan dapat berupa Imunisasi terhadap
penyakit pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh
pneumokokus, diare yang disebabkan oleh rotavirus, influenza,
cacar air (varisela), gondongan (mumps), campak jerman
(rubela), demam tifoid, hepatitis A, kanker leher rahim yang
disebabkan oleh Human Papillomavirus, Japanese Enchephalitis,
herpes zoster, hepatitis B pada dewasa, dan demam berdarah.
Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)
Jika umur bayi atau anak sudah lebih dari umur yang dianjurkan
dalam jadwal imunisasi, apakah boleh divaksin sesuai jadwal
tersebut?
Jika sudah diimunisasi lengkap pada usia balita, apakah di
sekolah perlu diimunisasi lagi? Mengapa perlu?
Bayi prematur, apakah imuniasi harus ditunda?
Bayi/anak sedang batuk pilek bolehkah diimunisasi?
Jika sedang minum antibiotik bolehkah diimunisasi?
Jika sedang minum obat lain apakah boleh diimunisasi?
Jika sering menggunakan steroid inhalasi bolehkah diimunisasi?
Anak dengan epilepsi bolehkah diimunisasi?
Tanya Jawab Orangtua dan Miskonsepsi Vaksin (2)
Bila anak tidak demam setelah divaksinasi, berarti vaksinnya tidak bekerja?
Apakah vaksin mengandung babi?
Benarkah vaksin mengandung zat-zat berbahaya?
KRITERIA EKSKLUSI
Ibu dari anak yang langsung pulang karena anak
kurang kooperatif atau alasan lainnya
ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
Interpretasi skor
atas cut-off → pengetahuan baik
bawah cut-off → pengetahuan kurang
HASIL PENELITIAN
• Tingkat pengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai cut-
off. Jika data berdistribusi normal maka cut-off
menggunakan nilai mean sedangkan jika terdistribusi
tidak normal maka cut-off menggunakan nilai median.
Uji normalitas yang digunakan untuk melihat distribusi
data adalah Kolmogorov Smirnov. Data terdistribusi
normal jika nilai signifikansi (P) >0,05 dan terdistribusi
tidak normal jika nilai signifikansi (P) <0,05.
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Nilai_pretest
.261 28 .000
HASIL PENELITIAN
Statistic Std. Error
Nilai Mean 6.68 .291
pretest 95% Lower
6.08
Confidence Bound
Interval for Upper
Mean 7.28
Bound
5% Trimmed Mean 6.75
Median 7.00
Variance 2.374
Std. Deviation 1.541
Minimum 3
Maximum 9
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -.788 .441
Kurtosis .723 .858
HASIL PENELITIAN
Tabel Skor Tingkat Pengetahuan Imunisasi
Skor Pre-Test Skor Post-Test
1 27 96,43% 1 28 100%
2 27 96,43% 2 27 96,43%
3 20 71,43% 3 21 75%
4 13 46,43% 4 27 96,43%
5 3 10,71% 5 9 32,14%
6 13 46,43% 6 21 75%
7 18 64,29% 7 26 92,86%
8 19 67,86% 8 27 96,43%
9 23 82,14% 9 27 96,43%
10 24 85,71% 10 28 100%
HASIL PENELITIAN
• Kemudahan jangkauan tempat pemberian imunisasi:
Seluruh subjek mengatakan mudah untuk menjangkau tempat
imunisasi. Subjek melakukan imunisasi dasar di Posyandu
Marsudiwaras dan Puskesmas Sukoharjo