Presentasi Minipro Brigita

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 60

GAMBARAN KARAKTERISTIK TINGKAT

PENGETAHUAN IBU TERHADAP IMUNISASI ANAK


DI POSYANDU MARSUDI WARAS 6, KELURAHAN
BULAKAN, KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :
dr. Brigita

Pembimbing :
dr. Titik Sri Hartini, M.Kes
PENDAHULUAN
 Dalam dunia kesehatan dikenal tiga pilar utama dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu preventif atau
pencegahan, kuratif atau pengobatan, dan rehabilitatif.
 Melalui upaya pencegahan penularan dan transmisi penyakit
infeksi yang berbahaya akan mengurangi morbiditas dan
mortalitas penyakit infeksi pada anak, terutama kelompok di
bawah umur lima tahun.
 Penyediaan air susu ibu eksklusif, menghindari pencemaran
udara di dalam rumah, keluarga berencana, dan vaksinasi (atau
sering juga disebut imunisasi) merupakan unsur utama dalam
upaya pencegahan.

(Ranuh, 2014)
PENDAHULUAN
 Dalam Sustainable Development Goals 2030
(United Nations, 2015), tujuan poin 3 yaitu
mencapai cakupan kesehatan universal,
termasuk proteksi risiko finansial, akses
terhadap pelayanan kesehatan berkualitas dan
akses medis dan vaksin esensial yang aman,
efektif, berkualitas dan terjangkau.
PENDAHULUAN
 Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang
belum mendapatkan imunisasi secara lengkap
bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi
sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah
tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya
kekebalan terhadap penyakit tersebut. Data dari
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kementerian Kesehatan (Kemenkes, 2018) RI
menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7
juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum
lengkap status imunisasinya.
 Terkait capaian imunisasi, cakupan imunisasi dasar lengkap pada
2017 mencapai 92,04%, melebihi target yang telah ditetapkan
yakni 92% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai 63,7%,
juga melebihi target 45%. Menurut Kemenkes 2018, cakupan
imunisasi dasar lengkap pada 2017 di Jawa Tengah sebesar 97,3%.
Sementara tahun ini terhitung Januari hingga Maret imunisasi
dasar lengkap mencapai 13,9%, dan imunisasi DPT-HB-Hib
Baduta mencapai 10,8%. Target cakupan imunisasi dasar lengkap
2018 sebesar 92,5% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70%.
Berdasarkan pencatatan bidan desa dan Puskesmas Sukoharjo
2018, cakupan imunisasi dasar di Kelurahan Bulakan sebesar
96,7%, sementara di Posyandu Marsudi Waras 6 sebesar 96%.
PENDAHULUAN
 Menurut Riskesdas 2013, alasan tidak pernah
imunisasi pada anak umur 12-23 bulan adalah
keluarga tidak mengijinkan (26,3%), diikuti takut
anak menjadi panas (28,8%), tempat imunisasi jauh
(21,9%), sibuk/repot (16,3%), anak sering sakit
(6,8%), dan tidak tahu tempat imunisasi (6,7%).
RUMUSAN MASALAH
 bagaimana gambaran tingkat
pengetahuan ibu terhadap imunisasi anak
di Posyandu Marsudi Waras 6, Kelurahan
Bulakan, Sukoharjo
TUJUAN MASALAH
 1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu
mengenai imunisasi anak di Posyandu Marsudi Waras
6, Kelurahan Bulakan, Sukoharjo.
 2. Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan mengenai imunisasi


anak.
MANFAAT PENELITIAN
 Bagi Puskesmas Sukoharjo
A. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
sehingga dapat digunakan sebagai pengembangan pelaksanaan program
imunisasi sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas pelayanan .
B. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang dapat
digunakan untuk penelitian lebih lanjut mengenai imunisasi anak
 
 Bagi Peneliti

A. Penelitian ini diharapkan dapat menambah luas wawasan dan


pengetahuan peneliti mengenai imunisasi anak.
B. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman peneliti
dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
MANFAAT PENELITIAN
c. Peneliti dapat merasakan terjun ke lapangan untuk
berinteraksi dengan masyarakat secara langsung sehingga
mengetahui pokok permasahan kesehatan terutama imunisasi.

 Bagi Masyarakat
A. Penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi kepada
masyarakat terutama ibu dan keluarga yang memiliki anak.
B. Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengertian,
penjelasan dan pemahaman yang lebih rinci mengenai
imunisasi anak terutama mengenai pentingnya imunisasi dasar
dan lanjutan.
TINJAUAN PUSTAKA
 Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2017). Imunisasi pasif adalah
suatu pemindahan atau transfer antibodi secara
pasif. Vaksinasi adalah imunisasi aktif dengan
pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) oleh sistem imun di
dalam tubuh (Ranuh, 2014).
Klasifikasi Imunisasi
 Berdasarkan jenis penyelenggaraannya

imunisasi

program pilihan

rutin tambahan khusus

dasar Lanjutan
Jadwal Imunisasi
 Pelayanan imunisasi program dapat dilaksanakan
secara massal (posyandu, sekolah, atau pos
pelayanan imunisasi lainnya) atau perseorangan
(rumah sakit, puskesmas, klinik, dan faskes lain).
 Sebelum pelayanan Imunisasi Program, tenaga
kesehatan harus memberikan penjelasan tentang
Imunisasi meliputi jenis vaksin yang akan diberikan,
manfaat, akibat apabila tidak diimunisasi,
kemungkinan terjadinya KIPI dan upaya yang harus
dilakukan, serta jadwal Imunisasi berikutnya.
Imunisasi Dasar

 Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali


HB 0 dapat diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun.
Imunisasi Lanjutan (1)

 Pemberian Imunisasi lanjutan pada baduta DPT-HB-Hib dan


Campak dapat diberikan dalam rentang usia 18-24 bulan
Imunisasi Lanjutan (2)

 Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan,


apabila status T sudah mencapai T5, yang harus
dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak,
kohort dan/atau rekam medis.
Imunisasi Tambahan (1)
a. Backlog fighting
Merupakan upaya aktif di tingkat Puskesmas untuk melengkapi Imunisasi dasar
pada anak yang berumur di bawah tiga tahun. Kegiatan ini diprioritaskan untuk
dilaksanakan di desa yang selama dua tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.
b. Crash program
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat Puskesmas yang ditujukan untuk wilayah yang
memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB. Kriteria
pemilihan daerah yang akan dilakukan crash program adalah:
1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi;
2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang; dan
3) Desa yang selama tiga tahun berturut-turut tidak mencapai UCI. Crash program
bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis Imunisasi, misalnya campak, atau campak
terpadu dengan polio.
Imunisasi Tambahan (2)
c. Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Merupakan kegiatan Imunisasi massal yang dilaksanakan secara serentak di
suatu negara dalam waktu yang singkat. PIN bertujuan untuk memutuskan
mata rantai penyebaran suatu penyakit dan meningkatkan herd immunity
(misalnya polio, campak, atau Imunisasi lainnya). Imunisasi yang diberikan
pada PIN diberikan tanpa memandang status Imunisasi sebelumnya.

d. Catch Up Campaign (Kampanye)


Merupakan kegiatan Imunisasi Tambahan massal yang dilaksanakan serentak
pada sasaran kelompok umur dan wilayah tertentu dalam upaya memutuskan
transmisi penularan agent (virus atau bakteri) penyebab PD3I. Kegiatan ini
biasa dilaksanakan pada awal pelaksanaan kebijakan pemberian Imunisasi,
seperti pelaksanaan jadwal pemberian Imunisasi baru.
Imunisasi Tambahan (3)

e. Sub PIN
Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan pada
wilayah terbatas (beberapa provinsi atau kabupaten/kota).
 
f. Imunisasi dalam Penanggulangan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI)
Pedoman pelaksanaan Imunisasi dalam penanganan KLB
disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit masing-masing.
Imunisasi Khusus
imunisasi meningitis meningokokus, imunisasi
yellow fever (Demam Kuning), imunisasi rabies, dan
imunisasi polio.
Imunisasi Pilihan
 Imunisasi pilihan adalah Imunisasi lain yang tidak termasuk
dalam imunisasi program, namun dapat diberikan pada bayi,
anak, dan dewasa sesuai dengan kebutuhannya dan
pelaksanaannya juga dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Imunisasi pilihan dapat berupa Imunisasi terhadap
penyakit pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh
pneumokokus, diare yang disebabkan oleh rotavirus, influenza,
cacar air (varisela), gondongan (mumps), campak jerman
(rubela), demam tifoid, hepatitis A, kanker leher rahim yang
disebabkan oleh Human Papillomavirus, Japanese Enchephalitis,
herpes zoster, hepatitis B pada dewasa, dan demam berdarah.
Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)

 Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) adalah


kejadian medik yang berhubungan dengan
imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek
samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek
farmakologis, atau kesalahan program, koinsidensi,
reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak
dapat ditentukan.
Tanya Jawab Orangtua dan Miskonsepsi Vaksin (1)

 Jika umur bayi atau anak sudah lebih dari umur yang dianjurkan
dalam jadwal imunisasi, apakah boleh divaksin sesuai jadwal
tersebut?
 Jika sudah diimunisasi lengkap pada usia balita, apakah di
sekolah perlu diimunisasi lagi? Mengapa perlu?
 Bayi prematur, apakah imuniasi harus ditunda?
 Bayi/anak sedang batuk pilek bolehkah diimunisasi?
 Jika sedang minum antibiotik bolehkah diimunisasi?
 Jika sedang minum obat lain apakah boleh diimunisasi?
 Jika sering menggunakan steroid inhalasi bolehkah diimunisasi?
 Anak dengan epilepsi bolehkah diimunisasi?
Tanya Jawab Orangtua dan Miskonsepsi Vaksin (2)

 Anak dengan alergi bolehkah diimunisasi?


 Bengkak, kemerahan setelah disuntik vaksin apakah akibat salah suntik
atau vaksin kadaluwarsa? Apakah berbahaya?
 Obat penurun panas, bolehkah diberikan sebelum dan sesudah
imunisasi? Apakah tidak mengurangi potensi vaksin?
 Sesudah diimunisasi apakah pasti tidak akan tertular penyakit tersebut?
 Setelah vaksinasi hepatitis B, apakah bisa timbul demam atau bengkak?
 Setelah suntikan vaksinasi BCG, mengapa sebulan kemudian timbul
bisul yang menjadi koreng? Apakah itu akibat salah suntik?
 Setelah pemberian vaksin polio tetes apakah dapat timbul demam atau
mencret?
Tanya Jawab Orangtua dan Miskonsepsi Vaksin (3)

 Setelah pemberian vaksin DPT, apa yang dapat terjadi pada


bayi?
 Setelah vaksinasi campak dan MMR, apa yang dapat terjadi
pada bayi?
 Apakah imunisasi MMR menyebabkan anak menderita
autism?
 Apakah vaksin Hib untuk mencegah influenza?
 Apabila anak diberi beberapa jenis vaksin sekaligus apakah
tidak berbahaya?
 Jika pada imunisasi terdahulu timbul kejadian ikutan paska
imunisasi, bagaimana jadwal vaksinasi selanjutnya?
Tanya Jawab Orangtua dan Miskonsepsi Vaksin (4)

 Bila anak tidak demam setelah divaksinasi, berarti vaksinnya tidak bekerja?
 Apakah vaksin mengandung babi?
 Benarkah vaksin mengandung zat-zat berbahaya?

 Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 4 tahun 2016.


Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk
mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya penyakit
tertentu. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebakan
kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yagn mengancam jiwa,
berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi
hukumnya wajib (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2017).
DESAIN DAN METODE PENELITIAN
KETERANGAN

Rancangan Penelitian Deskriptif cross sectional


Lokasi Penelitian Posyandu Marsudi Waras 6, Kelurahan
Bulakan, Sukoharjo
Waktu Penelitian pada tanggal 16 November 2018
Subyek Penelitian Ibu dari anak yang terdaftar di
Posyandu Marsudi Waras 6
Variabel Penelitian Tingkat pengetahuan pasien, Cakupan
imunisasi dasar, kejadian ikutan paska
imunisasi (KIPI)
KRITERIA INKLUSI
 Ibu dari anak yang melakukan kunjungan ke
Posyandu Marsudi Waras 6, Kelurahan Bulakan,
Sukoharjo pada tanggal 16 November 2018.
 Bersedia menjadi subjek penelitian.

KRITERIA EKSKLUSI
Ibu dari anak yang langsung pulang karena anak
kurang kooperatif atau alasan lainnya
ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

 kuesioner pertanyaan terkait imunisasi, yaitu kelengkapan


imunisasi, pertanyaan seputar imunisasi (definisi imunisasi,
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar,
Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), pelaksanaan
imunisasi yang tertunda, kontraindikasi imunisasi,
perlunya imunisasi booster/penguat/lanjutan, isu seputar
imunisasi.) untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu,
KIPI yang dialami, dan kritik saran mengenai imunisasi
dan pelayanan posyandu serta puskesmas Sukoharjo.
 Kuesioner terdiri atas pertanyaan terbuka, pilihan ganda, dan
pilihan benar atau salah.
ALUR
PENELITIAN
ANALISIS HASIL
 Analisis hasil dalam penelitian ini dilakukan
secara deskriptif dengan menyajikan tabulasi data
tingkat pengetahuan pada subjek di Posyandu
Marsudi Waras 6, Kelurahan Bulakan, Sukoharjo
HASIL PENELITIAN
 Penelitian dilakukan terhadap ibu dengan anak
yang terdaftar dalam posyandu Marsudiwaras 6,
Kelurahan Bulakan, Sukoharjo dan hadir pada
tanggal 16 November 2018. Subjek diambil dari 28
ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Pendidikan terakhir ibu terbanyak adalah
SMP, dengan distribusi sebanyak 20 ibu
pendidikan terakhirnya SMP (71,43%), 5 ibu
pendidikan terakhir SMK/SMA (17,86%), dan 3
ibu dengan pendidikan terakhir S1 (10,71%).
HASIL PENELITIAN
 Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner berisi
10 pertanyaan yang terdiri atas beberapa topik
1) definisi imunisasi
2) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
dasar
3) Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)
4) pelaksanaan imunisasi yang tertunda
5) kontraindikasi imunisasi
6) perlunya imunisasi booster/penguat/lanjutan
7) isu seputar imunisasi.
HASIL PENELITIAN
 Pada lembar post-test ditambah beberapa
pertanyaan terbuka seputar cakupan imunisasi,
kemudahan akses imunisasi, KIPI, dan kritik saran
terhadap imunisasi dan posyandu/puskesmas.
HASIL PENELITIAN
Setiap pertanyaan dinilai,
skor 1 jika jawaban benar
skor 0 jika jawaban yang salah/tidak dijawab

Seluruh skor dijumlahkan dan didapatkan skala penilaian dari 0-10

Hasil dari data pre-test dan post-test dikelompokkan berdasarkan


cut-off dari median.

Interpretasi skor
atas cut-off → pengetahuan baik
bawah cut-off → pengetahuan kurang
HASIL PENELITIAN
• Tingkat pengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai cut-
off. Jika data berdistribusi normal maka cut-off
menggunakan nilai mean sedangkan jika terdistribusi
tidak normal maka cut-off menggunakan nilai median.
Uji normalitas yang digunakan untuk melihat distribusi
data adalah Kolmogorov Smirnov. Data terdistribusi
normal jika nilai signifikansi (P) >0,05 dan terdistribusi
tidak normal jika nilai signifikansi (P) <0,05.
Kolmogorov-Smirnova
  Statistic df Sig.
Nilai_pretest
.261 28 .000
HASIL PENELITIAN
  Statistic Std. Error
Nilai Mean 6.68 .291
pretest 95% Lower
6.08  
Confidence Bound
Interval for Upper
Mean 7.28  
Bound
5% Trimmed Mean 6.75  
Median 7.00  
Variance 2.374  
Std. Deviation 1.541  
Minimum 3 
Maximum 9 
Range 6 
Interquartile Range 2 
Skewness -.788 .441
Kurtosis .723 .858
HASIL PENELITIAN
Tabel Skor Tingkat Pengetahuan Imunisasi
Skor Pre-Test Skor Post-Test

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase


1 0 0,00% 1 0 0,00%
2 0 0,00% 2 0 0,00%
3 2 7,14% 3 0 0,00%
4 0 0,00% 4 0 0,00%
5 4 14,29% 5 1 3,57%
6 3 10,71% 6 0 0,00%
7 12 42,86% 7 1 3,57%
8 4 14,29% 8 11 39,29%
9 3 10,71% 9 9 32,14%
10 0 0,00% 10 6 21,43%
N 28 100% N 28 100%

Mean 6.68 Mean 8.61

Kenaikan skor post-test terhadap pre-test


sebesar 28,89 %
HASIL
Subje Pre- Tingkat Post- Tingkat Perbandi
k ke- test Pengetahuan test Pengetahuan ngan
1 7 baik 10 baik Naik
PENELITIAN 2
3
7
5
baik
kurang
10
8
baik
baik
Naik
Naik
Tabel Skor Pre-test-Post-test dan 4 8 baik 9 baik Naik
5 3 kurang 5 kurang Naik
Tingkat pengetahuan Subjek 6 7 baik 7 baik Tetap
7 5 kurang 8 baik Naik
8 6 kurang 8 baik Naik
pre-test
9 7 baik 8 baik Naik
 9 subjek (32,14%) memiliki tingkat 10 7 baik 8 baik Naik
pengetahuan kurang 11 7 baik 8 baik Naik
19 subjek (67,86%) memiliki tingkat 12 7 baik 9 baik Naik
pengetahuan baik . 13 7 baik 9 baik Naik
14 9 baik 8 baik Turun
15 7 baik 8 baik Naik
post-test
16 6 kurang 10 baik Naik
1 subjek (3,57%) memiliki tingkat 17 8 baik 10 baik Naik
pengetahuan kurang 18 5 kurang 8 baik Naik
27 subjek (96,43%) memiliki tingkat 19 7 baik 9 baik Naik
pengetahuan baik 20 9 baik 9 baik Tetap
21 7 baik 9 baik Naik
22 8 baik 9 baik Naik
Perbandingan hasil pre-test dan post-test24
23 5 kurang 8 baik Naik
subjek (85,71%) mengalami peningkatan skor
24 3 kurang 9 baik Naik
tingkat pengetahuan, sedangkan 2 subjek
25 8 baik 9 baik Naik
(7,14%) skor tetap sama, dan 2 subjek 26 9 baik 8 baik Turun
(7,14%) mengalami penurunan skor tingkat 27 6 kurang 10 baik Naik
pengetahuan. 28 7 baik 10 baik Naik
HASIL PENELITIAN
• Pertanyaan kuesioner meliputi
1) definisi imunisasi
2) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar
3) KIPI imunisasi campak
4) komplikasi penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
BCG
5) KIPI imunisasi BCG
6) pelaksanaan imunisasi yang tertunda
7) isu imunisasi mengenai demam
8) Kontraindikasi imunisasi
9) tipe influenza yang dicegah dengan vaksinasi Hib
10) perlunya imunisasi booster/ penguat/lanjutan.
HASIL PENELITIAN
Tabel Frekuensi dan persentase jawaban benar
Pertanyaan pertanyaan
ke- pre-test ke- post-test

  frekuensi persentase   frekuensi persentase

1 27 96,43% 1 28 100%

2 27 96,43% 2 27 96,43%

3 20 71,43% 3 21 75%

4 13 46,43% 4 27 96,43%
5 3 10,71% 5 9 32,14%

6 13 46,43% 6 21 75%

7 18 64,29% 7 26 92,86%

8 19 67,86% 8 27 96,43%

9 23 82,14% 9 27 96,43%

10 24 85,71% 10 28 100%
HASIL PENELITIAN
• Kemudahan jangkauan tempat pemberian imunisasi:
Seluruh subjek mengatakan mudah untuk menjangkau tempat
imunisasi. Subjek melakukan imunisasi dasar di Posyandu
Marsudiwaras dan Puskesmas Sukoharjo

• Cakupan imunisasi dasar anak


dari 28 subjek, terdapat 1 subjek yang tidak memenuhi imunisasi
dasar anak dengan alasan tidak diizinkan oleh suami, dan terdapat
1 subjek yang melengkapi imunisasi dasar namun mengatakan
tidak akan melanjutkan imunisasi lanjutan maupun imunisasi
lainnya karena kesepakatan dengan suami tidak sejalan dengan
agama dan kepercayaan yang dianut. Sementara 26 subjek lainnya
(selain yang di bawah 1 tahun) sudah melengkapi imunisasi dasar,
walaupun beberapa sempat tertunda karena anak sakit.
HASIL PENELITIAN
• KIPI yang dialami anak
Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang dialami 16 subjek adalah
demam dan luka parut post imunisasi BCG. Sementara selain itu tidak
mengatakan mengalami KIPI.

• informasi mengenai imunisasi


Seluruh subjek (28 subjek) mengatakan sudah mendapatkan informasi
yang cukup mengenai imunisasi selama ini.

• Kritik, saran, dan masukan untuk Posyandu Marsudiwaras 6 dan


Puskesmas Sukoharjo adalah memberikan informasi lebih mengenai
imunisasi terutama mengenai kejar imunisasi, imunisasi lanjutan, dan isu
imunisasi. Sementara sebagian besar subjek mengatakan pelayanan
Posyandu Marsudiwaras dan Puskesmas Sukoharjo sudah baik dan
memberikan saran agar pelayanan terus ditingkatkan.
PEMBAHASAN
Dari data hasil di atas, dapat diketahui bahwa masih terdapat
tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi yang
rendah kurangnya kewaspadaan terhadap KIPI dan
kesalahan penanggulangannya, kurangnya kesadaran untuk
melakukan imunisasi dasar, melanjutkan imunisasi lanjutan
dan imunisasi lainnya, serta dapat terjadi kesalahan
interpretasi mengenai imunisasi yang mengakibatkan
penolakan atau bahkan tuntutan terhadap pelaksanaan
program imunisasi.

Oleh karena itu, peneliti melakukan upaya peningkatan


pengetahuan melalui materi penyuluhan imunisasi di
Posyandu Marsudiwaras 6 Kelurahan Bulakan, Sukoharjo.
PEMBAHASAN

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan


pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui tehnik praktek belajar atau instruksi
dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia secara individu, kelompok
maupun masyarakat untuk dapat lebih
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat
(Depkes, 2002).
Inovasi penyuluhan yang disertai pre-test - post-test
berdasarkan pernyataan Costa (2013) yang
mengungkapkan bahwa

untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan yaitu


meningkatnya pengetahuan subjek setelah diberikan
penyuluhan, maka dilakukan

pre-test dan post-test


pengetahuan materi pemahaman materi
yang akan diberikan yang telah diberikan
PEMBAHASAN
Secara menyeluruh, hasil analisis menjelaskan
bahwa subjek memiliki pengetahuan kurang pada
pre-test dan meningkat menjadi lebih baik pada
post-test. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor
post-test yang lebih tinggi daripada rata-rata skor
pre test.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil skor pre-test dan post-test ,
yang masih membutuhkan peningkatan yaitu
pengetahuan mengenai KIPI.

Namun, tetap menjelaskan mengenai definisi


imunisasi, manfaat imunisasi, indikasi dan
kontraindikasi, waktu kapan imunisasi kembali,
imunisasi lanjutan dan imunisasi lain, serta
mempersiapkan jawaban atas isu-isu mengenai
imunisasi.
PEMBAHASAN

Hasil dari analisis data penelitian mengenai tingkat


pengetahuan imunisasi didapatkan perbandigan
pretest- post-test sebanyak 2 orang mengalami
penurunan tingkat pengetahuan dan 2 orang tidak
mengalami perubahan. Keberhasilan suatu
penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor
penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
PEMBAHASAN
 Faktor yang kemungkinan mempengaruhi adalah situasi
pelaksanaan di Posyandu Marsudiwaras 6 yang
melibatkan ibu dan anak, dimana banyak ibu yang
terbagi fokus antara memahami materi dan menjaga
anak. Selain itu pelaksanaan sangat bergantung dari
waktu kedatangan ibu dan tingkat kooperatif anak,
sementara waktu kedatangan setiap ibu berbeda-beda dan
tingkat kooperatif anak berbeda-beda. Selain itu,
kepercayaan yang telah tertanam terhadap isu imunisasi
juga menjadi faktor penghambat dalam pelaksaaan
penelitian ini.
PEMBAHASAN
 Namun secara menyeluruh, hasil analisis
menunjukkan peningkatan pengetahuan pada post-
test dibandingkan pre-test yang dapat dilihat dari
rata-rata skor post-test yang lebh tinggi daripada
rata-rata skor pre-test. Dengan demikian hipotesis
bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap
tingkat pengetahuan subjek mengenai imunisasi di
Posyandu Marsudiwaras 6 dapat dibuktikan pada
penelitian ini.
PEMBAHASAN
 Dari berbagai permasalahan yang muncul di atas, maka
diperlukan partisipasi lebih dari puskesmas dan
posyandu, khususnya petugas kesehatan yang melakukan
imunisasi, untuk melaksanakan penyuluhan lebih lanjut baik
secara umum maupun personal. Berdasarkan penelitian ini,
hal penting yang harus ditekankan adalah mengenai efek
samping imunisasi. Namun, tetap menjelaskan mengenai
definisi imunisasi, manfaat imunisasi, indikasi dan
kontraindikasi, waktu kapan imunisasi kembali, imunisasi
lanjutan dan imunisasi lain, serta mempersiapkan jawaban
atas isu-isu mengenai imunisasi.
KESIMPULAN
 Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis penelitian mengenai
tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi di Posyandu Marsudi
Waras 6, Kelurahan Bulakan, Sukoharjo tanggal 16 November
2018, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyuluhan
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan mengenai
imunisasi pada subjek di Posyandu Marsudi Waras 6 sehingga
dapat menjadi alternatif kegiatan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan mengenai imunisasi di
Posyandu Marsudiwaras 6. Diharapkan dengan meningkatnya
pengetahuan akan diikuti dengan peningkatan cakupan imunisasi
baik dasar maupun lanjutan, peningkatan kewaspadaan terhadap
KIPI dan memahami penatalaksanaannya, serta secara tidak
langsung meningkatkan pelayanan Posyandu Marsudi Waras.
SARAN
1. Bagi Puskesmas
a. Penilaian tingkat pengetahuan ibu mengenai
imunisasi sebaiknya juga dilakukan di posyandu
lainnya sehingga dapat diperoleh profil tingkat
pengetahuan ibu mengenai imunisasi secara lebih
lengkap.
b. Kegiatan penyuluhan mengenai imunisasi rutin
dilaksanakan di tiap posyandu dan puskesmas,
baik secara menyeluruh maupun personal, serta
membuka sesi tanya jawab mengenai isu imunisasi.
SARAN
2. Bagi tenaga kesehatan
 Pendampingan dari bidan desa dan kader yang

dilakukan secara berkesinambungan perlu


ditingkatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
cakupan imunisasi.
SARAN
3. Bagi Subjek
 a. Subjek dapat berperan aktif untuk mencari

informasi dan bertanya mengenai topik imunisasi


kepada petugas kesehatan melalui posyandu yang
diadakan rutin setiap bulannya.
 b. Subjek dapat menerapkan pengetahuan yang

didapat sehingga melengkapi imunisasi yang


belum dilakukan dengan tepat waktu dan
memahami KIPI serta upaya yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset
kesehatan dasar 2013.
http://www.depkes.go.id/ resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
Retrieved November 25, 2018.
 Costa, M,2014. Choosing the Right Assessment Method: Pre-Test/Post-Test Evaluation,
Boston University, Cabrillo Colleges SLO websites 12/17/2013; Revised 4/23/2014.
 Dahlan S. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Arkas; 2004. 
 Effendy. 2003. Penyuluhan kesehatan.. Jakarta.
 Fadhila, SR., 2017. Apakah vaksin mengandung babi? Ikatan Dokter Anak Indonesia.
www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/apakah-vaksin-mengandung-babi. Retrieved
November 20, 2018.
 Hastono, 2003. Analisis data. Jakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat universitas
Indonesia.
 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2017. Pertanyaan Seputar Imunisasi MR.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Berikan Anak Imunisasi Rutin
Lengkap, Ini Rinciannya.
http://www.depkes.go.id/article/view/18043000011/ berikan-anak-imunisasi-rutin-leng
kap-ini-rinciannya.html
. Retrieved November 18, 2018.
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Data dan informasi profil kesehatan
Indonesia 2017.
 Najmah, S., 2012. Mengetahui Normalitas Data (Uji Normalitas Data). Manajemen
dan analisa Data Kesehatan.
http://madfkmunsri.blogspot.com/2012/06/e-mengetahui-normalitas-data-uji.html.
Retrieved November 21, 2018.
 Notoatmodjo, 2007. Jurnal Metode Penyuluhan. Jakarta.
 Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta :
Jakarta
 Permenkes RI Nomor 12 tahun 2017. Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
 Raharjo, S., 2014. Cara Melakukan Uji Statistik Deskriptif dengan Software
SPSS. https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-statistik-deskriptif-spss.html.
Retrieved Novvember 20, 2018.
 Ranuh, IG.N.G., Suyitno, H., Hadinegoro, S.R.S., Kartasasmita, C.B.,
Ismoedijanto, Soedjatmiko, 2014. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Edisi ke-5.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
 Riskesdas. 2018. Potret Sehat Indonesia dari Riskesdas 2018. Riskesdas.
http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-indonesia-dari-
riskesdas-2018.html
. Retrieved November 10, 2018.
 Sabri, L., Hastono, SP., 1999. Modul Biostatistik dan Statistik Kesehatan
Depok: Program Pascasarjana Program Studi IKM, Universitas Indonesia.
 United Nations, 2018. Transforming our world: The 2030 Agenda for
Sustainable Development, United Nations.
https://sustainabledevelopment.un.org Retrieved November 11, 2018.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai